Anda di halaman 1dari 15

Tugas 6

KOMODITI TEMBAGA

Oleh:

Firdaus

George Mikhail Pesik

Mislina

PROGRAM STUDI MAGISTER REKAYASA PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

KOMODITI TEMBAGA

Komoditi- Tembaga 1
SIFAT-SIFAT TEMBAGA
Sifat Fisika
1) Tembaga memiliki warna kuning kemerah-merahan.
2) Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, sehingga mudah
dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis, kawat.
3) Bersifat sebagai konduktor panas dan listrik yang bagus
untuk aliran elektron.
4) Tembaga bersifat keras bila tidak murni.
5) Memiliki titik leleh pada 1084,62 C, sedangkan titik didih pada
2562 C.

Sifat Kimia
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif Gambar 1. Tembaga dalam
sehingga tahan terhadap korosi. berbagai bentuknya
2) Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna
hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
3) Pada suhu sekitar 300C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang
berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000C, akan terbentuk
tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
4) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam non-oksidator encer seperti
HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi HCl pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan
membebaskan gas hidrogen.
5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara
membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
6) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan belerang
membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen
membentuk tembaga(I) klorida.

MINERALOGI TEMBAGA
Secara mineralogi bijih tembaga dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu:
a. Mineral tembaga murni c. Mineral oksida tembaga

b. Mineral sulfida tembaga d. Mineral tembaga kompleks

GENESIS TEMBAGA
Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu genesa
primer dan genesa sekunder.

Komoditi- Tembaga 2
1. Genesa Primer
Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses yang
berhubungan langsung dengan intrusi magma.

sebagian Magma Batuan beku


mengkristal atau mineral
terbentuk
Magma

Magma naik ke
Terowongan
permukaan bumi melalui atau intrusi
sebagian
rekahan-rekahan dalam tanah
terbentuk
tanah/batuan

Magma sampai di permukaan


bumi, tekanan magma
berkurang, temperature turun

Endapan
pegmatie
terbentuk
Bahan non-volatile Bahan volatile
terinjeksi terlepas

Endapan
hidrotermal

Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi umumnya
Gambar 2. Mekanisme Genesa Primer
granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses pembentukan
endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer. Ciri khas endapan
hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya pengisian rekahan
(fracture) atau celah pada batuan semula, rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan
yang besar. Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrusi batuan Complex
Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik, membentuk endapan tembaga porfiri.
Endapan porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi memiliki kadar
rendah namun tersebar merata, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang
menyebabkan terjadinya mineralisasi, dan merupakan endapan penghasil tembaga terbesar yaitu
lebih dari 50%. Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:
Mineral utama, terdiri: pirit, kalkopirit dan bornit.
Mineral ikutan, terdiri: magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit, kasiterit, kuebnit
dan emas.
Mineral sekunder, terdiri: hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga natif.

2. Genesa Sekunder
Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada mineral-mineral urat
(vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila terkena pengaruh air dan udara. Mineral
sulfida yang terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami
oksidasi dan berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air.
Akhirnya didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan
(penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada
kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona pengayaan sekunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan
air yang aktif, akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam
dibawa serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah
jauh sebelum proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit, gunative,
hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan kandungan kaya bijih.
Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai zona air tanah maka
akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses reduksi, karena bahan air

Komoditi- Tembaga 3
tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian terbentuklah suatu zona pengayaan
sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan
mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian
menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral kovelit dan
kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung konsentrasi
tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.

