Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

PREEKLAMPSI BERAT

Disusun Oleh :

Fitra Hadi

2012730127

Dokter Pembimbing :

dr. H.Hermawan, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN

RSUD KELAS B CIANJUR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2016
LAPORAN KASUS
LEMBAR 1. PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN dan KANDUNGAN

NOMOR CM : 757482

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Umur : 33 tahun

Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat Rumah : Kp. Tamiran Ds. Selajambe

Nama suami : Tn. C

Umur : 39 tahun

Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan terakhir : SMK

Alamat Rumah : Kp. Tamiran Ds. Selajambe

- Tanggal Masuk RS : 15-08-2016


- Jam : 09.50 WIB
- Bidan/ perawat primer yang merawat : Bd. Y
- Cara Masuk Rumah Sakit : Unit Emergensi
DATA SUBYEKTIF

Keluhan Utama
Os mengaku hamil 9 bulan, mules sejak jam 22.00, keluar air-air (-),keluar darah ledir (-),
gerakan janin (+),os mengatakan tekanan darah meningkat sejak usia kehamilan 8 bulan,
Riwayat Hipertensi sebelum hamil(-), pusing (-), sakit kepala (-), nyeri ulu hati (-),
pandangan jelas, USG (-).

Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 15 th
Siklus Haid : 1 bulan
Lama haid : 5-6 hari
Jumlah darah haid : 3-4x ganti pembalut / Hari
Masalah haid : dismenorea (-), menoragia (-), metroragia (-), PMS (-)
HPHT : 15 11 - 2016
TP : 22 8 2016

Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, saat usia 25 tahun dan suami 31 tahun

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas


G3P2A0 Hidup 2

No Thn Partus Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit BB/JK Keadaan anak
Partus hamil persalinan persalinan

1 2009 Rumah 9 bulan Spontan Bidan - 3000g Laki-laki/Hidup

2 2013 Rumah 9 bulan Spontan Bidan - 3000g Laki-laki/Hidup

3 Hamil Ini

Riwayat Hamil Ini


Mual (+), muntah (+), perdarahan (-), Pusing (-), Sakit Kepala (-), TTI dan TTII (+)

Riwayat Penyakit Dahulu/ Operasi


- Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Kanker (-), Asma (-), Anemia (-), HIV/AIDS (-),
Hepatitis (-), TBC (-), penyakit ginjal (-)
- Riwayat Operasi (-)

Riwayat Kesehatan Keluarga


Kanker (-), Kelainan bawaan (-), hipertensi (+), DM (-), TBC (-)

Riwayat Ginekologi
Infertilitas (-), PMS (-), Mioma (-), Kanker Rahim (-)

Riwayat Keluarga Berencana


Metode KB terakhir yang dipakai : Suntik 3 bulan
Lama : 2 tahun
Komplikasi dari KB : tidak ada keluhan

DATA OBYEKTIF

Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
TekananDarah : 160/100 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36,50 C
BB/TB : 80kg/155cm
BMI : 33,3 (obese II/30,0)

Pemeriksaan Fisik Generalis


Mata
- Konjungtiva anemis (-/-)
- Sklera ikterik (-/-)
- Pandangan kabur (-)
- Berkunang-kunang (-)
Dada dan Axylla
- Mammae simetris (+)
- Puting susu menonjol (+)
- Areola hiperpigmentasi (+)
- Tumor (-/-)
- Pengeluaran (-/-)
Jantung dan Paru
- Dispneu (-), orthopneu (-), takipneu (-), wheezing (-), batuk darah (-), keringat
malam (-)
- Nyeri dada (-),
Ekstremitas Bawah
- Tungkai simetris (+)
- Edema (-/-)

Pemeriksaan Obstetric dan Ginekologi


Obstetric
- Abdomen
1. Inspeksi
Perut cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+)
2. Palpasi
TFU : 31 cm
Leopold I : bokong
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : divergen
Taksiran berat janin 3100 gr
3. Auskultasi DJJ : 150x/menit
4. His/ kontraksi : 3x/10 menit frekuensi 40 detik
- Pemeriksaan Dalam
1. v/v : tidak ada kelainan
2. porsio : tebal lunak
3. pembukaan : 7-8 cm
4. ketuban : (+)
5. presentasi : kepala, HI

Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium (+)
- USG (-)

Resume

OS mengaku hamil 9 bulan datang dengan keluhan mulas sejak jam 22.00.
sebelumnya pasien pergi ke bidan dan dirujuk karena tekanan darah tinggi. Os
mengatakan tekanan darah meningkat sejak usia kehamilan 8 bulan, Riwayat Hipertensi
sebelum hamil disangkal. Keluhan keluar cairan ataupun darah lendir dari jalan lahir
disangkal, gerak janin dirasakan ibu. pandangan jelas. Keluhan sakit kepala dan nyeri ulu
hati disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100mmHg, TFU 31cm, pemeriksaan
leopold, L1=bokong, L2=Puki, L3=kepala, L4=divergen. Pemeriksaan dalam:
pembukaan 7-8 cm, ketuban positif. Pemeriksaan protein urin +3. Pada pemeriksaan
hematologi lengkap didapatkan hasil kadar Hb 10.2, kadar hematokrit 33.5 dan MCV
70.4.

Diagnosa Kebidanan dan Masalah


G3P2A0, parturien aterm kala I fase aktif dengan preeklampsi berat dan anemia

Penatalaksanaan (di IGD)


- Informed consent
- Observasi KU, TTV, His, DJJ
- Cek Lab analyzer, protein uria, Lab lengkap
- Infus RL 20 tetes/menit
- DC (+) urin output 700cc jam 11.45
- Loading dose dan maintenance MgSO4
- Dopamet 2 tab jam 09.30
- Kolab dengan dokter

Prognosis

- Quo ad vitam : dubia ad bonam


- Quo ad sanationam : dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam: dubia ad bonam

Saran : Pada lembar pengkajian asuhan kebidanan dan kandungan disarankan untuk
dimasukkan kolom : (1) Riwayat pengobatan, (2) Riwayat ANC, (3) Riwayat Alergi

LEMBAR 2. CATATAN PERSALINAN

Tanggal : 15-08-2016

Jam : 11.07

Nama Bidan : Bd. N

KALA I
- Partogram tidak melewati garis waspada
KALA II
- Episiotomi : Tidak
- Gawat Janin : Tidak
- Letak sungsang : Tidak
- Hasil : Bayi lahir spontan
KALA III
- Lama kala III : <15 menit
- Pemberian oksitosi 10 UI im : Ya
- Penegangan Tali Pusat Terkendali: Ya
- Masase Fundus Uteri : Ya
- Plasenta Lahir Lengkap : Ya
- Laserasi : Ya
Dimana : Perineum
Derajat :2
Tindakan : penjahitan dengan anastesi
- Atonia uteri :+
- Jumlah perdarahan : 400cc
KALA IV
- Pemeriksaan dilakukan tiap 15 menit (dimulai jam 11.20, 15-08-2016)
- Tekanan Darah : 150/100 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Tinggi Fundus Uteri : 1 jari dibawah pusat, 1 jam 45 menit kemudian 2
jari di bawah pusat (jam 13.05)
- Kontraksi uterus : lembek
- Kandung kemih : kosong
- Perdarahan : banyak

LAPORAN PERSALINAN (2)

Keadaan Ibu Pasca Persalinan


- Keadaan Umum : sedang
- Tek. Darah : 110/80
- Suhu Badan : 36.7 C
- Nadi : 84x/menit
- Uterus : baik
- Pendarahan Kala III : 400 cc
- Pendarahan Kala IV : 100 cc

Placenta
- Bentuk/ ukuran : dalam batas normal
- Tali pusat : dalam batas normal
- Kulit Ketuban : dalam batas normal
Anak
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Berat Badan : 3200 g
- Panjang Badan : 52cm
- Lahir : Hidup
- Apgar Score : 5 (1 menit pertama), 7 (5 menit berikutnya)
Ikhtisar Persalinan
- Jenis Persalinan : spontan
- Indikasi : PEB
- Lama persalinan : 20 menit
Lain-lain
Induksin 1 amp (+), plasenta lahir spontan,lengkapm kontraksi uterus lembek, perineum
ruptur (+), hecting s/d II, perdarahan 500 cc, miso 4 tab perrektal, drip oksitosin 2
ampul, masase (+), metronidazol (+), cefotaxim (+)
LEMBAR 3. HASIL LABORATORIUM

