KEPERAWATAN MATERNITAS
BAYI BARU LAHIR
Oleh
JURUSAN KEPERAWATAN
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan. Siti
Maemunah, 2005)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat
lahir 2500 gram-4000 gram. (Bobak,2000)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2009).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).
Patofisiologi
Bayi baru lahir mempunyai karakteristik yang unik. Transisi dari kehidupan janin intrauterin
ke kehidupan bayi ekstrauterin, menunjukan perubahan sebagai berikut, alveoli paru janin dalam
uterus berisi cairan paru. Pada saat lahir dan bayi mengambil nafas pertama, udara memasuki alveoli
paru dan cairan paru diabsorbsi oleh jaringan paru.
Pada nafas kedua dan berikutnya, udara yang masuk ke alveoli bertambah banyak dan cairan
paru diabsorbsi sehingga kemudian seluruh alveoli berisi udara yang mengandung oksigen. Aliran
darah paru meningkat secara dramatis. Hal ini disebabkan ekspansi paru yang membutuhkan tekanan
puncak inspirasi dan tekanan akhir ekspirasi yang lebih tinggi. Ekspansi paru dan peningkatan
tekanan oksigen alveoli, keduanya menyebabkan penurunan resistensi vaskuler paru dan
meningkatkan aliran darah setelah lahir.
Aliran intrakardinal dan ekstrakardinal mulai beralih arah yang kemudian diikuti penutupan
dukus arteriosus. Kegagalan penurunan resistensi vaskuler paru menyebabkan hipertensi pulmonal
persisten pada bayi baru lahir, dengan aliran darah paru yang inadekuat dan hipoksemia relatif.
Ekspansi paru yang inadekuat menyebabkan gagal nafas (Sholeh, 2008).
Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.
5) Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil setelah
40x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks kaseosa.
8) Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki
testis sudah turun.
11) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak tangan,
bayi akan menggenggamnya.
13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama
14) Umur kehamilan 37-42 minggu
b. Bayi Prematur
1) Berat badan kurang dari 2499 gram
2) Organ-organ tubuh imatur
3) Umur kehamilan 28-36 minggu
c. Bayi Posmatur
1) Biasanya lebih berat dari bayi aterm
2) Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
3) Verniks kaseosa dibadan kurang
4) Kuku-kuku panjang
5) Rambut kepala agak tebal
6) Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
7) Umur kehamilan lebih dari 42 minggu
Potensial komplikasi
1. Berat badn lahir rendah.
2. Aspirasi air ketuban
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi
Penatalaksanaan
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk
mencegah hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan gelang
nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan
setelah lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Seperti pada alat pengkajian maternal, alat pengkajian bayi baru lahir telah dibuat dengan
memanfaatkan fokus keperawatan sebagai pengganti pendekatan medis atau dari ujung kepala ke
ujung kaki atau pendekatan medis terhadap tinjauan sistem . Alat ini tidak dibagi ke dal;am
bagian subjektif/objektif karena informasi yang dicatat diperoleh secara objektif dari pengkajian fisik
terhadap bayi baru lahir dan tinjauan terhadap maternal, intrapartum, dan catatan kelahiran. Namun,
pertanyaan subyektif khusus dapat diindikasikan berdasarkan pada temuan fisik individu (Marilynn E.
Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Halm. 551)
v Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam
Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Halm.557)
Fokus utama pada waktu ini adalah transisi dari kehidupan intrauterus ke ekstrauterus dengan
mengenalkan kepada anggota keluarga sesuai kondisi neonatus.
1. Sirkulasi
Bunyi jantung: Lokasi dimediastinum denngan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari
midsternum pada ruang interkostal ketiga atau keempat.
Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung dua arteri dan satu vena.
2. Eliminasi
3. Makanan/Cairan
4. Neurosensori
Sadar dan aktif, mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah
kelahiran (periode pertama reaktivitas)
Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas genetik,
hipoglikemia, atau efek narkotik yang memenjang).
5. Pernapasan
Skor Apgar: 1 menit: 5 menit .Skor optimal wajib antara 7 sampai 10.
6. Keamanan
Kulit: Lembut, flelsibel; pengelupasan tangan/kaki dapat terlihat; warna merah muda atau
kemerahan; mungkin belang-belang menunjukkan memar minor (mis., kelahiran dengan
forsep), atau perubahan warna harlequin; petekie pada kepala/wajah (dapat menunjukkan
peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau korda nukhal); bercak pott-wine, nevi
telangiektatis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada oksipital), atau bercak mongolia
(terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat.