KEBERADAAN TEMBAGA
Tembaga ditemukan baik sebagai tembaga murni atau sebagai bagian dari
mineral. Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Tembaga
mudah didapat dari mineralnya, seperti: cuprite (Cu2O, 88,8% Cu), malachite (Cu2(OH)2CO3,
57,3% Cu), azurite, chalcopyrite (CuFeS2), 34,5% Cu), chalcosite (Cu2S, 79,8% Cu), Covellite
(CuS), enargit (Cu3AsS4), dan bornite (Cu5FeS4), dan yang paling banyak ditemukan adalah dalam
bentuk sulfurnya yaitu kalkopirit. (Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, 2003: 206)

KEGUNAAN TEMBAGA
1. Logam Tembaga, kegunaan:
a. Sebagai campuran untuk membuat perunggu (Cu 90% dan Sn10%) untuk membuat
patung, indutri arloji, atau ornamen
b. Sebagai campuran untuk membuat monel (Ni 70% dan Cu 30%)
c. Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk komponen pesawat
d. Sebagai campuran untuk membuat perhiasan (Cu 45% dan Au 55%)
e. Sebagai campuran untuk membuat kuningan (Cu 70% dan Zn 30%) untuk membuat
aksesoris, alat musik, atau ornamen
f. Sebagai campuran membuat kupronikel, (Cu 75% dan Ni 25%) untuk membuat uang
koin logam (contoh logam Amerika) dan logam-logam senjata mengandung tembaga
g. Alat-alat listrik seperti, kabel istrik, kumparan dinamo dan komponen berbagai alat
elektronik, alnico, pipa, motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah
dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung
microwave, sakelar, reaktifier transsistor, kawat, pematrian, alat-alat dapur
h. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian kapal
i. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol menjadi
metanal.
2 Senyawa Tembaga, kegunaan:
a. Tembaga (II) Oksida (CuO), sebagai insektisida, bahan baterai, bahan penyepuh dan
bahan pewarna hitam untuk keramik, bahan gelas, porselen dan rayon
b. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan memberikan
warna biru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat aditif dalam radiator
c. Tembaga (II) Klorida (CuCl2), sebagai pewarna keramik dan gelas, pabrik tinta, untuk
menghilangkan kandungan belerang pada pengolahan minya, dan fotografi serta
pengawet kayu dan katali
d. Campuran CuSO4 dan Ca(OH)2, disebut bubur boderiux banyak digunakan untuk
mematikan serangga atau hama tanaman, pencegah jamur pada sayur dan buah
e. Cu(OH)2 yang larut dalam larutan NH4OH membentuk ion kompleks cupri tetramin
(dikenal sebagai larutan schweitser), digunakan untuk melarutkan selulosa pada
pembuatan rayon (sutera buatan).

TAHAP EKSPLORASI TEMBAGA


Eksplorasi tembaga adalah keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi
sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan mineral tembaga yang ada.
Tahap-tahap dalam perencanaan kegiatan eksplorasi secara umum:
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang
diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
juga berskala kecil 1:50.000 sampai 1:25.000. Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data
dan peta-peta yang sudah ada (dari survey terdahulu), catatan lama, laporan temuan dan
lain-lain, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah itu, studi faktor-faktor geologi

Komoditi- Tembaga 4
regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk
memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan
tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat
dilihat di lapangan.
b. Survei dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei
dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta
topografi skala 1:50.000 atau 1:25.000). Tetapi jika belum ada, perlu dilakukan pemetaan
topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini
sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung untuk mencari tanda-tanda endapan
yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil contoh dari singkapan
yang penting.
Selain singkapan batuan pembawa bahan galian, yang perlu juga diperhatikan
adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan),
orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta
dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta
tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dan lain-lain.
Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan
dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model
geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan contoh dengan cara acak,
pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan
dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta
(dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dan lain-lain).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dan lain-lain yang dipakai untuk
menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik
(prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat
diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

2. Tahap Eksplorasi Detail


Menurut (White, 1997), kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan
jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor
untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan
(volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari
sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur,
dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga perencanaan tambang yang dibuat
menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data
mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau
ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa
bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi
bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.

3. Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan
analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka
dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang
dengan menguntungkan atau tidak.

