Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS
BAYI BARU LAHIR

Oleh

Kadek Dwiyani Novi Taman Sari 1401460020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D-IV KEPERAWATAN MALANG


Pengertian

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan. Siti
Maemunah, 2005)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat
lahir 2500 gram-4000 gram. (Bobak,2000)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2009).

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).

Patofisiologi

Bayi baru lahir mempunyai karakteristik yang unik. Transisi dari kehidupan janin intrauterin
ke kehidupan bayi ekstrauterin, menunjukan perubahan sebagai berikut, alveoli paru janin dalam
uterus berisi cairan paru. Pada saat lahir dan bayi mengambil nafas pertama, udara memasuki alveoli
paru dan cairan paru diabsorbsi oleh jaringan paru.

Pada nafas kedua dan berikutnya, udara yang masuk ke alveoli bertambah banyak dan cairan
paru diabsorbsi sehingga kemudian seluruh alveoli berisi udara yang mengandung oksigen. Aliran
darah paru meningkat secara dramatis. Hal ini disebabkan ekspansi paru yang membutuhkan tekanan
puncak inspirasi dan tekanan akhir ekspirasi yang lebih tinggi. Ekspansi paru dan peningkatan
tekanan oksigen alveoli, keduanya menyebabkan penurunan resistensi vaskuler paru dan
meningkatkan aliran darah setelah lahir.

Aliran intrakardinal dan ekstrakardinal mulai beralih arah yang kemudian diikuti penutupan
dukus arteriosus. Kegagalan penurunan resistensi vaskuler paru menyebabkan hipertensi pulmonal
persisten pada bayi baru lahir, dengan aliran darah paru yang inadekuat dan hipoksemia relatif.
Ekspansi paru yang inadekuat menyebabkan gagal nafas (Sholeh, 2008).
Klasifikasi Bayi

a. Bayi Aterm
1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.
5) Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil setelah
40x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks kaseosa.
8) Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki
testis sudah turun.
11) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak tangan,
bayi akan menggenggamnya.
13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama
14) Umur kehamilan 37-42 minggu
b. Bayi Prematur
1) Berat badan kurang dari 2499 gram
2) Organ-organ tubuh imatur
3) Umur kehamilan 28-36 minggu
c. Bayi Posmatur
1) Biasanya lebih berat dari bayi aterm
2) Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
3) Verniks kaseosa dibadan kurang
4) Kuku-kuku panjang
5) Rambut kepala agak tebal
6) Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
7) Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

