Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian Museum
Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta
melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan
kesenangan atau hiburan(Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah
lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan
benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian
kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum
(ICOM) : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008 . museum adalah sebuah lembaga
yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia
dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi .

Museum Batik di Pekalongan

2. Fungsi Museum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam Pedoman Museum
Indoneisa,2008.museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan
dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan
demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai
berikut :
Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi,
pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan
koleksi.
Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi
dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
b. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan
melalui penelitian dan penyajian.
Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan
pengamanannya.

Ruang Pamer Museum Batik di Pekalongan

3. Jenis-jenis Museum
Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa
jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut :
a. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis :
Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang
seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
b. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :
Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan
atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang
berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada.
Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang
berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum
tersebut berada.
Museum Nasional

Museum Soekarno
museum/museum/ /musum/ n gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-
benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat
menyimpan barang kuno;

Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka,
dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan
memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan
kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi
kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan.
Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional.[1]
A. Pengertian Museum
Museum berasal dari bahasa Yunani: Museion. Museion merupakan sebuah bangunan tempat suci
untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan llmu Pengetahuan. Salah satu dari sembilan Dewi
tersebut ialah: Mouse yang lahir dari maha Dewa Zous dengan isterinya Mnemosyne. Dewa dan
Dewi tersebut bersemayam di Pegunungan Olympus.

Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul
para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga sebagai
tempat pemujaan Dewa Dewi. Pengertian Museum dewasa ini adalah Sebuah lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka
untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-
tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan
menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi
Kebudayaan dan llmu Pengetahuan.
Sudah lama sekali orang awam mempunyai anggapan bahwa museum itu hanya mengumpulkan
barang antik, bahkan tidak jarang terdengar bahwa orang yang bekerja di museum itu juga disebut
orang antik. Di samping itu orang awam sering mengganggap bahwa pegawai museum itu
pekerjaannya tenang-tenang saja hanya menjaga barang antik. Mungkin tanggapan yang keliru itu
timbul karena kegiatan-kegiatan edukatif kultural museum di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan. Mungkin juga anggapan yang keliru itu timbul karena kebanyakan museum di Indonesia
merupakan jenis museum yang hanya menyimpan dan memamerkan benda-benda koleksi yang
berkaitan dengan studi purbakala, sejarah dan ilmu bangsa-bangsa saja. Sebenarnya pengertian
museum itu lebih luas daripada yang diduga orang.
Secara umum pengertian museum dapat diartikan sebagai suatu tempat tersimpannya benda-benda
peninggalan sejarah yang ditata sedemikian rupa guna memudahkan masyarakat untuk
menyaksikannya.

Sri Soejatmi (1992: 2) berpendapat bahwa museum adalah sebagai lembaga yang bertugas
melestarikan dan mewariskan budaya dengan jalan mengumpulkan, merawat, memiliki,
memamerkan, dan mengkomunikasikan kepada masyarakat

Museum adalah suatu lembaga yang permanen yang melayani kepentingan masyarakat dan
kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak mencari keuntungan, yang memelihara, meneliti,
memamerkan, dan mengkomunikasikan benda-benda pembuktian material manusia dalam
lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi (Moh. Amir Sutaarga, 1981: 23)

Menurut Schouten (1990: 726) Museum adalah suatu bangunan tempat orang-orang memelihara
dan memamerkan barang-barang yang mempunyai nilai-nilai historis, misalnya peninggalan sejarah,
ilmu, dan peninggalan benda-benda kuno. Museum dapat diterangkan dengan beberapa definisi,
tetapi pada dasarnya adalah suatu tempat untuk menyimpan dimana benda-benda yang
mencerminkan sifat khas dari suatu hal. Museum sesuai dengan fungsinya sebagai penyelamatan
warisan budaya, mempunyai peranan yang penting dalam menunjang pembangunan nasional
bangsa Indonesia.

