KEPERAWATAN MATERNITAS
INTRA NATAL CARE
Oleh
Rizky Tiara Damayanti
NIM. 1401460028
A. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 2002: 181)
Persalinan atau melahirkan anak adalah suatu peristiwa yang sangat besar artinya
sebab sangat mendalam kesannya (Christina, 1996)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Rustam Mochtar,1998:91).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang "ukup bulan atau
hampir "ukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Mitayani, 2009)
F. Mekanisme Persalinan
1. Engagement
Ketika diameter biparietalis melewati PAP : masuknya kepala kedalam PAP biasanya
dengan sutura sagitalis melintang dan dengan flexi ringan. Masuknya kepala kedalam
PAP pada primigravida. Sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Penurunan bagian
terendah janin ke dalam rongga panggul ini akan dirasakan ibu sebagai Lightening.
2. Desent (penurunan)
Penurunan kepala janin ke dalam pelvis biasanya dimulai sebelum awitan persalinan.
Janin ibu nulipara biasanya turun ke dalam pelvis selama seminggu terakhir
kehamilan. Pada ibu multigravida, tonus otot biasanya lebih lemah dan dengan
demikian, engagement tidak terjadi hingga persalinan benar-benar dimulai. Selama
kala 1 persalinan, kontraksi dan retraksi otot uterus menyebabkan ruang dalam uterus
menjadi lebih sempit, memberikan tekanan pada janin untuk menurun. Setelah rupture
forewater dan pengerahan upaya maternal, kemajuan persalinan dapat terjadi dengan
cepat. (Fraser,2009: 482)
3. Flexion
Flexi meningkat selama persalinan. Tulang belakang janin bersentuhan lebih dekat
dengan bagian posterior tengkorak; tekanan ke bawah pada axis janin akan lebih
mendesak oksiput daripada sinsiput. Efeknya adalah meningkatkan fleksi,
menyebabkan diameter presentasi lebih kecil yang akan melewati pelvis dengan lebih
mudah. Pada awitan persalinan, terjadi presentasi suboksipital yang berdiameter rata-
rata sekitar 10 cm. Dengan fleksi yang lebih besar, terjadi presentasi suboksipito-
bregmatika dengan diameter rata-rata sekitar 9,5 cm. Oksiput menjadi bagian yang
terdepan.
(Fraser, 2009: 482)
4. Putar Paksi Dalam
Yang dimaksud putar paksi dalam adalah putaran dari bagian depan sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan bawah symphisis. Pada presentasi
belakang kepala, bagian yang terendah adalah bagian ubun-ubun kecil (UUK) dan
bagian ini yang melakukan putaran ke depan ke bawah symphisis. Putar paksi dalam
mutlak untuk melahirkan kepala karena merupakan usaha menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk jalan lahir. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya
kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III. Kadang-kadang baru
setelah kepala sampai di dasar panggul. Sebab-sebab putaran paksi dalam :
a. Pada letak flexi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah kepala.
b. Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah
dalam atas dimana terdapat hiatus genitalis antara M. levator ani kiri dan kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter antero posterior.
5. Extention
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul terjadilah ekstensi
dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah pangul
mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk
melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi kepala akan tertekan pada perineum dan
menembusnya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang pertama mendesak ke bawah
dan yang kedua disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Result
efeknya ialah kekuatan ke arah depan atas. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir
bawah symphisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang
berhadapan dengan sub occiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dengan dagu gerakan
ekstensi.
6. External Rotation
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini
disebut putaran restitusi (putaran balasan). Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga ke
belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak (disisi kiri). Gerakan
yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena
ukuran bahu (diameter bisa cranial menempatkan diri dalam diameter antero posterior
dari pintu bawah panggul).
7. Expulsion
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi
hipomocclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan jalan lahir.
G. Tahapan Persalinan
Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap
Dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Fase laten : Dimana pembukaan serviks lambat sampai pembukaan 3 selama
7-8 jam.
2. Fase aktif : Berlangsung kurang lebih 6 jam dibagi 3 sub fase, yaitu:
- Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4
jam
- Periode dilatasi maksimal : Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm
- Periode akselerasi : Berlangsung lambat dala waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm/lengkap
Perbedaan fase-fase ini dijumpai pada primi gravida dan multi
Primi Multi
Servik mendatar Mendatar dan membuka bisa
(effacement) dulu baru dilatasi bersamaan
Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam
(Sinopsis Obstetri Jilid I)
Kala II : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah
kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir.
