PREEKLAMPSI BERAT
Disusun Oleh :
Fitra Hadi
2012730127
Dokter Pembimbing :
2016
LAPORAN KASUS
LEMBAR 1. PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN dan KANDUNGAN
NOMOR CM : 757482
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Keluhan Utama
Os mengaku hamil 9 bulan, mules sejak jam 22.00, keluar air-air (-),keluar darah ledir (-),
gerakan janin (+),os mengatakan tekanan darah meningkat sejak usia kehamilan 8 bulan,
Riwayat Hipertensi sebelum hamil(-), pusing (-), sakit kepala (-), nyeri ulu hati (-),
pandangan jelas, USG (-).
Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 15 th
Siklus Haid : 1 bulan
Lama haid : 5-6 hari
Jumlah darah haid : 3-4x ganti pembalut / Hari
Masalah haid : dismenorea (-), menoragia (-), metroragia (-), PMS (-)
HPHT : 15 11 - 2016
TP : 22 8 2016
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, saat usia 25 tahun dan suami 31 tahun
No Thn Partus Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit BB/JK Keadaan anak
Partus hamil persalinan persalinan
3 Hamil Ini
Riwayat Ginekologi
Infertilitas (-), PMS (-), Mioma (-), Kanker Rahim (-)
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
TekananDarah : 160/100 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36,50 C
BB/TB : 80kg/155cm
BMI : 33,3 (obese II/30,0)
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium (+)
- USG (-)
Resume
OS mengaku hamil 9 bulan datang dengan keluhan mulas sejak jam 22.00.
sebelumnya pasien pergi ke bidan dan dirujuk karena tekanan darah tinggi. Os
mengatakan tekanan darah meningkat sejak usia kehamilan 8 bulan, Riwayat Hipertensi
sebelum hamil disangkal. Keluhan keluar cairan ataupun darah lendir dari jalan lahir
disangkal, gerak janin dirasakan ibu. pandangan jelas. Keluhan sakit kepala dan nyeri ulu
hati disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100mmHg, TFU 31cm, pemeriksaan
leopold, L1=bokong, L2=Puki, L3=kepala, L4=divergen. Pemeriksaan dalam:
pembukaan 7-8 cm, ketuban positif. Pemeriksaan protein urin +3. Pada pemeriksaan
hematologi lengkap didapatkan hasil kadar Hb 10.2, kadar hematokrit 33.5 dan MCV
70.4.
Prognosis
Saran : Pada lembar pengkajian asuhan kebidanan dan kandungan disarankan untuk
dimasukkan kolom : (1) Riwayat pengobatan, (2) Riwayat ANC, (3) Riwayat Alergi
Tanggal : 15-08-2016
Jam : 11.07
KALA I
- Partogram tidak melewati garis waspada
KALA II
- Episiotomi : Tidak
- Gawat Janin : Tidak
- Letak sungsang : Tidak
- Hasil : Bayi lahir spontan
KALA III
- Lama kala III : <15 menit
- Pemberian oksitosi 10 UI im : Ya
- Penegangan Tali Pusat Terkendali: Ya
- Masase Fundus Uteri : Ya
- Plasenta Lahir Lengkap : Ya
- Laserasi : Ya
Dimana : Perineum
Derajat :2
Tindakan : penjahitan dengan anastesi
- Atonia uteri :+
- Jumlah perdarahan : 400cc
KALA IV
- Pemeriksaan dilakukan tiap 15 menit (dimulai jam 11.20, 15-08-2016)
- Tekanan Darah : 150/100 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Tinggi Fundus Uteri : 1 jari dibawah pusat, 1 jam 45 menit kemudian 2
jari di bawah pusat (jam 13.05)
- Kontraksi uterus : lembek
- Kandung kemih : kosong
- Perdarahan : banyak
Placenta
- Bentuk/ ukuran : dalam batas normal
- Tali pusat : dalam batas normal
- Kulit Ketuban : dalam batas normal
Anak
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Berat Badan : 3200 g
- Panjang Badan : 52cm
- Lahir : Hidup
- Apgar Score : 5 (1 menit pertama), 7 (5 menit berikutnya)
Ikhtisar Persalinan
- Jenis Persalinan : spontan
- Indikasi : PEB
- Lama persalinan : 20 menit
Lain-lain
Induksin 1 amp (+), plasenta lahir spontan,lengkapm kontraksi uterus lembek, perineum
ruptur (+), hecting s/d II, perdarahan 500 cc, miso 4 tab perrektal, drip oksitosin 2
ampul, masase (+), metronidazol (+), cefotaxim (+)
LEMBAR 3. HASIL LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium ke I
Tanggal : 15-08-2016
Jam : 10.05
CH 22 Pg
Differential
Absolut
Urine
KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
Elektrolit
IMUNOSEROLOGI
Hepatitis Marker
DIAGNOSIS KASUS
Peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90
mmHg dalam minimal 2 kali pengukuran dengan jarak 4 jam dan terjadi pada usia
kehamilan >20 minggu tanpa disertai riwayat hipertensi sebelum hamil
Disertai proteinuria 300mg/urin 24 jam, rasio protein/kreatinin 0,3 atau dipstik +1.
-
Trombositopenia < 100.000/mm3
-
Insufisiensi ginjal yang ditandai dengan kadar kreatinin serum
> 1.1 mg %
-
Gangguan fungsi hati yang ditandai peningkatan kadar enzim
hati (2 kali lipat dari normalnya)
-
Edema pulmonal
-
Gangguan visual atau serebral
Sedangkan tanda dari preeklampsi berat adalah ditemukannya salah satu dari:
Peningkatan tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah diastolik
110 mmHg dalam minimal 2 kali pengukuran dengan jarak 4 jam
Trombositopenia < 100.000/mm3
Insufisiensi ginjal yang ditandai dengan kadar kreatinin serum > 1.1 mg %
Gangguan fungsi hati yang ditandai peningkatan kadar enzim hati (2 kali lipat
dari normalnya) atau nyeri hebat pada abdomen kanan atas atau nyeri
epigastrium yang menetap.
Edema pulmonal
Gangguan visual atau serebral
G3P2A0 didapatkan saat anamnesis yaitu kehamilan ke-3 dan pernah melakukan
persalinan sebanyak 2 kali dan tidak pernah mengalami keguguran.
Pada pasien kasus ini, dari anamnesis di atas pasien mengaku mengalami peningkatan
tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg sejak usia
kehamilan 8 bulan dan pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum
kehamilan. Pada anamnesis diatas tidak didapatkan adanya penanda preeklampsia berat
lainnya seperti penglihatan kabur, nyeri ulu hati, nyeri kepala hebat, dan edema tungkai. Pada
pengukuran tekanan darah didapatkan hasil 160/100mmHg. Dan pemeriksaan protein uria
didapatkan hasil +3 yang menunjang untuk mendiagnosis preeklampsi.
Parturien aterm didapatkan dari karena adanya tanda inpartu diantaranya adalah adanya
his yang ditandai Os merasakan mules, dan berdasarkan HPHT yang diketahui diketahui
maka dapat dihitung usia kehamilan serta taksiran persalinan. Pada kasus ini didapatkan
HPHT 15 11 - 2016, maka dapat ditentukan perkiraan usia kehamilan yaitu 3738 minggu
dan perkiraan persalinanya yaitu sekitar tanggal 22 8 2016. Pada saat pemeriksaan
Leopold, didapatkan pada manuver pertama, teraba bokong janin yang berupa masa besar dan
nodular pada fundus. Manuver kedua menunjukkan punggung terletak di sisi kiri abdomen
dan bagian kecil pada sisi kanan. Pada manuver ketiga, kepala tidak dapat digerakkan di atas
pintu atas panggul, kepala sudah engage. Manuver terakhir, yaitu manuver keempat, kepala
sudah terfiksasi di dalam simfisis.
Saat pemeriksaan dalam, di nilai 5 komponen penting saat memasuki kala persalinan,
yaitu vulva-vagina, porsio, ketuban, pembukaan, dan presentasi. Hasil pemeriksaan untuk
vulva-vagina tidak ditemukan adanya kelainan, porsio teraba tebal lunak, ketuban masih
positif (teraba seperti balon diisi air), pembukaan 7-8 cm, dan presentasi kepala yang
menandakan bahwa pasien sudah mengalami inpartu.
Pada pemeriksaan hematologi lengkap didapatkan hasil kadar Hb 10.2, kadar hematokrit
33.5 dan MCV 70.4 yang mengindikasikan adanya anemia mikrositk yang mungkin
disebabkan oleh defisiensi zat besi.
Diagnosis kasus untuk pasien ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang di atas adalah
G3P2A0 (Anamnesis)
Parturien (Anamnesis: keluhan mules, teraba HIS saat pemeriksaan fisik dan adanya
pendataran dan pembukaan serviks)
dengan PEB dan Anemia (Anamnesis mengalami peningkatan tekanan darah sejak usia
kehamilan 8 bulan Riwayat hipertensi sebelum hamil disangkal, PF: tekanan darah
160/100 mmHg, Penunjang: proteinuria +3, hematologi lengkap kadar Hb 10.2, kadar
hematokrit 33.5 dan MCV 70.4)
Risiko preeklampsia meningkat dua sampai empat kali lipat pada pasien yang
memiliki riwayat keluarga dengan gangguan medis dan meningkat tujuh kali lipat jika
memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya. Kehamilan kembar merupakan
faktor risiko tambahan, kehamilan triplet memiliki risiko yang lebih besar dari kehamilan
kembar 2. Faktor risiko kardiovaskular klasik juga dikaitkan dengan peningkatan
kemungkinan preeklamsia, sama seperti usia ibu >40 tahun, diabetes, obesitas, dan hipertensi
sebelum kehamilan. Peningkatan prevalensi hipertensi kronis dan penyakit penyerta medis
lainnya pada wanita >35 tahun mungkin meningkatan frekuensi preeklampsia pada wanita
yang lebih tua. Meskipun demikian, penting diingat bahwa sebagian besar kasus preeklamsia
terjadi pada wanita sehat nullipara sehat tanpa risiko jelas.