Pemeriksaan Laboratorium ke I

Tanggal : 15-08-2016

Jam : 10.05

Hematologi Lengkap (ADVIA)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Haemoglobin 10.2 12-16 g/dL

Hematocrit 33.5 37-47 %

Leukosit 10.6 4.8-10.8 10^3/L

Eritrosit 4.76 4.2-5.4 10^6/L

MCV 70.4 80-94 fL

MCH 21.4 27-31 Pg

CHCM 31.4 33-37 g/dL

CH 22 Pg

MCHC 30.5 33-37 %

RDW-CV 15.7 10-15 %

HDW 3.7 2,2-3,2 g/dL

Trombosit 323 150-450 10^3/L

MPV 8.4 8-12 fL

Differential

Neutrophil % 87.1 40-70 %

Limfosit % 7.9 26-36 %

Monosit % 3.0 3,4-9,0 %

Eosinophil % 0.6 0-7 %

Basophil % 0.30 0-0,2 %

LUC % 1.0 0-4 %


NRBC 0.0 0,0-2,0 %

Absolut

Neutrophil # 9.20 1,8-7,6 10^3/L

Limfosit # 0.84 1,00-1,43 10^3/L

Monosit # 0.32 0,16-1,0 10^3/L

Eosinophil # 0.1 0-0,2 10^3/L

LUC # 0.10 0,04 10^3/L

Urine

Protein Urin +3 Negatif Mg/dL

KIMIA KLINIK

Glukosa rapid 114 <180 mg/dL


sewaktu

Fungsi Hati

AST (SGOT) 30 15 37 U/L

ALT (SGPT) 12 14 59 U/L

Fungsi Ginjal

Ureum 16.1 10 50 Mg%

Kreatinin 0.3 0.5 1.0 Mg%

Elektrolit

Natrium 145.5 135 148 mEq/L

Kalium 3.01 3.50 5.30 mEq/L

Calcium ion 1.03 1.15 1.29 Mmol/L

IMUNOSEROLOGI

Hepatitis Marker

HbsAg Non reactive Non reactive Index


ANALISIS KASUS

Analisis kasus pada preeklampsi berat

1. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus ini?


2. Apa saja faktor predisposisi preeklampsi pada kasus ini?
3. Bagaimana cara menangani kasus preeklampsi pada kasus ini?
4. Bagaimana komplikasi dan prognosis preeklampsi pada kasus ini?
5. Apa yang bisa dilakukan dalam mencegah terjadinya preeklampsi?

DIAGNOSIS KASUS

Dalam menegakkan diagnosis preeklampsia, dapat ditanyakan pada pasien mengenai


sejak kapan pasien mengalami peningkatan tekanan darah tinggi, ada tidaknya riwayat
tekanan darah tinggi sebelum hamil dan ada tidaknya keluhan penglihatan kabur, nyeri ulu
hati yang menetap, nyeri kepala hebat, dan adanya edema pada tungkai. Namun keterangan
ini tidaklah pasti. Harus dipastikan dengan pemeriksaan selanjutnya yaitu pemeriksaan
tekanan darah, pemeriksaan proteinurin dan pemeriksaan lab lengkap.

Berdasarkan teori, kriteria diagnosis preeklampsia adalah :

Peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90
mmHg dalam minimal 2 kali pengukuran dengan jarak 4 jam dan terjadi pada usia
kehamilan >20 minggu tanpa disertai riwayat hipertensi sebelum hamil

Disertai proteinuria 300mg/urin 24 jam, rasio protein/kreatinin 0,3 atau dipstik +1.

