Anda di halaman 1dari 26

1

BAB II
TELAAH PUSTAKA

1. PENGERTIAN AUTISME
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang

sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat

dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau

komunikasi yang normal. Kartono (2000)

berpendapat bahwa Autisma/Autisme adalah gejala

menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau

berhubungan lagi dengan dunia luar keasyikan

ekstrim dengan fikiran dan fantasi sendiri. Yuniar

(2002) menambahkan bahwa Autisma/Autisme

adalah gangguan perkembangan yang komplek,

mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan

kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan

emosional dengan orang lain, sehingga sulit untuk

mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang

diperlukan sebagai anggota masyarakat.


2

Autisma/Autisme berlanjut sampai dewasa bila tak

dilakukan upaya penyembuhan dan gejala-gejalanya

sudah terlihat sebelum usia tiga tahun.Yuniar (2002)

mengatakan bahwa Autisma/Autisme tidak pandang

bulu, penyandangnya tidak tergantung dari ras, suku,

strata-ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan,

geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan.

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan

penyandang Autisma/Autisme ialah 4 : 1.Dari

keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Autisma/Autisme adalah gejala menutup diri sendiri

secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan

dunia luar, merupakan gangguan perkembangan yang

komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat

kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan

sosial dan emosional dengan orang lain dan tidak

tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata


3

sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat tinggal,

maupun jenis makanan.

2. CIRI-CIRI DAN GEJALA ANAK AUTIS


Autisme diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan
perkembangan neuro yang menyebabkan interaksi
sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi,
pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme bisa
terdeteksi pada anak berumur paling sedikit 1 tahun.
Autisme empat kali lebih banyak menyerang anak
laki-laki dari pada anak perempuan.

Tanda-tanda autisme :
tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam
penguasaan bahasa sehari-hari.
hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata.
mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau
melihat mata orang lain
hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan
hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
serasa dia punya dunianya sendiri
tidak suka berbicara dengan orang lain
tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain
Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa penyandang

autis memiliki ciri-ciri yaitu penderita senang

menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi,

misalnya dengan tidak memberikan respon


4

(tersenyum, dan sebagainya), bila di liling, diberi

makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh

perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau

sangat sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya

atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang tidak jelas,

tidak suka dengan stimuli pendengaran

(mendengarkan suara orang tua pun menangis),

senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul

kepala atau gerakan-gerakan aneh lain, kadang-

kadang terampil memanipulasikan obyek, namun

sulit menangkap.

3. CIRI-CIRI ANAK AUTIS MENURUT USIA

Gejala anak autis bisa dilihat dari usia dini, karena itu

coba perhatikan anak anda dalam setiap tahap.

Terkadang orangtua tidak terlalu peka terhadap

tingkah laku anak, jangan samapai terlambat. Walau


5

autis ini tidak penyakit, tetapi gangguan kelemahan

terhadap sistim saraf akibat faktor geneti yang lemah.

Tapi anak autis ini perlu perhatian yang lebih ekstra

sekali. Perinsip penanganan anak peyandang autis ini

sejak awal dan berikut ini gejala autis ini berdasarkan

usia:

Gelaja autisme pada anak ternyata bisa terdeteksi

sejak dini. Hanya saja anda harus peka dan jujur

dengan tanda-tanda yang ditunjukan anak anda.

Berikut beberapa tanda kemungkinan anak anda

autis:

Usia 2 - 3 bulan

Diusia ini mestinya anak sudah bisa melakukan eye

contact dengan orang yang ada dihadapannya.

Waspailah anak anda jika pada usia ini cenderung


6

tidak melakukan eye contact dengan orang lain

terutama ibunya.

Usia 3 bulan

Pada usia 3 bulan seharusnya anak sudah bisa

merespon anda dan suara anda, paling tidak dengan

sedikit tersenyum. Anda harus wapada jika ternyata si

kecil cenderung cuek dan tanpa reaksi dengan anda

dan suara anda.

Usia 6 bulan

Di usia ini biasanya anak sudah bisa diajak bercanda

dan tertawa. Jika anak anda cuek bahkan tidak

tertawa dan tidak memperlihatkan ekspresi senang

diwajahnya saat berinteraksi, waspadailah gejala ini

sebagai gejala autisme.

