PENELITIAN
PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan
bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Perawat memberikan pengaruh besar untuk
menentukan kualitas pelayanan rumah sakit. Terutama dengan sikap caring yang memperhatikan pasien secara
humanistik akan meningkatkan hubungan perawat-klien menjadi harmonis dan meningkatkan kepuasan pasien.
Tujuan penelitian diketahuinya hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD
Pringsewu. Desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 96 responden yang diambil
ruang kelas rawat VIP, kelas utama, kelas I, kelas II, dan kelas III. Teknik pengambilan sampel menggunakan
stratified random sampling, instrumen menggunakan kuesioner. Hasil : sebagian besar responden merasa kurang
puas dengan pelayanan perawat yaitu sebanyak 47 orang (49,0%), Responden yang cukup puas sebanyak 34
orang (34,5%) dan responden yang sangat puas hanya 15 orang (15,5%%). Perawat dalam memberikan
pelayanan (caring) terhadap pasien mayoritas rendah yaitu sebanyak 54 responden (56,3 %) dan yang menilai
pelayanan dengan caring yang tinggi sebanyak 42 responden (43,8 %). Nilai p= 0,007 artinya ada hubungan
antara caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Pringsewu. Kesimpulan:
Responden merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat. Perawat dalam memberikan
pelayanan (caring) terhadap pasien mayoritas rendah. Disarankan kepada setiap tenaga kesehatan, khususnya
perawat agar menunjukkan perilaku caring, sehingga mampu meningkatkan tingkat kepuasan pasien di Rumah
Sakit.
diharapkan. Pasien baru akan merasa puas dengan waspada, perasaan empati pada
apabila layanan kesehatan yang orang lain dan perasaan cinta atau
diperolehnya sama atau melebihi menyayangi. Dalam keperawatan, caring
harapanya dan sebaliknya, ketidak puasan merupakan bagian inti yang penting
atau perasaan pasien akan muncul apabila terutama dalam praktik keperawatan dan
kinerja layanan kesehatan yang diyakini berperilaku caring untuk klien dan
diperolehnya itu tidak sesuai dengan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
harapanya (Pohan, 2007). lingkungan merupakan esensi keperawatan
Berdasarkan hasil survei kepuasan (Wiyana, 2008).
pasien yang dilakukan oleh Depkes RI Data rekam medik Rumah Sakit
(2010) tentang Tingkat Kepuasan Pasien Umum Daerah Pringsewu tahun 2011,
pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta jumlah BOR (Bad Occopacy Rate)
menunjukkan bahwa 14% pasien tidak mengalami penurunan dari tahun
puas terhadap pelayanan kesehatan yang sebelumnya yaitu tahun 2010 jumlah BOR
diberikan, dan survei penelitian 75,87% dan pada tahun 2011 jumlah BOR
Kementerian Kesehatan yang diwakili menurun yaitu 73,01%. Peningkatan atau
oleh Usman (2010), yang mengambil penurunan BOR adalah salah satu
sampel pasien Rawat Inap sebanyak indikator bahwa pelayanan di rumah sakit
738 pasien di 23 Rumah Sakit (Umum memuaskan atau tidak memuaskan.
dan Swasta). Survey tersebut dilakukan di Seseorang yang merasa puas terhadap
Lima kota besar di Indonesia dan pelayanan rumah sakit ,bila mengalami
ditemukan 9 poin permasalahan, salah sakit tentu akan kembali ke rumah sakit
satunya adalah sebanyak 65,4% pasien yang sama untuk mendapatkan pelayanan
mengeluh terhadap sikap perawat yang yang diinginkan, bahkan akan
kurang ramah, kurang simpatik dan jarang mempromosikan kepada orang lain. Hal ini
tersenyum (Depkes RI, 2007). secara tidak langsung dapat mempengaruhi
Tingkat kepuasan pasien dalam BOR, karena berarti akan semakin banyak
menerima suatu pelayanan, tentu tidak sama, jumlah pengguna suatu institusi pelayanan
ada beberapa faktor yang mungkin tersebut. Berdasarkan latar belakang yang
mempengaruhinya. Seperti diungkapkan oleh telah diuraikan di atas maka peneliti
Muninjaya (2004) Faktor-faktor yang
tertarik untuk meneliti hubungan perilaku
mempengaruhi kepuasan pengguna jasa
pelayanan kesehatan yaitu, Pemahaman
caring perawat dengan tingkat kepuasan
pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang pasien di RSUD Pringsewu.
