Anda di halaman 1dari 9

Nama : Jihan Mutiah Tanggal Kegiatan : 8 Maret 2017

NPM : 1506673201 Paraf Asisten :


Kelompok :7

I. Outline
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan panas secara konduksi (Area)
B. Pengaruh konveksi udara terhadap perpindahan kalor secara konduksi pada
system insulasi yang menentukan besarnya koefisien perpindahan kalor
menyeluruh

II. Pembahasan
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan panas secara konduksi (Area)

1) Perpindahan Kalor Konduksi


Perpindahan kalor secara umum terjadi ketika terdapat perbedaan suhu (temperature
gradient). Perpindahan terjadi dari suhu tinggi ke suhu rendah. Perpindahan kalor secara
konduksi yaitu perpindahan panas tanpa disertai pergerakan/perpindahan partikel-partikel
perantara, seperti saat memanaskan sendok dengan api, maka tidak ada partikel sendok yang
berpindah walaupun sendok telah panas. Untuk menghitung laju perpindahan kalor secara
konduksi dapat digunakan Hukum Fourier :
T
q=k A ........(1a)
x

Apabila suhu berubah seiring berjalanya waktu atau terdapat sumber panas, maka
persamaan menjadi :
T T
( )
k
x x
+q= c
t
.. ( 1 b )

2) Hukum Fourier berdasarkan Bentuk Benda


Hukum Fourier adalah hukum empiris laju perpindahan kalor dengan sistem
konduksi. Hukum ini menyatakan bahwa laju aliran panas (dq/dt) melalui homogen padat
berbanding lurus dengan luas perpindahan kalor pada arah aliran kalor (A) dan beda suhu di
pangkal dan ujung lapisan (dT), namun berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan (dx).
Rumus hukum Fourier adalah persamaan (1).
T
q=kA (2)
x

Alasan pemberian tanda minus dalam rumus Fourier adalah untuk memenuhi hukum
nol termodinamika dimana kalor akan berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.
3) Perpindahan Panas Konduksi pada Satu Bidang Datar
Gambar 1. Konduksi pada 1 bidang datar
http://hendriksumarauw.blogspot.co.id/p/perpindahan-kalor-1.html

dT T
Hukum Fourier: q=kA dx =kA x

T
q=
x /kA
Analogi Lisrik (Hukum Ohm)
T V
q= I = ..(3)
x R
kA

4) Perpindahan Panas Konduksi pada Satu Seri Bahan

Gambar 2. Perpindahan Panas Konduksi pada Satu Seri Bahan


Sumber:

T menyeluruh
q= (4)
R th

Rth adalah jumlah tahanan thermal. Untuk bahan yang disusun seri : Rth = RA + R B + R C +
Persamaan aliran panas untuk bidang yang disusun seri adalah :
T menyeluruh T
q= =
R th R A + RB + R C

T 1T 2
q= ( 4 b)
x A xB xC
+ +
k A A k B A kC A
Pada keadaan steady state, panas yang masuk pada sisi muka sebelah kiri harus sama dengan
panas yang meninggalkan sisi muka sebelah kanan
qinput =q output

T T A T B T C
q= = = =
Rth R A RB RC

T 1T 2 T 2T 3 T 3T 4
= = (4 c)
xA xB xC
kA A kB A kC A

5) Perpindahan Panas Konduksi Melalui Bahan yang Perpindahan Panas


Konduksi Melalui Bahan yang Disusun Seri dan Paralel Disusun Seri dan
Paralel

Gambar 3. Perpindahan panas konduksi bahan disusun seri-paralel


Sumber: Holman, J.P., Heat Transfer, tenth edition, McGraw Hill, Ltd., New
York, 2010.

T menyeluruh T
q= =
R th R1 +R2 +R3 + R 4

x2
R 2= (5 a)
k A A+ k B A+ k C A

T 0T 4
q= (5b)
x1 x2 x3 x4
+ + +
k A A k A A+ k B A+ k C A k C A k F A+ k G A

6) Perpindahan Perpindahan Panas Konduksi Konduksi pada Silinder

Silinder Berongga
Suatu silinder panjang berongga dengan jari-jari dalam ri, jari-jari luar ro dan panjang L dialiri
panas sebesar q. Suhu permukaan dalam Ti dan suhu permukaan luar To.

Gambar 4. Perpindahan panas pada silinder berongga


Sumber: Holman, J.P., Heat Transfer, tenth edition, McGraw Hill, Ltd., New
York, 2010.

Aliran panas hanya berlangsung ke arah radial (arah r) saja. Luas bidang aliran panas dalam
system silinder ini adalah : A r =2 rL
Sehingga hukum Fourier menjadi :
dT dT
q=k Ar =k 2 rL (6 a)
dr dr
Kondisi Batas (Boundary Condition, BC)
i. R = r1 T = T1
ii. R = ro T = T0
Tahanan termal dalam kasus ini adalah
ln r 0/r 1
R= ( 6 b)
2 kL

T T T 0
q= = i
Rth ln r 0/r 1
2 kL
2 kL [ T iT o ]
q= (6 c)
ro
ln
ri

Silinder Berlapis
Gambar 5. Perpindahan panas pada silinder berlapis
Sumber: Holman, J.P., Heat Transfer, tenth edition, McGraw Hill, Ltd., New
York, 2010.
2 L [ T 1T 4 ]
q= (6 d )
r2 r3 r4
ln ln ln
r1 r2 r3
+ +
kA kB kC

7) Perpindahan Perpindahan Panas Konduksi Konduksi pada Bola

Bola Berongga
Suatu bola berongga dengan jari-jari dinding dalam ri, jari-jari dinding luar r o dan panjang L
dialiri panas sebesar q. Suhu permukaan dalam Ti dan suhu permukaan luar To

Gambar 6. Perpindahan panas Konduksi pada bola berongga


Sumber: Holman, J.P., Heat Transfer, tenth edition, McGraw Hill, Ltd., New
York, 2010.