Karakteristik Bayi Baru lahir


Pada kehamilan cukup bulan, bebagai sistem fisiologi dan anatomi mencapai tingkat
perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki eksistensi terpisah dari ibunya. Periode
neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya
perubahan fisik yang dramastis pada bayi baru lahir.
1. Karakteristik Biologis
a. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang nencolok setelah bayi lahir. Foramen
ovale, duktus arteriosus dan duktus venosus menutup. Arteri umbulikalis, dan arteri hapatika
menjadi ligamen.
a) Bunyi dan Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, dengan variasi
berkisar antara 120 dan 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dengan
frekuensi saat bayi baru bangun. Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung bayi
rata-rata ialah 128 kali/menit saat tidur dan 163 kali/menit saat bangun (Lowrey,
1986). Bunyi Lub merupakan bunyi jantung pertama dan bunyi Dub merupakan
bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol (Guyton, 1991). Bunyi
jantung selama periode neonatal bernada tinggi (high pitch), lebih cepat ( short in
duration), dan memiliki intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung orang dewasa.
b) Volume dan Tekanan Darah
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan diastolik rata-rata ialah
42. tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam
pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik.
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/kg selama beberapa
hari pertama dan berkembang/berubah naik dua kali lipat pada akhir tahun pertama.
Secar proporsional, bayi baru lahir memiliki volume darah sekitar 10% lebih besar dan
memiliki jumlah sel darah merah hampir 20% labih banyak dari orang dewasa. Namun
bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil bila dibanding kg
badan orang dewasa.
b. Sistem Hematopoeisis
Karakteristik hematopoesis bayi baru lahir mencakup hematopoesis orang dewasa
dengan variasi tertentu. Saat bayi lahir, nilai Hb berkisar antara 14,5 sampai 22,5
g/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai
7,5 juta/mm.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Golongan darah bayi baru
lahir ditentukan pada awal kehidupan janin. Akan tetapi selama periode neonatal terjadi
peningkatan kemampuan aglutinogen membran SDM secara bertahab.
c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang wajib dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem
pernapasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg (Blackburn,
Loper, 1992). Udara wajib diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratoris samapi
alveoli. Pada kelahiran pervaginam normal, sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan
paru-paru bayi.
Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur,
bervariasi dari 30 sampai 60 kali/menit, disertai apnea singkat (minus dari 15 detik). Bayi
baru lahir biasanya bernapas melalui hidung.
d. Sistem Ginjal
Pada bayi baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal.
Perbedaan keseimbangan cairan dan elektrolit bayi baru lahir dari respon fisiologis orang
dewasa ialah sebagai berikut:
1. Distribusi cairan ektrasel (sekitar 40% berta badan bayi baru lahir) dan intrasel bayi
berbeda dari cairan ektrasel (hanya 20%) dan itrasel orang dewasa.
2. Kecepatan pertukaran ektrasel berbeda. Pemasukan dan pengeluaran BBL 600-700 ml
air yang ekivalen dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ektrasel.. Pada orang
dewasa menukar 2000 ml air yang ekuivalen dengan 55 total cairan tubuh dan 14%
cairan ektrasel.
3. Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsentrasi natrium, fosfat, klorida dan asam
organik lebih tinggi dan konsentrasi ion lebih rendah pada BBL.
4. Kecepatan laju glomerulus ialah 30% pada bayi, pada orang dewasa 50%.
5. Reabsorbsi natrium menurun akibat aktivitas ATP-ase rendah
6. BBL memiliki ambang glukosa yang lebih tinggi.
e. Sistem Cerna
BBL cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan mengabsorbsi
protein dan karbohidrat sederhana, serta dapat mengemulsi lemak. Kecuali amilase
pankreas, karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi
yang berat badannya rendah.
Pencernaan
Keasaman lambung bayi saat lahir umumnya sama dengan keasaman lambung orang
dewasa., tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama 2 sampai 3
bulan. Penurunan asam lambung ini dapat menimbulkan kolik.
Tinja
Saat lahir, usus bayi bagian bawah penuh dengan mekonium. Jumlah feses pada bayi
baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah
antara hari ketiga dan hari keenam. Feses transisi (kecil-kecil, bewarna coklat sampai
hijau akibat mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam.
Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan
makanan padat, tinja bayi secara bertahap mulai menyerupai tinja orang dewasa.
Perilaku Pemberian Makan
Selera makan, gejala lapar, dan jumlah makanan yang dikonsumsi bayi setiap kali makan
berbeda-beda. Jumlah yang dapat dimakan pada saat pemberian makan tentunya
teergantung pada ukuran bayi, tetapi ada faktor lain yang juga menentukan.
f. Sistem Hepatika
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan iga karena
hati besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen. Hati mengtur jumlah bilirubin tidak
terikat dalam darah. Hiperbilirubinea fisiologis atau ikterik neonatal merupakan kondisi
yang normal pada 50% bayi cukup bulan dan pada 80% bayi prematur
g. Sistem Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin. Bayi
mulai menyintesis IgG dan mencapai sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada satu tahun,
sedangkan kadar orang dewasa dicapai pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi
secara bertahab. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolustrum dan ASI.
Tingkat proteksi bervariasi tergantung pada usia dan kematangan bayi serta sistem imunitas
yang dimiliki ibu.
h. Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk sat lahir, tetapi masih belum matang. Kulit
bayi sangat sensitif dan mudah rusak.
Kaput Suksedaneum
Ialah edema pada kulit kepala yang ditemukan dini tonjolan edema, yang terlihat saat
bayi lahir, memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorak dan lenyap secara spontan
dalan tiga sampai empat hari.
Sefalhematoma
Ialah kumpulandarah diantara tulang tengkorakdan periosteumnya. Dengan demikian,
sefalhematoma tidak pernah melewati garis satura kepela.
Deskuamasi
Deskuamasi (pengelupasan kulit) pada kulit bayi tidak terjadi sampai beberapa hari
setelah lahir. Deskuamasi saat bayi lahir merupakan indikasi pascamaturitas.
Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi ini berespon terhadap peningkatan
suhu tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar lemak (sebasea) dan sekresi sebum
akibat penngaruh hormon saat hamil.
Bintik Mongolia
Bintik mongolia, daerah pimentasi biru-kehitaman. Dapat terlihat pada semua
permukaan tubuh, termaksud pada ekstremitas terytama dipunggung dan bokong.
Nevi
Dikenal sebagai gigitan burung bangau, nevi telangietaksis berwarna merah muda
dan mudah memutih, terlihat pada mata bagian atas, hidung, tulang oksipital bawah,
dan tengkuk. Tanda ini tidak memiliki makna klinis yang berarti dan akan lenyap
antara tahun pertama dan kedua.
Eritoma Toksikum
Suatu ruam sementara, eritema toksikum, juga disebut eritema neonatorum atau
dermatitis gigitan kutu.
i. Sistem Reproduksi
Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif. Pada bayi baru lahir
cukup bulan, labia mayora dan labia minora menutupi vestibulum.
Pria
Testis turun ke dalam skotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki.
Pembengkakan Jaringan Payudara
Pembengkakan jaringan payudara pada kedua jenis kelamin bayi baru lahir
dikarenakan oleh peningkatan estrogen selama masa hamil.
j. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalocaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempa panjang tubuh. Lengan sedikit lebih
panjang daripada tungkai.
Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak. Ukuran dan bentuk kranium dapat
mengalami distorsi akibat molase (pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih
tulang-tulang kepala.
Ada dua kurvatura pada kolumna vertebrali; toraks dan sakrum. Pada bayi baru lahir,
lutut saling berjauhan sat kaki diluruskan dan tumit disatukan, sehingga tungkai bawah
terlihat agak melengkung.
Ekstremitas wajib simetris. Wajib terdapat kuku jari tangan dan kuku jari kaki. Garis-
garis telapak tangan dan kakki sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
k. Sistem Neuromuskuler
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat
diprediksi selama periode bayi sampai awal masa kanak-kanak.
Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energi dan suplai oksigen dalam jumlah besar
untuk proses metabolisme yang adekuat.
Kontrol neuromuskuler pada bayi baru lahir, walaupun masih terbatas dapat
ditemukan. Apabila bayi baru lahir diletakkan di atas permukaan yang keras dengan
wajah menghadap ke bawah, bayi kan memutar kepalanya kesamping untuk
mempertahankan jalan napas.
Refleks pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memiliki banyak refleks primitif. Waktu, saat refleks bayi lahir ini
muncul dan menghilang, menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem saraf
yang baik.
1. Sistem Termogenik
Termogenesis berarti produksi panas (termo=panas, genesis=asal-usul).
Perawatan neonatus yang efektif didasarkan pada upaya mempertahankan suhu
optimum udara di dalam ruangan.
Produksi Panas
Mekanisme produksi panas dengan cara menggigil jarang terjadi pada bayi.
Termognesis tampa menggigil dapat dicapai, terutama akibat adanya lemak
coklat yang unik pada bayi baru lahir (Blackburn, Loper, 1992; Fanarolff, Martin,
1992) dan kemudian dibentuk akibat metabolisme diotak, di jantung, dan di hati.
Pengaturan Suhu
Perbedaan anatomi dan fisiologis antara bayi baru lahir dan orang dewasa ialah:
1. Insulasi suhu pada bayi baru lahir minus, jika dibandingkan insulasi pada
orang dewasa.
2. Rasio permukaan tubuh bayi baru lahir lebih besar terhadap berat badan.
3. Kontrol vasomotor bayi baru lahir belum berkembang dengan baik,
kemampuan untuk mengontriksi pembuluh darah subkutan dan kulit sama
baik pada bayi prematur dan pada orang dewasa.
4. Bayi baru lahir memproduksi panas terutama melalui upaya termogenesis
tampa menggigil.
5. Kelenjar keringat bayi baru lahir hampir tidak berfungsi sampai minggu
keempat setelah bayi lahir.
Stres Dingin
Stres dingin (cold stres) menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada
semua bayi baru lahir tampa memandang usia kehamilan dan kondisi lain.

