Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KEHALALAN OBAT, MAKANAN, DAN KOSMETIK


ISOLASI DNA DAGING SAPI DAN DAGING BABI

disusun oleh
Kelompok 2A

M. Sunnihaq Al-Faaz 11141020000004


Zakiyyah Hamida 11141020000006
St. Ramdiyah Akil 11141020000007
Khoirun Nisa 11141020000009
Amajida Hasyyati 11141020000011
Ayu Rahmawati 11141020000014
Nurjihan Fahira 11141020000015
Muhammad Firmansyah 11141020000017
Fauziah Aziriani 11141020000020
Aulia Rahmiwanti 11141020000031

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MARET 2017
BAB I

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian DNA


2.2 Perbedaan DNA Babi dan Sapi
2.3 Teknik Isolasi DNA Daging
BAB III
METODOLOGI KERJA

3.1 Bahan
3.2 Alat
3.3 Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL
BAB V
PEMBAHASAN

4.1 Komponenn dan Fungsi Reagen Nuclei Lysis Solution


Nuclei lysis solution adalah senyawa yang mengandung detergen digunakan untuk
melisiskan barier sel secara kimia sebagai pengganti senyawa kimia yang mampu
merusak dinding dan membran sel. Karena pada detergen mengandung Sodium Dodesil
Sulfat (SDS) yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada membran sel
sehingga struktur membrane akan rusak dan melisiskan isi sel.
4.2 Komponen dan Fungsi Reagen Protein Precipitation Solution dan
RNAse
Larutan RNase (RNase Solution) dan Larutan Pengendap Protein (Protein
precipitation) ditambahkan dalam rangka proses Penghilangan protein dan RNA. Untuk
menghilangkan protein dari larutan digunakan Larutan Pengendap Protein (Protein
precipitation), yang secara kimiawi teridiri dari senyawa fenol berfungsi mengikat
protein dan sebagian kecil RNA dan kloroform (membersihkan protein dan polisakarida
dari larutan).
4.3 Komponen dan Fungsi Reagen Rehydration Solution
Reagen Rehidration Solution mengandung air (H2O) atau TE buffer. Pemberian
reagen ini bertujuan untuk dapat melarutkan DNA sehingga DNA dapat stabil dan
disimpan dengan baik pada suhu 4oC selama berhari hari.
4.4 Fungsi Inkubasi pada Proses Pelisisan Sel
Untuk dapat mengoptimalkan proses lisis (pemecahan) membran mitokondria dan
membral sel. Suhu 65oC adalah suhu yang sangat tidak diinginkan oleh sel, sehingga sel
tersebut rusak dan lisis (pecah).
4.5 Fungsi Inkubasi pada Proses Degradasi RNA dan Presipitasi Protein
Untuk mengoptimal proses kerja dari enzim RNAse yang bertugas untuk
mendegradasi RNA. Suhu 37oC adalah suhu normal pada tubuh hewan babi yang dapat
mensimulasikan kerja enzim RNAse seperti di dalam tubuh hewan babi.
4.6 Fungsi Penambahan Isopropanol dan Etanol 70% pada Proses
Presipitasi dan Pelarutan DNA
Setelah proses ekstraksi, DNA yang didapat dapat dipekatkan melalui
presipitasi.Pada umumnya digunakan etanol atau isopropanol dalam tahapan presipitasi.
Kedua senyawa tersebut akan mempresipitasi DNA pada fase aquoeus sehingga DNA
menggumpal membentuk struktur fiber dan terbentuk pellet setelah dilakukan
sentrifugasi dan juga presipitasi juga berfungsi untuk menghilangkan residu-residu
kloroform yang berasal dari tahapan ekstraksi.Prinsip-prinsip presipitasi antara lain
pertama, menurunkan kelarutan asam nukleat dalam air. Hal ini dikarenakan molekul air
yang polar mengelilingi molekul DNA di larutan aquoeus. Muatan dipole positif dari air
berinteraksi dengan muatan negatif pada gugus fosfodiester DNA. Interaksi ini
meningkatkan kelarutan DNA dalam air. Isopropanol dapat bercampur dengan air, namun
kurang polar dibandingkan air. Molekul isopropanol tidak dapat berinteraksi dengan
gugus polar dari asam nukleat sehingga isopropanol adalah pelarut yang lemah bagi asam
nukleat; kedua, penambahan isopropanol akan menghilangkan molekul air dalam larutan
DNA sehingga DNA akan terpresipitasi; ketiga, penggunaan isopropanol dingin akan
menurunkan aktivitas molekul air sehingga memudahkan presipitasi DNA.
Melakukan perlakuan hasil setelah dipresipitasi oleh isopropanol dengan
menggunakan etanol bertujuan untuk menghilangkan residu-residu garam yang masih
tersisa. Garam-garam yang terlibat dalam proses ekstraksi bersifat kurang larut dalam
isopropanol sehingga dapat terpresipitasi bersama DNA, oleh sebab itu dibutuhkan
presipitasi kembali dengan etanol setelah presipitasi dengan isopropanol untuk
menghilangkan residu garam.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai