PENDAHULUAN
Stroke sudah dikenal sejak dulu kala, bahkan sebelum zaman Hippocrates.
Soranus dari Epheus di Eropa telah mengamati beberapa faktor yang mempengaruhi
stroke. Hippocrates adalah bapak kedokteran asal Yunani. Ia mengetahui stroke sejak
2400 tahun silam. Kala itu, belum ada istilah stroke. Hippocrates menyebutnya dalam
bahasa yunani : apopleksi. Artinya, tertubruk oleh pengabaian. Sampai saat ini, stroke
masih merupakan salah satu penyakit saraf yang paling banyak menarik perhatian.1,2
Definisi WHO, stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih
dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab lain selain
B. INSIDEN
Stroke dapat mengenai semua usia, termasuk anak-anak. Namun, sebagian
besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Makin tua
umur, resiko terjangkit stroke makin besar. Penyakit ini juga tidak mengenal jenis
kelamin. Tetapi, stroke lebih benyak menjangkit laki-laki daripada perempuan. Lalu
dari segi warna kulit, orang berkulit hitam berpeluang terkena stroke lebih besar
di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin
penting, dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang.2,3
Menurut WHO tahun 2001, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit
stroke. Dari jumlah itu 5,5 juta telah meninggal dunia. Penyakit tekanan darah tinggi
1
Di Indonesia penyakit stroke menduduki posisi ketiga setelah jantung dan
kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15% saja yang dapat sembuh total dari
D. ANATOMI
Otak memperoleh darah melalui dua system yakni system karotis (arteri
karotis interna kanan dan kiri) dan system vertebral. Arteri karotis interna, setelah
memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak
oftalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang dua : arteri serebri
anterior dan arteri serebri media. Untuk otak, system ini member darah bagi lobus
medulla oblongata dan pons, keduanya bersatu arteri basilaris, dan setelah
berakhir sebagai sepasang cabang arteri serebri posterior, yang melayani darah bagi
dan beranastomosis satu bagian lainnya. Cabang-cabang yang lebih kecil menembus
kedalam jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabang-cabang arteri
sistem kolateral antara system karotis dan system vertebral, yaitu :3,4,5
Sirkulasi Wilisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh arteri
2
menghubungkan kedua arteri serebri anterior), sepasang arteri serebri media
media dan posterior) kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di dasra otak.
Anastomosis arteri serebri interna dan arteri karotis eksterna di daerah orbita,
eksterna.
Hubungan antara system vertebral dengan arteri karotis eksterna (pembuluh
darah extrakranial).
Selain itu masih terdapat lagi hubungan antara cabang-cabang arteri tersebut,
sehingga menurut Buskrik tidak ada arteri ujung (true end arteries) dalam jaringan
otak.
Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem : kelompok vena interna, yang
mengumpulkan darah ke vena Galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna
yang terletak dipermukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis
3
superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya melalui vena-vena jugularis
E. FISIOLOGI
Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak, dan system
vertebrabasilaris terutama member darah bagi batang otak, serebellum dan bagian
posterior hemisfer. Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama oleh 3 faktor.
Dua faktor yang paling penting adalah tekanan untuk memompa darah dari system
arteri-kapiler ke system vena, dan tekanan (perifer) pembuluh darah otak. Faktor
ketiga, adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilitasnya
jantung, darah, pembuluh darah, dll) dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah
otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila
tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi system arteriol otak ini disebut
daya otoregulasi pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan darah
Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang trurun, serta suasana jaringan yang
asam (PH rendah), menyebabkan vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan darah parsial
CO2 turun, PO2 naik, atau suasana PH tinggi, maka terjadi vasokontriksi.4,5
Viskositas/kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO, sedangkan
F. FAKTOR RESIKO
4
Pemeriksaan faktor resiko dengan cermat dapat memudahkan seorang dokter
untuk menemukan penyebab terjadinya stroke. Terdapat beberapa faktor resiko stroke
iskemik, yakni:6,7
Usia lanjut (resiko meningkat setiap pertambahan dekade)
Hipertensi
Merokok
Penyakit jantung (penyakit jantung koroner, hipertrofi ventrikel kiri, dan
Resiko stroke juga meningkat pada kondisi dimana terjadi viskositas darah dan
penggunaan kontrasepsi oral pada pasien dengan resiko tinggi mengalami stroke
iskemik.6,7,8
G. KLASIFIKASI
Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis :7,8
1. Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Pada bentuk ini gejala neurologis yang timbul akibat gangguan peredaran darah di
(RIND)
Gejala neurologic yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam,
terjadi karena adanya sumbatan di pembuluh darah besar di otak oleh karena
arteri). Stroke karena trombosis ini merupan stroke yang paling sering terjadi
menyumbat suatu pembuluh darah tertentu di otak yang pada akhirnya daerah
5
otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi tersebut menjadi
kekurangan nutrisi dan oksigen (iskemia) dan akhirnya menjadi mati (infark).