Potensial komplikasi
1. Berat badn lahir rendah.
2. Aspirasi air ketuban
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi

Penatalaksanaan
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk
mencegah hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan gelang
nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan
setelah lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Seperti pada alat pengkajian maternal, alat pengkajian bayi baru lahir telah dibuat dengan
memanfaatkan fokus keperawatan sebagai pengganti pendekatan medis atau dari ujung kepala ke
ujung kaki atau pendekatan medis terhadap tinjauan sistem . Alat ini tidak dibagi ke dal;am
bagian subjektif/objektif karena informasi yang dicatat diperoleh secara objektif dari pengkajian fisik
terhadap bayi baru lahir dan tinjauan terhadap maternal, intrapartum, dan catatan kelahiran. Namun,
pertanyaan subyektif khusus dapat diindikasikan berdasarkan pada temuan fisik individu (Marilynn E.
Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Halm. 551)

v Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam
Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Halm.557)

Fokus utama pada waktu ini adalah transisi dari kehidupan intrauterus ke ekstrauterus dengan
mengenalkan kepada anggota keluarga sesuai kondisi neonatus.

Pengkajian Dasar Data Neonatus ( Cukup Bulan ):

1. Sirkulasi

Nadi apikal berfluktuasi dari 110 sampai 180 dpm

Tekanan darah 60 sampai 80 mm Hg (sistolik), 40 sampai 45 mm Hg (distolik)

Bunyi jantung: Lokasi dimediastinum denngan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari
midsternum pada ruang interkostal ketiga atau keempat.

Murmur biasa terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan

Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung dua arteri dan satu vena.

2. Eliminasi

Dapat berkemih saat lahir

3. Makanan/Cairan

Berat badan: 2500 sampai 4000 g.


Panjang badan: 44 sampai 55 cm

Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestasi)

4. Neurosensori

Tonus otot: Fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.

Sadar dan aktif, mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah
kelahiran (periode pertama reaktivitas)

Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).

Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas genetik,
hipoglikemia, atau efek narkotik yang memenjang).

5. Pernapasan

Skor Apgar: 1 menit: 5 menit .Skor optimal wajib antara 7 sampai 10.

Rentang dari 30 sampai 60/mnt; pola periodik dapat terlihat

Bunyi napas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya.

Silindrik torak; kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.

6. Keamanan

Suhu terentang dari 36,5C sampai 37,5C.

Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi).

Kulit: Lembut, flelsibel; pengelupasan tangan/kaki dapat terlihat; warna merah muda atau
kemerahan; mungkin belang-belang menunjukkan memar minor (mis., kelahiran dengan
forsep), atau perubahan warna harlequin; petekie pada kepala/wajah (dapat menunjukkan
peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau korda nukhal); bercak pott-wine, nevi
telangiektatis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada oksipital), atau bercak mongolia
(terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat.

Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)

7. Pemeriksaan Diagnostik

pH tali pusar: Tingkat 7, 20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis; tingkat rendah
menunjukkan asfiksia bermakna.

Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht): Kadar Hb 15-20 g dan Ht 43%-61%.

Tes Croombs langsung pada darah tali pusat: Menentukan adanya kompleks antigen-antibodi
pada membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.

8. Prioritas Keperawatan

1. Meningkatkan upaya kardiopulmonar efektif


2. Memberikan lingkungan termonetral, dan mempertahankan suhu tubuh

3. Mencegah cedera atau komplikasi.

4. Meningkatkan kedekatan orangtua-bayi

v Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 567-569)

Pengkajian Dasar Data Neonatus ( Cukup Bulan ):

Rujuk pada MK: Jam Pertama Kehidupan.

1. Aktivitas/Istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama.

Bayi tampak semi-koma saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat (REM); tidur sehati rata-rata 24 jam.

2. Sirkulasi

Rata-rata nadi apikal 120 180 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, berkembang/berubah naik sampai 120
dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran); dapat berfluktuasi dari 70-100 dpm (tidur) sampai 180 dpm
(menangis).

Nadi perifer mungkin lemah (nadi kuat menunjukkan duktus arteriosus paten); nadi brakialis adan
radialis lebih muda dipalpasi dari pada nadi femoralis (tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis
menunjukkan koarktasi aorta).

Murmur jantung sering ada selama periode transisi.

Tekanan darah (TD) terentang dari 60 sampai 80 mm Hg (sistolik)/40 sampai 45 mm Hg (distolik,


rata-rata tekanan istirahat kira-kira 74/46 mmHg; TD paling rendah pada usia 3 jam.

Tali pusat diklem dengan aman tampa rembesan darah; menunjukkan tanda-tanda pengeringan dalam
1-2 jam kelahiran, mengerut dan menghitam pada hari ke-2 atau ke-3.

3. Eliminasi

Abdomen lunak tampa distensi; bising usus aktif ada beberapa jam setelah kelahiran..

Urin tidak bewarna tau kuning pucat, dengan 6-10 popok basah per 24 jam.

Pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam kelahiran.

