Anda di halaman 1dari 8

Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

MABAB 4
STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Dalam rangka perumusan strategi pengembangan sanitasi Kota


Gorontalo, maka melalui

4.1. Air Limbah Domestik


Untuk sub sektor air limbah domestik, pengelolaan sanitasi Kota
Gorontalo berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT
menunjukkan berada pada posisi W-O atau berada pada posisi kuadran 2.
(Lihat Gambar 4.1. Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik)

Gambar 4.1.
Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi
sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan air
limbah domestik dimana strategi yang digunakan adalah mengatasi
kelemahan untuk meraih peluang.

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87
Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

Strategi 1: Membuat dokumen perencanaan air limbah yang


komprehensif dan terintegrasi didukung dengan kebijakan daerah.
Adanya dokumen perencanaan air limbah yang telah disusun,
seharusnya terintegrasi dengan adanya kebijakan daerah. Namun saat ini
terkait dengan kebijakan air limbah baik limbah padat dan cair belum
ditetapkan kebijakannya oleh pemerintah daerah. Sehingga hal ini dirasa
perlu untuk dapat mendorong pihak pemerintah daerah agar secapatnya
mengeluarkan kebijakan tersebut.
Selama ini yang baru diberlakukan sistem pemungutan retribusi
tinja sesuai dengan perda yang telah dikeluarkan oleh pemda, dengan
besaran retribusi sebesar Rp. 250.000,- setiap kali melakukan
penyedotan. Biaya ini hanya merupakan biaya penyedotan apabila masih
dalam wilayah kota, bila jangkauannya sudah berada diluar wilayah kota
maka besaran biaya pun bisa lebih dari ketentuan tersebut.
Program air limbah sekarang menjadi isu sentral menuju pada target
Universal Access cakupan akses sanitasi 100%. Kebijakan Teknis
Infrastruktur tercantum pada Tupoksi SKPD Dinas PU Kota Gorontalo
terutama pembangunan parasarana air limbah baik pemberdayaan
maupun non pemberdayaan. Namun, harus didukung dengan dokumen
perencanaan air limbah yang terpadu dengan tersedianya master plan air
limbah.

Strategi 2: Membangun akses masyarakat terhadap sarana dan


prasarana air limbah yang layak dan ramah lingkungan.
Perilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat saat ini belum
dapat diterapkan secara maksimal, hal ini dikarenakan kurangnya
kampanye dan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak terkait untuk
mengkampanyekannya. Selama ini meskipun sarana IPAL Komunal telah
dibangun beberapa unit di wilayah perkotaan lainnya, namun masih juga
di temui masyarakat yang belum memeiliki sarana pembuangan air limbah

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87
Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

rumah tangga dan tinja langsung ke saluran drainase. Sehingga kedepan


perlu adanya peningkatan akses sarana dan prasarana terhadap
penanganan air limbah yang layak dan ramah lingkungan.
Strategi 3: Penguatan kelembagaan dalam memelihara prasarana air
limbah yang telah terbangun.
Terkait dengan pemeliharaan prasarana air limbah yang telah
dibangun, perlu dilakukan penguatan terhadap organisasi KSM dan KPP
serta masyarakat untuk lebih mengoptimalkan operasional dan
pemeliharaan terhadap sarana yang telah dibangun. Namun dukungan
dari Pemerintah daerah pun sangat penting dari segi dukungan
pendanaan operasional dan pemeliharaan serta membentuk UPTD
khusus dalam menangani pengelolaan serta pemeliharaan air limbah.

Strategi 4: Menjaga komitmen pihak swasta dan lembaga donor baik


yang sudah berpartisipasi selama ini ataupun yang belum pernah
terlibat.
Selama ini hubungan kerja sama antara Pemda, masyarakat dan
Pihak Swasta sudah terjalin baik, hal ini terbukti dengan adanya
kerjasama dengan sektor swasta dalam hal pendanaan pembangunan
sarana dan prasarana sanitasi khususnya air limbah, seperti adanya
pembangunan sarana IPAL Komunal serta adanya dukungan dana dari
pihak Perbangkan Boleh pihak sdalam bentuk Dana CSRwasta serta
pembangunan MCK dan sebagainya, Sarana ini dibangun dengan tujuan
agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang tidak memiliki akses
sanitasi serta membantu pihak Pemda dalam hal pendanaan untuk
pembangunan sarana.

