ISSN 1907-1507
OUTLOOK TEH
OUTLOOK TEH
ISSN : 1907-1507
Penyunting :
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc.
Ir. Noviati, MSi
Naskah :
Diah Indarti, SE
Design Sampul :
Victor Saulus Bonavia
Diterbitkan oleh :
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2015
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.
Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook
Komoditi Perkebunan.
Publikasi ini disajikan dalam bentuk buku dan dapat dengan mudah
diperoleh atau diakses melalui website Kementerian Pertanian yaitu
http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Teh yang berisi keragaan
data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi
penawaran dan permintaan nasional.
0902309000,
0902401000
0902409000.
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n
n
b0 b j X j
j 1
SS Regresi
R2
SS Total
Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal dan Produksi Teh
di Indonesia Menurut Jenis Pengusahaan, 1980-2014
(000 Ton)
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014*)
PR PBN PBS Indonesia
Kg/Ha
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*)
Gambar 3.6. Kabupaten Sentra Produksi Teh di Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar 3.7. Kabupaten Sentra Produksi Teh di Sumatera Utara, Tahun 2014
Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Teh di Jawa Tengah, Tahun 2014
Konsumsi teh per kapita per tahun berdasarkan data Susenas BPS sejak
tahun 2002 sampai dengan 2014 berfluktuatif namun cenderung menurun, hal
ini disebabkan kurangnya informasi manfaat teh sebagai minuman kesehatan
dan kualitas teh di Indonesia masih belum baik (Asosiasi Teh Indonesia). Pada
tahun 2002, konsumsi teh per kapita per tahun sebesar 0,77 kg, kemudian
mengalami penurunan sampai tahun 2006 menjadi 0,69 kg/tahun. Setelah itu
konsumsi teh mengalami peningkatan menjadi 0,78 kg per tahun pada tahun
2007 (Gambar 3.9).
(Kg/Kapita/Tahun)
0,90
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
Pada tahun 2012 terjadi penurunan konsumsi teh per kapita per tahun
yang cukup signifikan, konsumsi per kapita pada tahun tersebut sebesar 0,52
kg/tahun. Agar tidak terjadi penurunan konsumsi terus menerus maka
pemerintah mengambil tindakan dengan melakukan promosi teh di dalam
negeri yang berguna untuk mendongkrak tingkat konsumsi masyarakat untuk
minum teh. Pada tahun 2014 konsumsi teh di Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 0,61 kg/kapita/tahun, dalam hal ini upaya pemerintah
berhasil. Perkembangan konsumsi teh selama periode tahun 2002 2014
secara lengkap tersaji pada Lampiran 8.
US$ 112,66 juta, maka tahun 2014 volume ekspor menjadi 66,39 ribu ton
senilai US$ 134,58 juta. Volume ekspor teh tertinggi selama periode tersebut
dicapai pada tahun 1993 sebesar 127,92 ribu ton (Lampiran 10).
(Ton)
140.000
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 3.11. Perkembangan Volume Ekspor Teh Indonesia, 1980 2014
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
3.4.4. Negara Tujuan Ekspor dan Negara Asal Impor Teh Indonesia
Pada tahun 2014 negara tujuan utama ekspor teh Indonesia adalah
Malaysia dengan volume ekspor sebesar 10.307 ton atau 15,94% dari
total ekspor teh Indonesia dengan nilai ekspor teh sebesar 18,6 juta US$
(Gambar 3.14). Negara tujuan ekspor teh berikutnya adalah Rusia, Pakistan,
Amerika Jerman dan China dengan masing-masing volume ekspor teh
Indonesia sebesar 9.175 ton (14,19%), 7.435 ton (11,50%), 4.414 ton (6,83%),
4.326 ton (6,69%) dan China 3.537 ton (5,47%) dari total ekspor teh Indonesia.
Negara tujuan ekspor teh Indonesia disajikan secara rinci pada Lampiran 11.
(Ton)
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Sedangkan negara asal impor teh Indonesia pertama pada tahun 2014
adalah Vietnam dengan volume impor teh sebesar 5.800 ton atau 43,20%
terhadap total volume impor teh Indonesia (Gambar 3.15). Negara asal impor
teh Indonesia selanjutnya adalah Iran, Kenya, India, Sri Lanka dan China
dengan masing-masing volume impor teh Indonesia sebesar 2.488 ton
(18,53%), 2.227 ton (16,59%), 1.536 ton (11,44%), 449 ton (3,35%) dan China
279 ton (2,08%). Negara asal impor the Indonesia tahun 2014 disajikan pada
Lampiran 12.
Data Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Teh Terbesar di Asean, rata-
rata 2009-2013 dapat dilihat pada Lampiran 14.
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Negara terbesar dengan produksi teh asean dikuasai oleh negara Vietnam,
Indonesia dan Thailand. Berdasarkan data FAO, selama tahun 2009-2013
Indonesia berada di posisi kedua sebagai negara penghasil teh terbesar di
asean dengan rata-rata kontribusi produksi sebesar 32,13% dari total produksi
teh asean, sedangkan Vietnam berada di peringkat pertama dengan kontribusi
mencapai 43,48% (Gambar 4.4). Dengan demikian secara kumulatif sebesar
90,41% produksi teh asean berasal dari ketiga negara tersebut. Data Negara
dengan Produksi Teh Terbesar di Asean, rata-rata 2009-2013 dapat dilihat
pada Lampiran 15.
Meskipun Malaysia tidak memiliki luasan kebun yang luas dan bukan
produksi yang terbesar namun menurut data FAO, dari data rata-rata
produktivitas teh dalam wujud daun kering tahun 2009-2013, Malaysia berada
di peringkat pertama dengan tingkat produktivitas mencapai 6.501 kg/ha,
diikuti oleh Thailand (3.503 kg/ha) dan Vietnam (1.772 kg/ha). Sementara
Indonesia menempati urutan ke 4 (empat) Asean dengan tingkat produktivitas
sebesar 1.217 kg/ha. Kemudian diikuti oleh Myanmar dengan tingkat
produktivitas sebesar 394 kg/ha.
Selain ketiga negara tersebut di atas, masih ada negara Kenya, Indonesia dan
Turkey yang juga mempunyai lahan teh dengan luas tanaman menghasilkan
yang cukup besar. Kenya di urutan keempat memberikan kontribusi sebesar
5,52% terhadap luas tanaman menghasilkan teh dunia, diikuti oleh Indonesia
(3,74%) dan Turkey (2,31%). Sedangkan kontribusi dari negara-negara lainnya
kurang dari 3% (Lampiran 17).
Produksi teh dunia dikuasai oleh dua negara, yaitu China dan India, sedangkan
Indonesia berada pada posisi ke 8. Berdasarkan data FAO, selama tahun 2009-
2013 China berada di posisi pertama sebagai negara penghasil teh terbesar di
dunia dengan rata-rata kontribusi produksi sebesar 22,59% dari total produksi
teh dunia, sedangkan China berada di peringkat kedua dengan kontribusi
mencapai 34,51% (Gambar 4.9). Dengan demikian secara kumulatif 57,17%
produksi teh dunia berasal dari kedua negara tersebut.
Dari sisi Impor, Indonesia masih pada peringkat kedua bersamaan dari
sisi ekspornya di Asia Tenggara. Pada tahun 2008-2012 terjadi peningkatan
volume impor teh ke negara asean sebesar 7,56% per tahun, yaitu dari 29,99
ribu ton pada tahun 2008 menjadi 57,79 ribu ton pada tahun 2012 (Gambar
4.14).
Perkembangan volume ekspor dan impor teh dunia dalam bentuk daun
kering menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data yang bersumber dari FAO, perkembangan ekspor teh dunia
selama periode tahun 1980-2012 cenderung meningkat (Gambar 4.16). Tahun
1980 total ekspor teh dunia hanya sebesar 1,10 ribu ton. Dengan rata-rata
laju pertumbuhan sebesar 2,24% per tahun maka pada tahun 2012
menghasilkan teh hingga 2,13 ribu ton (Lampiran 23).
Pada periode tahun 20082012 terdapat dua negara eksportir teh terbesar di
dunia yang secara kumulatif memberikan kontribusi sebesar 29,27% terhadap
total volume ekspor teh di dunia, yaitu Kenya dan China. Kenya berada di
peringkat pertama negara eksportir teh terbesar di dunia dengan rata-rata
kontribusi sebesar 15,19% dari total ekspor teh dunia (Gambar 4. 17). Rata-
rata volume ekspor teh dari Kenya mencapai 337,35 ribu ton per tahun.
Peringkat kedua ditempati oleh China yang memberikan kontribusi sebesar
14,08% dengan rata-rata volume ekspor 312,85 ribu ton per tahun. Sri Lanka
dan India berada di peringkat ketiga dan keempat dengan kontribusi masing-
masing sebesar 14,04% dan 10,71% dari total volume ekspor teh dunia
(Lampiran 24). Sedangkan Indonesia berada pada posisi ke enam dengan
kontribusi sebesar 4,59% dengan rata-rata volume ekspor 90 ribu ton per
tahun. Indonesia sebagai eksportir terbesar keenam teh di dunia dalam
meningkatkan volume ekspor, sebaiknya mempertimbangkan potensi ekonomi
dan non ekonomi. Dalam hal ini ekspor teh Indonesia harus sudah dalam
bentuk produk yang siap dikonsumsi, karena selama ini masih lebih banyak
dalam bentuk setengah jadi (Erwin Fahri, 2008)
Pada tahun 20082012 terdapat enam negara importir teh terbesar di dunia.
Total share kumulatif volume impor negara-negara tersebut mencapai 40,02%
dari total volume impor teh dunia. Rusia merupakan negara importir teh
terbesar di dunia dengan rata-rata volume impor mencapai 182,78 ribu ton
per tahun atau 10,08% dari total volume impor teh dunia, diikuti oleh Inggris
Raya (8,30%), Amerika Serikat (6,70%), dan Pakistan (5,88%). Negara-negara
importir teh lainnya mengimpor kurang dari 4% total impor teh dunia
(Lampiran 25). Indonesia menempati urutan ke-31 dari negara-negara importir
teh dunia.
Penawaran teh didasarkan pada perilaku harga domestik dan luas areal
tanaman teh. Penelusuran model yang didapat yaitu dengan menggunakan
model regresi berganda, diketahui bahwa produksi teh nasional dipengaruhi
luas areal dan harga domestik tahun sebelumnya dengan persamaan regresi
sebagai berikut:
LnProdt = 2,63 + 0,727 LnLAt + 0,0694 LnHarga Domestikt-1
Dimana: LnProdt = ln produksi tahun ke-t
LnLAt = ln luas areal tahun ke-t
Ln HrgDomestikt-1 = ln harga domestik tahun ke-(t-1)
Koefisien determinasi dari fungsi respon diperoleh sebesar 76,7% dan
selebihnya dipengaruhi oleh peubah yang tidak digunakan dalam model. Hasil
permodelan dari fungsi respon produksi teh secara lengkap disajikan pada
Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Permodelan Fungsi Respon Produksi Teh
Standar
Peubah Koefisien T-Value P-Value
Error
2015 163.158
2016 163.240 0,050
2017 163.844 0,370
2018 164.441 0,364
2019 165.030 0,358
Rata-rata Pertumbuhan
0,286
(%/tahun)
Konsumsi
Produksi Surplus/Defisit
Tahun Nasional
(Ton) (Ton)
(Ton)
Ketersediaan Pertumbuhan
Tahun
(Ton) (%)
2015 290.545
Ketersediaan Pertumbuhan
Tahun
(Ton) (%)
2015 348.754
Produksi teh pada tahun 2015 akan diprediksi sebesar 163.158 ton
dengan konsumsi nasionalnya sebesar 146.145 ton, sehingga di tahun tersebut
akan mengalami surplus teh Indonesia sebesar 17.013 ton. Pada tahun 2016
hingga tahun 2019 produksi teh akan terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Teh Indonesia (ATI). 2000 Reformasi Sistem Pemasaran Teh untuk
kelestarian Industri Teh Indonesia. Asosiasi Teh Indonesia.
