TESIS
Oleh :
Achmat Syaibani
NIM: S.241007011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
i
KUALITAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun oleh :
Achmat Syaibani
S241007011
Dewan Pembimbing :
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Administrasi Publik
ii
KUALITAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun Oleh :
Achmat Syaibani
S241007011
Dewan Pembimbing
Mengetahui
iii
PERNYATAAN
NIM : S241007011
SUKOHARJO adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya,
dalam tesis diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis
tersebut.
Achmat Syaibani
iv
MOTTO :
- Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum sebelum mereka
merubah keadaan diri sendiri.
(Qs. Ar- Raadu : 11 )
v
Tesis ini kupersembahkan untuk :
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah
yang berjudul :
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai
derajat Magister pada Program Magister Administrasi Publik pada Program Pasca
Pada kesempatan yang baik ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuannya sehingga
2. Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan
3. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh karyawan Program Studi Magister Administrasi
Publik Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
4. Bapak dr.Subari selaku Kepala Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo yang telah
memberikan ijin dan bantuan yang penulis butuhkan guna penulisan tesis ini
vii
5. Bapak Bambang HB selaku Unit Tata Usaha beserta seluruh jajarannya yang telah
memberikan bantuan informasi maupun data- data yang penulis butuhkan guna
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya baik langsung maupun tidak
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih sangat jauh dari sempurna,
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat
Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.
Penulis
Achmat Syaibani
viii
DAFTAR ISI
ix
E. Validitas Data .. 37
F. Teknik Analisa Data . 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 39
A. Deskripsi Umum Puskesmas Kecamatan Grogol... 39
1. Sejarah Singkat Puskesmas Grogol ................... 39
2.Visi dan Misi Puskesmas Grogol ....................... 40
3. Struktur Organisasi Puskesmas Grogol ............................. 40
4. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Grogol ................. 43
5. Sumber Daya Manusia Puskesmas Grogol............................. 44
6. Program Kerja Puskesmas Grogol.......................................... 45
7. Jenis Pelayanan Puskesmas Grogol........................................ 46
B. Kualitas Pelayanan Puskesmas Grogol........................................ 47
1. Reliability (Kehandalan) ........................................................ 47
2. Responsiveness (Daya Tanggap) ........................................... 54
3. Assurance (Jaminan) ... ..................................................... 57
4. Empathy (Perhatian) .............................................................. 64
5. Tangibles (Bukti- Bukti) ....................................................... 67
C. Masalah- masalah yang dihadapi dalam memberikan pelayanan
di Puskesmas Grogol ................................................................. 75
D. Usaha- usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan di Puskesmas Grogol................................................ 77
BAB V PENUTUP ............................ 83
A. Kesimpulan .. 83
B. Implikasi .. 87
C. Saran-saran .. 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.2 Alur pelayanan pasien rawat jalan puskesmas Grogol ............ 49
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah pasien rawat jalan puskesmas Grogol 2007- 2008 .......... 6
Tabel 4.4 Jenis Diklat dan Seminar pegawai puskesmas Grogol 2008........ 80
xii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan pasien rawat jalan di
Puskesmas Grogol dan masalah- masalah yang dihadapi dalam memberikan pelayanan
serta usaha- usaha yang dilakukan untuk mewujudkan pelayanan berkualitas yang
berimplikasi pada kepuasan pasien yang berobat di Puskesmas Grogol.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang
penyajiannya dilakukan secara kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Informan
ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Untuk menjamin validitas data digunakan
teknik trianggulasi.Sedangkan teknik analisis data menggunakan model teknik analisis
kualitatif deskriptif.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pasien rawat
jalan di Puskesmas Grogol melalui indikator- indikator penentu kualitas pelayanan
(Zeithaml & Parasuraman) yang meliputi :
1.Kehandalan berdasarkan hasil penelitian cukup baik; ditunjukkan dengan adanya
kejelasan alur pelayanan yang harus ditempuh pasien sudah ditempel/ dipasang di
tempat yang strategis serta prosedur/syarat yang mudah tidak terkesan berbelit- belit
sehingga efisien.
2.Daya tanggap berdasarkan hasil penelitian baik; ditunjukkan dengan adanya tanggapan
yang serius dari petugas puskesmas Grogol dalam memberikan pelayanan terhadap
kesulitan dan keluhan oleh pasien secara obyektif tanpa membedakan antara pasien
Askes atau pasien non Askes.
3.Jaminan berdasarkan hasil penelitian cukup baik; ditunjukkan dengan adanya
kecakapan atau ketrampilan pegawai puskesmas Grogol dalam memberikan pelayanan
dan obat yang diberikan telah sesuai standart kesehatan serta lokasi puskesmas Grogol
yang strategis sehingga masyarakat yang berobat tidak mengalami kesulitan.
4.Perhatian berdasarkan hasil penelitian cukup baik; diberikan dalam bentuk perhatian
terhadap individu pasien serta terciptanya komunikasi yang baik antara pegawai
puskesmas Grogol dengan pasien yang berobat.
5.Bukti- bukti berdasarkan hasil penelitian cukup baik (memadai); ditunjukkan dengan
adanya kemudahan dalam pelayanan rawat jalan yang diberikan oleh puskesmas
Grogol, baik sarana pelayanan maupun sarana penunjang pelayanan.
Masalah- masalah yang dihadapi dalam memberikan pelayanan di puskesmas
Grogol adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dan kurangnya motivasi
untuk meningkatkan kemampuan bagi pegawai puskesmas Grogol. Usaha- usaha dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara menambah sarana dan prasarana dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia puskesmas Grogol.
ABSTRACT
The objectives of this research are analizing the quality of out service patient in
puskesmas Grogol, analizing the problems that is faced in giving service and knowing
xiii
efforts conducted by the officials to improve the quality of service and the implication to
the satisfaction for patients in puskesmas Grogol.
From this research, the conclusion is the quality of service given for taken care
outpatient in Puskesmas Grogol taken from the quality of service indicators (Zeithaml &
Parasuraman),those are :
1. Reliability based on the research is good enough,shown from clearness of the
process that have to be done by the patient. The pamphlets have shown on strategic
places. Then the procedurs are easy to be followed and efficient.
2. Responsiveness based on the research is good, shown by the serious reply from
the officials and paramedic in Puskesmas Grogol to any problems of the patients
without differences between Askes or non-Askes (health assurance for public) patients.
3. Assurances based on the research is good enough, shown with the skills and good
service from the officials paramedic and the giving medical was standard mechanism.
The strategies location Puskesmas Grogol becomes first chooser.
4. Empathy based on the research is good enough, given a good care for each of
persons so it will gain a good communication between officials paramedic Puskesmas
Grogol and the patients.
5. Tangibles based on the research is good enough,shown by the easy procedure in
servicing taken care outpatient and the adequate facilities to keep a good service.
Problems faced in giving service in Puskesmas Grogol are in adequate facilities
and the minimum motivation for the officials to improve their qualification to working in
Puskesmas Grogol. Efforts that can be done improve the quality of service are by adding
adequate facilities and improve the quality of human resources of officials and paramedic
in Puskesmas Grogol.
BAB I
PENDAHULUAN
xiv
Kondisi ini merupakan faktor utama penyebab ketidakberhasilan kinerja birokrasi
dalam masyarakat.
kinerja instansi pemerintahan semakin menjadi sorotan dalam masyarakat serta mulai
banyak menuntut nilai yang diperoleh atas pelayanan yang diberikan oleh instansi
pemerintah. Hal ini menjadikan kinerja suatu organisasi publik sebagai pelayanan
sumber dayanya, serta harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna
(public service) yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan efisiensi dalam pelaksanaan rujukan medic dan kesehatan
secara terpadu, serta dituntut untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai dengan
setiap manusia.
xv
Sebagai wujud kepeduliannya kepada masyarakat, pemerintah memberikan
dilakukan sendiri atau bersama- sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Levey dan Loomba dalam Azrul
Azwar,1996 : 35 ).
dengan kebutuhan dan harapan pengguna pelayanan. Perlu diperhatikan juga bahwa
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah kerja
mewujudkan Indonesia sehat 2010. selain itu salah satu misi pembangunan kesehatan
xvi
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Dinas
Kesehatan, 2004).