Primipara
Riwayat trombofilia
Kehamilan kembar
Fertilisasi in vitro
Diabetes mellitus
Obesitas
Pada kasus ini, pasien G3P2A0 parturien aterm, dengan BB 80 kg dan TB 155 cm (IMT
33,3), multipara, kehamilan tunggal, tidak memliki riwayat hipertensi, gangguan ginjal, DM
dan preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Jadi, untuk sementara faktor resiko terjadinya
preeklampsi untuk kasus ini adalah maternal obesitas. Dimana Risiko terjadinya
preeklampsia meningkat seiring dengan meningkatnya indeks massa tubuh ibu hamil.
Pada wanita dengan preeklamsi tanpa tanda bahaya atau usia kehamilan >37 minggu
disarankan untuk melakukan terminasi kehamilan. Preeklampsia bukan merupakan salah satu
indikasi persalinan perabdominal (seksio caesaria). Namun pemilihan tersebut disesuaikan
berdasarkan usia kehamilan, presentasi bayi, dan kondisi bayi dan ibu.
Profilaksis Magnesium Sulfat tidak disarankan diberikan pada semua ibu hamil
dengan preeklampsia dan diberikan jika terdapat beberapa tanda dan gejala (sakit kepala,
pengelihatan berbayang, klonus, nyeri abdomen kuadran kanan atas) yang dianggap sebagai
pertanda kejang. Semua wanita dengan preeklampsia tanpa gejala yang memperberat yang
sedang dalam persalinan harus dimonitor untuk deteksi dini progresifitasnya menjadi
penyakit yang berat. Ini mencakup monitor tekanan darah dan gejala pada ibu saat persalinan
dan postpartum. Magnesium Sulfat diberikan secara intravena kepada ibu dengan
preeklampsia berat sebagai pencegahan terjadinya eklampsi.
o Dosis awal
4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 100 cc
Ringer Laktat
Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 15- 20 menit
o Dosis Rumatan
10 g MgSO4 dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat, lalu berikan
secara IV dengan kecepatan 20- 30 tetes/menit
Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10% ( 1 gram dalam
10 cc) diberikan i.v dalam waktu 3-5 menit.
Refleks patella (+) kuat
Frekuensi pernapasan 16 kali per menit
Produksi urin 30 cc/4 jam
2. Antihipertensi
Obat antihipertensi diberikan jika tekanan darah sistolik 160 atau tekanan darah
diastolik 110 mmHg. Dapat diberikan:
- Lini pertama : Nifedipine : 10 mg per oral dan dapat di ulangi setiap 30 menit
(maksimal 120 mg/24 jam)
- Lini kedua : diazokside: 30- 60mg i.v/ 5 menit. Atau i.v infus 10 mg/menit/
titrasi.
Pada kasus ini, pasien datang dalam keadaan inpartu. Setelah diagnosis preeklampsi
berat ditegakan (TD 160/100 dan proteinuria +3), pasien langsung diberikan dosis awal
Magnesium sulfat dilanjutkan dengan dosis maintenance dan diberikan dopamet 2 tablet
250mg.
Bila pemberian pengobatan tidak terlambat, maka gejala perbaikan akan tampak jelas
setelah kehamilannya diakhiri. Segera setelah persalinan berakhir perubahan patofisiologik
akan segera pula mengalami perbaikan. Diuresis terjadi 12 jam kemudian setelah persalinan.
Keadaan ini merupakan tanda prognosis yang baik, karena hal ini merupakan tanda pertama
penyembuhan.
Komplikasi yang dapat timbul pada preeklampsia dapat berupa komplikasi maternal dan
komplikasi perinatal. Adapun komplikasi tersebut adalah:
Maternal
Edema pulmonal
Infark miokard
Stroke
Koagulopati
Perinatal
Komplikasi yang mungkin terjadi pada perinatal merupakan dampak
insufisiensi uteroplasental, kelahiran prematur atau keduanya. Pada kasus ini, tidak
terjadi komplikasi pada perinatal.
Pada kasus ini komplikasi yang terjadi adalah perdarahan post partum e.c Atonia uteri
yang ditandai dengan Perdarahan 500cc setelah janin lahir (400cc pada kala 3 dan 100cc
pada kala 4 , kontraksi uterus buruk dan konsistensi rahim lembek. Dan ditatalaksana dengan
pemberian:
O2 3 L/menit
Infus RL drip cepat (guyur)
Drip oksitosin 2 ampul (20 IU)
Misoprostol 4 tablet 200mikrogram perrektal
PENCEGAHAN PREEKLAMPSIA
Agen antiplatelet