4. Makanan/Cairan

Berat badan rerata 2500 sampai 4000 g (5 lb 8 oz sampai 8 lb 13 oz); minus dari 2500 g menunjukkan
kecil untuk usia gestasi (SGA) (mis., prematur, sindrom rubella, atau gestasi multipel), lebih dari 4000
g menunjukkan besar usia gestasi (LGA) (mis., diabetes maternal; atau dapat dihubungkan dengan
herediter). (Rujuk pada MK Bayi Praterm; penyimpangan pada pola pertumbuhan).

Penurunan berat badan diawal 5%-10%.


Mulut: Saliva banyak, mutiara Epstein (kristal epitelial) dan lepuh cekung adalah normal pada
palatum keras/margin gusi, gigi prekosius mungkin ada.

5. Neurosensori

Lingkar kepala 32-37 cm; fontanel anterior dan posterior lunak dan datar.

Kaput suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-4 hari; sutura krnial yang bertumpang
tindih dapat terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior (lebar 2-3 cm) dan fontanel posterior (lebar
0,5-1,0 cm).

Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi subkonjugtiva atau hemoragi retina mungkin
terlihat; konjungtivitis kimia dalam 1-2 hari mungkin setelah terjadi penetesan obat tetes oftalkmik
terapeutik.

Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.

Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata (telinga tersusun rendah
menunjukkan abnormalitas ginjal atau genetik.

Pemeriksaan neurologis: Adanya refleks moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinskis; respon
refleks bilateral/sama (refleks moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus
brakialis); gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.

Tidak adanya kegugupan, letargi, hipotonia dan parese.

6. Pernapasan

Takipnea sementara dapat terlihat;, khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.

Pola pernapasan: Diafragmatik dan abdominal dngan gerakan sinkron dari dada dan abdomen
(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukkan distres pernapasan);
pernapasan dangkal atau kuping hidung ringan kadang-kadang dapat terlihat; pernapasan kuping
hidung nyata, ekspirasi sulit, atau retraksi interkostal, substernal atau otot subkostal nyata
menandakan distres pernapasan; krekels inspirasi dapat menetap selama beberapa jam pertama setelah
kelahiran (ronki pada inspirasi dan ekspirasi dapat nenandakan aspirasi).

7. Keamanan

Warna kulit: Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama periode transisi (kebiruan yang
luas dapat menandakan polisitemia); kemerahan atau area ekomotik dapat tampak diatas pipi atau
dirahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran.

Sefalohematoma dapat tampak sehari setelah kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2-3 hari;
kemudian direabsorbsi perlahan lebih dari 1 sampai 6 bulan.

Ekstremitas: Gerakan rentang sendi normal kesegala arah, gerakan nenunduk ringan atau rotasi medial
dari ekstremitas bawah, tonus otot baik.

8. Seksualitas

Genitalia wanita: Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat terlihat; rabas
mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit (pseudomenstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria: Testis turun, skrotum tertutup rugae, fimosis biasa terjadi (lubang perpusium sempit,
mencegah retraksi foreskin ke glan).

9. Penyuluhan/Pembelajaran

Usia gestasi antara minggu ke-38 dan 42 didasarkan pada kriteria Dubowitz.

10. Pemeriksaan Diagnostik

Jumlah sel darah putih (SDP): 18.000/mm, neutrofil berkembang/berubah naik sampai 23.000-
24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).

Hemoglobin (Hb): 15-20 g/dl (kadar lebih rendah sehubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan)

Hematokrit (Ht): 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia; penurunan
kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal.

Essai inhibisi Guthrie: Tes untuk adanya metabolit fenilalanin, manandakan fenilketonuria (PUK)>

Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari, dan 12 mg/dl pada 3
sampai 5 hari.

Detroksik: Tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40 sampai 50
mg/dl, berkembang/berubah naik 60 sampai 70 mg/dl pada gari ketiga.

Prioritas Keperawatan

1. Memudahkan adaptasi untuk hidup di luar uterus

2. Mempertahankan termonetralitas.

3. Mencegah komplikasi.

4. Meningkatkan kedekatan orangtua-bayi.

5. Memberikan informasi dan bimbingan antisipasi pada orangtua.

Tujuan Pulang

1. Bayi baru lahir secara efektif beradaptasi pada kehidupan di luar uterus.

2. Bebas dari komplikasi.

3. Kedekatan orangtua-bayi dilakukan.

4. Orangtua mengekspresikan kepercayaan diri akan perawatan bayi.

v Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2000
dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 591)

Pengkajian Dasar Data Neonatus:

Untuk memenuhi kriteria kuat untuk pulang awal, bayi baru lahir wajib normal, byi sehat
ditentukan oleh pemeriksaan fisik menyeluruh: Usia gestasi minggu ke-38 sampai 42, berat badan
lahir 2500 sampai 4000 g, tanda-tanda vital dan suhu stabil, Apgar skor lebih dari 7 pada 1 dan 5
menit, pola eliminasi normal, menyusui berhasil. (Rujuk pada MK: Neonatus pada Usia 2 jam sampai
3 hari.

Pemeriksaan Diagnostik

Hematokrit (Ht): 40%-61%.

Tes Coooms: Negatif

Tes skrining, seperti fenilketonuria (PUK) dan tes tiroid lengkap.

Prioritas Keperawatan

1. Mendukung transisi bayi baru lahir untuk kehidupan ekstrauterus.

2. Meningkatkan interaksi orangtua-bayi positif

3. Memberikan dukungan dan informasi mengenai perawatan bayi di rumah.

Diagnosa Keperawatan

v Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam
Rencana Perawatan MaternalBayi, Halm. 558-566)

1. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor intrapartum,
produksi mukus berlebihan, dan stress akibat dingin.

2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia eksterm
( ketidakmampuan untuk mengigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, jumlah
lemak subkutan terbatas, sumber yang tidak dapat diperbaharui dari lemak coklat dan beberapa
simpanan lemak putih, epidermis tipis dengan penyatuan dekat dari pembuluh darah ke kulit).

3. Perubahann proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan dan/atau penambahan


anggota keluarga.

4. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan anomali kongenital tidak terdeteksi atau
tidak teratasi, pemajangan pada agen-agen infeksius.

v Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 569-590)

1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia tua (ketidakmampuan
menggigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, keterbatasan jumlah lemak
subkutan, sumber lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui dan simpanan lemak putih sedikit,
epidermis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit.

2. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor


pranatal/intrapartum, produksi mukus berlebihan, fluktuasi temperatur tubuh.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi minus dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan laju metabolik, kebutuhan kalori tinggi, kelelahan, simpanan nutrisis minimal.

4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit rusak, jaringan trauma, pemajangan
lingkungan, ketidakadekuatan imunitas yang didapat.

5. Risiko tinggi terhadap konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan,


obstruksi intestinal.

6. Minus pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai pertumbuhan/perkembangan dan perawatan


bayi berhubungan dengan kurangnya pemajangan.

v Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam rencanaperawatan maternak/bayi, Halm. 591-599).

1. Perubahan nutrisi minus dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mencerna nutrien adekuat (karena kelelahan, sekresi orofaring berlebihan).

2. Resiko tinggi terhadap cedera, kerusakan sistem saraf pusat berhubungan dengan fungsi
biokimia atau regulatoris.

3. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kekurangan dukungan
antara/dari orang terdekat; minus pengetahuan; adanya stresor.

4. Minus pengetahuan (Kebutuhan belajar) mengenai perawatan bayi berhubungan dengan minus
mengingat dan/atau ada informasi tidak lengkap; kesalahan interprestasi.

Rencana Keperawatan
Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana
Perawatan MaternalBayi, Halm. 558-566)
1. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor intrapartum, produksi
mukus berlebihan, dan stress akibat dingin.
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan..
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Membantu menentukan kebutuhan


terhadap intervensi segera (mis.,
Ukur skor Apgar pada menit ke-1 dan ke-5 penghisapan, oksigen). Skor total dari 0
setelah kelahiran. sampai 3 menunjukkan asfiksia berat atau
kemungkinan disfungsi pada control
Perhatikan komplikasi pranatal yang neurologist dan/atau kimia terhadap
mempengaruhi status plasenta dan/atau pernapasan. Skor 4 sampai 6 memperberat
janin (mis., kelainan jantung atau ginjal, kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan
hipertensi karena kehamilan, atau ekstrauterus. Skor 7 sampai 10
diabetes). menandakan tidak ada kesulitan
beradaptasi terhadap kehidupan
Bersihkan jalan napas; hisap nasofaring ekstrauterus.
dengan perlahan, sesuai kebutuhan, dngan
memanfaatkan spuit balon atau kateter Komplikasi ini dapat mengakibatkan
penghisap DeLee (lebih disukai sambil hipoksia kronis dan asidosis,
kepala bayi diperineum ibu bila ada cairan meningkatkan risiko kerusakan sistem
amniotik mengndung mekonium). Pantau saraf pusat dan memerlukan perbaikan
nadi apikal selama penghisapan. setelah kelahiran.

Keringkan bayi dengan selimut hangat, Membantu menghilangkan akumulasi


tempatkan stoking penutup kepala, dan cairan, memudahkan upaya pernapasan,
tempatkan dilengan orangtua. dan membantu mencegah
aspirasi.Penghisapan orofaring
Tempatkan bayi pada posisi menyebabkan rangsangan vagal yang
Trendelenburg yang dimodifikasi pada menimbulkan bradikardi.
sudut 10 derajat.
Menurunkan efek-efek stres dingin (mis.,
Kolaborasi peningkatan kebutuhan oksigen) dan
berhubungan dengan hipoksia, yang
Lakukan penghisapan dalam bila bayi selanjutnya dapat menekan upaya
menunjukkan bukti depresi pernapasan pernapasan dan mengakibatkan asidosis
yang tidak berespon terhadap penghisapan saat bayi memaksa metabolisme anaerobik
perlahan atau rangsangan taktil perlahan. dengan produk akhir asam laktat. (Rujuk
pada DK: Suhu tubuh, perubahan, risiko
Berikan tindakan resusitatif, dan siapkan tinggi terhadap).
untuk pemindahan bayi ke unit perawatan
intensif neonatus (NICU) tau fasilitas Memudahkan drainase mukus dari
tingkat III/IV, sesuai indikasi. nasofaring dan trakea denga gravitasi.

Pada walnya, sehat, menangis kuat


meningkatkan PO2 alveolar dan
menghasilkan perubahan kimia yang
diperlukan untuk mengubah sirkulasi janin
menjadi sirkulasi bayi, sehingga frekuensi
jantung berkembang/berubah naik 170-180
dpm dan kemudian biasanya kembali ke
normal dalam 4-6 jam berikutnya.

Menandakan hipoksia intrauterus kronis,


yang kemungkinan dihubungkan dengan
asidosis dan memerlukan tindakan
resusitatif.

2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia eksterm ( ketidakmampuan untuk
mengigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, jumlah lemak subkutan terbatas,
sumber yang tidak dapat diperbaharui dari lemak coklat dan beberapa simpanan lemak putih, epidermis
tipis dengan penyatuan dekat dari pembuluh darah ke kulit).
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan dan stres dingin.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Hipoksia janin atau penggunaan Demerol oleh ibu mengubah