Usia 8 bulan
7

Di usia ini biasanya rasa ingin tahu anak sedang

tinggi, ia akan ikut menoleh kearah dimana anda

mengalihakan pandangan dari dirinya ke tempat lain.

Jika hal tersebut tidak terjadi pada anak anda secara

berulang-ulang, ada kemungkinan anak anda

menapakan gejala-gejala autisme.

Usia 9 bulan

Saat sikecil memasuki usia 9 bulan, biasanya mereka

sudah mampu berceloteh dengan kata-kata sederhana,

atau paling tidak bergumam tak jelas. Jika pada usia

ini anak anda lebih pasif dan enggan berceloteh,

waspadai sebagai gejala autisme.

Usia 12 bulan

Anak usia 12 bulan sudah mulai memiliki pengenalan


akan dirinya, terutama namanya. Ia akan menoleh saat
anda atau orang lain memanggil namanya. Jika anak
anda tidak menoleh atau malah cuek jika ada yang
memanggilnya waspadai kemungkinan anak autisme.
8

Di usia ini, anak seharusnya sudah bisa meniru bagian


depan atau belakang ucapan orang lain, jika ia hanya
diam bahkan tidak memberi respon dengan lawan
bicaranya, waspadai anak anda autis.

Anak usia setahun sudah mulai bisa diajak


melambaikan tangan. waspadai pertanda autisme jika
anak anda tidak peduli dengan ajakan anda
melambaikan tangan, dan malah asik dengan
aktifitasnya sendiri.

Anak usia setahun akan melihat ke arah yang anda


tunjuk. Hal tersebut menunjukan perhatiannya pada
lingkungan sekitarnya. Jika anak anda cuek dan tak
peduli dengan sekitarnya, waspadai tanda-tanda
autisme.

Usia 16 bulan

Anak usia ini mestinya sudah mulai berbicara sepatah

dua patah kata. Jika anak anda masih enggan bicara,

dan malah tidak peduli dengan orang lain yang

mengajaknya berbicara, waspadai sebagai salah satu

gejala autisme.

Usia 18 bulan
9

Anak 18 bulan akan menggunakan jarinya untuk

menunjuk sesuatu yang menarik perhatiannya. Hal

tersebut menandakan sikecil sudah memiliki

keinginan untuk mengkomunikasikan keinginannya,

dan mencoba berinteraksi dengan orang lain.

sementara anak autis cenderung enggan

berkomunikasi dengan orang lain untuk

mengutarakan keinginannya.

Usia 24 bulan

Anak usia 24 bulan sudah mulai mampu

menyebutkan satu atau dua kalimat dengan jelas dan

teratur. Yang menandakan anak anda sudah siap

diajak berkomunikasi dengan anda dan orang

disekitarnya. waspadai jika anak anada cenderung

sibuk dengan dunianya sendiri dan enggan


10

berkomunikasi atau malah cenderung cuek dengan

anda dan orang-orang disekitarnya.

Jika keadaan fisik anak terutama telinga dan mata

terbukti normal, namun menunjukan tanda-tanda

autisme diatas, jangan panik. Segera konsultasi ke

dokter ahli terapi autisme atau psikiater anak, agar

anak memperoleh sesi terapi yang membantu

membuatnya terarah. Yang harus anda ingat autisme

bukanlah penyakit, jangan pernah menganggap anak

anda pesakitan hanya karena ia mengalami autisme.

Sedikit perhatian dan penanganan dari ahlinya dapat

membantu membuatnya lebih peka dengan keadaan

sekitarnya, terutama dengan anda.

Usia 36 bulan. Tidak berminat atau bersosialisasi

terhadap anak-anak lain dan kontak mata tidak

nyambung dan tidak pernah focus.juga kaku terhadap


11

orang lain dan masih senang digendong dan malas

mengerakan tubuhnya.

Usia 48-60 bulan.

Sukanya anak ini berteriak-teriak dan suka membeo

atau menirukan suara orang dan mengeluarkan suara-

suara aneh. Dan gampang marag atau emosi apabila

rutinitasnya diganggu dan kemauanya tidak dituruti

dan agresif dam mudah menyakiti diri sendiri.