TAHAP EKSPLOITASI/PENAMBANGAN TEMBAGA


Menurut Sukandarrumidi (2009), penambangan dilakukan dengan cara tambang terbuka
(open pit), apabila endapan bijih ditemukan tidak terlalu dalam. Dapat juga dilakukan dengan
penambangan dalam (underground) dengan membuat terowongan atau pengangkutan dengan
menggunakan alat-alat berat.
Khusus untuk tambang tembaga Grasberg dan Batu Hijau (Indonesia) adalah tipe porfiri.
Cebakan tembaga tipe porfiri mempunyai dimensi besar dan kadar relatif rendah sehingga atas
pertimbangan keekonomian, penambangan hanya dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka
(open pit mining). Pengupasan lapisan penutup (overburden) dan penambangan bijih dilakukan
dengan sistem jenjang (benches). Cebakan bijih tembaga yang sangat tebal memerlukan banyak

Komoditi- Tembaga 5
jenjang, dengan lebar dan tinggi jenjang diupayakan untuk dapat menahan batuan yang
berhamburan saat peledakan, dan menyediakan ruang gerak yang memadai untuk alat
pembongkar (excavator) dan unit pemuat (haulage).

Gambar 3. Tambang Batu Hijau, Sumbawa, NTB dengan cara tambang terbuka (open pit
mining)

Tahapan eksploitasi tambang terbuka tembaga:


1. Pengeboran
Pengeboran merupakan tahap awal untuk menghasilkan lubang siap ledak (blast
holes). Lubang siap ledak kemudian diledakkan dengan menggunakan bahan peledak yang
sudah ditentukan di bagian peledakan (blasting group) untuk menghasilkan material hancur
hasil peledakan (broken muck) yang selanjutnya digali oleh alat gali dan dimuat oleh alat
angkut (dump truck). Tahapan inti dalam proses pengeboran adalah:
a. Persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran
Kegiatan utamanya adalah menyiapkan rencana lokasi pengeboran yang rata untuk
mesin bor, membuat tanggul yang aman untuk memisahkan posisi mesin bor dari alat
lainnya, dan membersihkan batas material atau lumpur dari sisa peledakan sebelumnya.
Disini ditentukan tanda batas lokasi pengeboran yang umumnya berbentuk
kotak/persegi empat atau berbatasan langsung dengan hasil peledakan yang sudah
dilakukan sebelumnya. Proses persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran dengan
menggunakan dozer Caterpillar seri D10 atau seri D11.

b. Pelaksanaan pengeboran produksi


Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor. Pola pengeboran bisa
menggunakan pola pengeboran manual atau pola pengeboran dengan sistem Aquila.
Pola pengeboran manual menggunakan patok-patok kayu sebagai tanda posisi lubang
yang harus dibor yang diletakkan di tanah dan dilengkapi dengan keterangan survey
mengenai kedalaman lubang yang harus dibor. Sementara pengeboran dengan sistem

Komoditi- Tembaga 6
Aquila sudah terpasang pada semua mesin bor mengandalkan sistem pandu satelit
(Global Positioning System atau GPS) yang terhubung langsung ke antenna mesin bor
untuk memandu operator mengikuti pola dan kedalaman pengeboran.

Setelah proses pengeboran, mesin bor dipindahkan ke lokasi pengeboran


lainnya atau menunggu sampai proses peledakan lubang bor tersebut selesai.
Pemindahan mesin bor untuk jarak lebih dari 500 meter diangkut dengan alat bantu
yang disebut mesin lowboy.

2. Peledakan
Setelah lubang bor dibuat, juru ledak akan memeriksa setiap lubang bor untuk
memastikan kedalaman lubang tersebut sebelum dilakukan pengisian bahan peledak
(explosive). Setelah lubang disetujui, lubang diisi dengan primer (detonator+booster) dan
bahan peledak sesuai dengan kandungan air di dalamnya.

Pengisian lubang ledakan dengan explosive berupa Powergel.

Komoditi- Tembaga 7
3. Penggalian
Proses penggalian dilakukan dengan menggunakan alat gali atau shovel untuk
menggali material hasil peledakan atau material lepas yang berupa bijih atau batuan
penutup.