arteri serebral yang kecil juga terkena proses aterosklerosis. Penyempitan yang
pada saat tidur atau tidak beraktifitas. Pasien biasanya baru sadar bahwa
mereka mengalami kelemahan anggota badan sesisi pada saat mereka bangun.
darah kecil yang ada di otak. Terjadi pada sekitar 20% kasus dari seluruh
stroke. Stroke lakunar ini disebabkan oleh adanya sebuah lesi/luka yang kecil,
berbatas jelas berukuran kurang lebih 1,5 cm yang biasanya terletak di daerah
subkortikal, kapsula interna, batang otak, dan serebelum. Stroke lakunar ini
6
berkaitan kuat dengan hipertensi dan juga dihubungkan dengan perubahan
darah/bekuan darah yang berasal dari jantung dan kemudian terbawa aliran
Proporsinya sekitar 20% dari seluruh kasus stroke. Bekuan darah dari jantung
ini biasanya terbentuk akibat denyut jantung yang tidak teratur (misalnya
fibrilasi atrium), kelainan katup jantung, infeksi di dalam jantung, dan juga
operasi jantung.8,9
H. ETIOLOGI
Pada tingkatan makroskopis, stroke iskemik paling sering disebabkan oleh
emboliekstrakranial atau trombosis intrakranial. Selain itu, stroke iskemik juga dapat
diakibatkan oleh penurunan aliran darah serebral. Pada tingkatan seluler, setiap proses
yang mengganggu aliran darah menuju otak menyebabkan timbulnya kaskade iskemik
melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah leher.
b. Embolisasi Kardiogenik dapat terjadi pada :
1. Penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan
7
6. Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endokardial, jantung
miksomatosus sistemik
c. Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai :
1. Embolia septic, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis
2. Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru
3. Embolisasi lemak dan udara atau gas N (seperti penyakit caisson)
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun dari right-
adalah trombi valvular (seperti pada mitral stenosis, endokarditis, katup buatan),
trombi mural (seperti infark miokard, atrial fibrilasi, kardiomiopati, gagal jantung
kongestif) dan atrial miksoma. Sebanyak 2-3% stroke emboli diakibatkan oleh
infark miokard dan 85% di antaranya terjadi pada bulan pertama setelah
2. Trombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar
(termasuk system arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulasi
Willisi dan sirkulasi posterior). Tempat terjadinya trombosis paling sering adalah
titik percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis
8
Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik dengan cara :
11,12,13,14
darah.
b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus atau peredaran
darah aterom.
c. Merupakan terbentuknya thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli
d. Menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lemah dan terjadi aneurisma yang
a. Keadaan pembuluh darah, bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau
yang disebut otoregulasi otak yakni kemampuan intrinsik dari pembuluh darah
otak agar aliran darah otak tetap konstan walaupun ada perubahan dari tekanan
perfusi otak.
d. Kelainan jantung
1. Menyebabkan menurunnya curah jantung, atrial fibrilasi dan blok jantung
2. Lepasnya embolus menimbulkan iskemik otak.
9
10
11
Patofisiologi Terjadinya Stroke Non Hemoragik : 13,14
J. DIAGNOSIS
1. Gambaran Klinis14,15
a. Anamnesa
Stroke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami defisit
neurologi akut (baik focal maupun global) atau penurunan tingkat kesadaran.
Tidak terdapat tanda atau gejala yang dapat membedakan stroke hemoragik dan
meskipun gejala seperti mual muntah, nyeri kepala dan penurunan kesadaran lebih
sering terjadi pada stroke hemoragik. Beberapa gejala umum yang terjadi pada
12
monokuler atau binokuler, diplopia, disatria, ataksia, vertigo, afasia atau
terapi trombolitik. Beberapa faktor dapat mengganggu dalam mencari gejala atau
pertolongan.
