Anda di halaman 1dari 9

MODUL

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
PERTEMUAN IV

Pokok Bahasan : Manusia dan Kebudayaan


Sub Pokok Bahasan : Konsep kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, serta fungsi
kebudayaan bagi masyarakat
Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan manusia dan
kebudayaan
Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan konsep
kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, serta fungsi
kebudayaan bagi masyarakat

A. MATERI PEMBELAJARAN
1. Konsep Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa sansekerta) buddhayah yang merupakan
bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-
hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Adapun istilah culture yang merupakan istilah
bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata Latin colere. Artinya
mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu
colere kemudian culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah
dan mengubah alam.
Seorang antropolog lain, yaitu E.B. Taylor, dalam buku Primitive Culture, yang
dikutip Soekanto, memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat (2009:150). Kebudayaan menurut Alfian merupakan salah satu sumber
utama dari sistem atau tata nilai yang dihayati atau dianut sesorang atau masyarakat yang
selanjutnya membentuk sikap mental atau pola berpikirnya. Sikap mental itu mempengaruhi
dan membentuk pola tingkah lakunya dalam berbagai aspek kehidupan yang pada gilirannya
melahirkan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, karya-karya seni budaya, buah-buah
ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya. Itu semua melukiskan corak dan
mencerminkan kualitas kebudayaan itu sendiri (1982:18)
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi,
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah
(material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar
31
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi
jiwa manusia mewujudkan segala kaidah dan nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-
masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Di dalamnya termasuk misalnya saja agama,
ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia
yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental,
kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat, dan yang antara lain
menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta yang berwujud teori murni maupun
yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan cinta
dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture). Semua karya, rasa,
dan cipta dikuasai oleh karsa orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan
kepentingan sebagian besar atau dengan seluruh masyarakat.
Kebudayaan sebagaimana diterangkan di atas dimiliki oleh setiap masyarakat.
Perbedaannya terletak pada kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada
kebudayaan masyarakat lain, di dalam perkembangannya untuk memenuhi segala keperluan
masyarakatnya. Di dalam hubungan di atas, biasanya diberikan nama peradaban
(civilization) kepada kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang
sudah lebih tinggi.
Untuk kepentingan analisis, maka dari sudut struktur dan tingkatan dikenal adanya
super-culture yang berlaku bagi seluruh msyarakat. Suatu super-culture biasanya dapat
dijabarkan ke dalam cultures yang mungkin didasarkan pada kekhususan daerah, golongan
etnik, profesi, dan seterusnya. Di dalam suatu culture mungkin berkembang lagi kebudayaan-
kebudayaan khusus yang tidak bertentangan dengan kebudayaan induk, yang lazimnya
dinamakan sub-culture. Akan tetapi, apabila kebudayaan khusus tadi bertentangan dengan
kebudayan induk, gejala tersebut disebut counter culture.
Menurut Raymond Williams kata kebudayaan merupakan salah satu dari kata yang
paling kompleks dalam Bahasa Inggris, karena kata ini sering digunakan untuk mengacu pada
sejumlah konsep penting dalam beberapa disiplin ilmu yang berbeda-beda dan dalam
kerangka pikir yang berbeda. Pada awalnya kata culture dekat pengertiannya dengan
cultivation atau kultivasi, yaitu pemeliharaan ternak, hasil bumi, dan upacara-upacara
religius. Sejak abad 16 hingga abad 19 istilah ini mulai diterapkan secara luas untuk
pengembangan akal budi manusia individu dan sikap-perilaku pribadi lewat pembelajaran.
Seiring dengan perkembangan romantisme, kebudayaan mulai digunakan untuk
mengambarkan perkembangan kerohanian yang dikontraskan dengan perubahan material dan
infrastuktural.
Kebudayaan adalah level perkembangan kehidupan material, sosial, dan moral sebuah
masyarakat, atau grup sosial, kehidupan ekonomi, sosial, kultural sebuah bangsa, dan negara.
Breudel mengatakan bahwa kata kebudayaan adalah sebuah neologisme yang muncul di
Perancis abad 18 dan berasal dari kata civilise . Kata ini mulai digunakan tahun 1732 dan
merupakan istilah yang digunakan dalam bidang hukum. Dengan makna yang sekarang
muncul tahun 1752 karena penulisan Anne Robert Jaques Trugot seorang ahli ekonomi
Perancis yng menulis sejarah dunia.