Ada dua jenis shovel yang digunakan dalam operasi penambangan tambang
tembaga: yaitu:
a. Shovel listrik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan tenaga listrik.
b. Shovel hidraulik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan sistem hidraulik.
Ada dua metode proses penggalian, yaitu:
a. Single side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika menerima muatan, truk
berada pada satu sisi shovel. Dengan demikian ketika salah satu truk sedang diberi
muatan, truk kedua dalam posisi antri atau pre-spot. Hidraulik shovel umumnya
menggunakan metode single side loading dan dilakukan di sisi kiri shovel. Shovel listrik
dilakukan bila loading area hanya bisa untuk maneuver satu truk saja.
b. Double side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika menerima muatan, truk
berada pada kedua sisi shovel sehingga ketika salah satu truk sedang diberi muatan, truk
kedua berada pada posisi menerima muatan di sisi lain. Metode ini pada umumnya
diterapkan untuk shovel listrik dengan lebar area loading yang memenuhi syarat dua
kali radius putar truk yang ditugaskan di shovel tersebut.

4. Pengangkutan
Bijih atau batuan penutup yang sudah digali kemudian diangkut ke dalam alat
angkut yang dikenal sebagai truk angkut tambang (dump truck). Setelah dilakukan pengisian
oleh shovel, truk akan menuju ke tempat pembuangan yang telah ditentukan sesuai dengan
materialnya. Jika truk mengangkut bijih, material yang diangkut akan dibuang ke crusher
bijih atau stockpile bijih. Jika material yang diangkut adalah bahan penutup, material akan
dibuang ke crusher overburden (OHS:Overburden Handling System) atau ke overburden
pump.

Komoditi- Tembaga 8
5. Penggerusan bijih atau batuan
Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka. Namun karena bukaan
yang semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi tambang
bawah tanah. Jika semua terwujud, tambang bawah tanah Grasberg akan menjadi salah satu yang
terbesar.

PENGOLAHAN MINERAL TEMBAGA MENJADI TEMBAGA BATANG


1. Phyrometalurgi
Adalah suatu proses pengolahan mineral dengan dasar panas. Inti dari proses ini
adalah pengolahan tembaga dengan melalui suatu proses yang bertujuan untuk mengubah
pengotor senyawa Sulfida menjadi Oksida atau disebut dengan proses Roasting.

4CuFeS2 + 9O2 2Cu2S+ 2Fe2O3+ 6SO2


Pada persamaan kimia diatas menunjukan bahwa proses Roasting bertujuan mengubah
Besi Sulfida menjadi Besi Oksida sedangkan Tembaga tetap Sulfida. Diubahnya besi sulfida
menjadi besi oksida agar pada proses selanjutnya yaitu smelting atau peleburan, tembaga
sulfida akan mencair meninggalkan besi oksida yang bertitik cair lebih tinggi dan akan
ditinggalkan sebagai terak pengotor, sedangkan tembaga yang telah mencair akan turun
kebawah karena berat jenis tembaga yang lebih tinggi dari besi oksida. Adapun urutan
prosesnya sebagai berikut:

Bijih Slurry (lumpur Dimasukkan ke tangki


tembaga tembaga) flotasi untuk pemisahan
dicampur air
dari mineral pengotor

terbentuk

Roasting Dewatering plant Konsentrat Cu


(pemanggangan) (penghilangan air) dengan kadar tinggi
untuk proses
reduksi pengotor dengan cara

Penyaringan Pengeringan sampai


putar didapat Cu kering

Ekstraksi dengan cara


tembaga murni Prometalurgi

Elektrolisis (dengan
Komoditi- Tembaga arus listrik) 9

Gambar 4. Pengolahan tembaga secara Phyrometalurgi


Namun seiring dengan kemajuan teknologi, proses Phyrometalurgi sudah tidak
diterapkan untuk pengolahan tembaga, karena kemudian diketahui ada suatu proses yang
lebih ekonomis untuk pengolahan tembaga yaitu hidrometalurgi.