3. Penderita atau penolong tidak mengetahui gejala-gejala stroke.
4. Terdapat beberapa kelainan yang gejalanya menyerupai stroke seperti kejang,
hiponatremia.4,5
13
Skoring untuk membedakan jenis stroke:
Skor siriraj:
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan
Keterangan :
- Derajat kesadaran : sadar pebuh (0), somnolen (1), koma (2)
- Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1)
- Vomitus : tidak ada (0), ada (1)
- Ateroma : tidak ada penyakit jantung, DM (0), ada (1)
b. Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendeteksi penyebab stroke
dan menentukan beratnya deficit neurologi yang dialami. Pemeriksaan fisik harus
14
mencakup pemeriksaan kepala dan leher, untuk mencari tanda trauma, infeksi, dan
jantung (ritmik ireguler, bising jantung) dan vaskuler perifer (palpasi arteri
karotis, radial dan femoralis). Pasien dengan gangguan kesadaran harus dipastikan
memisahkan stroke dengan kelainan lain yang memiliki gejala seperti stroke, dan
mental, dan tingkat kesadaran, pemeriksaan saraf cranial, fungsi motorik dan
sensorik, fungsi serebral, reflek patologis, dan reflek fisiologis. Tengkorak dan
tulang belakang pun harus diperiksa dan tanda-tanda meningens pun harus dicari.
Adanya kelemahan otot wajah pada stroke harus dibedakan dengan bells palsy
dimana pada bells palsy biasanya ditemukan pasien yang tidak mampu
tersumbat :
1. Arteri serebri Media (MCA)
Gejala-gejala antara lain hemiparese kontralateral, hipestesi kontralateral,
15
berat daripada tungkai atas), defisit sensorik kontralateral, demensia, dan
inkontinensia uri.4,5,6
3. Arteri Serebri Posterior
Menimbulkan gejala seperti hemianopsia homonymous kontralateral,
serebellar, batang otak yang luas. Gejala yang timbul antara lain vertigo,
babynski bilateran, tanda serebellar, disfagia, disatria, dan rasa tebal pada
wajah. Tanda khas pada stroke jenis ini adalah temuan klinis yang saling
kontralateral).
5. Arteri Karotis Interna (Sirkulasi Anterior)
Gejala yang ada umunya unilateral. Lokasi lesi yang paling sering
adalah bifurkasio arteri karotis komunis menjadi arteri karotis interna dan
oftalmika (menifestasinya adalah buta satu mata yang episodik biasa disebut
dan media sehingga gejala pada oklusi arteri serebri anterior dan media pun
dapat timbul.
6. Lakunar Stroke
Lakunar stroke timbul akibat adanya oklusi pada arteri perforans kecil
Gejala yang timbul adalah hemiparese motorik saja, sensorik saja atau ataksia.
Stroke jenis ini biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit pembuluh darah
16
2. Gambaran Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin diperlukan sebagai dasar pembelajaran dan mungkin
menunjukkan penyakit yang diderita pasien saat ini (diabetes, gangguan ginjal).
Pemeriksaan koagulasi dapat menunjukkan kemungkinan koagulopati pada
pasien. Selain itu, pemeriksaan ini juga berguna jika digunakan terapi trombolitik
dan antikoagulan.
Biomarker jantung juga penting karena erat hubungan antara stroke dengan
antara peningkatan enzim jantung dengan hasil yang buruk dari stroke.
3. Gambaran Radiologi
a. CT Scan dan MRI
Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan
17
b. CT Perfusion
Modalitas ini merupakan modalitas yang baru yang berguna untuk
pemeriksaan scan setelah kontras, perfusi dari region otak dapat diukur.
TIA.
d. Ultrasound scan arteri karotis
Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip
stenosis secara akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan
tersumbat.
K. PENATALAKSANAAN
18
Target managemen stroke iskemik akut adalah untuk menstabilkan pasien dan
Keputusan penting pada management akut ini mencakup perlu tidaknya intubasi,
pengontrolan tekanan darah, dan menentukan resiko atau keuntungan dari pemberian
terapi trombolitik.16,17
Penatalaksanaan umum
1. Pertahankan saluran pernafasan yang baik.
2. Pertahankan tekanan darah yang cukup, untuk itu evaluasi fungsi jantung
parenteral.
Pengobatan stroke iskemik
Apabila sasaran dari terapi stroke akut adalah daerah inti dari iskemi yaitu
daerah dimana neuron mengalami kekurangan oksigen dan cepat mati, maka
hanya terapi yang cepat dan efektif yang dapat mengembalikan sumbatan
aliran darah dan meningkatkan aliran sebelum sel mengalami rusak yang
19
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan
methionin
c. Mengurangi akibat glutamate NMDA blocker pada iskemia regional
GM1
e. Menetralisir radikal bebas dengan vitamin C, vitamin E, superoxide
bidang ini.