1. Pelayanan kesehatan adalah hak azasi manusia dan setiap penduduk berhak
atau kematian. Oleh karena itu kualitas pelayanan perlu dikendalikan untuk
melindungi masyarakat
3. Adanya informasi yang asimetris, karena terdapat kesenjangan yang cukup lebar
tersebut diatas. Ketiga karakteristik tersebut menekankan adanya keadilan dalam hal
xvii
memperoleh pelayanan (equity and akses), kualitas palayanan bagi masyarakat
yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat dan terkait dengan pergeseran
paradigma kinerja pemerintah dari provider menjadi servicer yang artinya fungsi
lembaga dari fasilitator ataupun pihak yang menyediakan sarana beralih menjadi
pihak yang melayani apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Masyarakat berhak
atas pelayanan kesehatan yang ramah dan santun dari penyelenggara jasa bagi mereka
dengan kondisi puskesmas lain di seluruh Indonesia. Apalagi sejak adanya Undang-
undang No. 32 Tahun 2004, yang memberikan kewenangan otonomi pada daerah.
kesehatan rawat jalan tingkat dasar Puskesmas untuk semua jenis pelayanan dan
terhadap status kesehatan masyarakat belum optimal. Disamping itu banyak keluhan
puskesmas, fasilitas gedung maupun peralatan medis dan non medis kurang memadai,
dan budaya pegawai puskesmas yang tidak disiplin. Padahal untuk peningkatan mutu
xviii
pelayanan di puskesmas seharusnya ada suatu pelatihan mutu seperti Jaminan Mutu,
Total Quality Management (TQM) dan Good Governance, tetapi belum diterapkan di
puskesmas Grogol.
Desember 2008), sehingga masyarakat yang belum terlayani masih lebih besar
lemahnya pelayanan oleh pegawai baik secara administratif maupun medis, serta
dalam memberikan pelayanan publik tidak diikuti oleh peningkatan kualitas pegawai
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sampai saat ini ternyata belum ada
harapan masyarakat bahwa adanya pergantian rezim/ orde akan membawa perbaikan
rawat jalan mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Jumlah Pasien rawat jalan
Di Puskesmas Grogol Tahun 2007- 2008
No Bulan 2007 2008
1 Januari 3431 3304
2 Februari 4159 3887
3 Maret 4243 3971
xix
4 April 4017 4858
5 Mei 3874 4614
6 Juni 3462 5428
7 Juli 3679 3953
8 Agustus 3334 3919
9 September 3223 3541
10 Oktober 2548 3676
11 November 3711 4490
12 Desember 2594 3718
Total 42.275 49.359
Sumber : Bagian Kepegawaian Unit Tata Usaha Puskesmas Grogol
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pasien rawat jalan mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2007 yang berjumlah 42.275 dan pada tahun 2008
menjadi 49.359, jadi dari tahun 2007- 2008 mengalami peningkatan kunjungan pasien
puskesmas.
Pada dasarnya penelitian tentang kualitas pelayanan publik ini penting untuk
dilakukan, dikarenakan masyarakat sebagai customer service belum merasa puas baik
dari segi waktu, prosedur, dan kualitas pelayanan yang selama ini diberikan oleh
puskesmas. Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas pelayanan
xx
kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo, pasca
merupakan perwujudan dan fungsi aparatur negara sebagai pelayan masyarakat (abdi
masyarakat), disamping juga sebagai abdi negara. Dengan demikian diharapkan pihak
kesehatan sehingga tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat dan kepuasan akan
B. Perumusan Masalah
permasalahan yaitu :
Sukoharjo?
2. Masalah- masalah apa saja yang dihadapi dalam memberikan pelayanan dan
xxi
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan yang merupakan arah serta landasan
yang akan diterapkan dalam aktifitas selanjutnya. Adapun tujuan dari penelitian ini
1.Tujuan Praktis
Grogol Kabupaten Sukoharjo dan masalah- masalah yang dihadapi serta usaha- usaha
2.Tujuan Akademis
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Praktis
kualitas pelayanan pasien rawat jalan di Puskesmas Grogol dan masalah- masalah
2) Manfaat Akademis
xxii
Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi pembaca.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pelayanan Publik
xxiii
Menurut Moenir (1995:16-17) mendefinisikan pelayanan sebagai proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Secara kodrati
dari diri sendiri maupun melalui karya orang lain. Pelayanan yang diperlukan
manusia pada dasarnya ada 2 jenis, yaitu: pelayanan fisik yang sifatnya pribadi
sebagai manusia; dan pelayanan administratif yang diberikan oleh orang lain selaku
anggota organisasi.
oleh orang lain, atau pe (r) layanan artinya melayani (1976: 573). Jadi pelayanan
adalah melakukan perbuatan melayani apa yang diperlukan dan diharapkan oleh
orang lain dengan bantuan pihak lain yang menyediakan sesuatu yang diperlukan oleh
satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping
sebagai abdi negara. Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik
Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka
xxiv
upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
penyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan.
4) Produk pelayanan yang berkualitas yaitu sesuai kebutuhan dan harapan pengguna
jasa.
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sementara itu, kondisi masyarakat
saat ini telah terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis tingkat kehidupan
masyarakat yang semakin baik, merupakan indikasi dari empowering yang dialami
xxv
oleh masyarakat (Thoha dalam Widodo, 2001:140). Hal ini berarti masyarakat
semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin kritis dan
semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh
pemerintahnya.
harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana,
transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat
masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri (Effendi dalam
yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas
dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai
berikut :
1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan
sasaran;
3. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya kejelasan dan
kepastian mengenai :
xxvi
b.Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan
administratif;
c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan;
waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib
7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang
xxvii
8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan
(revitalisasi) dalam memberikan pelayanan publik. Dari yang suka mengatur dan
fleksibel kolaboratis dan dialogis dan dari cara-cara yang sloganis menuju cara-cara
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Pelayanan pada dasarnya mempunyai sasaran yang sederhana yaitu untuk kepuasan
pelanggan. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan harus memperhatikan kualitas.
Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono (1996:61), kualitas harus dimulai dari
kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia serta
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan ini bukan
hanya menekankan pada aspek hasil tetapi juga menyangkut kualitas manusia,
kualitas proses dan kualitas lingkungan. Pendapat lain, bahwa kualitas diartikan
sebagai tingkat baik buruknya sesuatu atau derajat atau taraf mutu
xxviii
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah
tingkat baik buruknya sesuatu barang atau jasa dalam usaha memenuhi kebutuhan
kualitas manusia, kualitas proses, kualitas lingkungan serta aspek hasil itu sendiri.
Kualitas pelayanan sering dikaitkan dengan barang atau produk dan jasa.
Dalam hal ini ditekankan pada pelayanan berupa jasa. Menurut Zulian Zamit
1) Tidak dapat diraba (intangibility). Jasa adalah sesuatu yang sering kali tidak dapat
disentuh atau tidak dapat diraba. Jasa mungkin berhubungan dengan sesuatu
secara fisik,, seperti pesawat udara, kursi dan meja dan peralatan makan di
diraba. Hal ini banyak terdapat pada biro perjalanan atau biro travel dan tidak
terdapat pada pesawat terbang maupun kursi, meja dan peralatan makan, bukan
terletak pada tempat tidur di rumah sakit, tetapi lebih pada nilai. Oleh karena itu,
jasa atau pelayanan yang terbaik menjadi penyebab khusus yang secara alami
disediakan.