2. Hidrometalurgi
Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan alam dengan
berdasar pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah bukan air biasa melainkan
air yang telah dicampur dengan suatu asam tertentu sebagai reduktor. Hidrometalurgi dipakai
karena keuntungan-keuntungannya antara lain :
a. Biaya pengolahan yang rendah
b. Recovery yang tinggi
c. Proses pengolahan relatif mudah
d. Investasi alat yang rendah sehingga memungkinkan percepatan BEP
e. Proses pengolahan yang relatif lebih singkat
Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat (H2SO4) yang
mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Asam sulfat dipakai sebagai pereduktor
bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat (CuSO4.5H2O). Tembaga adalah suatu unsur
yang sangat mudah membentuk sulfida. Maka dari itu asam sulfat dipakai sebagai pilihan.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Mula-mula bijih tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess tertentu.
Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan asam (plastik,
fiber, dan lain-lain) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu.
b. Asam sulfat (H2SO4) pekat berfungsi sebagai pereduktor. Kemudian tambahkan asam
sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan tembaga sulfat (CuSO4.5H2O) melalui
proses pengasaman dan akan diperoleh hasil samping berupa limbah hasil pengolahan
bijih tembaga berupa pasir tembaga (tailing) yang kemudian akan diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang dan diencerkan dengan air laut menjadi bentuk slurry (lumpur), dan
biasanya dibuang di dasar laut.
c. Larutan tembaga sulfat (CuSO4) yang terbentuk dipindahkan pada suatu tabung
elektrolisis yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan tembaga sulfat
yang terbentuk pada proses pengasaman.
d. Secara bertahap tembaga menempel pada katoda, dan tembaga hasil dari katoda adalah
tembaga murni. Asam sulfat yang bersisa pada proses elektrolisi berupa asam sulfat jenuh
yang kemudian akan dikembalikan dan digunakan untuk proses pengasaman. Limbah
hasil penolahan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan tailing (Final
Tailling) bersama dengan limbah tembaga (tailing) sebelumnya, setelah diolah kemudian
limbah tembaga ini dibuang.
e. Selanjutnya tembaga hasil dari katoda tadi siap untuk proses peleburan pada tungku
peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300C.

PENGOLAHAN BIJIH TEMBAGA


Pengolahan bijih tembaga melalui beberapa tahap, yaitu:
A. Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih kemudian
digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam
campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran
untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam
yang tidak berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada
gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya
gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-partikel logam dan mengapung ini
dipisahkan kemudian dipekatkan.

B. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas pada
suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada pada saat
pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.

Komoditi- Tembaga 10
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu calcine
disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II) silikat yang
kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut.

Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan
masih mengandung sedikit besi(II) sulfide

C. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara dipanaskan
dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga lepuhan sebab
mengandung rongga-rongga yang berisi udara.

D. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian
dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang
sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II)
sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi
menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap
sebagai lumpur.