4. Memulihkan sedapat mungkin semua faktor resiko yang ada17,18
5. Pengobatan penyebab stroke
Kalau terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini
20
white clot (gumpalan platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat adalah
mengurangi daya pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal ini diikuti oleh
stenosis dan pelambatan aliran darah yang progresif, maka terapi adalah
sampai buntu total dan aliran darah hanya dari kolateral saja baru
sel glia disekitar inti sistemik dengan memperbaiki fungsi sel yang
L. KESIMPULAN
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis
yang utama di Indonesia. Pada stroke, terjadi hipoksia srebrum yang menyebabkan
cedera dan kematian sel-sel neuron. Vaskularisasi otak secara anatomis terbagi atas
interna, arteri vertebralis, dan arteri basilaris. Sednagkan arteri intrakranial yaitu arteri
serebri anterior, arteri serebri media dan arteri serebri posterior. Masing-masing arteri
21
memvaskularisasi kawasan-kawasan tertenti diotak. Sehingga apabila terjadi oklusi
atau stenosis pada arteri-arteri tersebut maka menimbulkan manifestasi klinis yang
Evaluasi penderita dilakukan untuk melihat kemajuan penderita stroke sehingga bisa
M. KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling umum dan penting dari stroke iskemik meliputi edema
jarang (10-20%)
2. Beberapa pasien mengalami transformasi hemoragik pada infark, hal ini
diperkirakan terjadi pada 5% dari stroke iskemik yang tidak rumit, tanpa adanya
trombolitik.
3. Insiden kejang berkisar antara 2-3% pada pasca-stroke periode pemulihan.
N. PROGNOSIS
Stroke berikutnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yang paling penting
adalah sifat dan tingkat keparahan deficit neurologis yang dihasilkan. Usia pasien,
prognosis. Secara keseluruhan, sekitar 80% pasien dengan stroke bertahan hidup
dalam 10 tahun sekitar 35%. Angka yang terakhir ini tidak mengejutkan, mengingat
usia lanjut dimana biasanya terjadi stroke. Dari pasien yang selamat dari periode akut,
sekitar satu setengah sampai dua pertiga kembali fungsi independen, sementara
22
Konsep Hipertensi
Definisi
23
sebab yang diketahui. Menurut The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure (JNC VII) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa
terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan
derajat 2 (Yogiantoro M, 2006).
Epidemiologi
24
saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang
diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres
akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain.. Klasifikasi Tekanan darah
diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua kali atau lebih
pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan.
25
Faktor risiko hipertensi yang tidak terkontrol pasca serangan
stroke yang pertama dapat menyebabkan pendarahan hebat akibat
pecahnya pembuluh darah intraserebral menyebabkan darah keluar dari
pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan otak sehingga terjadi
penekanan pada struktur otak dan pembuluh darah menyeluruh. Hal ini
akan menyebabkan stroke ulang dengan peningkatan angka kematian,
kecacatan dan tingginya biaya pengobatan akibat stroke ulang (Junaidi,
2011).
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.Lukman
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 56 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Kuta Padang
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Tanggal masuk Rumah Sakit : 20 Januari 2016
Tanggal pemeriksaan : 20 Januari 2016
II. ANAMNESA
Alloanamnesa pada tanggal 20 Januari 2016
A. Keluhan utama
Lemah pada sisi sebelah kanan tubuh (lengan dan tungkai) sejak 1 hari yang
26
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD CND pada tanggal 20 januari 2016 dengan keluhan
lemah pada tangan dan tungkai kanan sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk
Awalnya pasien merasakan lengan dan tungkai kanan terasa berat saat
lemah.sebelumnya pasien juga pernah merasakan hal yang sama pada sisi
tubuh kiri secara berulang dan sembuh sendiri sejak 1 bulan yang lalu.
D. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan tidak rutin meminum obat hipertensi.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat stroke pada keluarga tidak ada
- Riwayat hipertensi pada keluarga tidak ada
- Riwayat penyakit jantung dan diabetes mellitus tidak ada.