B. MacamMacam Museum
Jenis museum secara garis besar terdiri dari dua jenis yakni museum umum dan museum khusus.
Penentuan ini berdasarkan pada jenis koleksi yang dipamerkan. Museum umum dapat dibagi
menjadi museum arkeologi, etnografi, historika, numismatik, dan naskah. Sedang museum khusus
adalah museum yang koleksinya khusus terdiri dari salah satu disiplin ilmu (Sartono Kartodirjo,
1990: 18).

Moh. Amir Sutaarga (1981: 9) mengelompokkan penjenisan museum dalam wujud: (1) museum ilmu
hayat; (2) museum ilmu dan teknologi; (3) museum arkeologi dan sejarah; (4) museum antropologi
dan etnografi, dan (5) museum kesenian. Penjenisan museum tersebut dalam kenyataannya bersifat
umum dan dapat dipecah-pecah menjadi yang lebih khusus. Sebagai contoh Museum ABRI
Satriamandala di Jakarta merupakan suatu museum sejarah tetapi mengkhususkan dirinya pada
pengumpulan, pemeliharaan, pencatatan, kajian, dan mengkomunikasikan reli-relik (bahan
pembuktian) sejarah ABRI yang sekarang bernama TNI.

Menurut ICOM dalam (Moh. Amir Sutaarga, 1981: 33-36) ada bermacam-macam museum yaitu: (1)
berdasarkan status hukum; (2) berdasarkan jenis koleksi; (3) berdasar ruang lingkup wilayah; (4)
berdasar bentuk penyajiannya; dan (5) berdasar objek penyajiannya.

C. Fungsi dan Tugas Museum


Tugas dan fungsi museum secara panjang lebar dikemukakan oleh Uka Candrasasmita yang di kutip
Made Seraya (1983: 76), fungsi museum sebagai berikut: (1) Pusat Dokumentasi Dan Penelitian
Ilmiah; (2) Pusat Penyaluran Ilmu Untuk Umum; (3) Pusat Penikmatan Karya Seni; (4) Pusat
Perkenalan Kebudayaan Antar Daerah Dan Antar Bangsa; (5) Obyek Wisata; (6) Media
Pembinaan Pendidikan Kesenian Dan Ilmu Pengetahuan; (7) Suaka Alam Dan Suaka Budaya; (8)
Cermin Sejarah Manusia, Alam Dan Kebudayaan; (9) Sarana Untuk Bertaqwa Dan Bersyukur
Kepada Tuhan YME.

Fungsi dan tugas pokok museum memenuhi hakekat manusia sebagai makhluk budaya (Soetjipto,
1991: 20). Adapun fungsi dan tugas pokok museum yaitu sebagai:

1) Tempat Rekreasi

Museum dengan benda-benda koleksinya yang berupa benda-benda seni budaya mengandung nilai
estetika, indah, antik sebagai sumber penawar bagi para pengunjung yang lelah dalam menghadapi
kesibukan sehari-hari.

2) Tempat Ilmu Pengetahuan


Benda koleksi museum dapat dimisalkan sebagai orang yang ingin berbicara. Para ahli lah yang
dapat menginterpretasikan arti dari benda-benda tersebut dan dari itu kita dapat memperoleh ilmu
pengetahuan. Museum adalah alamat yang tepat bagi mereka yang mengadakan penyelidikan atau
penelitian

3) Sumber Informasi

Museum dalam arti modern adalah suatu lembaga yang secara aktif melakukan tugasnya di dalam
menerangkan dunia manusia dan alam. Misalnya saja museum Perjuangan bertugas menjelaskan
alam perjuangan suatu bangsa

4) Sebagai Pendidikan Kebenaran

Pengunjung bukan hanya sekelompok anak atau mahasiswa, tetapi terdiri manusia yang berlainan
tingkat kecerdasannya dan tingkat pendidikannya serta kebangsaannya bahkan lain pula pandangan
hidupnya. Pameran benda-benda di museum menimbulkan bermacam-macam pengaruh positif.
Diantaranya menimbulkan kesadaran tentang persoalan peristiwa sejarah, kehidupan binatang,
pertumbuhan tanaman, perkembangan kebudayaan dan lain-lain. Pada pokoknya benda koleksi itu
mengajak untuk berfikir logis, konstruktif, dan pragmatis.