4.2. Persampahan
Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT
pengelolaan persampahan Kota Parepare saat ini berada di kuadran 2.
(Lihat Gambar 4.2. Posisi Pengelolaan Persampahan)

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87
Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

Gambar 4.2.
Posisi Pengelolaan Persampahan

Dengan berada pada posisi W-O, strategi yang akan dikembangkan


yaitu bagaimana mengatasi kelemahan untuk meraih peluang yang ada.
Dimana, membutuhkan strategi dan usaha-usaha yang lebih konkrit dalam
menangani persampahan di Kota Parepare. Ada 5 strategi yang telah
dirumuskan untuk mencapai visi sanitasi Kota Parepare dalam
pengelolaan persampahan.

Strategi 1: Membuat dokumen perencanaan persampahan yang


komprehensif dan terintegrasi didukung dengan kebijakan daerah.
Dalam kegiatan persampahan sudah adanya Masterplan
persampahan dan juga di dukung dengan adanya kebijakan Walikota
tentang retribusi pelayanan persampahan kebersihan di Kota Gorontalo

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87
Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

dengan nomor 16 tahun 2011 yang ditetapkan tanggal 7 maret 2011.


Sehingga dengan adanya dokumen dan kebijakan tersebut adanya
peningkatan penanganan terhadap persampahan do Kota Gorontalo

Strategi 2: Meningkatkan pemahaman masyarakat pengolahan


sampah 3R (Reduce-Reuse-Recycle).
Konsep 3R ini merupakan konsep yang dapat langsung dipahami
dan dipraktekkan oleh masyarakat secara lebih mudah. Karena konsep
ini menjadikan masyarakat dapat belajar mengolah sampah rumah
tangga dengan cara pengurangan timbulan sampah melalui penggunaan
kembali sampah bekas serta mendaur ulang sampah untuk dapat
dijadikan nilai tambah bagi masyarakat setempat. Saat ini TPS3R yang
sudah dibangun di Kota Gorontalo sudah ada 3 unit dan yang sudah
beroperasi 2 unit.

Strategi 3: Membangun fasilitas reduksi sampah yang berasal dari


rumah tangga, pasar dan terminal.
Fasilitas reduksi samapah yang berasal dari rumah tangga
setidaknya telah tertangani oleh adanya sarana TPS3R yang setidaknya
dapat mengurangi jumlah timbulan sampahlangsung dari sumbernya.
Optimalisasi pemanfaatan TPA saat ini sudah dapat dilakukan sebab TPA
yang ada sudah menggunakan sistem sanitary landfill

Strategi 4: Penguatan kelembagaan dalam memelihara prasarana


persampahan yang telah terbangun.
Kegiatan pengolahan persampahan ini memiliki akses yang cukup
efisien dan efektif dalam rangka menunjang nilai tambah bagi masyarakat,
sehingganya diperlukan adanya penguatan yang lebih bagi pihak KSM
dan KPP serta melibatkan masyarakat dalam rangka pemeliharaan.
Sarana dan prasarana yang telah dibangun penting untuk dijaga dan

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87
Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

dikembangkan terkait dengan pengembangan peningkatan kapasitas dan


nilai tambah bagi masyarakat pada umumnya.

Strategi 5: Menjaga komitmen pihak swasta dan lembaga donor baik


yang sudah berpartisipasi selama ini ataupun yang belum pernah
terlibat
Sampah saat ini memiliki nilai ekonomi yang cukup efisien dan
strategis, sehingga minimnya pihak pengepul sampah akan sangat
memberi peluang bagi sektor swasta agar dapat memfasilitasinya untuk
dapat mengoptimalisasikan pengelolaan sampah di lingkungan
masyarakat. Sampah ini juga dapat membuka peluang bisinis baik bagii
pihak pemerintah, swasta,dan masyarakat .
Selama ini pihak swasta telah banyak melibatkan diri dalam hal
penanganan sampah, seperti adanya CSR dari pihak perbankan yaitu
Bank Sulutgo Gorontalo mengadakan sarana dan prasarana persampahan
seperti kenderaan pengangkut sampah, menyediakan tempat-tempat di
jalan-jalan tertentu yang berada di pusat perkotaan.

4.3. Drainase Perkotaan


Secara internal, pengelolaan drainase Kota Gorontalo masih
memerlukan perbaikan, karena Kota Gorontalo merupakan area yang
memiliki resiko genangan yang frekuensinya sekali dalam setahun. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT pengelolaan drainase berada
pada kuadran 3 yaitu posisi W-T.
Strategi yang harus dilaksanakan adalah adalah mengatasi
kelemahan untuk mengantisipasi setiap ancaman. Dengan uraian kondisi
tersebut, maka Pokja Sanitasi Kota Gorontalo telah merumuskan
beberapa strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87
Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

(Lihat Gambar 4.3. Posisi Pengelolaan Drainase Perkotaan)

Gambar 4.3.
Posisi Pengelolaan Drainase Perkotaan

Strategi 1: Membuat dokumen perencanaan drainase yang


komprehensif dan terintegrasi didukung dengan kebijakan daerah.
Adanya dokumen master plan drainase saat ini serta perda tentang
larangan bangunan diatas saluran drainase merupakan satu kesatuan
yang komprehensif dan terintegrasi sehingga dapat meningkatkan
pemanfaatan dan perbaikan drainase dalam rangka mengurangi daerah
genangan yang ada di Kota Gorontalo. Namun sayangnya terkait dengan
Perda pelarangan pembuangan sampah pada saluran drainase itu belum
ada, sehingga hal ini memicu terjadinya penyumbatan terhadap saluran
drainase, yang berdampak pada aliran air drainase menjadi mandek. Hal
ini perlu mendapat perhatian dari pihak terkait utamanya SKPD dan
Masyarakat selaku pelaku utamanya.

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87
Strategi Sanitasi Kota Gorontalo

Strategi 2: Pembangunan dan pemeliharaan sistem drainase sesuai


fungsinya sebagai pembuangan limpahan air hujan.
Pembangunan dan pemeliharaan terhadap saluran drainase perlu
mendapat perhatian, utamnya terhadap perbaikan saluran drainase yang
sudah rusak yang diakibatkan oleh adanya pengikisan permukaan tanah
serta erosi yang diakibatkan oleh air hujan, yang ,mengakibatkan tidak
berfungsinya sistem drainase sebagaimana mestinya. Selain itu perlu
dilakukan pembersihan saluran minimal sebulan sekali untuk menghindari
terjadinya penyumbatan saluran drainse yang diakibatkan oleh masyarakt
yang suka membuang sampah ke saluran drainase. Rata-rata area
genangan yang ada di Kota Gorontalo diakibatkan oleh hal-hal tersbut
diatas, sehingga diperlukan penanganan dan pemeliharaan terhadap
saluran drainase.

Strategi 3: Penguatan kelembagaan dalam pengelolaan sistem


drainase.
Pengelolaan drainase berada pada Dinas PU pada Bidang
pengairan, memiliki peran penting dalam pengelolaan sistem drainase
disamping itu keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan drainase perlu
ditingkatkan dengan pola pemberdayaan masyarakat. Dimana, komponen
sampah padat akibat perilaku masyarakat itu sendiri dengan membuang
sampah dan limbah lainnya yang dapat mengurangi daya alir air sesuai
kapasitas normal dan jika terjadi hujan maka drainase menjadi tersumbat.

Pokja Sanitasi Tahun 2016


87

Anda mungkin juga menyukai