Anda di halaman 1dari 8

Agama

Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan
namaDewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan tersebut (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta gama yang berarti tradisi. Sedangkan kata
lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Beberapa pendapat
Dalam bahasa Sansekerta

1. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tradisi.


2. Agama itu kata bahasa Sansekerta (yaitu bahasa agama Brahma pertama
yang berkitabVeda) ialah peraturan menurut konsep Veda (Dr. Muhammad
Ghalib).
Manusia berkeyakinan bahwa dalam dunia ini ada sesuatu yang memiliki kekuatan yang maha
dahsyat yang mengatur segala segala sesuatunya. Baik yang buruk ataupun yang baik.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu : menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan
yakin berasal dari Tuhan. Serta, menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini
berasal dari Tuhan

Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia
kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan
dan Tuhan. Maka, suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian
tersebut dapat disebut agama.
Agama Islam
Agama Islam adalah agama Allah, dari Allah dan milik Allah. Diamanatkan kepada umat
pengikut utusan Allah. Jadi, sejak jaman Nabi Adam, Musa, dan Isa agama Allah adalah Islam,
meskipun sekarang agama Yahudi diklaim sebagai agama yang dibawa oleh Musa begitu juga
dengan ajaran Kristen, diklaim sebagai ajaran yang dibawa oleh Isa. Padahal sebenarnya ajaran
yang dibawa oleh Musa dan Isa untuk masalah akidah adalah sama, sama-sama mengesakan
Allah, hanya berbeda dalam hal syara yang lain. Jadi, makna Islam dapat dipersempit lagi
sebagai agama yang diamanatkan kepada umat pengikut Rasulullah, Muhammad SAW.

Agama, dalam hal ini adalah Islam ( )(berasal dari kata-kata:

1. salam ( )(yang berarti damai dan aman


2. salamah ( )berarti selamat
3. istilah islaam ( )(sendiri berarti penyerahan diri secara mutlak kepada
Allah SWT untuk memperoleh ridho-Nya dengan mematuhi perintah dan
larangan-Nya.
Agama Islam terdiri atas akidah dan syariat:

1. akidah atau kepercayaan (ilmunya)


2. syariat peribadatan
3. syariat akhlak (moral) dan muamalah
Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dibenarkan serta diakui oleh Allah SWT,
dalam firmannya:

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran;
85)

Tidak sah keislaman seseorang kecuali sempurna dua hekekat yang penting:

1. mengenal Allah dan tidak mempersekutukannya


2. patuh kepad perintah dan larangan Allah
yang perlu dicatat oleh seluruh manusia dan terutama kaum yang memandang Islam sebagai
agama yang penuh akan kekerasan, bahwa sebenarnya Islam adalah agama yang datang dengan
penuh kedamaian bukan disamapaikan dengan pedang tapi dengan perkataan yang lembut.
Bahkan Islam sendiri menghargai dan melindungi mereka yang tidak mau mengikuti ajaran
Islam selama mereka tidak mengganggu dan memantik permusuhan dengan Islam.

Ruang Lingkup Islam


Secara garis besar ruang lingkup Islam terbagi atas tiga bagian yaitu:
1. Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS.
Az Zariyat: 56)

Firman Allah:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS. Al Bayyinah:
5)
2. Hubungan manusia dengan manusia
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,
kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gamabaran
tentang ajaran yang berkenaan dengan: hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula
sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyaraktan yang ada bertumpu pada satu
nilai, yaitu saling menolong antara sesama manusia.
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al Maidah: 2)

Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga
manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Demikian
pula keragaman daerah asal.

Tidak pada tempatnya andai kata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan
suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna kulit,
kecantikan/ketempanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari takwanya.

1. 3. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/lingkungannya


Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat
bagi manusia. Alam raya ini berwujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptak oleh Allah
dengan sengaja dan dengan hak.

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi
dengan hak? (QS. Ibrahim; 19)

Manusia dikaruniai akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khalifah di muka
bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum Allah. Alam
diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.

Fungsi Agama
a. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsure
pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila dalam
pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana segala unsur
pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan
baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.

b. Penolong Dalam Kesukaran


Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi cobaan/kesulitan
dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan
menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya,
orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan
bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus
dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan
ditingkatkan kualitas manusia itu.
c. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin
pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya
yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang
bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup.

Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah
memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan titipan
Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-
waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah. Begitu juga dengan
orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena setiap yang terjadi
dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang membedakan derajat manusia dimata
Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.

d. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya.
Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam
Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk menghormati
orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati.

Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al-Quran ada ayat
yang berbunyi: dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!! Tidak ada ayat
yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta dihormati kepada anak.

Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian,
berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain (hablum
minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang berkata bohong
maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan
dengan moral. Masih banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral
yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya dituliskan disini.

C. Kerangka Dasar Agama Islam


1. Aqidah
Aqidah ( bahasa Arab: ) dalam istilah Islam yang berarti Iman.Semua sistem
kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu aqidah.
Menurut etimologinya, aqidah dalam bahasa Arab berasal dari kata
al-aqdu ( ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu ( ) yang berarti kepercayaan atau
keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan
ar-rabthu biquwwah ( ) yang berarti mengikat dengan kuat.
Secara terminologi, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti.Aqidah juga dapat diartikan
sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu
(yang didengar) dan fitrah (Al-Maidah 5:15).

Artinya :
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah SWT dan kitab yang
menerangkannya.