Pada kala pengeluaran janin, harus terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-
kira panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa
ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin
kelihatan. Vulva membuka dan perineum meregang dengan his mengedan yang
terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II primi 1
- 2 jam pada multi 1 jam.
Perbedaan kala antara primi gravida dan multi gravida pada proses persalinan.
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam jam
Kala III jam jam
Lama persalinan 14 jam 7 jam
(Rustam Mochtar, 1998)
H. Pemeriksaan Penunjang
Rekaman kardiotografi
Pemantauan berkala dari denyut jantung janin. Dilakukan pada kala I untuk
mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim dan kemajuan persalinan.
Partograf
Ultrasonografi
Untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
2) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
3) Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
C. PERENCANAAN
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : diharapkan ibu Kaji kontraksi uterus 1. Untuk mengetahui
mampu mengendalikan dan ketidaknyamanan kemajuan persalinan dan
nyerinya (awitan, frekuensi, ketidaknyamanan yang
Kriteria evaluasi : ibu durasi, intensitas, dan dirasakan ibu
menyatakan menerima gambaran 2. Nyeri persalinan
rasa nyerinya sebagai ketidaknyamanan) bersifat unik dan
proses fisiologis 2. Kaji tentang berbedabeda tiap
persalinan metode pereda nyeri individu. Respon
yang diketahui dan terhadap nyeri sangat
dialam tergantung budaya,
3. Kaji faktor yang pengalaman terdahulu
dapat menurunkan dan serta dukungan
toleransi terhadap nyeri emosional termasuk
4. Kurangi dan orang yang diinginkan
hilangkan faktor yang 3. Mengidentifikasi jalan
meningkatkan nyeri keluar yang harus
5. Jelaskan metode dilakukan
pereda nyeri yang ada 4. Tidak menambah
seperti relaksasi, nyeri klien
massage, pola 5. Memungkinkan lebih
pernafasan, pemberian banyak alternative yang
posisi, obat obatan dimiliki oleh ibu, oleh
6. Lakukan karena dukungan kepada
perubahan posisi sesuai ibu untuk
dengan keinginan ibu, mengendalikan rasa
tetapi ingin di tempat nyerinya
tidur anjurkan untuk 6. Nyeri persalinan
miring ke kiri bersifat sangat
7. Beberapa teknik individual sehingga
pengendalian nyeri posisi nyaman tiap
Relaksasi Massage individu akan berbeda,
miring kiri dianjurkan
karena memaksimalkan
curah jantung ibu.
7. Bertujuan untuk
meminimalkan aktivitas
simpatis pada system
otonom sehingga ibu
dapat memecah siklus
ketegangan-ansietas-
nyeri. Massage yang
lebih mudah diingat dan
menarik perhatian
adalah yang dilakukan
orang lain.
3) Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan
terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : diharapkan 1. Lakukan 1. Membantu meningkatkan
tidak terjadi infeksi perawatan parienal kebersihan , mencegah
Kriteria evaluasi : Tidak setiap 4 jam. terjadinya infeksi uterus
ditemukan tanda-tanda 2. Catat tanggal dan asenden dan kemungkinan
adanya infeksi. waktu pecah ketuban. sepsis.ah kliendan janin
3. Lakukan rentan pada infeksi saluran
pemeriksaan vagina asenden dan kemungkinan
hanya bila sangat perlu, sepsis.
dengan menggunakan 2. Dalam 4 jam setelah
tehnik aseptik ketuban pecah akan terjadi
4. Pantau suhu, nadi infeksi .
dan sel darah putih. 3. Pemeriksaan vagina
5. Gunakan tehnik berulang meningkatkan
asepsis bedah pada resiko infeksi endometrial.
persiapan peralatan. 4. Peningkatan suhu atau
6. Kolaborasikan nadi > 100 dpm dan sel
pemberian antibiotik darah putih dapat
sesuai indikasi menandakan infeksi.
5. Menurunkan resiko
kontaminasi.
6. Digunakan dengan
kewaspadaan karena
pemakaian antibiotic dapat
merangsang pertumbuhan
yang berlebih dari
organisme resisten
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Syaifudin 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP.SP
Prawirohardjo, Sarwono, 2000. Ilmu Kebidanan, Jakarta: YBP.SP
Rustam Mochtar. 1997. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Sulaiman. 1973. Obstetri Fisiologi Bandung : Fakultas Kedokteran UNPAD
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.