Anda di halaman 1dari 19

1

LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

A. MASALAH UTAMA
Masalah utama : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
dan lingkungan yang merupakan respon dari kecemasan dan kebutuhan yang
tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart & Sundeen, 1995).
Menurut Harper, et al. (1992) dalam Boyd & Nihart (1998) perilaku kekerasan
adalah tindakan fisik karena dorongan yang kuat dapat menyebabkan orang
lain atau obyek lain (barang-barang rumah tangga) dalam rangka untuk
menyampaikan pesan, dimana perilaku menganggap perilakunya benar dan
tidak menimbulkan korban.
Individu melakukan kekerasan akibat frustasi yang dirasakan sebagai
pemicu dan individu tidak mau berpikir serta mengungkapkan secara verbal,
sehingga mendemonstrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak
adekuat (Rawlins & Heacock, 1998). Menurut Schulz & Videbeck (1994) dan
Sives (1998) dikatakan sebagai setiap pasien mempunyai kemampuan untuk
melakukan tindakan merusak orang lain sebagai setiap mempunyai
kemampuan untuk melakukan tindakan merusak orang lain sebagai akibat
proses internal pasien dan perasan ramah.

2. Tanda dan Gejala


Klien dengan perilaku kekerasan sering menunjukkan adanya (Boyd &
Nihart, 1998) antara lain :
Data subyektif :
a. Klien mengeluh perasaan terancam, marah dan dendam.
b. Klien mengungkapkan perasaan tidak bergunba.
c. Klien mengungkapkan perasaan jengkel.
d. Klien mengungkapkan adanya keluhan fisik seperti dada berdebar-debar,
rasa tercekik, dada terasa sekal dan bingung.
e. Klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruh melukai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
f. Klien mengatakan semua orang ingin menyerangnya.
Data objektif :
a. Muka merah.
b. Mata molotot.
c. Rahang dan bibir mengatup.
d. Tangan dan kaki tegang, tangan mengepal.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
2

e. Tampak mondar mandir.


f. Tampak bicara sendiri dan ketakutan.
g. Tampak berbicara dengan suara tinggi.
h. Tekanan darah meningkat.
i. Frekuensi denyut jantung meningkat.
j. Nafas pendek.

3. Penyebab
Perilaku kekesaran sering disebabkan oleh karena kurangnya percaya
pada orang lain, perasaan panik reaksi kemarahan, waham sukar berinteraksi
dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta depresi rasa takut
(Townsend, M.C, 1998:150). Menurut Stuart, G.W & Sundeen, S.J (!998:315)
perilaku kekerasaan disebabkan oleh gangguan konsep diri harga diri rendah.
Gangguan konsep diri harga diri rendah adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998:227). Menurut Townsend
(1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak langsung.
Pendapat senada diungkapkan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif mengenai diri atau kemampuan diri.
Menurut Carpenito, L.J (1998:352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah antara lain :
Data subjektif :
a. Mengkritik diri sendiri atau orang lain.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Rasa bersalah.
d. Sikap negatif pada diri sendiri.
e. Sikap pesimis pada kehidupan.
f. Keluhan sakit fisik.
g. Menolak kemampuan diri sendiri.
h. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri.
i. Perasaan cemas dan takut.
j. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif.
k. Mengungkapkan kegagalan pribadi.
l. Ketidakmampuan menentukan tujuan.
Data objektif :
a. Produktifitas menurun.
b. Perilaku distruktif pada diri sendiri.
c. Menarik diri dari hubungan sosial.
d. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah.
e. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)

4. Akibat

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
3

Menurut Townsend, M.C, (1998:156). Perilaku kekerasan dimana


seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan, baik diri sendiri
maupun orang lain.
Seseorang dapat beresiko mengalami perilaku kekerasan pada dan orang
lain dapat menunjukkan perilaku :
Data subjektif :
a. Mengungkapkan mendengar atau melihat obyek yang mengancam.
b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas khawatir.
Data objektif :
a. Wajah tegang merah.
b. Mondar mandir.
c. Mata melotot, rahang mengatup.
d. Tangan mengepal.
e. Keluar keringat banyak.
f. Mata merah.
g. Tatapan mata tajam.
h. Muka merah.

C. MASALAH DAN DATA YANG HARUS DIKAJI

Masalah
No Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
1. Masalah utama : Klien mengatakan telah Tampak cemas dan
perilaku kekerasan merusak alat-lat rumah khawatir
tangga dan memukul Wajah tampak tegang
orang lain Mondar-mandir
Merasa diremehkan
orang lain

2. MK : penyebab Mengungkapkan ingin Merusak diri sendiri


gangguan konsep diakui jati dirinya Merusak orang lain
diri : harga diri Mengungkapkan tidak Ekspresi malu
rendah ada lagi yang peduli Menarik diri dari
Mengungkapkan tidak hubungan sosial
bisa apa-apa Tampak mudah
Mengungkapkan tersinggung
dirinya tidak berguna Tidak mau makan dan
Mengkritik diri sendiri tidak mau tidur
Perasaan tidak mampu

3. MK : Akibat resiko Klien mengungkapkan Wajak klien tampak


mencederai diri cemas dan khawatir tegang
sendiri dan orang Klien mengungkapkan Mata merah dan
lain apa yang dilihat dan melotot
didengar mengancam Rahang mengatup
dan membuatnya takut Tangan mengepal

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
4

Mondar mandir

D. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri


Orang lain & lingkungan

Perilaku kekerasan
Masalah Utama

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Gambar Pohon Masalah (Keliat, B.A, 1998:6)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
berhubungan
dengan perilaku kekerasan.
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

F. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa keperawatan : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
1. Tujuan umum
Klien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai dengan tanggung jawab.
2. Tujuan khusus
a. TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1) Kriteria evaluasi :
a) Klien mau membalas salam.
b) Klien mau berjabat tangan.
c) Klien mau menyebutkan nama.
d) Klien mau kontak mata.
e) Klien mau mengetahui nama perawat.
f) Klien mau menyediakan waktu untuk kontak.
2) Intervensi
a) Beri salam dan panggil nama klien.
b) Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan.
c) Jelaskan maksud hubungan interaksi.
d) Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.
e) Beri rasa aman dan sikap empati.
f) Lakukan kontak singkat tapi sering.
Rasional :

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
5

Hubungan saling percaya merupakan landasarn utama untuk


hubungan selanjutnya.
b. TUK II : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
1) Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat mengungkapkan perasaannya.
b) Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal
(dari
diri sendiri, lingkungan dan orang lain).
2) Intervensi
a) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
b) Bantu klien untuk mengungkap perasaannya.
Rasional :
Dengan memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
membantu mengurangi stres dan penyebab perasaan jengkel dapat
diketahui.
c. TUK III : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasaan.
1) Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah atau jengkel.
b) Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel/kesal yang
dialami.
2) Intervensi
a) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami saat marah/jengkel.
Rasional :
Untuk mengetahui hal-hal yang dialami dan dirasakan saat
jengkel.
b) Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
Rasional :
Untuk mengetahui tanda-tanda klien saat jengkel / marah.
c) Simpulkan bersama klien tanda-tanda klien saat jengkel/marah
yang dialami.
Rasional :
Menarik kesimpulan bersama klien supaya mengetahui secara
garis besar tanda-tanda marah/jengkel.
d. TUK IV : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasaan yang
biasa
dilakukan.
1) Kriteria evaluasi
a) Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang dilakukan.
b) Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang
biasa
dilakukan.
c) Klien dapat mengetahui cara yang biasa dapat
menyelesaikan
masalah atau tidak.
2) Intervensi
a) Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasaan yang
biasa

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
6

dilakukan klien.
Rasional :
Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
b) Bantu klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
Rasional :
Untuk mengetahui perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan
dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif
dan destruktif.
c) Bicarakan dengan klien apakan dengan cara yang klien
lakukan
masalahnya selesai ?
Rasional :
Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat
menyelesaikan masalah.

e. TUK V : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.