2) Tidak dapat disimpan (inability to inventory). Salah satu ciri khusus dari jasa
adalah tidak dapat disimpan. Misalnya, ketika kita menginginkan jasa tukang
potong rambut, maka apabila pemotongan rambut telah dilakukan tidak dapat
xxix
3) Produksi dan konsumsi secara bersama. Jasa adalah sesuatu yang dilakukan
investasi yang lebih sedikit, mencari lokasi lebih mudah dan banyak tersedia,
5) Sangat dipengaruhi oleh faktor luar. Jasa sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar
kualitas jasa pelayanan. Definisi secara umum dari kualitas jasa pelayanan ini adalah
dapat dilihat dari perbandingan antara harapan konsumen dengan kinerja kualitas jasa
pelayanannya. Pelayanan terbaik dan tingkat kualitas dapat dicapai secara konsisten
pelayanan eksternal.
sebagai berikut :
xxx
b. Memperoleh pelayanan yang wajar tanpa menggerutu, sindiran ataupun uraian kata
lain semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu baik dengan
d. Pelayanan yang jujur dan terus terang artinya apabila ada hambatan karena masalah
keberhasilan kualitas pelayanan tidak muncul dari pihak manajemen saja tapi juga
meliputi :
deliver);
xxxi
Kepuasan pihak yang dilayani merupakan aspek penting dalam pemberian
layanan. Konsep kepuasan tidak mudah untuk didefinisikan karena berbeda antara
satu sama lain dan tidak dapat diukur dengan pasti. Banyak pakar yang memberikan
tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang diterima. Apabila harapan itu
sesuai dengan kenyataan maka pihak yang dilayani akan memberi tanggapan yang
positif terhadap pelayanan dan merasa puas. Tetapi bila yang terjadi sebaliknya,
dimana harapan tidak sesuai dengan kenyataan maka pihak yang dilayani akan
memberi tanggapan yang negatif dan merasa tidak puas. Dengan demikian
kepada pelanggan agar lebih baik dan bermutu sehingga pada akhirnya memberi
xxxii
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu kebutuhan pelanggan yang terfokus pada
penampilan barang / jasa yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.
dan terpercaya.
membantu pelayanan.
xxxiii
Menurut Gaspersz ( 1997 :235 ), ada beberapa dimensi yang harus
eksternal, seperti operator telpon, satpam, sopir, staf administrasi, kasir, dan petugas
penerima tamu.
berkaitan dengan banyaknya outlet, petugas yang melayani ( kasir dan staf
xxxiv
i. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan;
oleh masyarakat sama dengan harapan atau keinginan mereka, maka pelanggan
Gambar 2.1
Pengaruh Harapan Pelanggan dengan Kenyataan
Harapan
xxxv
pelanggan, serta laba yang diperoleh akan semakin meningkat (Tjiptono, 1995:86).
Gambar 2.2
Konsep Kepuasan Pelanggan
Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Produksi
Nilai Produk
Bagi Pelanggan
diberikan oleh aparatur negara sesungguhnya tidak dapat lepas dari birokrasi dan
Dari berbagai kriteria tentang dimensi kualitas jasa yang telah diuraikan
diatas, maka peneliti memakai indikator yang bertujuan untuk dapat mengetahui
1) Reliability (kehandalan)
menjelaskan prosedur pelayanan ( prosedur yang mudah dan tidak berbelit- belit)
yang harus ditempuh masyarakat, serta efisiensi waktu pelayanan (sesuai jadwal
xxxvi
dan tepat waktu) yang diberikan pihak puskesmas Grogol kepada masyarakat
yang berobat.
untuk membantu pasien yang berobat yang mengalami kesulitan dan kesiapan
memberikan pelayanan yang tepat pada pasien. Para pegawai puskesmas Grogol
harus siap dalam membantu pasien yang mengalami kesulitan dan memberikan
yang obyektif.
3) Assurance (jaminan)
Grogol yang bebas dari bahaya, resiko dan keragu- raguan dalam memberikan
4) Empathy (perhatian)
kebutuhan para pasien sehingga hubungan timbal balik antara pegawai dengan
xxxvii
pasien dapat menciptakan suasana yang kondusif di puskesmas. Pegawai
diterima.
5) Tangibles (berwujud/bukti-bukti)
Pihak puskesmas yang mempunyai derajat kesehatan yang baik harus dapat
memberikan bukti nyata tentang ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang dapat
yaitu sarana fisik meliputi : gedung pelayanan rawat jalan, rawat inap ruang IGD
alat transportasi (ambulance dan sepeda motor), dan alat- alat kesehatan lainnya.
1. Hanson,K. Winnie,C.& Hsiao,W. 2005. The Impact of quality on the demand for
xxxviii
c. Pasien yang menggunakan fasilitas kesehatan pemerintah (gratis) tingkat
fasilitas swasta.
2. Cho,W.H., Kim,C . Choi,K. & Lee,H. 2006. The Impact of Visit Frequency on the
Korean Study. Journal Health Care Services Research 39 : 1. Adapun hasil dari
penelitiannya menyatakan :
harapan pasien lama terhadap mutu pelayanan fokus pada dimensi realibility,
pasien baru lebih fokus pada dimensi tangibles (penampilan fisik) dari penyedia
layanan;
dan non medis (obat) lebih bagus pada pelayanan kesehatan swasta dibanding
bahwa tinggi dan rendahnya harapan pelanggan dapat terjadi karena bermacam-
xxxix
a. Perorangan misalnya kebutuhan, nilai, valensi, kapabilitas, pengalaman,
4. Rao,K.D. & Peters,D.H. 2006. Quality Improvement and Its. Impact on The Use
proyek dari The World Bank apabila dibandingkan dengan yang tidak
pelayanan (swasta).
xl
b. Pengukuran dan peningkatan kepuasan pelanggan dalam system pelayanan
sebagai berikut :
a. Pasien yang membayar di praktek dokter swasta lebih puas daripada dirumah
D. Kerangka Pemikiran
dalam rangka melakukan penelitian tentang kualitas pelayanan pasien rawat jalan di
Puskesmas Grogol.
xli
Dengan terjadinya krisis ekonomi sampai saat ini mengakibatkan
kemiskinan terus meningkat terutama masyarakat yang berada didaerah pedesaan, hal
mengenai pelayanan kesehatan gratis ditingkat puskesmas bagi pasien rawat jalan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dari proses tersebut akan
mengacu pada harapan pasien dalam menerima pelayanan. Masyarakat yang berobat
pelayanan yang diterima pasien tidak sesuai harapan, seperti buruknya citra
pelayanan di puskesmas, fasilitas gedung maupun peralatan medis dan non medis
xlii
kurang memadai, serta budaya pegawai puskesmas yang kadang- kadang kurang
suatu pelatihan mutu seperti Jaminan Mutu, Total Quality Management (TQM), serta
Good Governance tetapi belum diterapkan di puskesmas Grogol sampai saat ini.
dasar di Puskesmas (gratis), ataupun semakin mahalnya biaya pengobatan umum dan
Dalam konsep pemasaran jasa bahwa harga yang terlalu murah bahkan
gratis membuat kesan jasa tersebut tidak bermutu atau mutunya rendah. Jadi kondisi
puskesmas yang membebaskan tarif seharusnya harapan pasien tidak terlalu tinggi,
akan tetapi hal ini muncul karena pengalaman pasien. Hal ini sesuai teori yang
menyatakan bahwa harapan dibentuk oleh pengalaman masa lalu, pembicaraan dari
mulut ke mulut dan dari iklan perusahaan jasa, setelah menerima jasa tersebut
setiap pasien, semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin baik pula kualitas
xliii
Dari penilaian tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan Puskesmas Grogol masih rendah maka harus diupayakan untuk
Gambar 2.3 :
Kerangka Pemikiran
E. Definisi Konseptual
batasan antara konsep yang digunakan oleh peneliti sehingga terjadi kesamaan dalam
xliv
penafsiran antara peneliti dan pembaca mengenai pengertian dari variabel yang
pelayanan kesehatan.
