Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Diagnosis atresia ani ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisikdan pemeriksaan penunjang. Atresia ani atau anus impeforata disebut sebagai

malformasi anorectal atau anomaly anorectal, merupakan kelainan bawaan

(kongenital) yang ditandai dengan tidak terdapatnya lubang anus atau kurang

lengkapnya pembukaan anus, baik lokasi maupun ukuran yang normal. Atresia

berasal dari bahasa yunani, a artinya tidak ada, trepis artinya nutrisi atau

makanan. Dalam istilah kedokteran atresia adalah keadaan tidak adanya atau

tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital.

Pada anamnesis didapatkan pasien tidak memiliki lubang anus yang

dialami penderita sejak lahir pada 24 Desember 2014 dan diketahui setelah pasien

berumur 3 hari. Sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa malformasi

anorektal merupakan salah satu anomali bawaan yang paling umum pada bayi

baru lahir. Sebelumnya pasien memiliki riwayat keluar mekonium dari vagina dan

perut kembung pada beberapa jam setelah lahir. Anamnesis ini penting untuk

mendiagnosis suatu malformasi anorektal, dimana kepustakaan menjelaskan

bahwa jika mekonium tampak keluar dari vagina, ini merupakan bukti adanya

fistula rektovagina. Namun jika mekonium tampak di urin, maka diagnosis fistula

rektouretra menjadi jelas.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan inspeksi perut yang tampak cembung,

peristaltik kesan meningkat, hiper timpani pada seluruh kuadran abdomen, perut

distensi dan nyeri tekan (+), hal ini menunjukkan adanya tanda obstruksi pada

36
gastro intestinal. Pada pemeriksaan genitalia tampak feses cair bewarna hijau

berbau keluar dari vagina dan pada pemeriksaan colok dubur jari tidak dapat

masuk lebih dari 1cm. Adanya pengluaran feses melalui saluran genital

menunjukkan adanya fistula rektovagina. Hal ini merupakan kondisi atresia ani

letak tinggi yaitu ujung rektum di atas otot puborektalis dan sfingter internal tidak

ada, yang mana jarak antara ujung buntu rektum sampai kulit perineum lebih dari

1 cm. Hal ini diakibatkan oleh otot levator ani perkembangannya tidak normal,

sedangkan otot sfingter eksternus dan internus dapat tidak ada atau rudimenter.

Diagnosis atresia ani letak tinggi + fistula rektovagina juga dibuktikan dengan

hasil pemeriksaan invertogram pasien tampak udara distal colon berada diatas

pubococcygeus line dengan jarak 8cm dari marker, kesan atresia ani letak tinggi.

Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya bising jantung sistolik pada

auskultasi jantung. Menuurt teori, 60% pasien dengan atresia ani dapat disertai

kelainan lainnya yang dikenal dengan sindroma VACTERL (Vertebrae, Anal,

Cardial, Tracheoesophageal, Renal, Limb). Kelainan pada sistem kardiovaskular

berupa Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus, Tetralogy of Fallot, dan

Ventricular Septal Defec. Namun pada pasien belum dilakukan pemeriksaan yang

lebih lanjut sehingga baiknya dilakukan pemeriksaan pada sistem kardiovaskular

pasien untuk mengetahui kelainan penyerta yang ada.

Penatalaksaan pada kasus ini adalah dilakukan kolostomi pada kolon

transversum. Hal ini sesuai dengan teori pada penanganan tahap pertama anomali

letak tinggi yaitu dilakukan kolostomi untuk dekompresi dan diversi. Kolostomi

dilakukan pada kolon transversum khususnya sebelah kiri di flexura lienalis atas

37
pertimbangan sebagai proteksi karena di sebelah kiri tidak ada organ-organ

penting, kolon lebih mobile sehingga lebih mudah, dan pada daerah ini tidak

terjadi dehidrasi karena absorbsi elektrolit maksimal di daerah tersebut sehingga

konsistensi feses tidak keras. 4 hari post kolostomi dilakukan insisi pada

kolostomi yang berfungsi drainase feses ke colostomy pouch dan mencegah

terjadinya peritonitis akibat kontaminasi peritoneum dan feses dengan cara

menunggu terjadinya proses penyatuan reperitonisasi 3 hari post operasi.

Tahap penangan selanjutnya pada kasus ini adalah operasi definitif

postero-sagital anorectoplasty (PSARP), yaitu dengan cara membelah muskulus

sfingter eksternus dan muskulus levator ani untuk memudahkan mobilisasi

kantong rektum dan pemotongan fistel dengan stimulasi elektrik dari perineum,

yang dilakukan 4-8 minggu (sumber lain menyebutkan 3-6 bulan) dari operasi

kolostomi yang diikuti penutupan kolostomi beberapa bulan kemudian.

38

Anda mungkin juga menyukai