1) Kriteria evaluasi
a) Klien dapat mengungkapkan akibat dari cara yang dilakukan
klien.
2) Intervensi
a) Bicarakan akibat kerugian dari cara yang dilakukan klien.
Rasional :
Membantu klien menilai perilaku kekerasan yang biasa
dilakukannya.
b) Bersama klien menyimpulkan akibat cata yang dilakukan oleh
klien.
Rasional :
Dengan mengetahui akibat perilaku kekerasan diharapkan klien
merubah perilaku destruktif yang dilakukan menjadi perilaku
konstruktif.
c) Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat ?
Rasional :
Agar klien mengetahui cara lain yang lebih konstruktif.

f. TUK VI : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespons


terhadap kemarahan secara konstruktif.
1) Kriteria evaluasi
Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara
konstruktif.
2) Intervensi
a) Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat ?
Rasional :

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
7

Dengan mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespons


terhadap kemarahan dapat membantu klien menemukan cara
yang baik untuk mengurangi kejengkelannya sehingga klien tidak
stres lagi.
b) Beri pujian jika klien menemukan cara yang sehat.
Rasional :
Reinforcement positif dapat memotivasi dan meningkatkan harga
dirinya.
c) Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.
- Secara fisik : tarik nafas jika sedang marah/jengkel, memukul
benda/kasur atau olah raga atau pekerjaan yang menguras
tenaga.
- Secara verbal : bahwa anda sedang kesal, tersinggung/jengkel
(saya kesal anda berkata seperti itu; saya marah karena mama
tidak memenuhi keinginan saya).
- Secara sosial : Lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang
sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan.
- Secara spiritual : anjurkan klien sembahyang, berdoa/ibadah
lain : meminta kepada Tuhan untuk diberi kesabaran mengadu
kepada Tuhan kekerasan/kejengkelan.
Rasional :
Berdiskusi dengan klien untuk memilih cara yang lain sesuai
dengan kemampuan klien.

g. TUK VI : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan.


1) Kriteria evaluasi
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan.
- Fisik : tarik, olah raga dan menyiram tanaman.
- Verbal : mengatakan secara langsung dengan tidak menyakiti.
- Spiritual : sembahyang, berdoa/ibadah yang lain.
2) Intervensi
a) Bantu klien memilih cara yang tepat untuk klien.
Rasional :
Memberikan stimulasi kepada klien untuk menilai respons
perilaku kekerasan secara tepat.
b) Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih.
Rasional :
Membantu klien membuat keputusan untuk memilih cara yang
akan digunakan dengan melihat manfaatnya.
c) Bantu klien menstimulasi cara tersebut (role play)
Rasional :
Agar klien mengetahui cara marah yang konstruktif.
d) Berikan reinforcement positif atas keberhasilan klien
menstimulasi
cara tersebut.
Rasional :
Pujian dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
8

e) Anjurkan klien menggunakan cara yang telah dipilihnya jika


ia
sedang kesal atau jengkel.
Rasional :
Agar klien menggunakan cara yang telah dipilihnya jika ia sedang
kesal atau jengkel.

h. TUK VII : Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol


perilaku
kekerasan.
1) Kriteria evaluasi
a) Keluarga klien dapat menyebutkan cara merawat klien
yang
berprilaku kekerasan.
b) Keluarga klien merasa puas dalam merawat klien.
2) Intervensi
a) Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dari sikap apa
yang
telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.
Rasional :
Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi akan
memungkinkan keluarga untuk melakukan penilaian terhadap
perilaku kekerasan.
b) Jelaskan peran serta keluarga dalam perawatan klien.
Rasional :
Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien
sehingga keluarga terlibat dalam perawatan kliem.
c) Jelaskan cara-cara merawat klien.
- Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara
konstruktif.
- Sikap tenang bicara tenang dan jelas.
- Membantu klien mengenal penyebab marah.
Rasional :
Agar dapat merawat klien dengan perilaku kekerasam klien.
d) Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien.
Rasional :
Agar keluarga mengetahui cara merawat klien melalui demonstrasi
yang dilihat oleh keluarga secara langsung.
e) Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
demonstrasi.
Rasional :
Mengeksplorasi perasaan keluarga setelah melakukan
demonstrasi.

i. TUK IX : Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program


pengobatan).
1) Kriteria evaluasi

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
9

a) Klien dapat menyebutkan obat obatan yang diminum


dan
kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek)
b) Klien dapat minum obat sesuai dengan program pengobatan.
2) Intervensi
a) Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien dan keluarga.
Rasional :
Klien dapat mengetahui nama-nama obat yang diminum oleh
klien.
b) Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum
obat
tanpa izin dokter.
Rasional :
Klien dan keluarga dapat mengetahui obat yang dikonsumsi oleh
klien.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
10

