4.1. Hasil
4.1.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 412 responden yang diambil dari warga desa
Ambulu kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Penelitian dilakukan secara
langsung melalui kuesioner untuk mengetahui tindakan pengobatan gigi dan
mulut responden. Data tingkat karies gigi diperoleh melalui pemeriksaan langsung
pada sampel dan dilakukan pencatatan indeks DMF-T. Data hasil pada penelitian
ini dapat dilihat dalam diagram berikut:
20
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SD 63 15,29 %
SMP 154 37,37 %
SMA 154 37,37 %
D3 4 0,97%
S1 37 8,98 %
Total 412 100 %
Pendidikan Frekwensi Persentase (%)
20% 23%
Rendah
Sedang
Tinggi
57%
21
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 23% warga
desa Ambulu memiliki skor rendah dalam upaya tindakan pengobatan, dengan
jumlah responden sebanyak 96 orang. Responden yang memiliki skor sedang
sebesar 57% dengan jumlah responden sebanyak 235 orang dan skor tinggi
sebesar 20% dengan jumlah responden sebanyak 81 orang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa warga desa Ambulu mayoritas memiliki skor sedang dalam
mengupayakan tindakan pengobatan.
13%
26%
SANGAT RENDAH
17%
RENDAH
17% SEDANG
27% TINGGI
SANGAT TINGGI
22
23
4.5 Tabel Distribusi Silang Frekuensi Tindakan Pengobatan dengan DMF-t
DMF-t Total
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
rendah tinggi
Rendah 4,6% 3,2 % 7,3% 5,1% 3,2% 23,3%
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa frekuensi tertinggi pada tindakan
tindakan pengobatan sedang dengan indeks DMFt sangat rendah yaitu sebanyak
17,0%. Frekuensi DMF-t tertinggi pada kategori sedang 27,4%. Sedangkan
frekuensi terendah terdapat pada tidakan pengobatan tinggi dengan indeks DMFt
sangat tinggi.
N Sig.
24
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada skor
DMF-T dan upaya pengobatan adalah 0,00 (p<0,05) yang berarti data tidak
berdistribusi normal.
Setelah diketahui data tidak berdistribusi normal, maka untuk mengetahui
adanya hubungan antara upaya tindakan pengobatan gigi dan mulut terhadap
indeks DMF-t, dilanjutkan dengan uji korelasi non-parametrik yaitu uji
Spearman. Hasil uji korelasi dengan menggunakan uji Spearman dapat dilihat
pada tabel 4.7
Tabel 4.7 hasil uji korelasi Spearman tindakan pengobatan gigi dan
mulut dengan karies gigi
Tindakan
Pngobatan DMF-t
Tindakan
Pngobatan (Sig. 2-tailed) . .047
DMF-t (Sig. 2-tailed) .047 .
25
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa nilai signifikasi lebih kecil dari
0,05, yang berarti terdapat pengaruh tindakan pengobatan gigi dan mulut
terhadap indeks DMF-t/
4.2. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan secara langsung dengan mengisi kuisioner tentang
upaya pengobatan gigi dan mulut pada masyarakat laki-laki dan perempuan yang
berusia 18 tahun sampai 40 tahun yang bertempat tinggal di desa Ambulu
kecamatan Ambulu kabupaten Jember dengan menggunakan indeks DMF-t. Tabel
4.2 tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin, peneliti
menentukan teknik pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling yaitu
pengambilan sampel dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang
dibuat sendiri oleh peneliti terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Sampel yang diperoleh dari perhitungan berjumlah minimal 390 orang, dengan
26
menambahkan sejumlah sampel sebagai cadangan, maka peneliti menggunakan
jumlah sampel sebesar 412 orang dengan perincian 168 laki-laki dan 244
perempuan.
TIndakan pengobatan dengan kategori rendah memiliki persentase indeks
DMF-t tertinggi pada derajat keparahan sedang (2,7-4,4) sebesar 7,3%. Tindakan
pengobatan dengan kategori sedang memiliki persentase indeks DMF-t tertinggi
pada derajat keparahan sedang, yakni sebesar 14,6%. Tindakan pengobatan
dengan kategori tinggi memiliki persentase indeks DMF-t tertinggi pada derajat
keparahan paling besar pada kategori sedang. Pada tabel diatas juga menunjukkan
bahwa tindakan pengobatan dengan kategori tinggi memiliki persentase terendah
pada kategori derajat keparahan sangat tinggi, yakni sebesar 2,2%. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah warga desa Ambulu yang datang untuk berobat ke
dokter gigi dengan indeks DMF-t yang sangat tinggi adalah rendah.
Data yang telah diperoleh kemudian dilihat normalitas data dengan
menggunakan uji kolmogorov Smirnov, dan didapatkan data tidak berdistribusi
normal. Analisis data pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa ada pengaruh tindakan
pengobatan gigi dan mulut masyarakat terhadap indeks DMF-t di desa Ambulu
kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Nilai p < 0,005 yaitu 0,047 menunjukkan
bahwa tindakan pengobatan gigi dan mulut ada hubungan dengan tingkat
kesehatan rongga mulut dalam hal karies. Sebab tindakan warga untuk melakukan
tindakan pengobatan didasarkan akan kebutuhan mengobati penyakit gigi yang
dapat diketahui dari indeks DMF-t. Untuk mengetahui kuat tidaknya pengaruh
tindakan pengobatan gigi dan mulut terhadap indeks DMF-t, dilakukan uji regresi.
Hasilnya menunjukkan nilai signifikasi sebesar 0,024, yakni lebih besar dari 0,05,
yang berarti terdapat pengaruh tindakan pengobatan gigi dan mulut warga desa
ambulu terhadap indeks DMF-t.
Upaya pengobatan merupakan suatu tindakan untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit. Pengobatan sendiri merupakan suatu upaya
yang dilakukan untuk mengatasi penyakit atau gejala yang dialami dengan
pengetahuan dan persepsinya sendiri. Upaya pengobatan yang dilakukan oleh
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi meliputi
27
pengetahuan, sikap, pandangan/persepsi, tradisi, norma sosial, pendapatan,
pendidikan, umur, status sosial, kepribadian. Faktor pendukung meliputi sumber
daya, seperti fasilitas, kepribadian, layanan kesehatan dan kemudahan untuk
mencapainya. Faktor pendorong meliputi sikap perilaku petugas kesehatan,
dorongan yang berasal dari keluarga, masyarakat, pamong atau tokoh masyarakat
di sekitarnya.
Permintaan akan layanan kesehatan dipengaruhi pula oleh adanya
kebutuhan akan pelayanan kesehatan, adanya kesadaran akan kebutuhan
pelayanan kesehatan, dan adanya motivasi untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Upaya masyarakat desa Ambulu untuk melakukan pengobatan gigi dan
mulut masih rendah. Hal ini disebabkan oleh sikap dan pandangan/persepsi
masyarakat mengenai upaya pengobatan, warga memilih berobat ke poli gigi
puskesmas hanya jika sakit. Mereka mendiamkan gigi berlubang hingga tinggal
tunggaknya. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat bahwa berobat ke poli
gigi puskesmas jika hanya sakit.
28
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terdapat pengaruh tindakan pengobatan gigi dan mulut warga desa
Ambulu terhadap indeks DMF-t di Desa Ambulu kecamatan Ambulu, kabupaten
Jember.
5.2 Saran
1 Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
2 Penelitian ini sebagai acuan dan bahan pertimbangan wilayah kerja
Puskesmas Ambulu dalam menjalankan program terutama program yang
berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
29