Rohayati Suprihatini. 2005. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 23 No. 1. Daya Saing
Ekspor Teh Indonesia Di Pasar Teh Dunia.
Febriyanthi, 2008 Jurnal. Analisis Daya Saing Ekspor Komoditi Teh Indonesia
di Pasar Internasional. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789
[terhubung berkala].
LAMPIRAN
Produksi (Ton)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS Indonesia
% % % %
1980 20.489 68.184 17.502 106.175
1981 23.769 16,01 71.886 5,43 13.480 -22,98 109.135 2,79
1982 16.511 -30,54 60.648 -15,63 15.573 15,53 92.732 -15,03
1983 22.858 38,44 70.360 16,01 17.099 9,80 110.317 18,96
1984 24.290 6,26 84.475 20,06 17.678 3,39 126.443 14,62
1985 30.056 23,74 80.149 -5,12 17.259 -2,37 127.464 0,81
1986 31.124 3,55 79.314 -1,04 19.043 10,34 129.181 1,35
1987 25.394 -18,41 79.801 0,61 20.901 9,76 126.096 -2,39
1988 25.564 0,67 84.772 6,23 23.464 12,26 133.800 6,11
1989 25.590 0,10 90.368 6,60 26.416 12,58 142.374 6,41
1990 31.381 22,63 95.346 5,51 29.192 10,51 155.919 9,51
1991 27.898 -11,10 84.035 -11,86 27.587 -5,50 139.520 -10,52
1992 31.834 14,11 94.023 11,89 27.844 0,93 153.701 10,16
1993 36.631 15,07 95.126 1,17 33.237 19,37 164.994 7,35
1994 30.294 -17,30 78.383 -17,60 30.545 -8,10 139.222 -15,62
1995 32.593 7,59 87.432 11,54 33.988 11,27 154.013 10,62
1996 34.256 5,10 96.624 10,51 38.537 13,38 169.417 10,00
1997 32.619 -4,78 88.259 -8,66 32.770 -14,96 153.648 -9,31
1998 34.137 4,65 91.076 3,19 41.612 26,98 166.825 8,58
1999 34.561 1,24 86.099 -5,46 40.343 -3,05 161.003 -3,49
2000 39.466 14,19 84.132 -2,28 38.989 -3,36 162.587 0,98
2001 40.160 1,76 86.207 2,47 40.500 3,88 166.867 2,63
2002 44.773 11,49 80.426 -6,71 39.995 -1,25 165.194 -1,00
2003 47.079 5,15 82.082 2,06 40.660 1,66 169.821 2,80
2004 40.200 -14,61 89.303 8,80 36.448 -10,36 165.951 -2,28
2005 37.746 -6,10 89.959 0,73 38.386 5,32 166.091 0,08
2006 37.355 -1,04 81.847 -9,02 27.657 -27,95 146.858 -11,58
2007 38.937 4,24 80.274 -1,92 31.012 12,13 150.623 2,56
2008 38.593 -0,88 78.354 -2,39 37.024 19,39 153.971 2,22
2009 45.239 17,22 75.451 -3,70 36.211 -2,20 156.901 1,90
2010 50.947 12,62 73.524 -2,55 32.133 -11,26 156.604 -0,19
2011 51.507 1,10 65.144 -11,40 34.125 6,20 150.776 -3,72
2012 51.741 0,45 59.351 -8,89 34.483 1,05 145.575 -3,45
2013 51.737 -0,01 58.814 -0,90 34.909 1,24 145.460 -0,08
2014*) 50.897 -1,62 58.484 -0,56 34.370 -1,54 143.751 -1,17
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2014*) 3,56 -0,09 2,71 1,20
1980-2009 3,74 0,74 3,32 1,70
2010-2014*) 2,51 -4,86 -0,86 -1,72
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan: *) Tahun 2014 Angka Sementara
Wujud produksi adalah daun kering
PR = Perkebunan Rakyat
PBN = Perkebunan Besar Negara
PBS = Perkebunan Besar Swasta
Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun
PR PBN PBS Indonesia
2003 872 2.150 1.308 1.393
2004 907 2.090 1.324 1.451
2005 874 2.098 1.382 1.462
2006 860 1.842 1.192 1.322
2007 891 1.946 1.335 1.335
2008 890 2.057 1.499 1.450
2009 1.163 2.086 1.438 1.571
2010 1.301 2.008 1.282 1.533
2011 1.323 1.834 1.235 1.477
2012 1.334 1.695 1.357 1.191
2013 1.324 1.683 1.383 1.465
2014*) 1.321 1.681 1.383 1.464
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan: *) Angka Sementara
1 Jawa Barat 110.356 109.270 102.722 102.956 101.791 105.419 71,02 71,02
2 Sumatera Utara 13.747 13.040 13.264 13.159 13.121 13.266 8,94 79,96
3 Jawa Tengah 12.451 9.366 9.680 9.542 9.267 10.061 6,78 86,74
4 Sumatera Barat 7.989 7.989 7.619 7.713 7.609 7.784 5,24 91,98
Share Share
Produksi
No Kabupaten Provinsi Kumulatif
(Ton)
(%) (%)
1 Kab. Bandung 31.691 30,78 30,78
2 Kab. Cianjur 21.087 20,48 51,26
3 Kab. Tasikmalaya 11.565 11,23 62,50
4 Kab. Sukabumi 11.083 10,76 73,26
5 Kab. Garut 9.821 9,54 82,80
6 Lainnya 17.709 17,20 100,00
Jawa Barat 102.956 100,00
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Share Share
Produksi
No Kabupaten Provinsi Kumulatif
(Ton)
(%) (%)
1 Kab. Simalungun 12.865 97,77 97,77
Share Share
Produksi
No Kabupaten Provinsi Kumulatif
(Ton)
(%) (%)
1 Kab. Batang 2.181 22,86 22,86
Konsumsi T'eh
Tahun
(Kg/Kapita/Tahun)
2002 0,77
2003 0,71
2004 0,67
2005 0,71
2006 0,69
2007 0,78
2008 0,71
2009 0,64
2010 0,69
2011 0,66
2012 0,52
2013 0,62
2014 0,61
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Harga Domestik
Tahun
(Rp/Kg)
2005 13.919
2006 12.733
2007 13.785
2008 13.890
2009 13.889
2010 13.788
2011 19.217
2012 11.869
2013 17.456
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan,
diolah Pusdatin
Ekspor Impor
2014
No. Negara Tujuan Volume Ekspor Nilai Ekspor Share Vol.
(Ton) (000 US$) Ekspor (%)
1 Malaysia 10.307 18.600 15,94
2 Rusia 9.175 16.952 14,19
3 Pakistan 7.435 15.251 11,50
4 Amerika 4.414 7.814 6,83
5 Jerman 4.326 6.721 6,69
6 China 3.537 6.850 5,47
7 Lainnya 25.463 61.072 39,38
Total 64.655 133.259 100,00
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
3 Sri Lanka 221.969 221.969 221.969 221.969 221.969 221.969 6,75 72,94
4 Sri Lanka 290.000 331.400 327.500 330.000 340.230 323.826 6,79 71,90
Ekspor Impor
3 Sri Lanka 318.329 288.528 312.908 321.074 318.396 311.847 14,04 43,31
2 Inggris Raya 157.593 145.960 149.821 154.552 144.587 150.503 8,30 18,38
3 Amerika Serikat 116.746 110.861 126.868 127.511 125.656 121.528 6,70 25,08
6 Saudi Arabia 109.575 75.255 64.224 50.733 36.541 67.266 3,71 40,02
Yt = 24984 + 7377*t
Accuracy Measures
MAPE 17
MAD 19720
MSD 553922342
Forecasts
Period Forecast
34 275792
35 283168
36 290545
37 297922
38 305298
39 312675
40 320052
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 11
MAD 14464
MSD 339131422
Forecasts