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah : Perilaku Kekerasan


Pertemuan ke II (dua)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a Klien sudah dapat membina hubungan saling percara dengan perawat.
b. Klien dapat mengenal penyebab marah.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan dengan perilaku
kekerasan.
3. Tujuan Khusus
a Klien mampu mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan.
b. Klien mampu mengidentifikasi yang biasa dilakukan.
c. Klien mampu mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi, Mas Arif ?, Masih ingat nama saya ?
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Mas Arif saat ini ? apakah ada penyebab marah
yang lain dan belum diceritakan kemarin ?.
c. Kontrak
1) Topik
Seperti kesepakatan kemarin, pagi ini kita akan bercakap-cakap
tentang perasaan mas Arif rasakan saat marah, yang bisa dilakukan
saat marah dan akibat dari tindakan yang telah dilakukan?.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
11

2) Tempat
Seperti kesepakatan kemarin kita bercakap-cakap di taman ya !
Atau mungkin mas Arif ingin tempat lain ?.
3) Waktu
Mas Arif mau berapa lama kita bercaka-cakap ?. 15 menit,
baiklah.

2. Kerja
Kemarin Mas Arif sudah menceritakan penyebab marah, Nah ceritakan apa
yang dirasakan mas Arif saat marah/saat memukul ibu !, saat mas Arif
marah apakah ada perasaan tegang, kesal, tegang, mengepalkan tangan,
mondar mandir ?. atau mungkin ada hal lain yang dirasakan ?.
Apakah mas Arif pernah melakukan tindakan lain selain memukul ibu saat
marah ?, misalnya membanting piring memcahkan kaca, atau mungkin
merusak tanaman ! ........memecahkan kaca !. terus apakah setelah
melakukan tindakan tadi (memukul ibu dan memecahkan kaca) masalah
yang dialami selesai, apakah diberikan motor oleh orang tua mas Arif ?.
Apakah mas Arif akibat dari tindakan yang telah dilakukan di
rumah ? ..........ya tangan jadi sakit, jendela rusak.........terus
apalagi ? ...........dan akhirnya dibawa ke rumah sakit jiwa !.

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaannya setelah bercakap-cakap tentang perasaan saat
marah dan yang bisa dilakukan saat marah dan akibatnya ?.
b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan kembali tindakan yang bisa dilakukan saat marah !.
Bagus.......lagi, kalau akibatnya apa......?.
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah karena mas Arif sudah tahu tindakan yang telah dilakukan
maukah mas Arif belajar mengungkapkan rasa marah yang sehat ?.
nanti suster ajari, bagaimana, bersedia ?.
d. Kontrak
1) Topik
Bagaimana kalau besok kita mulai belajar mengungkapkan rasa
marah yang sehat ?.
2) Tempat
Dimana kita belajar marah yang sehat ?. O......diruang tamu
baiklah.
3) Waktu
Mas Arif ingin berapa lama kita belajar marah yang sehat ?. O......15
menit baiklah !.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
12

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah : Perilaku Kekerasan


Pertemuan ke III (tiga)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Klien sudah mengetahui perasaan marah dan akibat tindakan yang
dilakukan saat marah, klien tenang dan kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan isolasi
sosial menarik diri.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
13

3. Tujuan Khusus
a. Memilih cara marah yang konstruktif.
b. Mendemonstrasikan sat cara marah yang konstruktif.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi, mas Arif !.
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Mas Arif saat ini ?.
c. Kontrak
1) Topik
Pagi hari ini kita akan berlatih cara mengungkapkan marah yang
sehat, benar kan mas ?.
2) Tempat
Sesuai kesepakatan kemarin kita akan berlatih di ruang tamu kan,
mas ?.
3) Waktu
Berapa lama kita bercaka-cakap ? bagaimana kalau 15 menit ?.