F. Riwayat Penggunaan Obat
-captopril 1x2 gram
-phenylbutazon 200 mg
III. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 20 Januari 2016
A. Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos Mentis, GCS = E4M5V6 = 15
Vital sign :
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 72x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,8C
Status Interna
Kepala : tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : keluar cairan tidak ada, tinnitus tidak ada
Hidung :Tidak ada deviasi septum, tidak ada secret yang keluar
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Paru :
Inspeksi : bentuk dada normal, jejas (-)
Palpasi : -
Perkusi : sonor kiri dan kanan
Auskultasi : wheezing (-), Ronkhi (-)
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : -
Perkusi : -
27
Auskultasi : galop (-), mur-mur (-)
Abdomen :
Inspeksi : tidak ada kelainan
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba
Status neurologis
1. Tanda rangsangan selaput otak
Kaku kuduk : tidak ada
Kernig : tidak ada
Laseq : tidak ada
2. Tanda peningkatan Tekanan Intrakranial
Sakit kepala : +
Muntah : -
Penurunan Kesadaran : tidak ada
Refleks Cahaya (L&TL) +/+
3. Nervus Kranialis
NI Penciuman baik
(Olfaktorius)
N II Tajam penglihatan : baik
(Optikus) Lapang pandang : -
Dapat melihat dan mengenali warna
N III, IV, VI Pupil ukuran 2-4 mm, bentuk bulat,
(Okulomotorius, isokor, posisi sentral
Troklearis,Abdusen) Bola mata bisa bergerak kesegala
arah
NV Dapat membuka mulut, dapat
(Trigeminus) menggerakkan rahang, menggigit
dan mengunyah dengan baik
N VII Dapat menutup mata
(Fasialis) Simetris waktu mengerutkan dahi
28
(Asesorius) Dapat menoleh ke kanan dan ke kiri
N XII Tidak ada deviasi lidah dan atrofi
(Hipoglosus) lidah
Gerakan involuntar:
Tremor :-
Chorea :-
Mioklonik :-
5. Pemeriksaan Refleks
Reflek Fisiologis
Reflek Patologis
Fungsi otonom
Miksi :Baik
Defekasi :Tidak BAB sejak 3 hari
29
6. Siriraj Stroke Score
(2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x diastolik)
(3 x aterom) 12
(2,5 x 0) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 90) (3 x 1) 12 = -2
Skor SSS < -1 : stroke iskemik
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 11,1 gr/dl
Leukosit : 66,000/mm3
KGDs : 174 mg/dl
V. DIAGNOSA
Diagnosa klinis : Hemiparesis Dextra + Hipertensi grade I
Diagnosa Topis : Hemisfer serebri sinistra
Diagnosa etiologi : Stroke Iskemik + Hipertensi grade I
VI. PENATALAKSANAAN
a. Farmakologi
Ivfd RL 1 fls / 12 Jam
Inj Citicolin 500 mg / 12 Jam
i. Ranitidin 1A/12 jam
ii. Alin f 1 A/12 jam
Oral : Amlodipin 5mg 1x1
i. CPG 75mg 1x1
ii. Simvastatin 1x20mg
b. Non Farmakologi
Edukasi : Pasien dianjurkan untuk banyak melakukan pergerakan
Follow up
Tanggal 21-01-2016
30
3333 5555
2222 5555
Vital sign :
Follow up
Tanggal 22-01-2016
S: KU : lemah anggota gerak sebelah kanan
KT : pusing
O: KU : baik
Kesadaran : kompos mentis
4444 5555
3333 5555
Vital sign :
Tekanan darah : 160/100mmHg
Nadi : 76x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,8C
Nervus kranialis : normal
Ekstremitas : babinsky (+), oppenheim (+)
A : hemiparesis ekstremitas Dextra + hipertensi grade II
Terapi : IVFD RL 1 fls/12 jam
Inj : citicolin 500mg/12 jam
Ranitidin 1A/12 jam
Alin f 1 A/12 jam
31
Oral : kapcam 1 2x1
CPG 75mg 1x1
Simvastatin 1x20mg
Amlodipin 1x10 mg
Candesartan 1x16 mg
Follow up
Tanggal 23-01-2016
KT : -
O: KU : baik
4444 5555
3333 5555
Vital sign :
Nadi : 78x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,8C
32
Terapi : IVFD RL 1 fls/12 jam
Simvastatin 1x20mg
Follow up
Tanggal 24-01-2016
KT : -
O: KU : baik
4444 5555
4444 5555
Vital sign :
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 21x/menit
33
Suhu : 36,5C
Simvastatin 1x20mg
Prognosis
34