Anda di halaman 1dari 2

Solusi sawit

http://manajemenperkebunansawit.com/cara-sederhana-menciptakan-kebun-
sawit-yang-ramah-lingkungan-2

Perkebunan kelapa sawit dikenal sebagai perkebunan yang merusak lingkungan.


Namun anggapan itu masih bisa disangkal dengan meminimalisasi dampak yang diakibatkan
perkebunan kelapa sawit. Untuk meminimalisasi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
perkebunan kelapa sawit, maka diperlukan perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: pemilihan pupuk yang sesuai,
pengelolaan dan pemanfaatan limbah, dan pengoptimalan penggunaan air.
Sistem manajemen lingkungan yang baik akan memerhatikan keselamatan lingkungan
serta mendidik SDM untuk lebih peka pada kelestarian alam. Dimulai dari pemilihan pupuk
yang tidak mengandung senyawa kimia yang berbahaya. Dari beberapa kasus yang terjadi di
lapangan, kesalahan pengolahan dan penggunaan pupuk kimia berakibat menimbulkan
penyakit serius seperti Parkinson, autis, serta cacat mental yang dialami oleh bayi dalam
kandungan pada ibu hamil yang tinggal di sekitar area kebun.
Pada proses pemupukan, pengusaha kelapa sawit harus menggunakan rumusan pupuk
yang disesuaikan dengan kebutuhan tanah. Jadi tidak sembarang mengaplikasikan tetapi
dengan mempertimbangkan dosis serta SDM internal yang sudah terlatih menghitung dosis
pupuk yang akan dipakai. Menggunakan tenaga SDM yang tidak ahli akan menyebabkan
kerusakan lingkungan serta kerusakan tanaman serta tercemarnya lingkungan sekitar.
Pada proses produksi minyak sawit, limbah menjadi masalah serius dan memerlukan
pengelolaan yang baik sehingga tidak merusak lingkungan. Beberapa perusahaan bisanya
menerapkan prinsip pengelolaan limbah untuk mengurangi pencemaran serta
mengoptimalkan fungsi limbah. Selain dimodifikasi menjadi pupuk organik, biasanya limbah
sawit bisa dijadikan bahan bakar biodiesel yang ramah lingkungan. Pengelolaan limbah yang
berkelanjutan juga dapat menghasilkan energi yang dapat menggerakkan turbin untuk
membangkitkan tenaga listrik.
Proses pengelolaan kelapa sawit juga tidak terlepas dari limbah beracun seperti
pelumas bekas, wadah bekas pestisida, pemakaian lampu TL juga aki bekas. Beberapa
perusahaan menjaga agar limbah beracun ini tidak tersebar. Penanganannya sudah dilakukan
dengan cara mengganti lampu TL dengan led, menerapkan pengendalian hama sehingga
penggunaan pestisida dapat ditekan, selain itu juga menggunakan oil food grade yang dapat
mengurangi pelumas bekas.
Air merupakan sarana yang penting dalam proses produksi sawit. Air untuk
perkebunan diperoleh dari air permukaan, biasanya sungai sedangkan untuk pengairan pada
perkebunan kelapa sawit lebih mengandalkan air hujan. Diperlukan konservasi sumber air
dalam rangka mengupayakan efisiensi penggunaan air. Untuk menjamin simpanan air,
biasanya akan didirikan waduk dengan menerapkan manajemen pengairan yang dilengkapi
dengan pintu air yang dapat mengendalikan debit air dan mengatur level air pada permukaan
kebun. Secanggih itu ya ternyata. Ya, karena pada dasarnya setiap tanaman memerlukan
suplai air untuk bisa tumbuh dan menghasilkan buah.

Anda mungkin juga menyukai