Dengan memperhatikan fungsi museum, jelaslah bahwa museum mempunyai peranan yang sangat
penting dalam membina dan memupuk kepribadian dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga
museum tidak kurang pentingnya dalam rangka menanamkan serta memupuk saling pengertian
antar manusia, antar suku bangsa, dan bangsa-bangsa di muka bumi.

Sedangkan tugas pokok museum adalah sebagai berikut:

1) Tugas pengumpulan

Tidak sembarang benda yang dapat dimasukkan ke dalam museum. Yang dikumpulkan adalah
benda-benda yang memenuhi syarat untuk dijadikan benda koleksi museum. Tugas pengumpulan
itu tergantung pada jenis koleksinya.

2) Tugas pemeliharaan

Tugas pemeliharaan menyangkut dua segi yakni segi teknis dan segi administratif. Segi teknis,
benda-benda koleksi itu harus dipelihara atau kalau perlu diawetkan dan diusahakan supaya tetap
awet dan tercegah dari segala kemungkinan pemusnahan atau kehilangan. Segi administratif adalah
upaya benda koleksi tersebut mendapat keterangan-keterangan tertulis yang menjadikan benda
koleksi tersebut bersifat monumental sebagai benda pembuktian kenyataan.

3) Tugas pameran

Pameran adalah pekerjaan yang khas dan paling utama bagi setiap museum. Benda-benda
dipamerkan untuk kepentingan pengunjung, baik dalam rangka penyaluran ilmu pengetahuan
maupun dalam rangka memberi kenikmatan seni bagi benda-benda koleksi seni rupa.
4) Tugas penyelidikan

Museum dapat dikatakan juga sebagai pusat penyelidikan ilmu pengetahuan. Benda-benda untuk
perlengkapan prasarana studi dan penelitian. Benda-benda dari zaman peradaban purba atau dari
zaman manusia belum mengenal tulisan untuk menyatakan diri atau sejarahnya, bertugas
menerangkan langsung tentang suatu zaman kehidupan manusia purba.

5) Tugas penyaluran ilmu pengetahuan

Tugas ini lebih bersifat sosio edukatif, sehingga untuk lebih banyak memanfaatkan koleksi museum
dengan cara memberi penerangan yang dapat diterima oleh bermacam-macam jenis pengunjung.
Tugasnya yang lain ialah menyelenggarakan acara-acara ceramah, pertunjukan dan pemutaran film-
film yang berkaitan dengan benda-benda koleksi museum (Soetjipto, 1991: 20).

Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM,
adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara
melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan
benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia
bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu,
ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan dan sejak tahun 1977 tiap tanggal
18 Mei diperingati sebagai hari Hari Museum Internasional

Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada
nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan
kesenian.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat
penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya
manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian
kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam
Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak
mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,
memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia
dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.

Fungsi dan Tugas Museum

Adapun fungsi dan tugas pokok museum yaitu sebagai:


