Kesimpulan
Penatalaksanaan infertilitas lini pertama harus dimulai dengan penurunan
berat badan 5-10% dan perubahan gaya hidup (olahraga teratur, pengurangan
atau pencegahan merokok, kopi, dan konsumsi alkohol) akan memulihkan ovulasi
pada kebanyakan pasien pasien SOPK dengan kelebihan berat badan dan
obesitas. Klomifen sitrat tetap merupakan penatalaksanaan lini pertama yang
terjangkau,ramah pasien, dan sangat berhasil dalam induksi ovulasi (~60-80%
pasien pasien SOPK) terlepas efek negatif anti estrogen pada endometrium dan
angka abortus yang lebih tinggi daripada suntikan gonadotropin intramuskulus.
Penatalaksanaan infertilitas lini kedua pada pasien SOPK adalah zat peka
insulin dan penghambat aromatase. Zat peka insulin seperti Metformin dengan
memperbaiki respons tubuh terhadap insulin juga akan menurunkan
hiperandrogenisme ovarium, yang mana meningkatkan kemungkinan ovulasi.
Kombinasi CC dan Metformin akan sedikit tetapi tidak secara signifikan
meningkatkan kesempatan keberhasilan ovulasi daripada hanya dengan
penggunaan CC saja (~5%). Metformin mungkin lebih menguntungkan pada
wanita wanita yang memiliki SOPK yang lebih tua dan yang memiliki dominan
obesitas abdomen atau gagal untuk ovulasi hanya dengan menggunakan CC
saja. Penghambat aromatase , khususnya Letrozole sama efektifnya dengan CC
pada induksi ovulasi dengan angka kehamilan yang sama (~15%) tetapi tanpa
efek anti estrogen pada endometrium. Penelitian klinis lebih lanjut dibutuhkan
untuk menegaskan keefektifan mereka, dosis optimal dan keamanan dalam
penggunaan rutin untuk induksi ovulasi.
Langkah berikutnya pada penatalaksanaan lini kedua adalah gonadotropin
intramuskulus. Gonadotropin secara langsung meningkatkan jumlah FSH yang
beredar didalam tubuh, mendorong pertumbuhan dan perkembangan folikel
folikel matur. Pemantauan siklus folikel dan perkembangan endometrium dengan
teliti melalui ultrasound dan pemeriksaan darah dibutuhkan untuk memicu
ovulasi dengan Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Hal ini akan memberikan
waktu yang tepat untuk bersenggama atau inseminasi intrauterin (IUI) (sekitar
36 jam setelah penyuntikan HCG , ovulasi timbul).
Akhirnya, jika pasien tidak hamil dalam 6-12 bulan dari penatalaksanaan
induksi ovulasi sebagaimana disebutkan sebelumnya, penggunaan
penatalaksanaan lini ketiga harus dicadangkan untuk IVF, proses yang kompleks
dan mahal dari pengaturan hiperstimulasi ovarium dengan analog GnRH,
gonadotropin dan penilaian ultrasound dan laboratorium yang teliti terbukti
sangat efektif.