NEGARA-NEGARA PENGHASIL TEMBAGA

Komoditi- Tembaga 11
POTENSI TEMBAGA DI INDONESIA
1. Potensi tembaga di Sumatera Utara
a. Batanggadi, Aekorsik, Aekkulbungnagodang, Batanglobung (Kecamatan Batangnatal,
Kabupaten Mandailingnatal)
b. Pagargunung
c. Desa Aekhabil Kecamatan Sibolga (9 KM Selatan Timur) Kabupaten Tapanuli Tengah
d. Dolokpianpan Kecamatan Onanganjang Kabupaten Humbang Hasundutan
e. Sopokomil Kecamatan Silimapunggapungga, Kabupaten Dairi
2. Potensi tembaga di Jawa Barat (Kabupaten Tasikmalaya)
3. Potensi tembaga di Papua (Tembagapura, Kabupaten Mimika)
4. Potensi tembaga di Sulawesi Tengah (Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala, Kabupaten
Parigimoutong)
5. Potensi tembaga di Aceh:
a. Krueng Batee, Babah Rot, Kabupaten : Aceh Barat
b. Krueng Beureung (Timur Calang ), Kr Panton Raba Krueng Sabee, Krueng Meurebo,
Tutut / Kr. Woyla Kabupaten : Aceh jaya
c. Lembah Lembaki, Alur Raya / Kr. Geunteut, Kr Kala, Kr, Lhoong Kabupaten : Aceh
besar
d. Tangse, Geumpang, Kr. Sikoleh Kabupaten : Pidie
e. Selatan lokop, Sungai Lahan, Wehni Reng Kabupaten : Aceh Timur
f. Tenggara Pendeng, Blang Kejeren, Sungai Ketambe ( Barat Laut kutacane) Kabupaten :
Aceh Tenggara
g. Tapak Tuan Kabupaten : Aceh Selatan
6. Potensi tembaga di Kalimantan Tengah (Kabupaten Katingan, lokasinya di Tumbang
Manggu dan Sungai Manukoi, Kecamatan Sanaman Mantikei)
7. Potensi tembaga di Sumatera Barat
a. Kabupaten Solok (Timbulun, X Koto Diatas, Luhak Selasih, Gunung Talang, Bulangsi,
Surian, Pantai Cermin, Paninggahan, X Koto Singkarak)
b. Kabupaten Solok Selatan (Batu Manjulur, Sangir
Lokasi: Sungai Pagu, Sangir, Jorong Bulantik, Nagari Alam Paluh Dua, Kecamatan
Sungai Pagu)
8. Potensi tembaga di Maluku Utara
a. Yaba, Kecamatan bacan Barat Kabupaten Halmahera Selatan
b. Raroang, Kabupaten Halmahera Selatan
c. Pigaraja, Kecamatan Bacan Timur
d. sawadae, Bacan Kabupaten Halmahera Selatan
e. Sayoang Bacan Kabupaten Halmahera Selatan

Komoditi- Tembaga 12
f. Obi Selatan Kabupaten Halmahera Selatan
g. P. Kasiruta, Bacan Kabupaten halmahera Selatan
h. Obilatu, Obi Kabupaten Halmahera Selatan
i. Bibinoi, Kecamatan Bacan Timur Kabupaten Halmahera Selatan
j. Payahe, Oba Kota Tidore

FAKTA MENGENAI TEMBAGA


Rata-rata rumah modern dewasa ini mengandung kurang lebih 200 kg tembaga yang
digunakan untuk bahan baku kabel listrik, pipa air, dan alat-alat rumah tangga.
Sebuah mobil rata-rata mengandung 25 kg tembaga.
Tembaga merupakan penghantar listrik dan panas terbaik setelah perak.
Patung Liberty mengandung sekitar 90 ribu kg tembaga. Setelah lebih dari 100 tahun,
patung Liberty masih tetap menampakkan keindahannya.
Kuningan merupakan logam campuran antara tembaga dengan seng, sedang perunggu
merupakan campuran tembaga dengan timah.Kuningan dan perunggu lebih kuat dibanding
tembaga murni serta lebih tahan korosi.
Tembaga adalah logam yang mudah didaur ulang. Di Amerika, setengah dari konsumsi
tembaga tahunan dipasok dari hasil daur ulang.

