Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DENGUE HAEMORAGHI FEVER (DHF)

Oleh kelompok XII :

SARTIKA RAHAYU
SASPRAYANI
SITI SULASTRI HIDAYATI

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN PROVINSI


NUSA TENGGARA BARAT

2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri :
Demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan
Bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian.
Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue
(anthropad borne viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur
tetapi terbanyak pada anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat kecenderungan
kenaikan proporsi penderita DHF pada orang dewasa.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah :
Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
Menurunnya volume plasma darah
Adanya hypotensi
Trombositopeni
Diatesis hemoragic
Pada autopsi penderita DHF yang meninggal, didapatkan adanya kerusakan sistim
vaskuler dengan adanya peninggian permeabilitas diding pembuluh darah terhadap
protein plasma dan efusi pada ruang serosa, di bawah peritonial, pleural dan perikardial.
Pada kasus berat, pengurangan volume plasma sampai 30 % atau lebih.
Menghilangnya plasma melalui endotelium ditandai oleh peningkatan oleh peningkatan
nilai hematokrit yang mengakibatkan keadaan hipopolemik dan shock, yang dapat
menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik bahkan menyebabkan kematian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam
atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar
secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan
oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue
haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

2. ETIOLOGI
Virus dengue sejenis arbovirus.
Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue
1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan
dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus
dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh
diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 0C.
Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3
merupakan serotif yang paling banyak.
3. PATOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody.
Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan
merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan
hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia
dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik.
Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

4. TANDA DAN GEJALA


a. Demam tinggi selama 5 7 hari
b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f. Sakit kepala.
g. Pembengkakan sekitar mata.
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
5. KOMPLIKASI
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.

6. KLASIFIKASI
a) Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b) Derajat II :
anifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit
seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c) Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan
system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab,
dingin dan penderita gelisah.
d) Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi
renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah
0 Trombosit kurang dari 150.000/mm3
1 HB meningkat lebih 20 %
2 HT meningkat lebih 20 %
3 Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
4 Protein darah rendah
5 Ureum PH bisa meningkat
6 NA dan CL rendah
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
0 Rontgen thorax : Efusi pleura.
1 Uji test tourniket (+)
8. PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan
cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4
mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

9. TUMBUH KEMBANG PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN


Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik
berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat
sel. Pertambahan berat badan 2 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai
mengembangkan cirri sex sekundernya.

Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk
perubahan sosial dan emosi.
a. Motorik kasar
Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap
meningkatkan irama dan kehalusan.
b. Motorik halus
Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat
musik.
c. Kognitif
o Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
o Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
o Dapat memberikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
o Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
d. Bahasa
Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata
penghubung dan kata depan
Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan

10. DAMPAK HOSPITALISASI


Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan
menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada
persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.

Penyebab anak stress meliputi ;


a. Psikososial. Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan
perubahan peran
b. Fisiologis. Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri
c. Lingkungan asing. Kebiasaan sehari-hari berubah
d. Pemberian obat kimia. Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12
tahun)
e. Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya
f. Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri
g. Selalu ingin tahu alasan tindakan
h. Berusaha independen dan produktif
Reaksi orang tua
0 Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan
dan dampaknya terhadap masa depan anak
1 Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak
familiernya peraturan Rumah sakit.

B. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS


1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien
dengan DHF dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan
fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :
1. Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai
sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
3. Kaji riwayat keperawatan.
4. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak
nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi
cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas,
sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN .
Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data didapatkan, kemudian
dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF diantaranya :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan.
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi
5. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
6. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
3. INTERVENSI
Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada
masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa
diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan
memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
keperawatan :
a. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan
demam.

Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi


Kriteria hasil : Volume cairan tubuh kembali normal
Intervensi :
Kaji KU dan kondisi pasien
Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )
Observasi tanda-tanda dehidrasi
Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus
Balance cairan (input dan out put cairan)
Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh
keringat.

b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

Tujuan : Hipertermi dapat teratasi


Kriteria hasil : Suhu tubuh kembali normal
Intervensi
Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat
seperti terbuat dari katun.
Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 2000 cc
per hari
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual, muntah, tidak ada nafsu makan.

Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi


Kriteria hasil : Intake nutrisi klien meningkat
Intervensi
Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
Timbang berat badan klien tiap hari
Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan


dengan kurangnya informasi

Tujuan : Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat


Kriteria hasil : Klien mengerti tentang proses penyakit DHF
Intervensi:
Kaji tingkat pendidikan klien.
Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF
Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui Penkes.
beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau
diketahuinya.
Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien
e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trobositopenia.

Tujuan : Perdarahan tidak terjadi


Kriteria hasil : Trombosit dalam batas normal
Intervensi
Kaji adanya perdarahan
Observasi tanda-tanda vital (S.N.RR)
Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.
Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien
Monitor hasil darah, Trombosit
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra vena.

f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

Tujuan : Shock hipovolemik dapat teratasi


Kriteria hasil : Volume cairan tubuh kembali normal, kesadaran compos mentis.
Intervensi
Observasi tingkat kesadaran klien
Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR).
Observasi out put dan input cairan (balance cairan)
Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan.

4. EVALUASI.
Evaluasi adalah merupakan salah satu alat untuk mengukur suatu perlakuan atau
tindakan keperawatan terhadap pasien. Dimana evaluasi ini meliputi evaluasi formatif /
evaluasi proses yang dilihat dari setiap selesai melakukan implementasi yang dibuat
setiap hari sedangkan evaluasi sumatif / evaluasi hasil dibuat sesuai dengan tujuan yang
dibuat mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan.
Evaluasi :
a. Suhu tubuh dalam batas normal.
b. Intake dan out put kembali normal / seimbang.
c. Pemenuhan nutrisi yang adekuat.
d. Perdarahan tidak terjadi / teratasi.
e. Pengetahuan keluarga bertambah.
f. Shock hopovolemik teratasi
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC. Jakarta.

Mansjoer, Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; FKUI.
Jakarta

Nancy and Beckle. 1987. NCP for Pediatric Patient ; p. 230-233. The C.V. Mosby
Company, St. Laouis, Washington, Toronto.

RS Sint. Carolus. Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF.

Soedarmo, SP. 1995. Demam Berdarah Dengue. Medika No. 10 Tahun XXI, Oktober
1995.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG.............................................................

BAB II. PEMBAHASAN

I. KONSEP DASAR......................................................................

PENGERTIAN...........................................................................

ETIOLOGI.................................................................................

PATOFISIOLOGI.....................................................................

KLASIFIKASI...........................................................................

PENATALAKSANAAN...........................................................

2.ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS.....................

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN............................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkat kehadirat ALLAH SWT yang telah yang telah
melimpahkan segala nikmat dan rahmatnya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini.

Tidak lupa pula kita haturkan solawat serta salam pada junjungan alam kita
nabi besar MUHAMMAD SAW yang telah menjadi suri tauladan kita.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen yang telah
membimbing dan membina kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Terima kasih pula kami ucapkan kepada teman-teman yang sudah


berpartisipasi menyumbang pikiran, memberikan informasi dan masukan-
masukan kepada kami.

Untuk kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
kelancaran penyusunan makalah selanjutnya.

Sakra, 16 september 2013

Team penyusun
BAB III

PENUTUP

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue


haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
Klasivikasi :
derajat I
derajat II
derajat III
derajat IV
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik
berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat
sel. Pertambahan berat badan 2 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai
mengembangkan cirri sex sekundernya.
Proses keperawatan :
pengkajian
diagnosa keperawatan
intervensi
implementasi
evaluasi

Anda mungkin juga menyukai