1) Tempat Rekreasi
Museum dengan benda-benda koleksinya yang berupa benda-benda seni budaya mengandung nilai
estetika, indah, antik sebagai sumber penawar bagi para pengunjung yang lelah dalam menghadapi
kesibukan sehari-hari.
2) Tempat Ilmu Pengetahuan
Benda koleksi museum dapat dimisalkan sebagai orang yang ingin berbicara. Para ahli lah yang
dapat menginterpretasikan arti dari benda-benda tersebut dan dari itu kita dapat memperoleh ilmu
pengetahuan. Museum adalah alamat yang tepat bagi mereka yang mengadakan penyelidikan atau
penelitian
3) Sumber Informasi
Museum dalam arti modern adalah suatu lembaga yang secara aktif melakukan tugasnya di dalam
menerangkan dunia manusia dan alam. Misalnya saja museum Perjuangan bertugas menjelaskan
alam perjuangan suatu bangsa
4) Sebagai Pendidikan Kebenaran
Pengunjung bukan hanya sekelompok anak atau mahasiswa, tetapi terdiri manusia yang berlainan
tingkat kecerdasannya dan tingkat pendidikannya serta kebangsaannya bahkan lain pula
pandangan hidupnya. Pameran benda-benda di museum menimbulkan bermacam-macam
pengaruh positif. Diantaranya menimbulkan kesadaran tentang persoalan peristiwa sejarah,
kehidupan binatang, pertumbuhan tanaman, perkembangan kebudayaan dan lain-lain. Pada
pokoknya benda koleksi itu mengajak untuk berfikir logis, konstruktif, dan pragmatis.
Dengan memperhatikan fungsi museum, jelaslah bahwa museum mempunyai peranan yang sangat
penting dalam membina dan memupuk kepribadian dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga
museum tidak kurang pentingnya dalam rangka menanamkan serta memupuk saling pengertian
antar manusia, antar suku bangsa, dan bangsa-bangsa di muka bumi.
Sedangkan tugas pokok museum adalah sebagai berikut:
1) Tugas pengumpulan
Tidak sembarang benda yang dapat dimasukkan ke dalam museum. Yang dikumpulkan adalah
benda-benda yang memenuhi syarat untuk dijadikan benda koleksi museum. Tugas pengumpulan
itu tergantung pada jenis koleksinya.
2) Tugas pemeliharaan
Tugas pemeliharaan menyangkut dua segi yakni segi teknis dan segi administratif. Segi teknis,
benda-benda koleksi itu harus dipelihara atau kalau perlu diawetkan dan diusahakan supaya tetap
awet dan tercegah dari segala kemungkinan pemusnahan atau kehilangan. Segi administratif adalah
upaya benda koleksi tersebut mendapat keterangan-keterangan tertulis yang menjadikan benda
koleksi tersebut bersifat monumental sebagai benda pembuktian kenyataan.
3) Tugas pameran
Pameran adalah pekerjaan yang khas dan paling utama bagi setiap museum. Benda-benda
dipamerkan untuk kepentingan pengunjung, baik dalam rangka penyaluran ilmu pengetahuan
maupun dalam rangka memberi kenikmatan seni bagi benda-benda koleksi seni rupa.
4) Tugas penyelidikan
Museum dapat dikatakan juga sebagai pusat penyelidikan ilmu pengetahuan. Benda-benda untuk
perlengkapan prasarana studi dan penelitian. Benda-benda dari zaman peradaban purba atau dari
zaman manusia belum mengenal tulisan untuk menyatakan diri atau sejarahnya, bertugas
menerangkan langsung tentang suatu zaman kehidupan manusia purba.
5) Tugas penyaluran ilmu pengetahuan
Tugas ini lebih bersifat sosio edukatif, sehingga untuk lebih banyak memanfaatkan koleksi museum
dengan cara memberi penerangan yang dapat diterima oleh bermacam-macam jenis pengunjung.
Tugasnya yang lain ialah menyelenggarakan acara-acara ceramah, pertunjukan dan pemutaran film-
film yang berkaitan dengan benda-benda koleksi museum

Jenis-jenis Museum
Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita
Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut :
a. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis :
Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau
lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau
lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang
teknologi.
b. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :
Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili
dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah
Indonesia yang bernilai nasional.
Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili
dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana
museum berada.
Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili
dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau
kotamadya dimana museum tersebut berada.