akan diterimanya. Dalam hal ini komunikasi
METODE
memegang peranan yang penting karena
pelayanan kesehatan adalah high personel Desain yang digunakan dalam
contact, Empati / carring (sikap peduli) yang
penelitian ini adalah pendekatan cross
ditunjukkan oleh petugas kesehatan, Biaya
(cost), Penampilan fisik (kerapian) petugas,
sectional. Variabel penelitian ini yaitu
kondisi kebersihan dan kenyamanan ruangan perilaku caring perawat sebagai variabel
(tangibility, Jaminan keamanan yang bebas dan tingkat kepuasan pasien.
ditunjukkan oleh petugas kesehatan Populasi dalam penelitian ini semua pasien
(assurance). Ketepatan jadwal pemeriksaan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
dan kunjungan dokter juga termasuk pada Pringsewu diambil dari 3 bulan terakhir
faktor ini, Keandalan dan keterampilan yaitu sebanyak 330 pasien rawat inap.
(reliability) petugas kesehatan dalam Terhitung dari bulan Oktober sampai
memberikan perawatan, Kecepatan petugas Desember. Teknik sampling yang yang
memberikan tanggapan terhadap keluhan digunakan adalah Stratified Random
pasien (responsiveness).
Sampling, sampel penelitian sebanyak 96
Caring secara umum dapat diartikan
responden mengambil sampel tiap ruangan
sebagai suatu kemampuan untuk yang terdiri dari: kelas I, kelas II, kelas III
berdediksi bagi orang lain, pengawasan
dan VIP.
[116]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 0357
[117]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 0357
(2009) dalam Abdul (2012) bahwa sikap kepuasan terhadap akses layanan, mutu
perawat yang berhubungan dengan caring layanan kesehatan dan kepuasan terhadap
adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang proses layanan kesehatan termasuk
dan selalu mendengarkan klien. Sentuhan hubungan antar manusia (Pohan, 2006).
caring suatu bentuk komunikasi non verbal Analisis bivariat juga menunjukkan
yang dapat mempengaruhi kenyamanan terdapat 54 (56,2%) responden mengatakan
klien, meningkatkan harga diri klien, caring perawat dalam kategori rendah
memperbaiki orientasi tentang kenyataan. dimana terdapat 3 (3,1%) pasien merasa
Sejalan dengan penelitian yang sangat puas Hal ini dapat disebabkan oleh
dilakukan oleh Andariyani (2009), cara perawat dalam hubungannya dengan
hubungan antara caring perawat dengan pesien/keluarga. Pernyataan ini didukung
tingkat kepuasan pasien di ruang rawat teori bahwa perawat yang dapat
inap RSUD Tugurejo semarang yang meyakinkan pasien/keluarga akan
menyatakan bahwa ada hubungan yang memperoleh kepercayaan dari pasien,
bermakna antara caring perawat dengan sehingga secara tidak langsung dapat
tingkat kepuasan pasien dengan p-value membantu membentuk sikap positif pasien
0,001 dimana sebagian besar Perawat terhadap perawat (Singgih, 2012).
dalam memberikan pelayanan (caring) Melihat besar manfaat caring
terhadap pasien mayoritas rendah yaitu seharusnya caring tercermin dalam setiap
sebanyak 191 responden (83,8%). interaksi perawat dan klien karena caring
Penelitian lain yang dilakukan oleh terhadap pasien adalah esensi keperawatan.
Abdul (2012), yang berjudul hubungan Pelaksanaan caring akan meningkatkan
perilaku caring perawat dengan tingkat mutu asuhan keperawatan, memperbaiki
kepuasan pasien rawat inap rumah sakit image perawat di masyarakat dan membuat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada profesi keperawatan memiliki tempat khusus di
hubungan signifikan antara perilaku caring mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
perawat dengan tingkat kepuasan pasien
rawat inap. Dalam penelitian ini yang KESIMPULAN
dimaksud dengan caring adalah kehadiran Sebagian besar pasien di RSUD
perawat, sentuhan kasih sayang dan selalu Pringsewu merasa cukup puas terhadap
mendengarkan keluhan pasien. pelayanan perawat. Sebagian besar caring
Namun pada analisis bivariat juga perawat di RSUD Pringsewu dalam kategori
menunjukkan sebanyak 42 (43,8%) rendah. Ada hubungan antara perilaku caring
responden mengatakan caring perawat perawat dengan tingkat kepuasan pasien di
dalam kategori tinggi dimana terdapat 16 RSUD Pringsewu. Disarankan rumah sakit
(16,7%) pasien merasa kurang puas. Hal untuk meningkatkan perilaku caring
dikarenakan terdapat faktor lain yang perawat kepada pasien guna
mempengaruhi kepuasan pasien seperti meningkatkan mutu pelayanan
pengalaman dan faktor demografi keperawatan khususnya di RSUD
responden dalam menerima pelayanan Pringsewu.