4. KRITERIA PENDERITA AUTISME

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita

autis atau tidak, digunakan standar internasional

tentang autis. ICD-10 (International Classification of

Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and

Statistical Manual) 1994 merumuskan criteria


12

diagnosis untuk Autis Infantil yang isinya sama, yang

saat ini dipakai di seluruh dunia.Kriteria tersebut

adalah:

Untuk hasil diagnosa, diperlukan total 6 gejala (atau

lebih) dari no. (1), (2), dan (3), termasuk setidaknya 2

gejala dari no. (1) dan masing-masing 1 gejala dari

no.(2) dan (3).

Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang

timbal balik. Minimal harus ada dua dari gejala-

gejala di bawah ini:

Tak mampu menjalin interaksi sosial yang

cukup memadai:kontak mata sangat kurang,

ekspresi muka kurang hidup,gerak-gerik

kurang tertuju.
13

Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.

Tak ada empati (tak dapat merasakan apa

yang dirasakan orang lain).

Kurang mampu mengadakan hubungan sosial

dan emosional yang timbal balik.

Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.

Minimal harus ada satu dari gejala-gejala di bawah

ini:

Perkembangan bicara terlambat atau sama

sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha

untuk berkomunikasi secara

non-verbal.

Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak

dipakai untuk berkomunikasi.


14

Sering menggunakan bahasa yang aneh dan

diulang-ulang.

Cara bermain kurang variatif, kurang

imajinatif, dan kurang dapat meniru.

Adanya suatu pola yang dipertahankan dan

diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan

kegiatan.Minimal harus ada satu

dari gejala di bawah ini:

Mempertahankan satu minat atau lebih

dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.

Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik

atau rutinitas yang tidak ada gunanya.

Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan

diulang-ulang.
15

Seringkali sangat terpukau pada bagian-

bagian benda.

5. PENYEBAB AUTIS

Penyebab Autisme sampai sekarang belum dapat

ditemukan dengan pasti. Banyak sekali pendapat

yang bertentangan antara ahli yang satu dengan yang

lainnya mengenai hal ini. Ada pendapat yang

mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin Hepatitis B

yang termasuk dalam MMR (Mumps, Measles dan

Rubella )bisa berakibat anak mengidap penyakit

autisme. Hal ini dikarenakan vaksin ini mengandung

zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari

Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom

Autisme Spectrum Disorder. Tapi hal ini masih

diperdebatkan oleh para ahli. Hal ini berdebatkan

karena tidak adanya bukti yang kuat bahwa imunisasi


16

ini penyebab dari autisme, tetapi imunisasi ini

diperkirakan ada hubungannya dengan Autisme.

Jumlah anak yang terkena autisme makin bertambah.

Di Canada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40

persen sejak 1980. Di California sendiri pada tahun

2002 di-simpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya.

Dengan adanya metode diagnosis yang kian

berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang

ditemukan terkena Autisme akan semakin besar.

Jumlah tersebut diatas sangat mengkhawatirkan

mengingat sampai saat ini penyebab autisme masih

misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para

ahli dan dokter di dunia.

Sebagai contoh, perdebatan yang terjadi akhir akhir

ini berkisar pada kemunkinan penyebab autisme yang


17

disebabkan oleh vaksinasi anak. Peneliti dari Inggris

Andrew Wakefield, Bernard Rimland dari Amerika

mengadakan penelitian mengenai hubungan antara

vaksinasi terutama MMR (measles, mumps rubella )

dan autisme. Penelitian lainnya membantah hasil

penyelidikan tersebut tetapi beberapa orang tua anak

penyandang autisme tidak puas dengan bantahan

tersebut.

Banyak pula ahli melakukan penelitian dan

menyatakan bahwa bibit autisme telah ada jauh hari

sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi

dilakukan. Kelainan ini dikonfirmasikan dalam hasil

pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme.

Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa

korelasi antara autisme dan cacat lahir yang

disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa

kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20


18

hari pada saat pembentukan janin. Peneliti lainnya,

Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena

autisme bagian otak yang mengendalikan pusat

memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada

anak normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

gangguan perkembangan otak telah terjadi pada

semester ketiga saat kehamilan atau pada saat

kelahiran bayi.