Istilah kebudayaan didefinisikan dalam berbagai cara oleh para ahli dan ada 160
macam definisi kebudayaan yang oleh A.I. Kroeber dan C. Kluckhohn dianalisis,
diklasifikasi, dan dituangkan dalam satu buku berjudul Culture, A Critical Review of
Concepts and Definitions. Selain itu, definisi kebudayaan yang diberikan oleh R. Linton
dalam buku berjudul The Cultural Background of Personality adalah bahwa kebudayaan
adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku. Sependapat
dengan Linton, Khockhohn dan Kelly merumuskan kebudayaan sebagai pola untuk hidup
yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit, implisit, rasional, irasional yang terdapat pada
setiap waktu sebagai pedoman bagi tingkah laku manusia.
Dalam Bahasa Inggris kata culture didefinisikan sebagai :
1. A general state or habit of the mind
2. The general body of the arts
3. A whole way of life, material, intelectual, and spiritual
Beberapa ahli lain telah memberikan definisi kebudayaan sebagai berikut :
1. S.T Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari suatu bangsa
2. Moh. Hatta, kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
3. Mangunsarkoro, kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam
arti seluas-luasnya.
4. Haji Agus Salim, kebudayaan adalah persatuan istilah budi dan daya menjadi makna
sejiwa dan tidak dapat dipisahkan.
5. Dawson, kebudayaan adalah cara hidup bersama
6. Tylor, kebudayaan adalah suatu kesatuan atau jalinan kompleks yang meliputi
penegtahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hukum, adat-istiadat yang diperoleh
seseorang sebagai anggota masyarakat.
7. Sidi Gazalba, kebudayaan adalah cara berpikir dan merasa yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam
suatu ruang dan suatu waktu.
Dari semua definisi ini dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil buah
budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi ini dapat dibagi dalam
dua kategori kebudayaan material, yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, pakaian, dll,
dan kebudayaan imaterial atau spiritual, yaitu adat istiadat, bahasa, pengetahuan, dll
Kebudayaan merupakan sebuah kompleks perilaku, nilai, kepercayaan, tradisi, dan seni,
yang diturunkan dari generasi ke generasi. Makna kebudayaan terdapat atau tercermin juga
di dalam kehidupan manusia. Albert Camus mengatakan bahwa tanpa kebudayaan,
masyarakat walaupun tampak sempurna sebetulnya adalah rimba. Motif yang mendasarkan
pernyataan ini adalah bahwa kreasi yang sekarang merupakan persembahan untuk masa
depan. Kebudayaan merupakan sebuah pola atau model cara bagaimana seorang individu
menjalankan kehidupannya, merupakan komponen masyarakat dan menciptakan komunikasi
antara manusia di dalam suatu masyarakat. Kebudayaan mencakup berbagai aspek
komunikasi, perilaku, sikap, keyakinan, tata krama, norma, seni, produk, dan lain-lain.
Setiap masyarakat memiliki kebudayaannya hal yang menjamin identitas dan keunikannya.
Walaupun kebudayaan berbeda-beda, ada beberapa elemen universal yang mencakup ciri-
ciri perilaku dan cara yang sama. Misalnya, klasifikasi hubungan, klasifikasi manusia
berdasarkan jenis kelamin dan umur, dll. Kebudayaan merupakan sebuah istilah kompleks.
Dari definisi yang telah diberikan oleh para ahli dapat disimpulkan :
1. Kebudayaan merupakan perluasan pemikiran dan jiwa.
2. Nilai adalah apa yang baik dan apa yang tidak baik, manusia punya alasan tertentu untuk
melaksanakan kegiatan. Jika manusia ditanya mengapa ikut suatu kegiatan, jawabannya
adalah karena baik, berarti baik dan tidak baik berasal dari nilai. Nilai itu berasal dari
keyakinan.
3. Manusia mendapatkan bahwa keyakinan tertentu mempengaruhi nilai dan perilaku dan
keyakinan lain tidak mempengaruhi sebanyak itu. Jadi, manusia bisa memiliki suatu set
keyakinan yang berbeda-beda
4. Dasar dari keyakinan adalah visi tentang dunia, cara menginterpretasi realita dan
bagaimana manusia melihat diri sendiri .
Kebudayaan dipelajari oleh manusia dari orang-orang di sekitarnya. Dari orang tua,
famili, dan teman. Ini merupakan suatu fenomena kolektif yang tidak bisa terjadi secara
terisolasi dalam seorang individu. Penduduk di suatu daerah yang berbeda-beda memiliki
suatu keyakinan campuran, nilai yang berbeda-beda, gaya, dan lain-lain. Kebudayaan bisa
kumulatif dan dinamis, setiap generasi berkontribusi dengan berbagai modifikasi, sehingga
muncul berbagai aspek budaya yang baru.
Pengetahuan diperlukan untuk bertahan hidup dan beradaptasi di lingkungan alam
dan sosial yang didapatkan melalui budaya. Kebudayaan adalah yang membina yang baik
dan yang buruk, yang dapat diterima dan yang tidak, dan berkontribusi dalam pembentukan
kepribadian kita. Jadi kebudayaan merupakan totalitas nilai material dan spiritual yang
diciptakan manusia dalam proses kerja sosial sepanjang masa. Merupakan totalitas dari
berbagai domain yang dimiliki seseorang, perkembangan intelektual individu sepanjang masa
seiring dengan evolusi masyarakat di mana dia hidup.
Berikut sebuah simpulan tentang kebudayaan.

2. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai
kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti
umpamanya Majelis Permusyawaratan Rakyat, di samping adanya unsur-unsur kecil seperti
sisir, kancung, baju, peneliti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan
tadi. Misalnya, Melville J. Herskovits sebagaimana dikutip Soekanto (2009:153) mengajukan
empat pokok kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan
politik. Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional
dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan (dalam Soekanto, 2009:153),
antara lain:
a. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam
upaya menguasai alam sekelilingnya,
b. Organisasi ekonomi,
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang utama,
d. Organisasi kekuatan.
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal, menurut Soekanto
(2009:154) yaitu:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transpor, dan sebagainya);
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan sebagainya);
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan);
d. Bahasa (lisan maupun tulisan);
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya);
f. Sistem pengetahuan;
g. Religi (sistem kepercayaan).
Menurut Soekanto (2009:158), unsur-unsur normatif yang merupakan bagian dari
kebudayaan adalah:
1. Unsur-unsur menyangkut penilaian (valuating elements), misalnya apa yang baik dan
buruk, apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, apa yang sesuai dengan
keinginan dan apa yang tidak sesuai dengan keinginan;
2. Unsur-unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya (prescriptive elements),
seperti bagaimana orang harus berlaku;
3. Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan (cognitive elements), seperti misalnya harus
mengadakan upacara adat pada saat kelahiran, pertunangan, dan perkawinan.

3. Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti
kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya dan di dalam masyarakat itu sendiri tidak
selalu baik baginya. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap
lingkungan dalamnya.
Teknologi menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Antropologi, yang
dikutip oleh Soekanto (2009:155), pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
a. Alat-alat produktif;
b. Senjata;
c. Wadah;
d. Makanan dan minuman;
e. Pakaian dan perhiasan;
f. Tempat berlindung dan perumahan;
g. Alat-alat transpor.
Kebiasaan (habit) menurut Soekanto merupakan suatu perilaku pribadi dalam arti
bahwa kebiasaan orang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walau mereka hidup dalam satu
rumah. Kebiasaan yang dijadikan kebiasaan yang teratur oleh seseorang kemudian dijadikan
dasar bagi hubungan antara orang-orang tertentu sehingga tingkah laku atau tindakan masing-
masing dapat diatur menimbulkan norma atau kaidah yang timbul dari masyarakat sesuai
kebutuhannya yang lazim dinamakan adat istiadat (custom).
Menurut Ferdinand Tonnies sebagaimana dikutip Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi, kebiasaan mempunyai tiga arti, yaitu sebagai berikut.
a. Kebiasaan dalam arti yang menunjuk pada suatu kenyataan yang bersifat objektif.
Misalnya, kebiasaan untuk bangun pagi, kebiasaan untuk tidur di siang hari, dan
kebiasaan untuk minum kopi sebelum mandi. Artinya bahwa seseorang biasa melakukan
perbuatan-perbuatan tadi dalam tata cara hidupnya.
b. Kebiasaan dalam arti kebiasaan tersebut dijadikan kaidah bagi seseorang, yang
diciptakannya untuk dirinya sendiri. Dalam hal ini, orang yang bersangkutanlah yang
menciptakan suatu perilaku bagi dirinya sendiri.
c. Kebiasaan dalam arti sebagai perwujudan kemauan atau keinginan seseorang untuk
berbuat sesuatu (dalam Soekanto, 2009:157).
Sifat hakikat kebudayaan meskipun antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain berbeda, tetapi mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum, yaitu sebagai berikut.
a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
b. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-
tindakan yang diizinkan.

B. RANGKUMAN
Manusia dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari kebudayaan, karena dirinya
adalah pencipta kebudayaan sekaligus pendukung kebudayaan. Dalam setiap masyarakat,
yang sederhana/maju, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal. Kebudayaan
ini pada dasarnya ada yang berwujud gagasan atau ide, tindakan atau perilaku serta berbentuk
material atau fisik. Ketiga bentuk kebudayaan ini dari waktu ke waktu terus mengalami
penyempurnaan dan perubahan seiring dengan kemampuan manusia sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Kebudayaan dalam berbagai bentuknya sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia.

C. REFERENSI
Alfian, 1982. Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia. Jakarta : LP3ES
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

1
0

Anda mungkin juga menyukai