Atau ditandai adanya salah satu dari (jika proteinuria negatif):

-
Trombositopenia < 100.000/mm3
-
Insufisiensi ginjal yang ditandai dengan kadar kreatinin serum
> 1.1 mg %
-
Gangguan fungsi hati yang ditandai peningkatan kadar enzim
hati (2 kali lipat dari normalnya)
-
Edema pulmonal
-
Gangguan visual atau serebral

Sedangkan tanda dari preeklampsi berat adalah ditemukannya salah satu dari:

Peningkatan tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah diastolik
110 mmHg dalam minimal 2 kali pengukuran dengan jarak 4 jam

Trombositopenia < 100.000/mm3

Insufisiensi ginjal yang ditandai dengan kadar kreatinin serum > 1.1 mg %

Gangguan fungsi hati yang ditandai peningkatan kadar enzim hati (2 kali lipat
dari normalnya) atau nyeri hebat pada abdomen kanan atas atau nyeri
epigastrium yang menetap.

Edema pulmonal

Gangguan visual atau serebral

G3P2A0 didapatkan saat anamnesis yaitu kehamilan ke-3 dan pernah melakukan
persalinan sebanyak 2 kali dan tidak pernah mengalami keguguran.

Pada pasien kasus ini, dari anamnesis di atas pasien mengaku mengalami peningkatan
tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg sejak usia
kehamilan 8 bulan dan pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum
kehamilan. Pada anamnesis diatas tidak didapatkan adanya penanda preeklampsia berat
lainnya seperti penglihatan kabur, nyeri ulu hati, nyeri kepala hebat, dan edema tungkai. Pada
pengukuran tekanan darah didapatkan hasil 160/100mmHg. Dan pemeriksaan protein uria
didapatkan hasil +3 yang menunjang untuk mendiagnosis preeklampsi.

Parturien aterm didapatkan dari karena adanya tanda inpartu diantaranya adalah adanya
his yang ditandai Os merasakan mules, dan berdasarkan HPHT yang diketahui diketahui
maka dapat dihitung usia kehamilan serta taksiran persalinan. Pada kasus ini didapatkan
HPHT 15 11 - 2016, maka dapat ditentukan perkiraan usia kehamilan yaitu 3738 minggu
dan perkiraan persalinanya yaitu sekitar tanggal 22 8 2016. Pada saat pemeriksaan
Leopold, didapatkan pada manuver pertama, teraba bokong janin yang berupa masa besar dan
nodular pada fundus. Manuver kedua menunjukkan punggung terletak di sisi kiri abdomen
dan bagian kecil pada sisi kanan. Pada manuver ketiga, kepala tidak dapat digerakkan di atas
pintu atas panggul, kepala sudah engage. Manuver terakhir, yaitu manuver keempat, kepala
sudah terfiksasi di dalam simfisis.

Saat pemeriksaan dalam, di nilai 5 komponen penting saat memasuki kala persalinan,
yaitu vulva-vagina, porsio, ketuban, pembukaan, dan presentasi. Hasil pemeriksaan untuk
vulva-vagina tidak ditemukan adanya kelainan, porsio teraba tebal lunak, ketuban masih
positif (teraba seperti balon diisi air), pembukaan 7-8 cm, dan presentasi kepala yang
menandakan bahwa pasien sudah mengalami inpartu.
Pada pemeriksaan hematologi lengkap didapatkan hasil kadar Hb 10.2, kadar hematokrit
33.5 dan MCV 70.4 yang mengindikasikan adanya anemia mikrositk yang mungkin
disebabkan oleh defisiensi zat besi.

Berdasarkan teori Anemia merupakan penurunan konsentrasi eritrosit atau hemoglobin


dalam darah. Wanita hamil dikatakan anemia jika pada trimester pertama tingkat Hb dan Ht <
11 g / dL dan 33%, pada trimester kedua < 10,5 g / dL dan 32%, dan pada trimester ketiga 11
g / dL dan 33%. Anemia mikrositik ialah apabila kadar MCV 80 fL. Dan penyebab paling
umum dari anemia mikrositik adalah kekurangan zat besi.