Karin Nelson, ahli neorology Amerika mengadakan

menyelidiki terhadap protein otak dari contoh darah

bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi

normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi

empat sampel berikutnya mempunyai kadar protein

tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan

kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi

autisme dan keterbelakangan mental. Nelson


19

menyimpulkan autisme terjadi sebelum kelahiran

bayi.

Saat ini, para peneliti dan orang tua anak penyandang

autisme boleh merasa lega mengingat perhatian dari

negara besar di dunia mengenai kelainan autisme

menjadi sangat serius. Sebelumnya, kelainan autisme

hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang

tua yang otoriter terhadap anaknya. Disamping itu,

kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan

penelitian mengenai penyebab autisme secara genetik

dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di

Amerika menemukan adanya tumpukan protein

didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian

bayi tersebut berkembang menjadi anak autisme.

Temuan ini mungkin dapat menjadi kunci dalam

menemukan penyebab utama autisme sehingga dapat

dilakukan tindakan pencegahannya.


20

6. PENANGANAN AUTISME

Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara / obat /

suplemen yang ditawarkan dengan iming-iming bisa

menyembuhkan autisme. Kadang-kadang secara

gencar dipromosikan oleh si penjual, ada pula cara-

cara mengiklankan diri di televisi / radio / tulisan-

tulisan.

Para orang tua harus hati-hati dan jangan


sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci
percobaan. Sayangnya masih banyak yang terkecoh ,
dan setelah mengeluarkan banyak uang menjadi
kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak
tercapai. Dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-
benar diakui oleh para professional dan memang
bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa
Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan
proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun
yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama.
Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan
setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.

1) Applied Behavioral Analysis (ABA)


21

ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai ,


telah dilakukan penelitian dan didisain khusus
untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai
adalah memberi pelatihan khusus pada anak
dengan memberikan positive reinforcement
(hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur
kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling
banyak dipakai di Indonesia.

2) Terapi Wicara

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai

kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya

hal inilah yang paling menonjol, banyak pula

individu autistic yang non-verbal atau kemampuan

bicaranya sangat kurang.Kadang-kadang bicaranya

cukup berkembang, namun mereka tidak mampu

untuk memakai bicaranya untuk

berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.

Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan

sangat menolong.

3) Terapi Okupasi
22

Hampir semua anak autistik mempunyai


keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan
untuk memegang pinsil dengan cara yang benar,
kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap
makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam
hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih
mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan

pervasif. Banyak diantara individu autistik

mempunyai gangguan perkembangan dalam

motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya

lembek sehingga jalannya kurang kuat.

Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi

dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak

menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan

memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

5) Terapi Sosial
23

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu

autisme adalah dalam bidang komunikasi dan

interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan

pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2

arah, membuat teman dan main bersama ditempat

bermain. Seorang terqapis sosial membantu

dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk

bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari

cara-caranya.

6) Terapi Bermain

Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak

autistik membutuhkan pertolonga dalam belajar

bermain. Bermain n dengan teman sebaya berguna

untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi

social. Seorang terapis bermain bisa membantu

anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.


24

7) Terapi Perilaku

Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-

temannya seringkali tidak memahami mereka,

mereka merasa sulit mengekspresikan

kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif

terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran

bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis

perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari

perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya

dengan merekomendasikan perubahan lingkungan

dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki

perilakunya,

8) Terapi Perkembangan

Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship


Developmental Intervention) dianggap sebagai
25

terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari


minatnya, kekuatannya dan tingkat
perkembangannya, kemudian ditingkatkan
kemampuan sosial, emosional dan
Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda
dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih
mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

9) Terapi Visual

Individu autistik lebih mudah belajar dengan

melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah

yang kemudian dipakai untuk mengembangkan

metode belajar komunikasi melalui gambar-

gambar, misalnya dengan metode . Dan

PECS ( Picture Exchange Communication

System). Beberapa video games bisa juga dipakai

untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.

10) Terapi Biomedik


26

Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok


dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat
Autism Now). Banyak dari para perintisnya
mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih
melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-
gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan
metabolisme yang akan berdampak pada gangguan
fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini
diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin,
feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang
ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi
bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak
mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi
yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari
dalam tubuh sendiri (biomedis).

Anda mungkin juga menyukai