Persyaratan Berdirinya Museum


Persyaratan museum menurut Pedoman PendirianMuseum (1999/2000), terdapat beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu museum, antara lain :
A. Lokasi Museum
1. Lokasi yang strategis
Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk masyarakat umum, pelajar,
mahasiswa, ilmuwan, wisatawan, dan masyarakat umum lainnya.
2. Lokasi harus sehat
Lokasi sehat diartikan lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara,
bukan daerah yang berawa atau tanah pasir, elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi itu antara
lain : kelembaban udara setidaknya harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55 65 %.
B. Persyaratan Bangunan
1. Persyaratan umum yang mengatur bentuk ruang museum yang bisa dijabarkan sebagai berikut :
a. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan sesuai :
- Fungsi dan aktivitas
- Ketenangan dan keramaian
- Keamanan
b. Pintu masuk (main entrance) utama diperuntukkan bagi pengunjung.
c. Pintu masuk khusus (service utama) untuk bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta
ruang-ruang pada bangunan khusus.
d. Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi termasuk perpustakaan dan ruang rapat.
e. Area privat terdiri dari :
- Laboratorium Konservasi
- Studio Preparasi
- Storage
f. Area publik / umum terdiri dari :
- Bangunan utama, meliputi pameran tetap, pameran temporer, dan peragaan.
- Auditorium, keamanan, gift shop, cafetaria, ticket box, penitipan barang, lobby / ruang istirahat,
dan tempat parkir.
2. Persyaratan Khusus
a. Bangunan Utama, yang mewadahi kegiatan pameran tetap dan temporer, harus dapat :
- Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan.
- Mudah dalam pencapaiannya baik dari luar atau dalam.
- Merupakan bangunan penerima yang harus memiliki daya tarik sebagai bangunan utama yang
dikunjungi oleh pengunjung museum.
- Memiliki sistem keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk
mencegah rusaknya benda-benda secara alami ataupun karena pencurian.
b. Bangunan Auditorium, harus dapat :
- Dengan mudah dicapai oleh umum.
- Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan ceramah.
c. Bangunan Khusus, harus :
- Terletak pada tempat yang kering.
- Mempunyai pintu masuk yang khusus.
- Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, dan pencurian).
d. Bangunan Administrasi, harus :
- Terletak di lokasi yang strategis baik dari pencapaian umum maupun terhadap bangunan
lainnya.

Persyaratan Ruang

Persyaratan ruang pada ruang pamer sebagai fungsi utama dari museum. Beberapa persyaratan
teknis ruang pamer sebagai berikut:
1. Pencahayaan dan Penghawaan
Pencahayaan dan penghawaan merupakan aspek teknis utama yang perlu diperhatikan untuk
membantu memperlambat proses pelapukan dari koleksi. Untuk museum dengan koleksi utama
kelembaban yang disarankan adalah 50% dengan suhu 210C 260C. Intensitas cahaya yang
disarankan sebesar 50 lux dengan meminimalisir radiasi ultra violet. Beberapa ketentuan dan contoh
penggunaan cahaya alami pada museum sebagai berikut :
2. Ergonomi dan Tata Letak

Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati, dan mengapresiasi koleksi, maka
perletakan peraga atau koleksi turut berperan. Berikut standar-standar perletakan koleksi di ruang
pamer museum.

3. Jalur Sirkulasi di Dalam Ruang Pamer


Jalur sirkulasi di dalam ruang pamer harus dapat menyampaikan informasi, membantu
pengunjung memahami koleksi yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada
runtutan cerita yang ingin disampaikan dalam pameran.

http://belajaritutiadaakhir.blogspot.com/2011/08/museum-di-indonesia.html
http://chengho3.blogspot.sg/2013/09/definisi-museum.html