7. Pemeriksaan Diagnostik
pH tali pusar: Tingkat 7, 20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis; tingkat rendah
menunjukkan asfiksia bermakna.
Tes Croombs langsung pada darah tali pusat: Menentukan adanya kompleks antigen-antibodi
pada membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.
8. Prioritas Keperawatan
v Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 567-569)
1. Aktivitas/Istirahat
Bayi tampak semi-koma saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat (REM); tidur sehati rata-rata 24 jam.
2. Sirkulasi
Rata-rata nadi apikal 120 180 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, berkembang/berubah naik sampai 120
dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran); dapat berfluktuasi dari 70-100 dpm (tidur) sampai 180 dpm
(menangis).
Nadi perifer mungkin lemah (nadi kuat menunjukkan duktus arteriosus paten); nadi brakialis adan
radialis lebih muda dipalpasi dari pada nadi femoralis (tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis
menunjukkan koarktasi aorta).
Tali pusat diklem dengan aman tampa rembesan darah; menunjukkan tanda-tanda pengeringan dalam
1-2 jam kelahiran, mengerut dan menghitam pada hari ke-2 atau ke-3.
3. Eliminasi
Abdomen lunak tampa distensi; bising usus aktif ada beberapa jam setelah kelahiran..
Urin tidak bewarna tau kuning pucat, dengan 6-10 popok basah per 24 jam.
4. Makanan/Cairan
Berat badan rerata 2500 sampai 4000 g (5 lb 8 oz sampai 8 lb 13 oz); minus dari 2500 g menunjukkan
kecil untuk usia gestasi (SGA) (mis., prematur, sindrom rubella, atau gestasi multipel), lebih dari 4000
g menunjukkan besar usia gestasi (LGA) (mis., diabetes maternal; atau dapat dihubungkan dengan
herediter). (Rujuk pada MK Bayi Praterm; penyimpangan pada pola pertumbuhan).
5. Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm; fontanel anterior dan posterior lunak dan datar.
Kaput suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-4 hari; sutura krnial yang bertumpang
tindih dapat terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior (lebar 2-3 cm) dan fontanel posterior (lebar
0,5-1,0 cm).
Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi subkonjugtiva atau hemoragi retina mungkin
terlihat; konjungtivitis kimia dalam 1-2 hari mungkin setelah terjadi penetesan obat tetes oftalkmik
terapeutik.
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata (telinga tersusun rendah
menunjukkan abnormalitas ginjal atau genetik.
Pemeriksaan neurologis: Adanya refleks moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinskis; respon
refleks bilateral/sama (refleks moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus
brakialis); gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.
6. Pernapasan
Takipnea sementara dapat terlihat;, khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Pola pernapasan: Diafragmatik dan abdominal dngan gerakan sinkron dari dada dan abdomen
(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukkan distres pernapasan);
pernapasan dangkal atau kuping hidung ringan kadang-kadang dapat terlihat; pernapasan kuping
hidung nyata, ekspirasi sulit, atau retraksi interkostal, substernal atau otot subkostal nyata
menandakan distres pernapasan; krekels inspirasi dapat menetap selama beberapa jam pertama setelah
kelahiran (ronki pada inspirasi dan ekspirasi dapat nenandakan aspirasi).
7. Keamanan
Warna kulit: Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama periode transisi (kebiruan yang
luas dapat menandakan polisitemia); kemerahan atau area ekomotik dapat tampak diatas pipi atau
dirahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran.
Sefalohematoma dapat tampak sehari setelah kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2-3 hari;
kemudian direabsorbsi perlahan lebih dari 1 sampai 6 bulan.
Ekstremitas: Gerakan rentang sendi normal kesegala arah, gerakan nenunduk ringan atau rotasi medial
dari ekstremitas bawah, tonus otot baik.
8. Seksualitas
Genitalia wanita: Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat terlihat; rabas
mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit (pseudomenstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria: Testis turun, skrotum tertutup rugae, fimosis biasa terjadi (lubang perpusium sempit,
mencegah retraksi foreskin ke glan).
9. Penyuluhan/Pembelajaran
Usia gestasi antara minggu ke-38 dan 42 didasarkan pada kriteria Dubowitz.