berhubungan dengan produk jasa kesehatan, manusia, proses dan lingkungan yang
pengertian :
xlv
3. Assurance ( jaminan ) mencakup pengertian :
- Akses ke lokasi
pengertian :
xlvi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
beralamat di Jalan Raya Grogol No.47 Kabupaten Sukoharjo dan waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari 2009 sampai selesai. Pilihan lokasi ini didasarkan
dengan pertimbangan :
3.Adanya upaya yang serius dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam upaya
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat sesuai dengan
B. Metode Penelitian
xlvii
kuantitatif, apabila dipandang oleh peneliti mampu memaksimalkan dalam pencarian
menyampaikan fakta-fakta dengan jelas dan teliti. Ataupun dapat diartikan sebagai
proses pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan pada saat
pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang
tidak untuk menguji hipotesis tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang
penelitian non hipotesis sehingga dalam rangka penelitian tidak perlu merumuskan
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, di mana peneliti
xlviii
menggambarkan bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan pasien rawat jalan di
sebagai sumber pencarian data menggunakan teknik purposive sampling yaitu tehnik
mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk
sampel secara bertahap yang semakin lama jumlah respondennya semakin bertambah
informan yang kurang menguasai kajian penelitian, maka peneliti berupaya mencari
informan lain yang lebih tahu sesuai atau fokus dengan kebutuhan penelitian dalam
memperoleh data sehingga peneliti mampu menggali data secara lengkap dan
mendalam. Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian adalah untuk mengetahui
sebagai berikut :
xlix
3) Masyarakat yang melakukan pengobatan rawat jalan di Puskesmas Grogol
sebagai berikut :
wawancara bebas, intensif dan mendalam dengan sejumlah responden terpilih guna
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Suatu teknik
mendapatkan informasi yang lebih jelas dan mendalam tentang berbagai hal yang
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun kepada responden yang
telah ditentukan. Dalam wawancara tidak hanya fokus pada daftar pertanyaan,
membuktikan benar dan tidaknya jawaban atau pernyataan responden, maka perlu
l
2. Observasi langsung (observation) dengan pengamatan secara intensif.
Peneliti berada di Puskesmas Grogol dan berusaha mengamati secara teliti keadaan
yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian dan masalah ataupun gejala-gejala yang
3.Teknik Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari
pencatatan data statistik, gambar, arsip dari Puskesmas Grogol serta laporan
jalan.
E. Validitas Data
kebenarannya, maka validitas data akan diupayakan melalui trianggulasi data yaitu
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai melalui; (1)
apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi,
(3) membandingkan apa yang dikatakan orang- orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan seperti rakyat biasa,
li
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Lexy
Meoloeng,2002:178)
data secara kualitatif; dimana data yang dikumpulkan dari berbagai informan
deskriptif. Menurut Lexy Moeleong, 2002:3 bahwa metodologi kualitatif adalah suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
enam kali,yaitu :
b.Dokter Siti Amaliah menjadi kepala puskesmas Grogol kurang lebih 5- 10 tahun
(1982- 1992).
(1995- 2005).
e. Dokter Nurul Huda menjadi kepala puskesmas Grogol kurang lebih 3- 6 tahun
(2005- 2008).
f. Dokter Subari menjadi kepala puskesmas Grogol tahun 2009 sampai sekarang.
liii
Mengenai jumlah penduduk miskin kecamatan Grogol dapat dilihat dalam
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Miskin Kecamatan Grogol 2008
NO DESA JUMLAH
1 PONDOK 521
2 PARANGJORO 311
3 PANDEYAN 362
4 TELUKAN 740
5 KADOKAN 266
6 GROGOL 420
7 MADEGONDO 328
8 LANGENHARJO 354
9 GEDANGAN 208
10 KWARASAN 596
11 SANGGRAHAN 683
12 MANANG 402
13 BANARAN 506
14 CEMANI 1397
TOTAL 7.094
Sumber : Bagian Kependudukan Kecamatan Grogol
sembuh; serta mempunyai misi yaitu Ikut mewujudkan Indonesia Sehat 2010,
liv
1.Kepala Puskesmas
meliputi :
e. Unit Pengembangan.
4.Puskesmas Pembantu
5.Bidan Desa
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Puskesmas Grogol
KEPALA PUSKESMAS
lv
UNIT TATA USAHA
- Kepegawaian/ Adm.
- Keuangan
- Perlengkapan
- Perencanaan/ Simpus
UNIT P2P UNIT PLPM UNIT YANKES UNIT KESGA UNIT PENGEMBANGAN
- Imunisasi - Pemberd. Masy. - Poli Umum - Kesehatan Ibu-KB Koordinator Rawat Inap
- Kamar Obat
- Pustu Telukan
- Pustu Pandeyan
- Pusling Pondok
- Pusling Kadokan
- UKS &P3K
- Radiologi
lvi
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan
sebagai berikut :
1.Pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, perawatan kesehatan
4.Pengelolaan ketata-usahaan
lvii
sumber daya manusia yang cukup memadai agar dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di puskesmas Grogol dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4.2
Sumber Daya Manusia di Puskesmas Grogol 2008
No. Jenis Tenaga PNS PTT / Kontrak
1 Dokter Umum 2 1
2. Dokter Gigi 1 -
3. Bidan 7 8
4. Akper 3 6
5. SPK 3 -
6. AKG 1 -
7. SMF/ Farmasi 3 -
8 AKZI 1 -
9. SPPH 1 -
10. Pek.Kes 2 -
11. Tata Usaha 2
12. Tenaga Administrasi - 1
13. ATRO - 1
14 Analis - 1
15. Tenaga Kebersihan - 1
Jumlah 26 19
Sumber : Bagian Kepegawaian Unit Tata Usaha Puskesmas Grogol
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia (pegawai)
Puskesmas Grogol berjumlah 45 orang, yang terdiri dari PNS berjumlah 26 orang
lviii
1.Unit P2P mempunyai program pencegahan dan pemberantasan HIV/AIDS,
2.Unit PLPM mempunyai program pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan
4.Unit KESGA mempunyai program pelayanan kesehatan ibu & bayi, pelayanan
berikut :
lix
1.Pelayanan Administrasi, yang meliputi :
urine, dan feses rutin); tindakan medis kecil (umum); pemeriksaan &
pengobatan gigi; pemeriksaan ibu hamil/ nifas/ menyusui bayi & balita;
akomodasi rawat inap secara intensif; konsultasi medis; pemeriksaan fisik &
lx
4.Pelayanan transportasi untuk rujukan emergency, rujukan non-emergency (bila
yang diberikan oleh Puskesmas Grogol pasca adanya Peraturan daerah No.08 tahun
(gratis). Berikut ini akan disajikan penilaian dan tanggapan dari para pasien rawat
jalan yang diukur dari indikator- indikator penentu kualitas pelayanan, yaitu
pegawai terutama pegawai yang melakukan hubungan langsung dengan pasien atau
masyarakat pengguna jasa, dalam hal ini adalah tenaga medis, paramedis dan tenaga
lainnya. Dengan demikian pasien dapat melihat dan merasakan secara langsung,
instalasi rawat jalan. Berikut ini adalah pembahasan dari masing- masing indikator
1. Reliability ( kehandalan )
lxi
kepada pasien. Kehandalan pegawai akan membawa kepercayaan penerima layanan
terhadap pelayanan berkaitan dalam menangani masalah secara cepat dan tepat
memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan dapat dilihat dari hasil riset
Bagi masyarakat pengguna jasa yang ingin memanfaatkan jasa suatu instansi
publik dalam hal ini Puskesmas Grogol, tahap awal yang perlu diperhatikan adalah
memahami prosedur pelayanan yang ada. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh
pelayanan, baik didalam mengakses ruang perawatan, obat- obatan ataupun pelayanan
yang lain serta akan memperlancar proses kegiatan pelayanan. Prosedur dan alur
dinding- dinding dan tempat yang strategis di Puskesmas Grogol yang bertujuan
untuk setiap masyarakat atau pasien yang berobat dapat membaca dengan jelas,
Puskesmas tersebut, sehingga dapat tercipta efisiensi kerja dan masyarakat yang akan
berobat tidak banyak bertanya kepada pegawai. Pegawai-pun tetap siap untuk
melayani dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pasien
lxii
Berikut ini adalah alur pelayanan penerimaan pasien rawat jalan di
Puskesmas Grogol :
Gambar 4.2
Alur pelayanan pasien rawat jalan di Puskesmas Grogol
Loket pendaftaran
Pemeriksaan
Pengambilan obat
Pulang
Dari gambar 4.1 diatas dapat diketahui alur pelayanan pasien rawat jalan
menunjukkan kartu identitas diri/ KTP ataupun kartu askes bagi yang memiliki.
Apabila pasien lama cukup menunjukkan kartu berobat yang diperoleh dari,
sedangkan untuk pasien askes ( pasien lama ) cukup dengan menunjukkan kartu askes
pendaftaran pihak puskesmas Grogol belum memisahkan antara pasien baru dengan
waktu yang cukup lama dan membuat antrian yang panjang serta terkesan tidak tertib
lxiii
pemeriksaan, meskipun masyarakat yang berobat sudah mendapatkan kartu/ nomor
urutan pendaftaran.
pelayanan pasien rawat jalan di Puskesmas Grogol, bahwa pihak Puskesmas Grogol
mengutamakan pelayanan pasien dengan adil tanpa membeda- bedakan antara pasien
Askes dengan yang lainnya. Mulai dari pasien mendaftarkan diri sampai dengan
Puskesmas Grogol selalu siap dalam melayani pasien bila sewaktu- waktu dibutuhkan
Setiap keluarga saya yang sakit selalu saya bawa berobat kesini, sekarang
di Puskesmas Grogol prosedurnya tidak berbelit- belit yaitu mudah dan
cepat ( Wawancara, 10 Februari 2009 ).
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh pasien X1 berikut ini :
lxiv
Wonten mriki sakniki proseduripun sampun gampil lan mboten
nyusahaken. Sahinggo kulo saged langsung nenggo mlebet kagem prikso
.(Disini Puskesmas Grogol sekarang prosedurnya mudah dan tidak berbelit-
belit. Sehingga saya dapat langsung menunggu panggilan masuk untuk
diperiksa ).( Wawancara, Februari 2009)
Pendapat senada diungkapkan oleh pasien X2 sebagai berikut :
pelayanan yang berkualitas. Jadwal berhubungan dengan standar waktu yang dipakai
rawat jalan dibuka pada hari senin- kamis: pukul 08.00- 11.00 WIB; dan hari jumat-
sabtu: pukul 08.00- 10.00; serta untuk pelayanan yang dilakukan di instalasi rawat
inap dan gawat darurat siap 24 jam. Semua kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB,
berikut ini:
lxv
banyaknya pasien yang antri mendaftar sehingga memerlukan waktu agak lama dan
Pada waktu saya mendaftar kebetulan tidak antri banyak sehingga setelah
mengambil nomor urut antri terus dipanggil petugas pendaftaran, kemudian
mendapatkan kartu berobat dan menyerahkan ke poliklinik umum untuk
mendapatkan pemeriksaan/pengobatan dari dokter. Proses tadi memerlukan
waktu sekitar 30 menit (Wawancara, Februari 2009).
Pernyataan yang sama dari pasien X4 sebagai berikut:
Kulo prikso wonten mriki ndilalah antrinipun kathah sanget sahinggo soko
mendhet kartu antri dumugi diprikso dokter antawis langkung setunggal jam
(Saya berobat disini kebetulan harus antri yang banyak sehingga dari
mengambil kartu antri sampai di ruang pemeriksaan dokter sekitar satu jam
).(Wawancara, Februari 2009)
Hal ini dibenarkan oleh petugas pendaftaran puskesmas berikut ini:
Biasanya kalau pagi sekitar jam 08.00- 09.00 mengalami antrian yang
banyak sehingga untuk proses pendaftaran sampai pemeriksaan memerlukan
waktu sekitar satu jam. Tetapi setelah itu keadaan kembali normal dalam arti
tidak mengalami antrian yang banyak ( Wawancara, Februari 2009)
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan, bahwa pada umumnya
untuk proses pendaftaran sampai dengan pemeriksaan memerlukan waktu sekitar 30-
60 menit (satu jam). Mengenai lama dan tidaknya proses pelayanan tersebut
tergantung dari banyak atau tidaknya kunjungan masyarakat/ pasien yang sedang
berobat di Puskesmas Grogol, sebab jumlah masyarakat yang berobat dalam satu hari
sekitar 100-150 orang dengan kriteria berbeda-beda (pasien Askes dan pasien non-
lxvi
petugas di loket pendaftaran (minimal 3 orang tetapi yang terjadi sekarang hanya 1
orang petugas).
pasien yang mengalami kesulitan serta kesiapan dari petugas untuk memberikan
pelayanan dengan segera kepada pasien. Petugas harus siap dalam membantu pasien
yang mengalami kesulitan, memberikan respons dan perhatian terhadap keluhan yang
disampaikan oleh pasien serta memberikan informasi yang jelas mengenai suatu
pelayanan yang diberikan, seberapa jauh respons yang diberikan oleh petugas dalam
diungkapkan oleh Kabag pelayanan rawat jalan puskesmas Grogol sebagai berikut :
Jika ada keluhan dari pasien, maka kami akan selalu menerimanya dan
berusaha untuk menanggapinya atau kita tampung untuk kita sampaikan
pada pimpinan/ kepala puskesmas pada waktu rapat ( Wawancara,
Februari 2009 )
Hal senada juga diungkapkan pegawai puskesmas lainnya berikut ini:
Keluhan dari pasien selalu kami tanggapi dengan baik dan kami akan
memberi penjelasan secara langsung sebisa kami atau mereka dapat
mengirimkan surat ke kotak saran/pengaduan. ( Wawancara, Februari 2009 )
Sedangkan penilaian pasien terhadap ketanggapan petugas untuk membantu
kesulitan atau keluhan mereka, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan pasien X5
sebagai berikut :
lxvii
Setelah dokter memberi resep obat dan resep saya serahkan dibagian obat
tersebut, tetapi setelah dirumah obat saya minum ternyata tidak ada
perubahan/cocok dan keesokan harinya saya sampaikan pada dokter yang
memeriksa dan dia ( dokter ) mau mendengarkan keluhan yang saya
sampaikan.( Wawancara, Februari 2009 )
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh pasien X6 berikut ini :
Obat ingkang badhe kulo unjuk jenisipun kathah sahinggo kulo bingung
lan kulo nyuwun tulung petugasipun lan piyambakipun nulung kulo pripun
urut-urutanipun ngunjuk obat. ( obat yang mau saya minum jenisnya banyak
banget dan saya bingung, kemudian saya minta tolong petugas bagaimana
urut- urutannya minum obat).( Wawancara, Februari 2009 )
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh pasien X7 sebagai berikut :
Pada waktu saya berobat dengan kartu Askes ada syarat yang kurang tapi
saya lupa syarat tersebut kemudian saya minta penjelasan petugas,
selanjutnya petugas memberitahu dan menjelaskan sehingga saya tidak
bingung lagi. ( Wawancara, Februari 2009 )
Dari beberapa pernyataan pasien diatas, bahwa petugas di instalasi rawat
jalan memiliki daya tanggap cukup baik dan telah sesuai harapan dari pasien yaitu
setiap ada pasien yang memerlukan bantuan/ informasi ataupun keluhan kemudian
Berdasarkan uraian dan hasil wawancara dapat disimpulkan rata- rata pasien
merasa telah mendapat pelayanan yang semestinya dan sudah sesuai dengan
indikator/ standar pelayanan. Hal ini dirasakan pasien dari cara petugas
memperlakukan mereka dengan baik dan sabar setiap ada kesulitan dan keluhan.
Keadaan ini menunjukkan kesiapan dari petugas dalam memberikan informasi yang
diperlukan pasien dengan jelas, berarti petugas telah mampu memberikan pelayanan
lxviii
Pelayanan yang bersifat obyektif merupakan pelayanan yang diberikan
pelayanan yang adil kepada seluruh pasien yang berobat. Sifat obyektif ini selalu
dijunjung tinggi oleh semua petugas, pelayanan yang diberikan tidak memandang
apakah pasien tersebut pasien Askes ataupun pasien non Askes yaitu mereka berhak
Kami disini dalam melayani pasien baik Askes maupun non Askes hampir
sama dan kami tidak membeda-bedakannya. Apapun keinginan dan keluhan
yang disampaikan pasien tetap kami prioritaskan demi terwujudnya
pelayanan yang berkualitas ( Wawancara, Februari 2009 )
Pernyataan yang sama oleh petugas medis puskesmas berikut ini :
pasien. Pasien merasa diperlakukan sama (adil) oleh petugas puskesmas Grogol. Hal
lxix
ini dapat dilihat dari sikap dan perhatian petugas dalam memberikan pelayanan pasien
dan mereka bersikap obyektif terhadap seluruh pasien tanpa membeda- bedakan latar
belakang pasien.