2. Kerja
Menurut mas Arif, bagaimana cara mengungkapkan marah yang benar,
tentunya tidak merugikan / membahayakan orang lain ?........ya terus,
bagus !. Nah sekarang akan suster ajarkan satu persatu cara marah yang
sehat, langsung suster jelaskan !.
Yang pertama kita bisa ceritakan kepada orang lain yang membuat kita
kesal atau marah, misalnya dengan mengatakan : saya marah dengan
kamu !, maka hati kita akan sedikit lega.
Yang kedua dengan menarik nafas dalam saat marah / jengkel sehingga
menjari rileks.
Yang ketiga dengan mengambil air rudhu lalu sholat atau berdoa agar
diberi kesabaran, tujuannya agar kita menjadi lebih tenang.
Yang keempat dengan mengalihkan rasa marah/jengkel kita dengan
aktivitas, misalnya dengan olah raga, membersihkan rumah, membersihkan
alat-alat rumah tangga seperti mencuci piring. Sehingga energi kita menjadi
berkurang dan dapat mengurangi ketegangan.
Suster sudah jelaskan empat cara marah yang sehat, ada yang belum
jelas ?. Nanti mas Arif bisa coba memilih salah satu cara untuk
dipraktekkan. O...... mau yang menarik nafas dalam !, baiklah ayo kita
mulai, coba ikuti suster, tarik nafas melalui hidung, ya bagus, tahan
sebentar dan keluarkan / tiup melalui mulut, ulangi sampai 5 kali. Nah
kalau sudah merasa lega bisa mas Arif lanjutkan dengan olah raga,
membersihkan rumah atau kegiatan lain.

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaannya setelah berlatih cara marah yang sehat ?.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
14

b. Evaluasi Obyektif
Coba ulangi lagi cara menarik nafas yang dalam yang sudah kita pelajari
tadi !. Bagus !.
c. Rencana Tindak Lanjut
Tolong mas, nanti dicoba lagi cara yang sudah suster ajarkan dan
jangan lupa ikuti kegiatan di ruangan ya !.
d. Kontrak
1) Topik
Bagaimana kalau keluarga datang kita bercakap-cakap cara marah
yang sehat ?.
2) Tempat
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di ruang tamu ?, Setuju !
3) Waktu
Mau berapa lama ?. Bagaimana kalau 30 menit saja ?.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
15

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah : Perilaku kekerasan


Pertemuan ke IV (empat)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien mengetahui cara mengungkapkan marah yang sehat.
b. Klien dapat mempraktekkan cara marah yang sehat.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan isolasi
sosial menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi, Mas Arif ?. Ini keluarganya ya ?.
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Mas Arif saat ini ?, baik-baik saja kan, ada yang
ingin disampaikan ?. O......saya adalah suster Dani yang merawat mas
Arif, Bapak namanya siapa ?. Pak Eko. Ada hubungan apa dengan mas
Arif ?, oooooo ayah, naiklah, kebetulan !.
c. Kontrak
1) Topik
Pada kesempatan ini kita akan berbincang-bincang cara tentang
merawat mas Arif di rumah, Bagaimana pak Eko bersedia ?
2) Tempat
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di ruang tamu saja, biar lebih
santai?.
3) Waktu
Berapa lama kita akan bercaka-cakap ? Bagaimana kalau 30
menit ?.

2. Kerja
Nah, tolong ceritakan apa yang membuat mas Arif dibawa ke RSJ ?. Terus
apa yang dilakukan keluarga saat mas Arif modar mandir dan marah-marah
? .......terus apa lagi pak ?.
Apa yang diceritakan tadi tidak salah, akan tetapi ada cara lain yang lebih
menolong agar mas Arif tidak melakukan tindakan mencederai orang lain
dan merusak kaca lagi.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
16

Begini pak, ada beberapa cara yang dapat disarankan agar dilakukan mas
Arif, misalnya dengan olah raga, membaca al-Quram, sholat, membersihkan
kamar mandi, membersihkan rumah, memukul bantal/kasur, membantu
orang tua bekerja.
Masih ada cara lain yang lebih mudah, misalnya dengan melatih klien
bersikap terbuka, juga penting untuk klien yang sedang marah, melakukan
relaksasi dengan menarik nafas dalam dapat mengurangi rasa marah dan
dapat menenangkan perasaan klien, Bagaimana pak sudah jelas, atau
masih ada yang akan ditanyakan ?.

