PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presentasi bokong merupakan suatu keadaan di mana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. Penyeababnya
belum diketahui, tapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini terjadi yaitu;
kelainan pada janin, volume air ketuban, lokasi plasenta, kelainan pada uterus. (4,5)
Presentasi bokong dapat didiagnosa dengan cara; palpasi, auskultasi,
pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang (USG dan Rontgen). Pada keadaan ini
janin dapat dilahirkan melalui jalan lahir dengan menggunakan beberapa tehnik, tapi
bila tidak memungkinkan maka harus dilakukan persalinan per-abdominal. Komplikasi
yang dapat terjadi bila janin dilahirkan melalui jalan lahir yaitu; bagi ibu (robekan pada
perineum, partus lebih lama dan infeksi) dan bagi bayi (tali pusar terjepit, asfiksia,
kerusakan jaringan otak, fraktur pada tulang tulang dan kematian). (4,5)
Menurut Villar dalam Global survey WHO tentang Kesehatan Maternal dan
Perinatal bahwa pada tahun 2005 di sejumlah Negara di Amerika Latin, insidensi
dari presentasi bokong dan malpresentasi lainnya adalah sebesar 11%. Lumbiganon
mencatat
pada
tahun
2007-2008
di
A. Definisi
1
B. Etiologi
Penyebab dari presentasi bokong belum jelas, tetapi ada beberapa faktor
predisposisi yaitu: (4,5)
1. Faktor Ibu
a. Kelainan Uterus: Mioma uteri, uterus arkuatus, bikornis.
b. Kelainan panggul: Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat
mengganggu fiksasi dari kepala janin.
c. Kelainan dari jumlah air ketuban: Hidramnion menyebabkan terlampau bebasnya
pergerakkan janin dalam uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada
oligohidramnion gerakan janin terbatas sehingga terhalang versi spontan dari
janin.
d. Plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas panggul.
2. Faktor Janin
a. Bayi prematur: Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil sehingga fiksasi
kepala tidak sempurna
b. Kehamilan ganda: Pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam
rahim.
c. Bayi mati: Presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin
tidak ada lagi.
d. Bayi dengan kelainan bawaan: Kelainan bawaan pada kepala bayi dapat
mengganggu fiksasi dari kepala bayi, misalnya hidrosefalus, anensefalus dan
mikrosefalus.
C. Klasifikasi
Presentasi bokong diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: (1,4,5)
1. Frank breech (Presentasi bokong sempurna)
2
Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki
terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai
sebagai bagian terbawah.
2. Complete breech (Presentasi bokong lengkap)
Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan salah satu atau kedua lutut juga
fleksi. Pada pemeriksaan dalam selain bokong, kaki juga dijumpai disamping
bokong.
3. Incomplete breech (Presentasi bokong tidak lengkap)
Dimana salah satu atau kedua paha tidak fleksi dan salah satu atau kedua kaki
terletak di bawah bokong. Sehingga pada pemeriksaan dalam kaki atau lutut yang
merupakan bagian terbawah. Terdiri dari:
a.
Footling breech salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan bokong
pada posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin premature.
b.
Kneeling breech janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua kaki
ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang.
D. Diagnosis (2,4,5)
Presentasi bokong dapat ditegakkan dengan pemeriksaan luar, pemeriksaan
dalam dan pemeriksaan penunjang (USG). Ibu hamil dengan presentasi bokong selalu
mengemukakan adanya penekanan pada ulu hati oleh kepala janin yang diraba pada
bagian fundus dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah abdomen.
1. Inspeksi:
Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik.
2. Palpasi:
Cara palpasi yang dipakai adalah dengan cara LEOPOLD.
Pada Leopold I: Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta mudah digerakkan
(ballottement) pada fundus uteri. Kepala biasanya terletak di daerah hypochondrium,
disebabkan fleksi tulang panggul. Kadang-kadang kepala teraba di daerah
epigastrium. Jika air ketuban sedikit dan posisi dorso-posterior kepala menjadi fleksi
dan tidak mudah bergerak sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air
ketuban berlebihan (polihidramnion) sukar untuk meraba kepala.
Pada Leopold II: Menunjukkan punggung berada pada satu sisi abdomen dan
bagian-bagian kecil janin pada sisi yang lain.
Pada Leopold III: Teraba bokong janin yang lunak, dan kurang bulat dibandingkan
kepala janin yang teraba pada perasat Leopold I. Bila belum Enggagement, diameter
intertrochanterica dari panggul janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas
panggul.
Pada Leopold IV: Menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis.
3. Auskultasi:
Bunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar
umbilicus atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
4. Pemeriksaan Dalam:
Sebelum inpartu sedikit yang dapat diperoleh dari pemeriksaan dalam
terhadap presentasi dan posisi janin. Bila telah inpartu pemeriksaan dalam
diperlukan untuk menentukan jenis dan posisi presentasi bokong. Pada presentasi
bokong dapat teraba sacrum, kedua tuberositas ischiadica dengan processus
spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih lanjut, dengan pemeriksaan dalam
yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali.
Apabila teraba bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan
tangan. Pada kaki teraba tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang
letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari tangan kurang lebih sama
dengan panjang telapak tangan janin.
Pada partus tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan
diagnosa presentasi muka. Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica
seperti rahang atas. Dengan perabaan hati-hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus
terasa tegangan otot-otot spinter ani dan bila tangan dikeluarkan terdapat meconium
pada sarung tangan.
Posisi presentasi bokong ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap
panggul ibu. Sakrum kiri depan yang terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan
30%.
Pada Presentasi bokong sempurna (Complete Brecch), kedua kaki dapat
diraba disamping bokong. Sedangkan pada Incomplete Breech , hanya teraba satu
kaki disamping bokong. Dan pada Frank Breech tidak teraba kaki disamping
bokong.
5. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi
kepala janin, memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan untuk menentukan
usia kehamilan serta kesejahteraan janin.
Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipe presentasi
bokong merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada tidaknya fleksi dari
kepala janin. Peran Pelvimetri radiologik dalam menentukan tindakan persalinan
sungsang masih menjadi kontroversial.
Pembukaan lengkap
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Parsial
(Partial
Breech
Extraction/Assisted
Breech
Delivery/Manual Aid)
Ekstraksi parsial adalah lahirnya anak secara spontan sampai batas
umbilikus (pasif). Kemudian seluruh tubuh bayi dilahirkan dengan
pertolongan aktif. Pada fase pasif kita harus menunggu dengan sabar
i.
10
Cara Lovset
Setelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang, tubuh bayi
ditarik ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan belakang, setelah itu
bayi diputar 900 sehingga bahu depan menjadi bahu belakang, lalu
dilahirkan.
Cara Muller
Tarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan.
Cara melahirkan bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan
11
ii.
12
Cara Naujoks
Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang
leher dari belakang pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan
penolong lain menekan dari atas simfisis.
belakang dekat
13
14
Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang kaki
yang turun.
15
16
Skor 0
Skor 1
Primigravida
>39 minggu
>3650 gr
Tidak ada
<2 cm
Multigravida
38 minggu
3176 - 3649 gr
1 kali
3 cm
<-3
-2
Skor 2
< 37 minngu
<3176 gr
>2 kali
>4cm
-1 atau lebih
rendah
G. Prognosis (1,4,5)
Resiko
persalinan
pervaginam
pada
presentasi
bokong
lebih
tinggi
H. Komplikasi (1,4,5)
4. Komplikasi presentasi bokong pada ibu:
a. Pelepasan plasenta
b. Perlukaan vagina dan serviks
c. Endometritis.
2. Komplikasi pada janin:
a. Prolaps tali pusat.
b. Trauma pada bayi.
18
BAB III
STATUS PASIEN
: Ny. AF
Umur
: 31 Tahun
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Alamat
: Blang Baeranzang
Tgl Masuk
Nomor MR
: 81-49-80
Anamnesis Penyakit
KU
: ?? ?? 15
ANC : 1 ke Bidan
Riwayat persalinan : G3P1A1
Pemeriksaan Fisik
Status Present:
Sensorium
: Compos Mentis
Anemis
: (-)
Tekanan Darah
: 140/100 mmHg
Ikterus
: (-)
Frekwensi Nad i
: 80 x/i
Cyanosis
: (-)
Frekwensi Nafas
: 24 x/i
Dyspnoe
: (-)
Suhu
: 36,8 0C
Edema
: (-)
Status Obstetrikus:
Inspeksi
TFU
: 23 cm
Teregang
: Kanan
Terbawah
: Bokong
Gerak
: (+)
DJJ
: 150 x/menit
HIS
: 2 x 20 /10
Kesan
: Panggul Adekuat
VT
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium ( Tanggal 03 06 - 2015 )
20
Hb
: 12, 3 g/dl
Hematokrit
: 36 %
Leukosit
: 16.300/mm3
Trombosit
: 360.000/ mm3
Protein Urin
: Negatif
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan povidon iodin pada dinding abdomen lalu
Dengan meluksir bokong maka lahir bayi Perempuan, BB 2700 gr, PB 50 cm, anus
FOLLOW UP
Hari ke :
Tanggal
Sens
TD
Nadi
RR
Suhu
Asi
TFU
NH 0
03 06 2015
CM
110 / 60 mmHg
81 x/i
22 x/i
36 0C
(-)
Satu jari dibawah
NH 1
04 06 2015
CM
110 / 80 mmHg
80 x/i
20 x/i
36 0C
(+ ) sedikit
1 jari dibawah
NH 2
05 06 2015
CM
120 / 70 mmHg
80 x/i
20 x/i
37,0 0C
(+) banyak
2 jari dibawah
NH 3
06 06 2015
CM
120 / 70 mmHg
80 x/i
20 x/i
36,8 0C
(+) banyak
3 jari dibawah
22
pusat
(-)
Tertutup verban
Peristaltik
Luka
Opersi
Flatus
Urine
Defekasi
Diet
Diagnosa
Terapi
pusat
Lemah
Tertutup verban
Cukup
Tidak ada
MB
-
Tirah baring
IVFD RL 20
gtt/i
Inj Antibiotik /
12 jam
pusat
Kuat
Tertutup verban
Ada
Ada
Cukup
Cukup
Tidak Ada
Ada
MB
MB
Post SC a/i presentasi bokong
Mobilisasi
- Duduk
- Obat oral
(mika-miki)
IVFD RL 20
- Aff infus
gtt/i
- GV
- PBJ
IVFD RL 20
gtt/i
Inj Antibiotik
Inj
Aff kateter
Inj Vitamin B
Antibiotik/IV/
1 /IV/12 jam
12 jam
Kateter
- Katter terpasang
pusat
Kuat
Tertutup verban
ada
Cukup
ada
MB
terpasang
DAFTAR PUTAKA
1. Bagian Obstetri & Ginekologi FK-UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Elstar Offset:
Bandung
2. Bagian Obstetri & Ginekologi FK-UNPAD. 1987. Obstetri Operatif. Elstar Offset:
Bandung
3. Lumbiganon P, Laopaiboon M, Gulmezoglu AM, Souza JP, Taneepanichskul S,
et al, Method of delivery and pregnancy outcomes in Asia : the WHO global
survey on maternal and perinatal health 200708. the Lancet journal ; 2010, vol.
375:490-499
23
24