3. Assurance ( jaminan )
melihat proses pelayanan itu sendiri. Kemampuan yang dimiliki puskesmas Grogol
dapat dilihat dari ketrampilan dan koordinasi pegawai puskesmas dalam memberikan
Grogol dapat dilihat dari hasil riset dibawah ini yang meliputi :
Di puskesmas Grogol dipimpin oleh dokter dan staff yang terdiri dari tenaga medis,
paramedis, dan administrasi. Salah satu faktor keberhasilan suatu kegiatan adalah
Puskesmas Grogol yaitu jumlah pegawai secara keseluruhan 45 orang yang terdiri
lxx
Masih berkaitan dengan jaminan yang diberikan pihak puskesmas terhadap
pegawainya dalam melayani pasien, dapat dilihat dari pendapat pasien X7 sebagai
berikut:
berikut ini:
Puskesmas Grogol mengenai kemampuan pegawai dan staff medis untuk siap
melayani pasien dengan cukup baik dan memberikan kenyamanan. Bagi pihak
manusia melalui program diklat yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
lxxi
ketrampilannya dalam menjalankan kegiatan dalam memberikan pelayanan dengan
baik kepada seluruh elemen masyarakat yang berobat, meskipun masih ada keluhan
dari masyarakat.
pemakaian obat (generic) yang diberikan oleh semua pasien di puskesmas Grogol dan
untuk proses pelayanan obat sebenarnya mudah, serta pasien rawat jalan tidak perlu
merasa khawatir ataupun resah. Adanya proses sebelum obat diberikan pasien,
terlebih dahulu resep yang masuk ataupun diberikan dibagian obat akan
pasien sesuai resep dari dokter dan kadang- kadang juga disuruh membeli obat di
Kulo sak sampunipun dokter mrikso terus maringi resep kulo lan resep
kulo aturaken petugas wonten bagian obat, selajengipun kulo nenggo
sekedhap kagem mendhet obat lan obatipun sampun sesuai standaripun.
Kulo prikso wonten puskesmas mriki mboten mbayar.( Saya setelah
diperiksa dokter kemudian memberikan resep dan resep saya serahkan
petugas bagian obat, selanjutnya tinggal menunggu pengambilan obat
(generic) dan obat sudah sesuai standar. Saya berobat di puskesmas tidak
dikenai biaya (gratis).( Wawancara, Februari 2009 )
Tanggapan serupa juga diungkapkan oleh pasien X2 berikut ini :
lxxii
Pendapat senada juga diungkapkan oleh pasien X5 berikut ini :
obat (generic) yang diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasien, serta
dalam pelayanan obat tidak memerlukan waktu yang lama sebab setelah dokter
memeriksa dan memberi resep obat kepada pasien, selanjutnya resep diserahkan
kepada petugas dibagian obat (apoteker) yang ada di Puskesmas Grogol dan obat
sudah menjadi tanggung jawab petugas dibagian obat dan kadangpula ada resep untuk
beli di apotik; maka pasien tinggal menunggu untuk mengambil obat dan pulang.
c) Akses ke lokasi
lxxiii
Pada umumnya pasien akan mencari tempat pertolongan kesehatan dengan
fasilitas yang memadai dan berlokasi strategis di sekitar tempat tinggal mereka.
puskesmas dengan adanya fasilitas kesehatan yang memadai yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan bagi pasien. Fasilitas tersebut harus memiliki kemampuan yang
Puskesmas Grogol karena lokasi yang strategis dan nyaman bagi warga Kecamatan
Dalem kulo Grogol lan kulo pados balai pengobatan (Puskesmas) ingkang
mboten tebih saking griyo kulo sehinggo saged ngirit transportasinipun
sahinggo mboten was- was dados kulo milih puskesmas Grogol ( Rumah
saya Grogol dan saya mencari tempat pengobatan (puskesmas) yang dekat
dengan rumah saya dan aman sehingga bisa menghemat transportasi dan
akhirnya saya memilih berobat di puskesmas Grogol ( Wawancara, Februari
2009 ).
lxxiv
Sebagian besar masyarakat yang berobat kesini bertempat tinggal disekitar
Kecamatan Grogol. Disamping lokasi yang strategis juga nyaman bagi
masyarakat yang mau berobat, serta fasilitas yang ada cukup memadai (
Wawancara, Februari 2009)
Pendapat yang senada dari pegawai yang lain berikut ini :
Lokasi disini cukup strategis, fasilitas memadai dan cukup nyaman bagi
masyarakat yang akan melakukan pengobatan serta banyak alternatif untuk
memakai alat transportasi umum untuk menuju kesini ( Wawancara,
Februari 2009)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, bahwa suatu tempat pelayanan
kesehatan dikatakan mempunyai kualitas yang baik bukan disebabkan oleh biaya
kebawah.
4. Empathy ( perhatian )
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para masyarakat
Perhatian pribadi salah satu bagian dari upaya untuk menimbulkan rasa
saling percaya antara pasien dengan petugas sehingga pasien merasa ada kenyamanan
lxxv
keduanya. Mengenai perhatian petugas dengan pasien dapat diketahui dari pernyataan
Petugas ingkang mrikso kolu wonten mriki sae, kulo disuwuni pirso
wonten keluhan/ nopo ingkang jenengan raosaken sehinggo kulo remen . (
petugas yang memeriksa saya disini baik dan ramah, saya ditanya tentang
keluhan yang saya rasakan sehingga dengan adanya perhatian menjadikan
saya senang (puas) ( Wawancara, Februari 2009 )
Pendapat sama juga diungkapkan oleh pasien X4 sebagai berikut :
Petugas yang memeriksa atau mengobati saya disini sangat baik dan
ramah. Setiap ada keluhan tentang sakit saya selalu ditanggapi dengan baik
( Wawancara, Februari 2009 )
Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada petugas dan mereka menyatakan
bahwa dalam memperhatikan dan mendengar keluhan yang disampaikan oleh pasien
masyarakat/ pasien yang berobat selalu ditangani oleh petugas ataupun dokter yang
mendapatkan pelayanan dan perhatian dari para petugas puskesmas Grogol meski
belum menyeluruh.
ataupun tanggapan tentang penyakit yang dideritanya dan diperlukan figur dari
seorang dokter yang menangani dan harapan (sembuh) yang diinginkan oleh pasien.
Dokter naliko mrikso kulo lan sampun rampung, selajengipun dokter nulis
resep lan nyuwun pirso kulo nyuwun obat ingkang saking mriki kemawon
utawi tumbas wonten apotik. Kulo milih sedayanipun kajengipun enggal
senggang ( ketika dokter memeriksa saya dan setelah selesai, dokter
lxxvi
menulis resep dan bertanya kepada saya tentang obat dari sini saja atau
membeli diapotik. Saya memilih obat keduanya, baik dari puskesmas dan
beli di apotik agar segera cepat sembuh ).( Wawancara, Februari 2009 )
Pendapat yang sama dari pasien X6 berikut ini :
Ketika saya diperiksa oleh dokter dan saat dokter mau menulis resep, dokter
menanyakan resep obat yang mau diberikan saya, bila obat yang dari sini
sembuhnya agak lama dan kalau obat membeli di apotik sembuhnya relatif
cepat kemudian saya memilih obat beli di apotik agar sembuhnya reatif
cepat meskipun harganya mahal . ( Wawancara, Februari 2009 )
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh pasien X2 berikut ini :
Pokoknya saya memilih obat yang agar segera cepat sembuh dan tidak
menimbulkan gejala yang lain walaupun harganya mahal yang penting saya
dapat segera cepat sembuh ( Wawancara, Februari 2009 )
Pernyataan diatas dibenarkan oleh petugas medis puskesmas berikut ini :
antara pegawai satu dengan pegawai yang lainnya dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna jasa. Apabila ada kasus atau masalah maka antara pegawai dapat
lxxvii
saling tukar pikiran untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah
penerima pelayanan
dalam memberikan perhatian kepada pasien. Pihak masyarakat/ pasien yang berobat
berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas sehingga kedua belah pihak saling
menjalankan hak dan kewajiban masing- masing, antara pihak pemberi pelayanan
pelayanan jasa tidak bisa dilihat secara nyata maka pelanggan akan menggunakan alat
inderanya untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Pihak puskesmas yang mempunyai
derajat keahlian bidang kesehatan yang tinggi harus dapat memberikan bukti- bukti
yang nyata kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan sehingga dengan adanya
bukti nyata tersebut maka masyarakat dapat menilai bagaimana kualitas yang
diterimanya.
lxxviii
Pihak Puskesmas Grogol diharapkan selalu memperhatikan sarana dan
berobat atau melakukan pemeriksaan. Sarana dan prasarana bertujuan atau diharapkan
mampu memberi kepuasan bagi pasien yang berobat yang berarti juga ikut dalam
diberikan Puskesmas Grogol kepada seluruh pasien, baik itu pasien Askes dan non
Askes) serta pemberian fasilitas penunjang tersebut diharapkan sesuai dengan hak
Sarana penunjang pelayanan terdiri dari dua bagian yaitu sarana umum dan
sarana medis. Sarana umum merupakan sarana yang digunakan untuk membantu
proses pelayanan kepada pasien yang meliputi komputer, telepon, alat- alat tulis serta
draft data pasien sedangkan sarana (medis) penunjang pelayanan yaitu alat medis
yang digunakan untuk menolong dan merawat pasien, misalnya alat- alat medis
lxxix
Setiap saya diperiksa oleh dokter dan alat yang digunakan untuk
pengobatan dan pemeriksaan selalu tersedia, sarana pelayanan disini cukup
memadai ( Wawancara, Februari 2009 ).