Ilmu aqidah terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:


a. Ilmu tauhid, yaitu ilmu yang menerangkan tentang sifat Allah SWT yang wajib dipercayai.
Ilmu tauhid ada 3 macam, yaitu tauhid Al-Uluhiyyah, tauhid Ar-Rububiyyah, dan tauhid Al-
Asma was-sifat.
b. Ilmu Usuluddin, yaitu kepercayaan dalam agama Islam, kepercayaan kepada Allah SWT dan
pesuruhNya.
c. Ilmu Makrifat, yakni perkara-perkara yang berhubungan dengan cara-cara mengenal Allah
SWT.
d. Ilmu kalam, yaitu aqidah dengan dalil-dalil aqliyah (ilmiah) sebagai perisai terhadap
tantangan dari pihak lawan.

2. Syariah
Syariah secara etimologi berasal dari kata syaru. Yang memiliki arti membuat jalan,
penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan.
Adapun secara terminologi, syariat memiliki makna umum dan khusus. Makna syariat
secara umum adalah agama yang telah dibuat oleh Allah, mencakup aqidah ( keyakinan ) dan
hukum-hukumnya. Sebagaimana tersebut dalam firman Allah Taala dalam Q.S. Asy-Syuraa
42:13.



.
. .
Artinya :
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang apa yang telah diwasiatkan kepada Ibrahim,
Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.
Amat berat bagi orang-orang yang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah
menarik kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Adapun makna khusus dari syariat yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah yang berupa
hukum-hukum dan larangan-larangan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah 5:48.


Artinya :
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Terkait dengan susunan tertib syariat, Al-Quran surah Al-Ahzab 33:36 mengajarkan
bahwa Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak
memperkenalkan mengambil ketentuan lain. Dan jika terdapat suatu perkara yang Allah SWT
dan Rasul-Nya belum menetapkan ketentuanyamaka umat Islam dapat menentukan sendiri
ketetapannya itu.
Perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah
dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:
a. Asas Syaraa, yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al-Quran dan Al-
Hadits.
b. Furu Syaraa, yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas dalam Al-Quran dan Al-Hadits.

3. Akhlaq
Pengertian akhlaq secara etimologi, berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta,
membuat, atau menjadikan. Akhlaq adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah
khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalaqun yang berarti kejadian, buatan,
ciptaan. Ar-Rahman : 1-4.

Artinya :
(Tuhan) yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia.
Mengajarnya pandai berbicara.

Secara terminologi, akhlaq berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Akhlaq Islam itu sudah ada formatnya dan juga mapan, berlainan dengan akhlaq, moral,
etika dalam sistem budaya buatan manusia di luar Islam yang tidak pernah memiliki standar
baku dan senantiasa berubah bergantung pada main stream budaya yang ada pada waktu itu.

Saat ini, sering kita saksikan bahwa wanita tidak lagi memiliki sifat seperti seharusnya
wanita. Di televisi maupun media-media cetak, wanita dipampang dengan menampakkan
auratnya seolah mereka adalah pelaris barang dagangan. Wanita sudah seperti komoditi yang
diperdagangkan. Wanita yang mengumbar aurat dimana-mana, sudah merupakan hal yang
biasa. Padahal dalam Al-Quran surah An-Nur 24:31 telah diperintahkan oleh Allah untuk
menutup aurat.



Artinya : dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya.

Ukuran kebaikan dan kesopanan begitu relatif dan variatif, bergantung kepada tempat
dan waktu. Oleh karena itu, kita harus membiasakan dan menshibghoh (mencelup) diri
dengan akhlaq Islam, sehingga mentradisi dalam jiwa dan kehidupan kita, dimanapun serta
kapanpun dengan spontan terlihat bahwa akhlaq yang Islami merupakan akhlaq kita.
Ruang Lingkup Ajaran Islam
Ruang lingkup ajaran islam meliputi tiga bidang yaitu aqidah, syariah dan akhlak

a. Aqidah
Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqaid. Arti aqidah menurut
istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang disebut
aqidah ialah bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh
seorang muslim/mukmin. Terutama sekali yang termasuk bidang aqidah ialah rukun iman yang enam,
yaitu iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-
Nya, kepada hari Akhir dan kepada qadadan qadar.

b. Syariah
Syariah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang mengatur hubungan
manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu
syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus
yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Quran dan
sunnah Rasululah Saw.
Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari

Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris (faraidh) dan wasiat
Tijarah (hukum niaga) termasuk di dalamnya soal sewa-menyewa, utang-piutang, wakaf.
Hudud dan jinayat keduanya merupakan hukum pidana islam
Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan zina, tuduhan zina, merampok, mencuri dan minum-
minuman keras. Sedangkan jinayat adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai
orang, memotong anggota, dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat berlaku qishas yaitu
hukum balas
Khilafat (pemerintahan/politik islam)
Jihad (perang), termasuk juga soal ghanimah (harta rampasan perang) dan tawanan).
Akhlak/etika
Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari khuluq yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai
dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai
manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran.

Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada
keluarga, kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim.

Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Amin, 1975 : 3)

Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang melakukannya dengan sengaja dan
berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk
perbuatan baik atau buruk.
Etika harus dibiasakan sejak dini, seperti anak kecil ketika makan dan minum dibiasakan bagaimana
etika makan atau etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan berdampak
setelah dewasa. Sama halnya dengan etika berpakaian, anak perempuan dibiasakan menggunakan
berpakaian berciri khas perempuan seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan
sebagainya. Islam sangat memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam surat
al-Ahsab di atas.

Anda mungkin juga menyukai