Diagnosis kasus untuk pasien ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang di atas adalah

G3P2A0 (Anamnesis)

Parturien (Anamnesis: keluhan mules, teraba HIS saat pemeriksaan fisik dan adanya
pendataran dan pembukaan serviks)

Aterm (Anamnesis Taksiran Persalinan, 22 Agustus 2016)

Kala 1 fase aktif (Pemeriksaan dalam : pembukaan serviks 7-8 cm)

dengan PEB dan Anemia (Anamnesis mengalami peningkatan tekanan darah sejak usia
kehamilan 8 bulan Riwayat hipertensi sebelum hamil disangkal, PF: tekanan darah
160/100 mmHg, Penunjang: proteinuria +3, hematologi lengkap kadar Hb 10.2, kadar
hematokrit 33.5 dan MCV 70.4)

FAKTOR RISIKO KASUS PREEKLAMPSIA BERAT

Risiko preeklampsia meningkat dua sampai empat kali lipat pada pasien yang
memiliki riwayat keluarga dengan gangguan medis dan meningkat tujuh kali lipat jika
memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya. Kehamilan kembar merupakan
faktor risiko tambahan, kehamilan triplet memiliki risiko yang lebih besar dari kehamilan
kembar 2. Faktor risiko kardiovaskular klasik juga dikaitkan dengan peningkatan
kemungkinan preeklamsia, sama seperti usia ibu >40 tahun, diabetes, obesitas, dan hipertensi
sebelum kehamilan. Peningkatan prevalensi hipertensi kronis dan penyakit penyerta medis
lainnya pada wanita >35 tahun mungkin meningkatan frekuensi preeklampsia pada wanita
yang lebih tua. Meskipun demikian, penting diingat bahwa sebagian besar kasus preeklamsia
terjadi pada wanita sehat nullipara sehat tanpa risiko jelas.

Faktor risiko preeklampsia adalah :

Primipara

Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya

Hipertensi kronik atau gangguan ginjal kronik

Riwayat trombofilia

Kehamilan kembar

Fertilisasi in vitro

Riwayat keluarga preeklampsia

Diabetes mellitus

Obesitas

Sistemik lupus eritematous

Pada kasus ini, pasien G3P2A0 parturien aterm, dengan BB 80 kg dan TB 155 cm (IMT
33,3), multipara, kehamilan tunggal, tidak memliki riwayat hipertensi, gangguan ginjal, DM
dan preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Jadi, untuk sementara faktor resiko terjadinya
preeklampsi untuk kasus ini adalah maternal obesitas. Dimana Risiko terjadinya
preeklampsia meningkat seiring dengan meningkatnya indeks massa tubuh ibu hamil.

PENANGANAN PADA KASUS PREEKLAMPSIA BERAT

Pada wanita dengan preeklamsi tanpa tanda bahaya atau usia kehamilan >37 minggu
disarankan untuk melakukan terminasi kehamilan. Preeklampsia bukan merupakan salah satu
indikasi persalinan perabdominal (seksio caesaria). Namun pemilihan tersebut disesuaikan
berdasarkan usia kehamilan, presentasi bayi, dan kondisi bayi dan ibu.
Profilaksis Magnesium Sulfat tidak disarankan diberikan pada semua ibu hamil
dengan preeklampsia dan diberikan jika terdapat beberapa tanda dan gejala (sakit kepala,
pengelihatan berbayang, klonus, nyeri abdomen kuadran kanan atas) yang dianggap sebagai
pertanda kejang. Semua wanita dengan preeklampsia tanpa gejala yang memperberat yang
sedang dalam persalinan harus dimonitor untuk deteksi dini progresifitasnya menjadi
penyakit yang berat. Ini mencakup monitor tekanan darah dan gejala pada ibu saat persalinan
dan postpartum. Magnesium Sulfat diberikan secara intravena kepada ibu dengan
preeklampsia berat sebagai pencegahan terjadinya eklampsi.

1. Magnesium Sulfat (MgSO4)

o Dosis awal
4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 100 cc
Ringer Laktat
Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 15- 20 menit
o Dosis Rumatan
10 g MgSO4 dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat, lalu berikan
secara IV dengan kecepatan 20- 30 tetes/menit

Syarat pemberian MgSO4:

Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10% ( 1 gram dalam
10 cc) diberikan i.v dalam waktu 3-5 menit.
Refleks patella (+) kuat
Frekuensi pernapasan 16 kali per menit
Produksi urin 30 cc/4 jam

Magnesium sulfat dihentikan bila:

Ada tanda- tanda intoksikasi


Setelah 24 jam pasca salin
Dalam 6 jam pascasalin sudah terjadi perbaikan tekanan darah.