Jumlah sel darah putih (SDP): 18.000/mm, neutrofil berkembang/berubah naik sampai 23.000-
24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
Hemoglobin (Hb): 15-20 g/dl (kadar lebih rendah sehubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan)
Hematokrit (Ht): 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia; penurunan
kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal.
Essai inhibisi Guthrie: Tes untuk adanya metabolit fenilalanin, manandakan fenilketonuria (PUK)>
Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari, dan 12 mg/dl pada 3
sampai 5 hari.
Detroksik: Tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40 sampai 50
mg/dl, berkembang/berubah naik 60 sampai 70 mg/dl pada gari ketiga.
Prioritas Keperawatan
2. Mempertahankan termonetralitas.
3. Mencegah komplikasi.
Tujuan Pulang
1. Bayi baru lahir secara efektif beradaptasi pada kehidupan di luar uterus.
v Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2000
dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 591)
Untuk memenuhi kriteria kuat untuk pulang awal, bayi baru lahir wajib normal, byi sehat
ditentukan oleh pemeriksaan fisik menyeluruh: Usia gestasi minggu ke-38 sampai 42, berat badan
lahir 2500 sampai 4000 g, tanda-tanda vital dan suhu stabil, Apgar skor lebih dari 7 pada 1 dan 5
menit, pola eliminasi normal, menyusui berhasil. (Rujuk pada MK: Neonatus pada Usia 2 jam sampai
3 hari.
Pemeriksaan Diagnostik
Prioritas Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
v Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam
Rencana Perawatan MaternalBayi, Halm. 558-566)
1. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor intrapartum,
produksi mukus berlebihan, dan stress akibat dingin.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia eksterm
( ketidakmampuan untuk mengigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, jumlah
lemak subkutan terbatas, sumber yang tidak dapat diperbaharui dari lemak coklat dan beberapa
simpanan lemak putih, epidermis tipis dengan penyatuan dekat dari pembuluh darah ke kulit).
4. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan anomali kongenital tidak terdeteksi atau
tidak teratasi, pemajangan pada agen-agen infeksius.
v Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 569-590)
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia tua (ketidakmampuan
menggigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, keterbatasan jumlah lemak
subkutan, sumber lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui dan simpanan lemak putih sedikit,
epidermis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit.
4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit rusak, jaringan trauma, pemajangan
lingkungan, ketidakadekuatan imunitas yang didapat.
v Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam rencanaperawatan maternak/bayi, Halm. 591-599).
1. Perubahan nutrisi minus dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mencerna nutrien adekuat (karena kelelahan, sekresi orofaring berlebihan).
2. Resiko tinggi terhadap cedera, kerusakan sistem saraf pusat berhubungan dengan fungsi
biokimia atau regulatoris.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kekurangan dukungan
antara/dari orang terdekat; minus pengetahuan; adanya stresor.
4. Minus pengetahuan (Kebutuhan belajar) mengenai perawatan bayi berhubungan dengan minus
mengingat dan/atau ada informasi tidak lengkap; kesalahan interprestasi.
Rencana Keperawatan
Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana
Perawatan MaternalBayi, Halm. 558-566)
1. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor intrapartum, produksi
mukus berlebihan, dan stress akibat dingin.
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan..
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia eksterm ( ketidakmampuan untuk
mengigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, jumlah lemak subkutan terbatas,
sumber yang tidak dapat diperbaharui dari lemak coklat dan beberapa simpanan lemak putih, epidermis
tipis dengan penyatuan dekat dari pembuluh darah ke kulit).
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan dan stres dingin.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
3. Perubahann proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan dan/atau penambahan anggota
keluarga.
Tujuan:
Dengan tepat mengidentifikasi bayi untuk menyakinkan hubungan keluarga yang benar.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam
Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 569-590)
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia tua (ketidakmampuan menggigil,
permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, keterbatasan jumlah lemak subkutan, sumber
lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui dan simpanan lemak putih sedikit, epidermis tipis dengan
pembuluh darah dekat pada kulit.
Tujuan:
Bebas dari tanda-tanda stress dingin atau hipotermia.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Dalam respon terhadap suhu lingkungan
yang rendah, bayi cukup bulan
Pertahankan suhu lingkungan dalam zona meningkatkan suhu tubuhnya dengan
termoneural yang ditetapkan (TNZ) dengan menangis atau meningkatkan aktivitas
mempertimbangkan berat badan neonatus, motorik, karenanya mengkonsumsi energi
usia gestasi, dan pakaian yang biasanya lebih banyak (simpanan glukosa) dan
diberikan. meningkatkan kebutuhan oksigen mereka.