Efek Pencahayaan pada Ruangan dan Koleksi Museum


Berkembangnya teknologi saat ini memudahkan kita untuk mendapatkan informasi. Hal itu
merupakan salah satu penyebab semakin enggannya orang untuk datang ke museum. Banyak
orang berpikir toh tinggal cari di internet aja, ngapain harus ke museum. Maka dari itu, merupakan
tugas pengelola museum dan pemerintah untuk menarik minat orang-orang agar mau datang
langsung ke museum. Lalu bagaimana caranya? Menggratiskan tiket masuk? Tentu itu bukan cara
yang tepat, dengan menggratiskan tiket masuk tentu pengelola tidak akan berusaha meningkatkan
pelayanan atau pemeliharaan museum. Hal yang harus dilakukan adalah membuat pengunjung
mendapatkan pengalaman yang berebeda saat datang ke museum. Salah satu caranya adalah
mengatur pencahayaan yang ada di museum. Pencahayaan di museum tentu merupakan salah satu
hal yang penting, terutama pada museum yang bangunannya menggunakan bangunan tua
peninggalan sejarah. Museum seperti itu tidak mungkin menggunakan lampu berwarna putih
sebagai penerangan, hal itu akan membuat efek klasik dari museum hilang. Pencahayaan juga
harus dibuat agar museum tidak terlihat seram dan menakutkan. Pencahayaan harus dibuat agar
museum dapat berfungsi sebagai sarana edukasi sekaligus rekreasi.
Selain pencahayaan untuk ruangan, pencahayaan pada koleksi museum juga sangatlah
penting. Pencahayaan pada koleksi museum harus memperhatikan banyak faktor, jika tidak maka
kerusakan koleksi dapat terjadi. Kerusakan dapat berasal dari ketiga jenis cahaya. Sinar ultra violet
dan cahaya tampak dapat menyebabkan perubahan stuktur kimia materi sedangkan sinar infra
merah dapat menaikkan suhu sehingga memiliki efek membakar, dan sinar tampak.
Jenis cahaya yang umum ditemukan di museum adalah sinar ultraviolet dan cahaya tampak
yang berasal dari cahaya matahari (sunlight), cahaya siang (daylight) atau pun cahaya buatan
(artificial light) seperti lampu tabung (fluoresens), lampu pijar atau lampu halogenPada koleksi
museum kerusakan akibat cahaya karena adanya faktor-faktor sebagai berikut:
1. Adanya sejumlah cahaya ultraviolet dalam sumber cahaya yang sering disebut nilai UV dengan
satuan mikrowatt per lumen (mW/lumen). Nilai ini tergantung dari sejumlah cahaya yang
digunakan. Nilai UV tertinggi berasal dari cahaya matahari (sunlight) dan cahaya siang
(daylight). Untuk lampu buatan, lampu halogen dan fluoresense memiliki nilai UV yang
sedang, sedangkan lampu pijar hampir tidak memiliki kandungan UV dalam cahayanya.
Rekomendasi internasional untuk koleksi yang sensitif, seperti lukisan dan cat nilai UV nya
harus dijaga agar tetap dibawah 75 mikrowatt/ lumen.
2. Adanya nilai intensitas iluminasi cahaya, yaitu terang tidaknya cahaya yang mengenai koleksi.
Nilai ini dinyatakan dalam satuan lux (lumen / cm2 ). Makin tinggi intensitas cahaya maka nilai
lux akan makin tinggi. Sebagai perbandingan nilai 10 lux = cahaya 1 batang lilin. Koleksi yang
sangat sensitif seperti tekstil direkomendasikan dibawah 50 lux. Sedangkan koleksi yang tidak
terlalu sensitif seperti cat minyak dan gading direkomendasikan tetap di bawah 200 lux,
Berdasarkan sensitifitas koleksi terhadap cahaya, terdapat 3 kelompok koleksi, yaitu:

Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, foto berwarna, Kekuatan
terhadap cahaya adalah 50 lux untuk 3000 jam pameran / tahun atau 150 lux untuk 250 jam/tahun
Koleksi sensitif; yaitu koleksi cat minyak, foto hitam putih, tulang, kayu. Kekuatan
terhadap cahaya adalah 200 lux untuk 3000 jam pameran/tahun
Koleksi kurang sensitif; yaitu koleksi batu, logam, gelas, keramik. Koleksi jenis ini tahan
terhadap cahaya

Lamanya waktu paparan cahaya yang bersifat kumulatif pada koleksi, yang akan
mempercepat terjadinya kerusakan. Makin sering koleksi terkena cahaya, berarti makin banyak
intensitas cahaya yang mengenai koleksi, maka koleksi makin rusak.Pengaruh cahaya terhadap
koleksi telah diuji coba oleh Canadian Conservation Institution dengan menggunakan uji yang
disebut sebagai standar wool biru (the blue wool standard). Dari blue wool standard ini dapat dilihat
derajat pemudaran cahaya .

Anda mungkin juga menyukai