2. Antihipertensi
Obat antihipertensi diberikan jika tekanan darah sistolik 160 atau tekanan darah
diastolik 110 mmHg. Dapat diberikan:
- Lini pertama : Nifedipine : 10 mg per oral dan dapat di ulangi setiap 30 menit
(maksimal 120 mg/24 jam)
- Lini kedua : diazokside: 30- 60mg i.v/ 5 menit. Atau i.v infus 10 mg/menit/
titrasi.

Pada kasus ini, pasien datang dalam keadaan inpartu. Setelah diagnosis preeklampsi
berat ditegakan (TD 160/100 dan proteinuria +3), pasien langsung diberikan dosis awal
Magnesium sulfat dilanjutkan dengan dosis maintenance dan diberikan dopamet 2 tablet
250mg.

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS KASUS PREEKLAMPSI BERAT.

Bila pemberian pengobatan tidak terlambat, maka gejala perbaikan akan tampak jelas
setelah kehamilannya diakhiri. Segera setelah persalinan berakhir perubahan patofisiologik
akan segera pula mengalami perbaikan. Diuresis terjadi 12 jam kemudian setelah persalinan.
Keadaan ini merupakan tanda prognosis yang baik, karena hal ini merupakan tanda pertama
penyembuhan.

Pada kasus ini prognosi Pada Ibu dan Janin:


- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam: dubia ad bonam

Komplikasi yang dapat timbul pada preeklampsia dapat berupa komplikasi maternal dan
komplikasi perinatal. Adapun komplikasi tersebut adalah:

Maternal

Edema pulmonal

Infark miokard

Stroke

Akut respiratori distres sindrom

Koagulopati

Gagal ginjal berat

Trauma pada retina


Pada kasus ini, tidak terdapat adanya komplikasi yang terjadi pada ibu yang
disebabkan preeklampsi.

Perinatal
Komplikasi yang mungkin terjadi pada perinatal merupakan dampak
insufisiensi uteroplasental, kelahiran prematur atau keduanya. Pada kasus ini, tidak
terjadi komplikasi pada perinatal.

Pada kasus ini komplikasi yang terjadi adalah perdarahan post partum e.c Atonia uteri
yang ditandai dengan Perdarahan 500cc setelah janin lahir (400cc pada kala 3 dan 100cc
pada kala 4 , kontraksi uterus buruk dan konsistensi rahim lembek. Dan ditatalaksana dengan
pemberian:
O2 3 L/menit
Infus RL drip cepat (guyur)
Drip oksitosin 2 ampul (20 IU)
Misoprostol 4 tablet 200mikrogram perrektal

PENCEGAHAN PREEKLAMPSIA

Strategi untuk mencegah preeklamsia sudah dipelajari secara mendalam selama 20


tahun terakhir ini. Sampai saat ini tidak ada pencegahan yang terbukti secara jelas efektif.
Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya preeklampsia.

Agen antiplatelet

Perubahan sistemik keseimbangan prostasiklin-tromboksan diperkirakan


mempengaruhi terjadinya preeklamsia. Selain itu, proses inflamasi meningkat pada
preeklamsia. Pemberian Asipirin dosis rendah (81mg), suatu agen antiinflamasi yang
menghambat produksi tromboksan dan dipercaya berperan dalam mencegah terjadinya
preeklampsia dan diberikanpada trimester pertama.

Sumplemen antioksidan dengan vitamin C dan vitamin E

Meskipun patogenesis preeklampsia berkaitan dengan stress oksidatif, namun


pemberian Sumplemen antioksidan berupa vitamin C dan vitamin E tidak menunjukan
hasil yang signifikan dalam pencegahan preeklampsia.

Retriksi asupan garam juga tidak berpengaruh dalam pencegahan preeklampsi


Bed rest serta pengurangan aktivitas fisik juga tidak menunjuka adanya manfaat
dalam pencegahan preeklampsia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hypertension In Pregnancy. The American College of Obstetricians and


Gynecologists (ACOG), 2013
2. Cunningham, dkk. 2014. Williams Obstetrics 24th Edition. New York: Mc Graw Hill
Education Medical.

Anda mungkin juga menyukai