metabolisme janin terhadap lemak coklat, sering menyebabkan
1. Pastikan obat-obat yang diterima ibu selama periode penurunan suhu bayi yang berarti. Magnesium Sulfat dapat
prenatal dan intrapartum. Perhatikan adanya distres atau menyebabkan vasodilatasi dan mempengaruhi kemampuan bayi
hipoksia pada janin. untuk menyerap panas.
2. Keringkan kepala dan tubuh bayi baru lahir, pakaikan Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
stoking penutup kepala; dan bungkus dalam selimut hangat. melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara,
dan membatasi stres akibat perpindahan lingkungan dari uterus yang
3. Tempatkan bayi baru lahir dalam lingkungan hangat atau hangat kelingkungan yang lebih dingin (kemungkinan 5F [19C]
pada lengan orangtua. Hangatkan objek yang kontak bayi lebih rendah dari pada suhu intrauterus). (Catatan: Kerna besar area
(mis., timbanga, stetoskop, meja pemeriksaan dan tangan). relatif dari kepala bayi baru lahir dalan hubungannya dengan tubuh,
bayi dapat mengalami kehilangan panas dramatik dari kelembaban,
4. Perhatikan suhu lingkungan. Hilangkan aliran udara dan
minimalkan penggunaan pendingin udara; hangatkan kepala tidak tertutup).
oksigen bila diberikan melalui masker.
Mencegah kehilangan panas melalui konduksi, dimana panas
5. Kaji suhu inti neonatus, pantau suhu kulit secar kontinu dipindahkan dari bayi baru lahir ke objek atau permukaan yang lebih
dengan alt pemeriksa kulit dengan tepat. dingin daripada bayi. Digendong erat dekat tubuh orang tua dan
kontak kulit dengan kulit menurunkan kehilangan panas bayi baru
Kolaborasi lahir.
6. Pertimbangan masuk ke NICU Penurunan suhu lingkungan 2C (3,6F) cukup untuk menendakan
konsumsi oksigen neonatal cukup bulan. Kehilangan panas melalui
konveksi terjadi bila bayi kehilangan panas kealiran udara yang lebih
dingin. Kehilangan melalui radiasi terjadi bila panas dipindahkan
dari bayi baru lahir keobjek atau permukaan yang tidak berhubungan
langsung dengan bayi baru lahir (Mis.,sisi tau dinding inkubator).

Suhu tubuh wajib dipertahankan mendekati 36,5C (97,6F). Suhu


inti (rektal) biasanya 0,5C (0,9F) lebih tinggi dari suhu kulit,
namun perpindahan kontinu dari inti kekulit terjadi sehingga
perbedaan antara suhu inti dan kulit lebih besar, makin cepat
pemindahan makin cepat suhu ini menjadi dingin.

Peningkatan suhu yang terlalu cepat dapat mengakibatkan apnea


pada bayi yang mengalami stres dingin.

3. Perubahann proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan dan/atau penambahan anggota
keluarga.
Tujuan:
Dengan tepat mengidentifikasi bayi untuk menyakinkan hubungan keluarga yang benar.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Menghilangkan ansietas orangtua berkenaan dengan kondisi bayi


mereka. Membantu orangtua untuk memahami rasional intervensi
1. Informasikan kepada orangtua tentang kebutuhan- pada periode awal bayi baru lahir.
kebutuhan neonatus segera dan perawatan yang diberikan.
Jam pertama dari kehidupan bayi adalah masa yang paling khusus
2. Tempatkan bayi dalam lengan ibu/ayah segera setelah bermakna untuk interaksi keluarga dimana ini dapat meningkatkan
kondisi neonatus memungkinkan. awal kedekatan antara orangtua dan bayi serta penerimaan bayi baru
lahir sebagai anggota keluarga baru.
3. Anjurkan orangtua untuk mengelus dan bicara pada bayi
baru lahir; anjurkan ibu untuk menyusui bayi bila Memberikan kesempatan untuk orangtua dan bayi baru lahir
diinginkan. memulai pengenalan dan proses kedekatan.

Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam
Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 569-590)
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia tua (ketidakmampuan menggigil,
permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, keterbatasan jumlah lemak subkutan, sumber
lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui dan simpanan lemak putih sedikit, epidermis tipis dengan
pembuluh darah dekat pada kulit.
Tujuan:
Bebas dari tanda-tanda stress dingin atau hipotermia.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Dalam respon terhadap suhu lingkungan
yang rendah, bayi cukup bulan
Pertahankan suhu lingkungan dalam zona meningkatkan suhu tubuhnya dengan
termoneural yang ditetapkan (TNZ) dengan menangis atau meningkatkan aktivitas
mempertimbangkan berat badan neonatus, motorik, karenanya mengkonsumsi energi
usia gestasi, dan pakaian yang biasanya lebih banyak (simpanan glukosa) dan
diberikan. meningkatkan kebutuhan oksigen mereka.
Pantau aksila bayi, kulit (abdomen), atau
Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi
suhu timpanik dan lingkungan sedikitnyasampai 8-12 jam setelah lahir. Kecepatan
setiap 30-60 menit selama periode konsumsi oksigen dan metabolisme
stabilisasi, atau lebih sering perprotokol.
minimal bila suhu kulit (indikator dari
pertukaran energi antara bayi dan
Kaji frekuensi pernapasan; perhatikan lingkungan yang dapat dipercaya)
takipnea (frekuensi lebih besar dari dipertahankan diatas 36C.
60/menit).
Bayi menjadi takipnea dalam respon
terhadap peningkatan kebutuhan oksigen
yang dihubungkan dengan stres dingin
dan upaya mengeluarkan kelebihan
karbondioksida untuk menurunkan
asidosis respiratori.

2. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor pranatal/intrapartum,
produksi mukus berlebihan, fluktuasi temperatur tubuh.
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Sistem surfaktan berkembang sesuai kemajuan gestasi. Bila janin