Pantau aksila bayi, kulit (abdomen), atau
Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi
suhu timpanik dan lingkungan sedikitnyasampai 8-12 jam setelah lahir. Kecepatan
setiap 30-60 menit selama periode konsumsi oksigen dan metabolisme
stabilisasi, atau lebih sering perprotokol.
minimal bila suhu kulit (indikator dari
pertukaran energi antara bayi dan
Kaji frekuensi pernapasan; perhatikan lingkungan yang dapat dipercaya)
takipnea (frekuensi lebih besar dari dipertahankan diatas 36C.
60/menit).
Bayi menjadi takipnea dalam respon
terhadap peningkatan kebutuhan oksigen
yang dihubungkan dengan stres dingin
dan upaya mengeluarkan kelebihan
karbondioksida untuk menurunkan
asidosis respiratori.
2. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor pranatal/intrapartum,
produksi mukus berlebihan, fluktuasi temperatur tubuh.
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi minus dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
laju metabolik, kebutuhan kalori tinggi, kelelahan, simpanan nutrisis minimal.
Tujuan:
Menunjukkan penurunan berat badan sama dengan atau minus dari 5%-10% berat badan lahir pada waktu
pulang.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Perhatikan skor Apgar, kondisi saat lahir, tipe/waktu Hipotermi mningkatkan konsumsi energi dan penggunaan simpanan
pemberian obat, dan suhu awal pada penerimaan diruang lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui.
perawatan bayi.
Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan sesuai dengan berat badan
Turunkan stressor fisik seperti stres dingin, pengerahan dasar, yang secara normal menurun sebanyak 5%-10% dalam 3-4
fisik, dan pemajanan berlebihan pada pemancar panas. hari pertama dari kehidupan karena keterbatasan masukan oral dan
kehilangan cairan ekstraseluler. Bayi dengan sindrom postmaturitas
Timbang berat badan bayi saat menerima di ruang mengalami peningkatan metabolik dan kebutuhan kalori pada
perawatan dan setelah itu setiap hari. Perhatikan adanya periode awal bayi baru lahir.
sindrom postmaturitas atau wasting.
Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam rencanaperawatan maternal/bayi, Halm. 591-599).
1. Perubahan nutrisi minus dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
nutrien adekuat (karena kelelahan, sekresi orofaring berlebihan).
Tujuan:
Menunjukkan penurunan berat badan minus dari 10% dari berat badan lahir.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia lanjut (mekanisme regulator
imatur [hipothalamus], ketidakefektifan mekanisme menggigil, penurunan lemak subkutan, dekatnya
pembuluh darah kepermukaan kulit, dan rasio besar permukaan tubuh terhadap massa).
Tujuan:
Mempertahankan kadar bilirubin DBN.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
3. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kekurangan dukungan antara/dari
orang terdekat; minus pengetahuan; adanya stresor.
Tujuan:
Mengungkapkan harapan realitas dari kebuutuhan bayi.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit tipis, permeabel dan entri portal ekstra (tali pusat,
sirkumsisi): sistem imunologi imatur; kurangnya flora usus normal.
Tujuan:
Bebas dari tanda-tanda infeksi.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
1. Cuci tangan dan intruksikan orangtua Abnormalitas ini mungkin merupakan tanda-tanda infeksi. (Rujuk
melakukannya sebagai memegang bayi pada MK: Neonatus pada Usia 2 jam sampai 3 Hari, DK: Infeksi,
risiko tinggi terhadap).
2. Observasi bayi terhadap abnormalitas kulit (mis.,
lepuh, petekie, pustula, pletora, atau pucat). Petunjuk bagi orangtua untuk membantu mereka melindungi kulit
bayi yang rapuh dari kerusakan atau kekeringan berlebihan.
3. Diskusikan perawatan kulit, termaksud mandi
setiap hari, atau minus, sesuai indikasi, dan Tali pusat adalah sisi terbuka yang rentan terhadap infeksi. Wajib
memanfaatkan sabun ringan antibakteri. Anjurkan sudah mulai mengering, dan tidak ada perdarahan, eksudat, bau, atau
mandi dengan spon sampai tali pusat lepas. rembesan wajib pada hari kedua kehidupan.
Daftar Pustaka
Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. EGC. Jakarta
Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. EGC.
Jakarta.