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaannya setelah tahu cara merawat mas Arif ?.
b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan kembali berapa cara yang dapat dilakukan saat marah ?
Terus apa lagi ?............ Bagus.
c. Rencana Tindak Lanjut
Jangan lupa besok kalau mas Arif sudah pulang dan seperti akan
marah-marah tolong ingatkan cara-cara yang sudah diajarkan tadi ya !.
d. Kontrak
1) Topik
Bagaimana kalau besok keluarga menengok lagi, kita akan bercakap-
cakap lagi tentang cara minum obat dan manfaatnya bagi mas Arif ?.
2) Tempat
Kita bercakap-cakap di tempat ini lagi ya ?.
3) Waktu
Mau berapa lama ?. Bagaimana kalau 30 menit saja ?. Sampai
jumpa !.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
17

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah : Perilaku Kekerasan


Pertemuan ke V (lima)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien mengetahui cara mengungkapkan marah yang sehat.
b. Klien dapat mempraktekkan cara merawat pasien yang sedang
marah-
marah.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan isolasi
sosial menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program pengobatan).

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi, Mas Arif dan Pak Eko ?. Baik-baik saja kan ?.
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Mas Arif saat ini ?, apakah sudah lebih rileks ?.
c. Kontrak

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
18

1) Topik
Seperti kesepakatan kemarin, pagi ini kita akan bercakap-cakap
tentang cara penggunaan obat yang dan manfaatnya bagi mas Arif ?.
2) Tempat
Kita bercakap-cakap di ruang tamu saja !.
3) Waktu
Mas Arif mau berapa lama kita bercakap-cakap ?. 30 menit ?.
Baiklah !.

2. Kerja
Berapa jenis obat yang diminum mas Arif tadi pagi ?. Ya......bagus.
Jadi begini ya mas Arif, obat yang diminum tadi ada tiga macam, ini
obatnya saya bawakan.
Saya jelaskan satu persatu ya ?. Yang warnanya oranye ini namanya CPZ
atau chlorponazin, gunanya untuk mempermudah mas Arif tidur sehingga
dapat istirahat, minumnya 2 x sehari pagi hari dan sore hari, pagi jam 07.00
dan sore jam 17.30 WIB. Efek sampingnya badan menjadi lemas, keluar
ludah terus menerus.
Nahm yang ini namanya PHD atau haloperidole, karena mas Arif dapat yang
5 mg, maka warnanya jambon atau pink, cara dan waktunya minum sama
dengan CPZ, 2 x sehari . Gunanya obat ini untuk menenangkan mas Arif
sehingga dapat mengontrol perilakunya saat marah, sehingga lebih rileks,
santai dan dapat mengontrol emosi, efek sampingnya badan menjadi kaku,
terutama tangan dan kaki, mulut kering dan dada berdebar-debar dan
tremor/ndredek dalam istilah jawa.
Tapi mas Arif jangan kuatir, ada penangkalnya, makanya diberikan obat
yang putih agak besar ini. Ini namanya Triheksipenidile atau THP, fungsinya
obat ini menetralkan atau menghilangkan efek samping yang tidak
mengenakan tadi, makanya obat ini harus diminum bersamaan dengan obat
CPZ dan HPD tadi.
Bagaimana masih ada yang belum jelas ?. Jangan lupa kalau obat ini
hampir habis segera kontrol kembali ya !.

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaannya setelah bercakap-cakap tentang jenis dan
manfaat obat yang mas Arif minum setiap hari ?.
b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan kembali jenis obat yang mas Arif, dan ambilkan yang
namanya HPD ........dan seterusnya, sebutkan manfaatnya sekalian !>
c. Rencana Tindak Lanjut
Jangan lupa obatnya diminum dengan dosis dan waktu yang tepat ya !.
O, ya kalau ada yang belum jelas bisa mas Arif tanyakan kembali pada
waktu lain . Dan tolong ya pak nanti kalau sudah pulang diingatkan
saat minum obat dan saat kontrol kembali, jangan lupa diawasi mas Arif
minum obat.
d. Kontrak

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)
19

1) Topik
Bagaimana kalau kapan-kapan kita bercakap-cakap lagi tentang
masalah mas Arif yang lain ?.
2) Tempat
Kita bercakap-cakap di teras saja ya ?.
3) Waktu
Mas Arif ingin berapa lama kita bercakap-cakap ?, O.....20 menit,
Baiklah !.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN PROFESI NERS SISTEM NEUROBEHAVIOR/ PSIK-Ns STIKes-Hsd/1A / Ns.
Yunus Adi Wijaya, S.Kep(CWCCA.,CH.,CHt)

Anda mungkin juga menyukai