mencapai gestasi minggu ke-35. Adanya fosfatidilgliserol (komponen
Perkirakan usia gestasi dengan memanfaatkan kriteria dari kompleks surfaktan, yang menandakan maturasi paru janin)
Dubowitz secara nyata menurunkan insiden distres pernapasan (RDS). Bayi
dari ibu diabetik yang telah terpajan pada hiperinsulinemia dalam
Tinjau ulang kejadian pranatal dan intrapranatal, waktu yang lama sebagai respon terhadap hiperglikemia ibu,
perhatikan faktor resiko yang dapat memperberat mungkin produksi surfaktannya tertekan dan distres pernapasannya
kelebihan cairan paru atau aspirasi cairan amniotik (mis., lebih besar meskipun mereka lebih dari 35 minggu gestasi saat lahir.
diabetes maternal, kelahiran sesaria atau kelahiran
presentasi bokong, perdarahan maternal, asfiksia Kejadian ini memperberat ketidakmampuan bayi untuk
intrapranatalm sedasi berlebihan pada ibu). membersihkan jalan napas dari kelebihan cairan, mukus, dan materi
yang teraspirasi, dan pada penumpukan kelebihan cairan dalam paru-
Kaji frekuensi dan upaya pernapasan. Bedakan pola paru, mengakibatkan RDS tipe II, yang biasanya membaik dalam 6
pernapasan periodik dari episodik apnea. jam.
Hisap nasofaring sesuai kebutuhan. Perhatikan warna, Frekuensi pernapasan normal adalah 30-60/mnt. Pernapasan periodik
jumlah dan karakter mukus yang dimuntahkan. yang tidak bermakna secara fisiologis dimanifestasikan dengan
periode apneik yang berakhir 5-15 dtk yang terjadi selama tidur REM
Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk dan periodik aktivitas motorik.
menyokong punggung.
Menjamin kebersihan jalan napas, yang penting untuk neonatus,
yang baru bernapas melalui hidung dan mungkin tidak belajar untuk
membuka muluit dalam sebagai terhadap obstruksi hidung sampai
usia 3-4 minggu.

Memudahkan drainase mukus.

3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi minus dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
laju metabolik, kebutuhan kalori tinggi, kelelahan, simpanan nutrisis minimal.
Tujuan:
Menunjukkan penurunan berat badan sama dengan atau minus dari 5%-10% berat badan lahir pada waktu
pulang.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Bayi cukup bulan khususnya rentan pada hippoglikemi mengalami


stres kronis dalam uterus, terpajan pada kadar glukosa yang tinggi
Tinjau ulang riwayat pranatal ibu terhadap adanya dalam uterus, menjadi SGA atau LGA, atau secara akut sakit.
kemungkinan stresor yang berdampak pada simpanan
glukosa neonatus, seperti diabetes, hipertensi karena Stresor kelahiran dan stres dingin meningkatkan laju metabolisme
kehamilan (HKK), atau gangguam jantung atau ginjal. dan dengan cepat menurunkan simpanan glukosa, kemungkinan
Perhatikan hasil tes yang berhubungan dengan memanfaatkan sebanyak 200 kalori/kg/mnt dalam ruang kelahiran
pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin/plasenta. sebelum ke ruang perawatan bayi.

Perhatikan skor Apgar, kondisi saat lahir, tipe/waktu Hipotermi mningkatkan konsumsi energi dan penggunaan simpanan
pemberian obat, dan suhu awal pada penerimaan diruang lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui.
perawatan bayi.
Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan sesuai dengan berat badan
Turunkan stressor fisik seperti stres dingin, pengerahan dasar, yang secara normal menurun sebanyak 5%-10% dalam 3-4
fisik, dan pemajanan berlebihan pada pemancar panas. hari pertama dari kehidupan karena keterbatasan masukan oral dan
kehilangan cairan ekstraseluler. Bayi dengan sindrom postmaturitas
Timbang berat badan bayi saat menerima di ruang mengalami peningkatan metabolik dan kebutuhan kalori pada
perawatan dan setelah itu setiap hari. Perhatikan adanya periode awal bayi baru lahir.
sindrom postmaturitas atau wasting.

Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam rencanaperawatan maternal/bayi, Halm. 591-599).
1. Perubahan nutrisi minus dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
nutrien adekuat (karena kelelahan, sekresi orofaring berlebihan).
Tujuan:
Menunjukkan penurunan berat badan minus dari 10% dari berat badan lahir.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Kebutuhan nutrien berdasarkan pada


berat badan. Penambahan berat badan atau
1. Timbang berat badan bayi.Bandingkan penurunan berat badan menandakan
berat badan dengan berat badan lahir dan keadekuatan masukan. Neonatus
berat badan saat pulang. memerlukan 100-120 kkal/kg (54
kalori/lb) setiap hari. Hanya ASI atau
2. Observasi bayi terhadap kemungkinan formula yang boleh diberikan. Pemberian
adanya tanda-tanda regurgitasi. Anjurkan makan wajib diberikan kira-kira setiap 3
orangtua untuk menciptakan suasana hati jam (6-8 kali sehari) atau sesuai
rileks selama memberikan makanan dan kebutuhan. Rata-rata kebutuhan cairan
menempatkan bayi pada sisi kanan setelah adalah 5oz/kg/24 jam.
pemberian makan.
Selama periode transisi, neonatus dapat
3. Kaji tingkat hidrasi bayi, perhatikan secara normal memuntahkan makanan.
kondisi fontanel, turgor kulit, jumlah Menenangkan dan meyakinkan orangtua
produksi mukus, dan warna serta kuantitas membantu bayi rileks selama makan;
urine. posisi yang benar memudahkan
pengosongan lambung ke dalam usus.
4. Perhatikan frekuensi, jumlah, dan
penampilan feses serta urine. Palpasi Fontanel cekung, turgor kulit buruk,
kelunakan abdomen. penurunan haluaran urine, dan membran
mukosa kering menunjukkan dehidrasi.
Kegugupan dapat menandakan
hipoglikemia.
Mengevaluasi keadekuatan masukan oral.
Neonatus wajib berkemih sedikitnya 2
kali dalam 24 jam pertama setelah pulang,
bertambah sampai kira-kira 7 kali per 24
jam. Adanya urat dalam urin menandakan
kebutuhan terhadap masukan cairan
tambahan. Neonatus dapat mengeluarkan
feses 2 sampai 7 kali per 24 jam. Feses
pada awalnya adalah mekonium dan
berubah sesuai dengan diet.