Hal yang sama diungkapkan oleh pasien X1 berikut ini :
Sarana atau fasilitas kerja yang tersedia dan memadai akan dapat
mewujudkan pelayanan yang berkualitas. Sebagai contoh masalah gedung
memang harus diperbaiki dan ruangan- ruangannya serta peralatan dan
perlengkapan disini yang perlu diperbaharui sesuai kondisi sekarang (
Wawancara, Februari 2009).
Lanjut Kepala puskesmas Grogol sebagai berikut ini :
Dana operasional puskesmas ada tetapi pengelolaannya langsung oleh
dinas kesehatan sehingga semua biaya untuk kelengkapan administrasi,
peralatan medis dan non medis sampai kebutuhan obat langsung ditangani
oleh dinas kesehatan (Wawancara, Februari 2009).
Hal yang sama juga diungkapkan Kabag pelayanan rawat jalan berikut ini :
Dengan adanya sarana kerja yang baik maka pelayanan yang berkualitas
akan dapat diwujudkan, sebab sarana merupakan faktor yang dapat
mendukung pelayanan yang ada ( Wawancara, Februari 2009)
Ketika penulis menemui pegawai puskesmas yang lainnya, mereka
menyatakan bahwa sarana pelayanan medis sudah tersedia walaupun tidak semuanya
sehingga pasien senantiasa dapat dilayani dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pasien cukup puas dengan sarana
lxxx
fasilitas yang ada karena sangat berkaitan dengan kepuasan pasien yang akan
ruang tunggu dengan jumlah kursi yang cukup memadai dilengkapi dengan televisi,
toilet untuk masyarakat/ pengunjung atau keluarga pasien yang mengantar atau
menunggu.
berikut :
Naliko kulo badhe wonten toilet utawi kamar mandi gondhonipun mboten
mranani penggalih lan kulo mboten sios wonten toilet .( ketika saya akan
ke kamar mandi atau toilet bau banget sehingga saya tidak jadi ke kamar
mandi ). ( Wawancara, Februari 2009)
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh pasien X9 berikut ini :
Saat saya mau ke kamar kecil bau sekali dan lantainya kotor sehingga saya
tidak jadi ke kamar kecil. Maklum fasilitas umum yang menggunakan atau
dipakai untuk orang banyak .( Wawancara, Februari 2009 )
Fasilitas penunjang pelayanan yang lain adalah tempat parkir. Mengenai
daya tampung tempat parkir rata- rata pengunjung/ masyarakat berobat di Puskesmas
Grogol yang memakai kendaraan roda dua antara 30- 50 sepeda/ sepeda motor, serta
yang memakai mobil rata- rata 1-5 mobil. Berikut ini tanggapan- tanggapan
berikut:
lxxxi
mau parkir dimana meskipun sudah ada tempat yang telah ditentukan dan
parkir cukup rapi kadang agak bingung kalau penuh, serta petugas parkir
kadang-kadang memberi karcis ( Wawancara, Februari 2009 )
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pasien X2 berikut ini :
puas dengan sarana penunjang yang tersedia meskipun ada yang belum memadai
tentang keadaan kebersihan toilet dan keadaan tempat parkir yang kurang tertata rapi,
serta tidak adanya pembatas antara parkir pegawai dengan masyarakat yang berobat.
Sehingga pihak Puskesmas Grogol harus segera membenahi fasilitas tempat parkir
yang luas dan agar pegawai maupun masyarakat yang berobat dapat parkir dengan
bahwa puskesmas Grogol dari penampilan fisik gedung dan sarana pendukung
lainnya cukup baik, termasuk penampilan petugas rapi pakaian seragamnya dan ada
tanda pengenalnya.
terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pihak Puskesmas Grogol cukup
sesuai dengan indikator- indikator penentu kualitas pelayanan, meskipun masih ada
kendala- kendala ataupun masalah yang terjadi. Hal ini dapat dilihat pada tabel
lxxxii
Tabel 4.3
Matriks Hasil Penelitian
Tentang Kualitas Pelayanan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Grogol
No Indikator Hasil Penelitian
1 Reliability ( kehandalan )
a. Prosedur dan syarat - Prosedur dan persyaratan yang harus
ditempuh mudah, tidak berbelit- belit
serta sederhana
2 Responsiveness
a. Ketanggapan pegawai - Pegawai memberi pelayanan dengan
dalam membantu kesulitan optimal (baik) serta membantu setiap
lxxxiii
yang dialami pasien kesulitan pasien
lxxxiv
semuanya.
b.Tersedianya fasilitas - Tempat parkir kurang luas sehingga
penunjang pelayanan. belum memenuhi keinginan pasien,
tidak ada pembatas antara parkir
pegawai dengan masyarakat, petugas
parkir tidak memberi kartu parkir
sehingga merasa kurang aman.
- Mengeluhkan fasilitas ruang tunggu,
toilet.
masalah-masalah yang dihadapi, walaupun masalah yang dihadapi kecil namun tetap
pelaksanaan kerja. Kurangnya sarana dan prasarana kerja yang ada di puskesmas
yang berobat. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala puskesmas Grogol berikut
ini :
Sarana atau fasilitas kerja yang tersedia dan memadai akan dapat
mewujudkan pelayanan yang berkualitas sehingga berimplikasi pada
kepuasaan pegawai dan pasien ( Wawancara, Februari 2009 ).
lxxxv
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pegawai Unit Tata Usaha sebagai
berikut :
Dengan adanya sarana kerja yang memadai maka pelayanan yang baik
(berkualitas) akan dapat diwujudkan, sebab sarana merupakan faktor
utama yang dapat mendukung pelayanan yang ada di puskesmas Grogol
( Wawancara, Februari 2009 )
Mengenai keberadaan sarana kerja dan fasilitas kerja yang ada di
prasarana yang ada di puskesmas Grogol cukup memadai meskipun masih ada
beberapa yang perlu diperbarui sebab akan dapat menghambat pelayanan yang
ataupun pegawai puskesmas untuk mengikuti seminar atau diklat, baik melalui
Grogol kurang semangat atau termotivasi dengan alasan- alasan bersifat pribadi
Untuk mengikuti seminar atau diklat, kami sudah tidak mampu lagi.
Masalahnya saya sudah merasa tua dan mungkin dalam hal berfikir atau
mengingat sudah sulit atau lambat. ( Wawancara, Februari 2009)
lxxxvi
Hal yang sama juga diungkapkan pegawai yang lain berikut ini :
bersifat pribadi.