NILAI EKONOMIS TEMBAGA


OZ Minerals memproyeksi harga tembaga tahun 2013 berpotensi naik 5% atau sekitar
US$ 3,7-US$ 3,8 per pound. Kenaikan harga tembaga didorong adanya urbanisasi dan program
pembangunan perkotaan di sejumlah negara berkembang. Di sisi lain terjadi penurunan produksi
sejumlah perusahaan tambang.
OZ Minerals dalam keterangan perusahaan, mengungkapkan perusahaan menurunkan
target produksinya tahun ini menjadi 90 ribu ton dari target sebelumnya sebesar 95 ribu ton.
Padahal, permintaan global diprediksi melebihi pasokan yakni sebesar 17 ribu ton pada 2013.
Sementara, Morgan Stanley memperkirakan, permintaan tembaga di China, negara
konsumen logam terbesar dunia, diprediksi bakal naik hingga 7,6% tahun ini dan 5% pada 2014.
Harga rata-rata tembaga tahun lalu tercatat US$ 8.554 per ton. China sebagai konsumen tebesar
seperti yang dilihat pada graik di bawah ini:

Berdasarkan data Bloomberg, harga rata-rata tembaga pada 2012 adalah US$ 7.953 per
ton, lebih rendah 9,9% dibanding harga rata-rata 2011. Pada awal 2013, harga tembaga mulai
meningkat, namun belum signifikan. Harga tembaga diperkirakan akan terus mananjak karena
naiknya permintaan sedangkan produksi tetap atau bahkan sengaja diturunkan.

Komoditi- Tembaga 13
PENAMBANGAN
TEMBAGA INDONESIA
(PT. FREEPORT)
Tambang tembaga
terbesar di Indonesia adalah yang
diusahakan PT Freeport
Indonesia di area Grasberg,
Papua. PT. Freeport Indonesia
adalah sebuah perusahaan
pertambangan yang mayoritas
sahamnya dimiliki Freeport-
McMoRan Copper & Gold Inc.
Perusahaan ini merupakan
perusahaan penghasil emas
terbesar di dunia melalui
tambang Grasberg. Freeport
Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing- masing tambang Ertsberg
dari (1967-1988) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembagapura, Kabupaten
Mimika, Provinsi Papua. Freeport juga mengoperasikan beberapa tambang bawah tanah besar,
meski dengan kemampuan produksi yang masih berada di bawah Grasberg. Dengan cadangan 25
milyar pon tembaga, 40 juta ons emas dan 70 juta ons perak, nilainya sekitar 40 milyar dollar AS
berdasarkan harga berlaku.
1. Potensi Ertsberg
Ditemukan Ertsberg atau Gunung Bijih, sebuah cadangan mineral yang terletak di
kaki pegunungan bersalju. Ertsberg terdiri dari 40-50 % oksida besi dalam bentuk mineral
magnetit, 3,5% tembaga dalam bentuk mineral kalkopirit dan bornit (keduanya sulfida besi
dan tembaga). Ertsberg merupakan deposit tembaga terkaya yang pernah ditemukan di atas
permukaan tanah. Analisis laboratorium memastikan perkiraan ekspedisi bahwa terdapat
kandungan tembaga sebesar 13 acres, suatu kode yang dibuat oleh Wilson untuk menyatakan
13 juta ton bijih. Jauh lebih ke dalam tanah, diperkirakan terdapat 14 juta ton bijih untuk
setiap kedalaman 100 meter. Jumlah keseluruhan diperkirakan mencapai 50 juta ton bijih.
Potensi kandungan mineral Ertsberg mencapai 50 juta ton bijih mineral. Dinas
Pertambangan Papua menyebutkan cadangan Ertsberg sebanyak 35 juta ton, dengan kadar Cu
2,5%. Jika diasumsikan harga rata-rata tembaga selama sekitar 20 tahun periode
penambangan di Ertsberg adalah US$ 2000/ton, pendapatan yang dapat diraih dari seluruh
potensi mineral tambang Ertsbegr adalah (35 juta ton x 2000 US$ /ton) = US$ 70 miliar.