perawat. Pernyataan ini didukung teori Bagi profesi keperawatan hasil ini
yang dikemukakan oleh Singgih (2012) dapat digunakan sebagai bahan masukan
dalam Abdul (2012) bahwa seorang pasien bagi tenaga keperawatan untuk
yang pada masa sehat terbiasa hidup meningkatkan kinerjanya dalam usaha
dengan pelayanan yang sepenuhnya mempertahankan mutu pelayanan
dipusatkan pada pemuasan semua kesehatan terkait perilaku caring perawat.
keinginan, tentu sewaktu mendapat Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian
perawatan akan menuntut perlakuan yang ini di harapkan dapat di jadikan data dasar
sesuai dengan yang diperolehnya dalam dan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
hidup sehari-hari. Kepuasan pasien dapat melakukan penelitian terkait dengan
diukur dengan indikator-indikator:
[118]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 0357
penelitian ini namun dari faktor yang lain Klotler, Philip. 2005 . Menejemen
dan dengan variabel yang lebih banyak. pemasaran, Analisis, implementasi
dan Pengendalian. Penerbir
Eirlangga, Edisi 6, Jakarta
* Dosen Prodi keperawatan Stikes Mumar, Renaldi. 2012. Teori Keperawatan
Muhammadiyah Pringsewu Lampung Jean Watson diakses pada tanggal 03
email : azzah.tiara@yahoo.com desember 2012 dari nmhttp://renal-
mumar.blogspot.com/2012/04/teori-
keperawatan-jean-watson.html
Muninjaya, A. A. Gde. 2004. Menejemen
Mutu Pelayan Kesehatan , Jakarta :
DAFTAR PUSTAKA EGC
Muninjaya, A.A, 2004. Survey Kepuasan
Abdul, 2012. Hubungan perilaku caring Pengguna Jasa Pelayanan
perawat dengan tingkat kepuasan Kesehatan
pasien rawat inap rumah sakit Nasir.Abd, dkk. 2011. Metodologi
Andriyani , Heni. 2009. Hubungan Antara penelitian Kesehatan . Yogyakarta:
Caring Perawat Dengan Tingkat Muha medika
Kepuasan Pasien. Jurnal kesehatan Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
diakses tanggal 03 desember 2012 Penelitian . Jakarta : Rhineka Cipta
dari www.unimus.ac.id Nursalam. 2011. Menejemen
Departemen kesehatan RI 2007. Standar Keperawatan: Aplikasi dalam
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Praktek Keperawatan Profesional,
Jakarta Jakarta: Salemba Medika
Dwidiyanti, Meidiana. (2007). Konsep Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu
Caring . diakses tanggal 04 desember Layanan kesehatan, Jakarta : EGC
2012 dari Potter A. Patricia&Anne G. Perry. (2009).
http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidia Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
na/2010/06/04/konsep-caring/ Jakarta: Salemba Medika.
Hardi, Jon (2007) Analisis Tingkat Sartika, Nanda . 2011. Konsep dasar kering
Kepuasan pasien Umum Dan Pasien di akses tanggal 3 desember 2012
jamkesmas Terhada Terhadap Mutu dari www.pedomannews.com
pelayanan Rawat Inap di RSUD Singgih & Yulia, (2012). Psikologi
Pelayanan Rawat Inap di RSUD Keperawatan, Libri, Jakarta
Pasaman barat tahun 2010. ( Tesis) Sugiyono. 1999. Metodologi Penelitian
Universita Andalas bisnis. Bandung: Alfabeta
Kadek, dewa 2012 strategi pelaksanaan
dan strategi komunikasi dalam
keperawatan, di akses tanggal 12 12
2012 dari http://dewaadisurya.
blogspot.com/2012/04/v-
behaviorurldefaultvmlo.html diakses
pada tanggal 12 12 2012.
[119]