Anda di halaman 1dari 2

UPTD PSAR Sultra Bina 65 Anak Kurang Mampu

Jumat, 21 Desember 2012 10:43 WIB


UPTD PSAR Sultra Bina 65 Anak Kurang Mampu
Kepala UPTD Panti Sosial Anak dan Remaja (PSAR) Dinas Sosial Prov.Sultra, Dra
Ratna Sinyo.(foto -ANTARA/Azis Senong)

"Semua yang menyangkut kegiatan sekolah adalah tanggung jawab


pemerintah, mulai dari pakaian seragam sekolah, alat tulis menulis dan kegiatan
ekstra di luar sekolah lainnya,"

Kendari, (ANTARA News) - Unit pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial
Anak dan Remaja (PSAR) Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kini
membina sedikitnya 65 orang anak kurang mampu atau 'bermasalah` dari
berbagai latar belakang keluarga dan lingkungan.

Kepala UPTD PSAR Dinas Sosial Prov.Sultra, Dra Ratna Sinyo, di Kendari, Jumat,
mengatakan, pembinaan anak dari berbagai latarbelakang itu, karena diantara
mereka yang dibina tersebut ada dari keluarga bermasalah dalam arti keluarga
retak, sehingga anak-anaknya tidak terurus dari segi nafkah maupun bathin.

"Ada juga dari keluarga kurang mampu, anak yatim piatu yang tidak lagi
menyekolahkan anaknya," katanya seraya menambahkan, dari 65 orang anak
yang masuk binaan panti, mereka di sekolahkan dari kelompok usia, terdiri dari
tingkat sekolah dasar (SD) sebanyak 12 orang, SLTP 21 orang dan sisanya
bersekolah di tingkat SMU/SMK sederajat.

Sementara mereka yang dibina dengan berbagai keterampilan yang ada


(menjahit, tata rias dan tukang kayu) jumlahnya hanya mencapai belasan orang,
itupun hanya dibina selama enam bulan, setelah itu dikembalikan kepada
keluaraganya untuk berusaha dan berkarya sesuai dengan keterampilan yang
digelutinya.

Menurut Ratna, mereka yang dibina di dalam panti itu, datang dari berbagai
kabupaten kota di Sultra, seperti Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka,
Buton, Muna, dan Kota Baubau, setelah mendapat rekomendasi dari berbagai
pihak terkait kedudukan dan status anak tersebut yang akan dibina selama di
PSAR.

"Jadi kami di UPTD PSAR, tidak serta merta langsung menerima para anak
bermasalah ini, tetapi sudah melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat dari
daerah masing-masing," katanya.

Khusus binaan anak sekolah, muali dari tingkat SD hingga SMU sederajat, Kata
Ratna yang didampingi Ka TU, Hj Andriati mengatakan, tetap dalam pembinaan
panti, karena memang telah dianggarankan untuk membiayai semua kegiatan
sekolah termasuk biaya hidup selama di panti.
Untuk biaya hidup selama dalam binaan di PSAR diberikan Rp20.000 per orang
per hari dengan perhitungan tiga kali makan (pagi, siang dan malam), sementara
untuk biaya sekolah (transportasi) diberikan sebesar Rp3.000 orang per hari.

"Semua yang menyangkut kegiatan sekolah adalah tanggung jawab pemerintah,


mulai dari pakaian seragam sekolah, alat tulis menulis dan kegiatan ekstra di
luar sekolah lainnya," ujar Ratna Sinyo.

Ia juga mengakui bahwa pembinaan anak kurang mampu di UPTD PSAR selama
ini masih banyak kekurangan dan keterbasatan, karena kemampuan daerah
sangat terbatas, sehingga tidak menutup diri bila ada pihak-pihak lain yang tidak
mengikat untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung di daerah ini.(Ant)

Editor: Laode Masraf

Anda mungkin juga menyukai