Aliran panas hanya berlangsung ke arah radial (arah r) saja. Luas bidang aliran panas dalam
2
system silinder ini adalah : A r =4 r
Sehingga hukum Fourier menjadi :
dT dT
q=k Ar =k 4 r 2 (7 a)
dr dr
Kondisi Batas (Boundary Condition, BC)
i. R = r1 T = T1
ii. R = ro T = T0

Dalam hal ini tahanan termalnya:


r or i
R= (7 b)
4 k . r i .r o
T T i T 0
q= =
Rth r or i
4 k . r i . r o

4 k [ T iT o ]
(7 c)
1 1

ri r o

Bola Berlapis

Gambar 7. Perpindahan panas konduksi pada bola berlapis


Sumber: http://hendriksumarauw.blogspot.co.id/p/perpindahan-kalor-1.html

[ T 1 T 4 ]
q= (7 d )
1 1 1 1 1 1

r1 r2 r2 r3 r3 r 4
+ +
4 k 1 4 k 2 4 k 3

B. Pengaruh konveksi udara terhadap perpindahan kalor secara konduksi pada


system insulasi yang menentukan besarnya koefisien perpindahan kalor
menyeluruh
Koefisien perpindahan kalor menyeluruh ( Overall Heat Transfer Coefficient ).
.

Gambar 8. Perpindahan panas konveksi-konduksi pada plat


Sumber: http://hendriksumarauw.blogspot.co.id/p/perpindahan-kalor-1.html

Sisi kiri terdapat fluida panas dan sisi kanan terdapat fluida dingin. Pada sisi kiri
terjadi transfer kalor secara konveksi dari fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri
akibatnya permukaan dinding sebelah kiri menjadi lebih tinggi temperaturnya dari permukaan
dinding sebelah kanan. Karena adanya perbedaan temperatur pada permukaan kanan dan kiri
terjadilah transfer panas secara konduksi dari permukaan kiri ke permukaan kanan. Dengan
adanya transfer panas dari permukaan kiri ke permukaan kanan menyebabkan temperatur
permukaan kanan menjadi lebih panas dari fluida yang ada si sebelah kanan, sehingga
terjadilah transfer kalor secara konveksi dari permukaan dinding sebelah kanan ke fluida
yang berada disampingnya.
Aliran kalor yang terjadi dari fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri (Konveksi)
adalah (8)
Aliran kalor dari permukaan dinding kiri ke permukaan dinding kanan (Konduksi) adalah

Aliran kalor dari permukaan dinding kanan ke fluida di sebelah kanan yang dingin adalah

Jika ketiga persamaan diatas dijumlahkan pada arah temperatur maka akan menjadi :

(9)

Kita ketahui bahwa qA = qB = qC = q dan AA = AB = AC = A.


Sehingga

(10)
Maka Aliran kalor dari fluida kiri ke fluida kanan dapat ditulis sbb :

(11)
Aliran kalor dari fluida kiri ke fluida kanan adalah hasil gabungan dari proses konduksi dan
konveksi boleh dinyatakan dengan koefisien perpindahan kalor menyeluruh U, yang
dirumuskan dalam hubungan
(12)

Jika disesuaikan dengan persamaan sebelumnya, koefisien perpindahan kalor menyeluruh


adalah

(13)

Koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk sebuah pipa dapat pula ditemukan seperti
cara diatas tadi. Perlu diperhatikan bahwa luas permukaan yang menerima kalor pada pipa
tidaklah sama untuk ke dua fluida, fluida yang satu luas permukaannya didasarkan pada
permukaan dalam pipa dan fluida yang lain didasarkan pada permukaan luar pipa seperti pada
gambar.

Aliran kalor yang terjadi dari fluida ke permukaan bagian dalam pipa adalah

Aliran kalor dari permukaan bagian dalam ke permukaan bagian luar adalah

Aliran kalor dari permukaan bagian luar ke fluida di sekeliling pipa adalah

Jika ketiga persamaan diatas dijumlahkan pada arah temperatur maka akan menjadi :

(14)

Karena qA = qB = qC = q , maka :

Dimana A0 adalah luas permukaan penerima kalor bagian dalam pipa dan A1 adalah luas
permukaan penerima kalor permukaan luar, sehingga koefisien perpindahan kalor
menyeluruh untuk pipa dapat ditulis
(15)
Karena luas permukaan penerima kalor berbeda pada bagian dalam dan luar pipa maka
koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat didasarkan pada permukaan luar ataupun
permukaan dalam dari pipa.

(16)

(17)
III.Daftar Pustaka
Holman, J.P., Heat Transfer, tenth edition, McGraw Hill, Ltd., New York, 2010.
Kern, D.Q., Process Heat Transfer, International Student Edition, McGraw Hill
Kogakusha, Ltd., New York.
http://hendriksumarauw.blogspot.co.id/p/perpindahan-kalor-1.html (Diakses pada 28
Februari 2017)

Anda mungkin juga menyukai