2. Potensi Grasberg
Wilayah Freeport di Grasberg menyimpan potensi tembaga, emas dan perak dalam
jumlah yang sangat besar. Kandungan logam yang terdapat pada deposit sangat tinggi, yaitu
1,9 miliar ton. Deposit logam tersebut mengandung potensi cadangan tembaga 18 juta ton
(40,3 milyar pond), emas mencapai 1600 ton (52,1 juta ons) dan perak 3400 ton (111 juta
ons). Dengan kapasitas yang ada sekarang 115.000 MTPD (million ton per day),
diperkirakan umur tambang tersebut sekitar 46 tahun (estimasi tahun 1994 adalah 27 tahun).
Cadangan Grasberg yang ditemukan tersebut akhirnya melipatgandakan cadangan
total menjadi 200 juta ton metrik. Berdasarkan data-data yang ditampilkan pada Laporan
Keuangan Freeport bulan Juni 2009, cadangan emas dan tembaga tambang Grasberg masing-
masing sebesar 38,5 juta ons dan 35,6 juta ton. Dengan harga rata-rata emas dan tembaga
sepanjang periode tambang diasumsikan masing-masing sebesar 900 US$/ons dan 5.000
US$/ton, total potensi pendapatan emas tambang Grasberg adalah (38,5 juta ons x
900US$/ons) = 34,65 US$ miliar. Sedangkan total potensi pendapatan tembaga tambang
Grasberg adalah (35,6 juta ton x 5.000 US$/ton) = 178 US$ miliar.

Komoditi- Tembaga 14
DAFTAR PUSTAKA

Anggakukuh. 2011. Teknologi Proses. http://anggakukuh.wordpress.com/


Australian Government. Copper.
http://www.australianminesatlas.gov.au/aimr/commodity/copper.html#top
Australian Government. Copper Fact.
http://www.australianminesatlas.gov.au/education/fact_sheets/copper.html#mining
Budi. 2012. Pertambangan Tembaga. http://budi2one.blogspot.com/2012/11/pertambangan-
tembaga.html
Copper Development Association. Sources of Copper Ore.
http://www.copper.co.za/copper_ore.php
Delete Israel. Freeport. http://deleteisrael.pun.bz/ironis-ternyata-freeport-merupakan-
negar.xhtml
Explorasi UMI. Tahapan Kegiatan Ekosplorasi Teknik Pertambangan.
http://explorasiumi.wordpress.com/2013/01/01/tahapan-kegiatan-eksplorasi-teknik-
pertambangan/
Ferdy, MP. 2012. Makalah Tembaga. http://ferdymp.blogspot.com/2012/11/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
Finance Today. 2013. Defisit Suplai Dorong Kenaikan Harga Tembaga.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/39639/Defisit-Suplai-Dorong-Kenaikan-
Harga-Tembaga
Geo, Habib. Geografi. http://habib-geo.blogspot.com/2012/11/bahan-galian-timah-putih-
bauksit.html
Hernendi, Syafril. 2009. Tembaga: Salah Satu Logam Tua.
http://syafrilhernendi.com/2009/05/18/tembaga-salah-satu-logam-tua/
Manufactor. Mineralogi. http://manufactor.wordpress.com/2011/01/21/21/
Mining Technology. Australias Top Producing Coppers Mine in 2012. http://www.mining-
technology.com/features/featureaustralias-top-copper-mines-2012
Mining Technology. Mount Isa Copper Mine. http://www.mining
technology.com/projects/mount isa_copper/
PRmob. Tembaga Pertambangan Rusia. http://id.prmob.net/rusia/norilsk/survei-geologi-
amerika-serikat-2801105.html
Solid Recources. Copper. http://solidresources.com/rare-metals/peru-gold-silver-copper/copper-
rare-metals
Toovey, Leia Michele. Copper Mining in Peru. http://copperinvestingnews.com/investing-in-
copper/copper-mining-in-peru
Utomo, Ghanie Ripandi. Tembaga. http://bilangapax.blogspot.com/2011/01/tembaga-tembaga-
atau-cuprum-dalam-tabel.html
Wikipedia. El Chino Mine. http://en.wikipedia.org/wiki/El_Chino_Mine
http://www.ga.gov.au/cedda/publications/
http://www.indonology.com/tag/pertambangan

Komoditi- Tembaga 15

Anda mungkin juga menyukai