2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia lanjut (mekanisme regulator
imatur [hipothalamus], ketidakefektifan mekanisme menggigil, penurunan lemak subkutan, dekatnya
pembuluh darah kepermukaan kulit, dan rasio besar permukaan tubuh terhadap massa).
Tujuan:
Mempertahankan kadar bilirubin DBN.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Lingkungan rumah yang termonetral dibutuhkan untuk membantu


kemampuan termoregulasi bayi itu sendiri. Fluktuasi suhu pada bayi
1. Diskusikan pentingnya termoregulasi pada bayi baru lahir memerlukan penggunaan kalori untuk meningkatkan
baru lahir dan kemungkinan efek negatif dari keseimbangan pada kebutuhan pertumbuhan. Selain itu, menggigil
menggigil berlebihan. meningkatkan resiko ikterik bayi baru lahir karna afinitas serum
albumin terhadap bilirubin berkurang.
2. Demonstrasikan teknik yang tepat untuk mengkaji
suhu aksila. Teknik yang tidak tepat dapat menimbulkan ketidakadekuratan hasil
3. Perhatikan tanda-tanda peningkatan iritabilitas, Menunjukkan hipotermia atau hipertermia.
pucat, belang-belang, atau letargis; perhatikan
kegelisahan perspirasi pada kepala/wajah. Suhu tubuh bayi baru lahir berfluktuasi dengan cepat sesuai dengan
perubahan suhu lingkungan.
4. Kaji lingkungan terhadap kehilangan termal melalui
konduksi, konveksi, radiasi, atau evaporasi (mis., Informasi membantu orangtua menciptakan lingkungan optimal
ruangan dingin atau berangin, pakaian tidakadekuat untuk bayi mereka. Membungkus bayi dan memberikan penutup
pada bayi, atau tidak adanya penutup kepala) atau dikepalanya membantu menahan panasa tubuh. Suhu aksila
untuk kelebihan termal (mis., keranjang bayi mengevaluasi keefektifan lingkungan. (Catatan: Dengan
menghadap sinar matahari atau dekat pemanas. menginformasikan orangtua bahwa tangan bayi tetap dingin
meskipun suhu tubuh dalam batas normal [DBN] akan mengurangi
5. Bantu orangtua dalam mempelajari tindakan yang ansietas).
tepat untuk mempertahankan suhu bayi, seperti
membendong bayi dengan tepat dan menutup
kepala bial suhu aksila lebih rendah dari 36,1C dan
memeriksa ulang suhu 1 jam kemudian.

3. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kekurangan dukungan antara/dari
orang terdekat; minus pengetahuan; adanya stresor.
Tujuan:
Mengungkapkan harapan realitas dari kebuutuhan bayi.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Tindak lanjut faktor resiko penting untuk mengevaluasi kemajuan


atau area kebutuhan. Pemulangan awal ideal untuk banyak keluarga,
1. Kaji ulang faktor resiko yang mungkin telah tetapi beberapa pasien yang beresiko tinggi terhadap penyiksaan anak
diidentifikasi selama periode pranatal atau mungkin juga dimasukkan dalam populasi pemulangan dini.
intrapartal (Mis., kehamilan yang tidak
diinginkan, aborsi sebelumnya, atau kekurangan Karena status ketergantungan mereka, bayi rentan terhadap perilaku
sistem pendukung). parental negatif, pemeliharaan tidak adekuat, dan penyiksaan. Fase
taking-in slama dimana ibu masih mencoba mengasimilasi detail-
2. Observasi interaksi orangtua-bayi. Bicara dengan detail persalinan dan kelahiran, 2 sampai 3 hari terakhir.
orangtua tentang persepsi mereka dan perasaan
terhadap bayi. Upaya penguatan ikatan positif. Memungkinkan orangtua untuk mengantisipasi ketersediaan dan
ketepatan sumber-sumber. Ibu secara normal memerlukan bantuan
3. Bantu orangtua untuk mengidentifikasi sumber- tambahan untuk memenuhi kebutuhan bayinya, keluarganya, dan diri
sumber yang tersedia untuk mereka; mis., sendiri dan mengatasi stres yang tidak terduga selama periode
pelayana komunitas atau dukungan, bantuan pascapartum awal.
kesehatan di rumah, atau pembantu ibu.
Memberikan dukungan dan kesempatan untuk memperhatikan
4. Buat pengaturan untuk tindak lanjut melalui kemajuan. Frekuensi hubungan atau kunjungan tergantung pada
telepon atau kunjungan. kebutuhan situasi individu; 3 kali kunjungan dalam minggu pertama
dianjurkan.

4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit tipis, permeabel dan entri portal ekstra (tali pusat,
sirkumsisi): sistem imunologi imatur; kurangnya flora usus normal.
Tujuan:
Bebas dari tanda-tanda infeksi.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri Meminimalkan introduksi bakteri dan penyebaran infeksi.

1. Cuci tangan dan intruksikan orangtua Abnormalitas ini mungkin merupakan tanda-tanda infeksi. (Rujuk
melakukannya sebagai memegang bayi pada MK: Neonatus pada Usia 2 jam sampai 3 Hari, DK: Infeksi,
risiko tinggi terhadap).
2. Observasi bayi terhadap abnormalitas kulit (mis.,
lepuh, petekie, pustula, pletora, atau pucat). Petunjuk bagi orangtua untuk membantu mereka melindungi kulit
bayi yang rapuh dari kerusakan atau kekeringan berlebihan.
3. Diskusikan perawatan kulit, termaksud mandi
setiap hari, atau minus, sesuai indikasi, dan Tali pusat adalah sisi terbuka yang rentan terhadap infeksi. Wajib
memanfaatkan sabun ringan antibakteri. Anjurkan sudah mulai mengering, dan tidak ada perdarahan, eksudat, bau, atau
mandi dengan spon sampai tali pusat lepas. rembesan wajib pada hari kedua kehidupan.

4. Inspeksi tali pusat.

Daftar Pustaka

Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. EGC. Jakarta

Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. EGC.
Jakarta.

Wiknjosastro, Gulardi.dkk. Asuhan Persalinan Normal. JNPKR. Jakarta. 2007

Anda mungkin juga menyukai