Sebagai upaya atau tindak lanjut dari adanya ketidakpuasan pasien rawat
yang memadai yang ada dalam puskesmas Grogol yang dapat menunjang
prasarana dibagi menjadi dua yaitu sarana umum (untuk membantu proses
pelayanan kepada pasien yang meliputi: komputer, alat-alat tulis, draft data diri
dan merawat pasien yang meliputi: alat-alat medis kesehatan dan ambulance).
lxxxvii
Mengenai sarana kerja yang bila rusak menganggu pelayananan
diungkapkan oleh pegawai puskesmas Grogol Unit Tata Usaha berikut ini :
gedung dan ruangan- ruangan di puskesmas Grogol yang sudah tidak memadai.
cara merehabilitasi gedung dan ruangan- ruangan yang sudah tidak memadai.
hambatan kurangnya sarana dan prasarana yang ada di puskesmas Grogol, maka
yang belum ada dan merehabilitasi ruangan- ruangan, serta gedung yang sudah
tidak memadai. Hal ini bertujuan agar pegawai puskesmas Grogol dapat nyaman
lxxxviii
Puskesmas Grogol akan dapat berjalan lancar dan baik dalam
yang memadai serta sumber daya manusia yang berkualitas. Keduanya saling
berhubungan dan melengkapi, bila salah satu diantaranya ada yang terganggu atau
terhambat maka kegiatan dalam puskesmas Grogol akan terganggu. Dalam hal ini
keduanya, meskipun hebatnya suatu sistem yang dibuat dan majunya teknologi
yang dipakai tetapi tidak ada sumber daya manusia yang berkualitas yang
Grogol. Untuk itu keberadaan SDM yang berkualitas akan sangat menentukan
rata sudah berpendidikan tingkat atas, namun ketrampilan dan keahlian masih
lxxxix
perlu diupayakan karena tingkat pendidikan belum dapat menjamin
ataupun pihak yang lain. Hal ini dapat dilihat dari data tentang jenis pendidikan
Tabel 4.4
Jenis Diklat dan Seminar Pegawai
Puskesmas Grogol Tahun 2008
No Jenis Pelatihan dan Seminar
1 KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja)
2 Diklat Penanganan TBC (Neorkolosis)
3 Pelatihan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang)
4 Diklat Promkes (Promosi kesehatan )
5 Diklat Manajemen Asepsia
6 Diklat Manajemen Puskesmas
Sumber : SIMPUS Puskesmas Grogol
Dari tabel diatas dapat dilihat jenis diklat dan seminar yang diikuti oleh
pegawai puskesmas Grogol. Diklat dan seminar merupakan hal yang sangat
xc
mereka sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di puskesmas Grogol. Hal itu
berikut ini :
Kami selalu mengadakan diklat bagi para pegawai, baik itu yang
mengadakan puskesmas sendiri ataupun dari instansi lain. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang kami berikan dan mereka
(pegawai puskesmas) sangat aktif dalam mengikutinya tetapi juga
diutamakan bagi mereka yang benar- benar membutuhkan dan yang
belum pernah diklat. Dengan kata lain tawaran diklat kita berikan pada
sembarang pegawai yang disesuaikan bidang masing- masing. (
Wawancara, Februari 2009 ).
Berdasarkan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sumber
daya manusia akan sangat menentukan kualitas suatu pelayanan yang diberikan
oleh suatu organisasi dalam hal ini puskesmas Grogol. Sumber daya manusia
merupakan faktor yang saling mendukung dalam melaksanakan suatu sistem, agar
puskesmas Grogol.
bagi para pegawai yang diadakan di puskesmas Grogol, Dinas Kesehatan Kab.
Sukoharjo atau bekerja sama dengan instansi lain yang dimaksudkan untuk
xci
pelayanan sehingga dapat mewujudkan suatu pelayanan yang berkualitas,
xcii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
kejelasan alur pelayanan yang harus ditempuh pasien sudah ditempel/ dipasang di
tempat yang strategis serta prosedur/syarat yang mudah tidak terkesan berbelit- belit
sehingga efisien.
pelayanan terhadap kesulitan dan keluhan oleh pasien secara obyektif tanpa
pelayanan dan obat yang diberikan telah sesuai standart kesehatan serta lokasi
xciii
puskesmas Grogol yang strategis sehingga masyarakat yang berobat tidak
mengalami kesulitan.
perhatian terhadap individu pasien serta terciptanya komunikasi yang baik antara
10. Bukti- bukti berdasarkan hasil penelitian cukup baik (memadai); ditunjukkan
dengan adanya kemudahan dalam pelayanan rawat jalan yang diberikan oleh
Grogol adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dan kurangnya
12. Usaha- usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dengan
cara menambah sarana dan prasarana dan meningkatkan kualitas sumber daya
B. Implikasi
1. Implikasi Praktis
bersalin desa, serta pos pelayanan terpadu) sehingga mudah menjangkau dan
dijangkau oleh masyarakat. Akan tetapi dengan adanya Perda No.08/ 2006
xciv
tentang pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat dasar (gratis) semua
2. Implikasi Teoritis
medis dan non medis (obat-obatan) lebih baik pada pelayanan kesehatan
C. Saran
saran dalam upaya meningkatan kualitas pelayanan puskesmas Grogol sehingga dapat
memenuhi harapan dan keinginan pasien yang berimplikasi pada kepuasan. Adapun
pasien lama ataupun pasien yang baru, serta penambahan 2-3 petugas di loket
xcv
puskesmas Grogol sehingga tidak memerlukan waktu yang lama (efisien) dalam
proses pendaftaran.
puskesmas Grogol, tidak hanya untuk pegawai yang berhubungan langsung dengan
puskesmas Grogol melalui diklat dan seminar, serta obat harus lebih manjur tanpa
direhabilisasi dan perluasan, serta tempat parkir dibedakan antara parkir untuk
telah diberikan kepada masyarakat. Bukan hanya bersikap pasif yaitu menunggu
xcvi
7. Untuk peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian mengenai komitmen
pelayanan puskesmas dengan melengkapi sarana dan prasarana baik medis maupun
(ISO) dipuskesmas.
xcvii
Daftar Pustaka
xcviii
Sumber-sumber lain:
Jurnal- jurnal
Hanson,K. Winnie,C.& Hsiao,W. 2005. The Impact of quality on the demand for
outpatient services in Cyprus. Journal Health Economic.13: 1167-1180. London.
Cho,W.H., Kim,C . Choi,K. & Lee,H. 2006. The Impact of Visit Frequency on the
Relationship between Service Quality and Outpatient Satisfaction; A South Korean
Study. Journal Health Care Services Research 39 : 1.
Rao,K.D. & Peters,D.H. 2006. Quality Improvement and Its. Impact on The Use and
Equality of Outpatient Health Services in India. Journal Health Economics.
xcix
Kuisma,M. Hakola,T.& Sivula,T. 2005. Customer Satisfaction Measurement in
Emergency Medical Services. Journal Acad. Emerg.Med. Vol.10:07. Helsinki
University Hospital. Finlandia.
Leslie,D.L, Rosenchek,R.A. 2006. Comparing Quality of Mental Health Care for Public-
Sector and Privately Insured Populations, Journal Psychiatric Service
.Vol.51.No.5. 650-655.Campbell Avenue,West Haven.
PERTANYAAN UNTUK MASYARAKAT/PENGUNJUNG PUSKESMAS
Nama :
Alamat :
a. Realibility (kehandalan)
1) Bagaimana pelayanan puskesmas Grogol di bagian rawat jalan yang diberikan
kepada anda?
2) Apakah anda mengetahui dengan jelas prosedur pelayanan yang harus
ditempuh?
3) Bagaimana ketepatan waktu pelayanan, berkaitan dengan waktu pendaftaran
sampai pengambilan obat?
c. Assurance (jaminan)
1) Bagaimana ketrampilan/ kecakapan pegawai puskesmas Grogol dalam
memberikan pelayanan?
2) Apakah ruang pelayanan administrasi, pemeriksaan, dan pengambilan obat
mudah dijangkau?
3) Bagaimana akses transportasi menuju puskesmas Grogol, pada saat anda
berobat?
d. Empathy (perhatian)
1) Apakah ada komunikasi dengan pegawai puskesmas Grogol selama
mendapatkan pelayanan kesehatan?
2) Bagaimana perhatian yang diberikan pegawai puskesmas Grogol terhadap
keluhan-keluhan yang anda sampaikan?
c
2) Apakah fasilitas penunjang pelayanan yang tersedia di puskesmas Grogol
sudah memadai?
3) Bagaimana kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan di puskesmas
Grogol?
Nama :
Jabatan:
rawat jalan?
2. Selama ini masalah atau kendala- kendala apa yang dihadapi dalam
sudah optimal?
ci
cii