ABSTRAK
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa SMP melalui pendekatan Metacognitive Instruction. Penelitian ini merupakan studi eksperimen di
SMPN 2 Tarogong Kidul Garut dengan desain penelitian Kelompok kontrol Non-Ekivalen pretes-postes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapat
pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Instruction lebih baik dari pada kemampuan berpikir
kritis matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Instruction positif.
Kata kunci: kemampuan berpikir kritis matematis, dan pendekatan Metacognitive Instruction.
ABSTRACT
The general objective of this research is to improve critical thingking mathematically junior
high school students through metacognitive Instruction approach. This study is an experimental
study in SMPN 2 Tarogong Kidul with research design Non-equivalent control group pretest-
postes. The results showed that the ability of mathematical critical thingking of students who
received metacognitive Instruction approach to learning with better on critical thingking of
students who have mathematical with conventional learning. Students' attitudes toward learning
with Metacognitive Instruction approach positive.
Keywords: List up to five keywords here and use comma to separate the keywords
baru didapat sekarang. Sebagai contoh: penguasaan materi siswa baik secara individu
Apakah persamaan/perbedaan antara maupun secara keseluruhan. Tes yang
masalah yang sekarang dengan masalah yang diberikan sesuai dengan materi yang
telah anda selesaikan? Mengapa?. dipelajari siswa.
(3) The Strategi question (pertanyaan 6. Melakukan verifikasi (Verification)
strategi), yaitu pertanyaan menggunakan Langkah ini dilakukan untuk
strategi penyelesaian permasalahan yang mengidentivikasi siswa mana yang sudah
tepat. Sebagai contoh, apa strategi menguasai materi dan siswa mana yang
/taktik/prinsip yang tepat untuk belum mengusai dengan melihat hasil tes
menyelesaikan masalah itu, dan mengapa?". yang mereka ikuti, guru membuat patokan
(4) The Reflection question (pertanyaan nilai standar yang harus dicapai oleh siswa.
refleksi), yaitu pertanyaan yang mendorong 7. Pengayaan dan Remedial (Enrichment
siswa merefleksikan pemahaman dan intuisi and Remedial)
mereka selama proses pembelajaran Hasil tes memberikan gambaran tentang
berlangsung. Sebagai contoh: apa kesalahan siswa yang sudah menguasai materi dan yang
yang telah saya lakukan?, Apakah solusi belum, untuk siswa yang sudah menguasai
tersebut masuk akal ?", Bagamana saya materi mereka diberi pengayaan dan yang
dapat mengecek ulang hasil jawaban saya?, belum menguasai materi diberi remedial.
dapatkah saya menggunakan pendekatan Aktivitas dalam metode IMPROVE
yang lain untuk memecahkan masalah dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil
tersebut?.dalam tahapan ini peranan guru yang heterogen. Kramarski (1997)
adalah menjadi fasilitator dalam membuat mengatakan bahwa interaksi dalam kelompok
pertanyaan pertanyaan metakognitif pada saat latihan metakognitif dapat
mengarahkan siswa untuk menjawabnya mempertinggi pemahaman siswa terhadap
pertanyaan tersebut. tugas, kesadaran dan keteraturan dirinya
3. Latihan (Practiving) dalam mengaplikasikan strategi serta
Guru memberikan latihan kepada siswa, menghubungkan pengetahuan sebelumnya
latihan berupa soal-soal yang atau pertanyaan- dengan yang baru.
pertanyaan yang dapat menumbuhkan
kemampuan metakognitif, pemberian latihan Berpikir Kritis Matematis
bertujuan untuk meningkatkan penguasaan DePoter dan Hernacki (1991: 296)
materi dan mengasah kemampuan mengelompokkan cara berpikir manusia
metakognitif mereka. kedalam beberapa bagian, yaitu: berpikir
4. Mereview dan mereduksi kesulitan vertikal, berpikir lateral, berpikir kritis,
(Reviewing and reducing difficulties) berpikir analitis, berpikir strategis, berpikir
Guru mencoba melakukan review tentang hasil, dan berpikir kreatif. Menurut
terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi keduanya, berpikir kritis adalah melatih atau
siswa dalam memahami materi matematika memasukan penilaian atau evaluasi yang
dan memecahkan soal-soal matematika, cermat, seperti menilai kelayakan suatu
melalui diskusi kelas, selanjutnya guru gagasan atau produk. Dalam berpikir kritis
memberikan solusi untuk menekan kesulitan juga bertujuan untuk member pertimbangan
yang muncul. atau keputusan mengenai sesuatu.
5. Penguasaan Materi (Obtaining mastery) Ennis (1985: 43) membagi keterampilan
Guru mencoba memberikan tes untuk kognitif berpikir kritis kedalam lima bagian.
mengetahui penguasaan materi siswa, dengan Kelima bagian itu adalah: klarifikasi
melihat hasil tes tersebut bisa menakar elementer (Elementary Clarification),