Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Kasus Cobra Snake Bite atau kasus gigitan ular cobra temasuk kasus yang sering
dijumpai di berbagai belahan dunia. Tidak ada data tentang berapa kasus gigitan ular di
Indonesia karena masih banyak yang dibawa ke pengobatan tradisional bukan ke pelayanan
medis. Sebagai perbandingan, antara tahun 2005 sampai tahun 2007 terdapat 19.335
kedatangan ke rumah sakit di Malaysia karena bisa gigitan ular. (Hafidh,2009). Sebagian
besar diantaranuya disebabkan oleh gigitan ular cobra. Sebagai data perbandingan,
diperkirakan sekitar 5 juta kasus gigitan ular cobra terjadi di seluruh dunia setiap tahunya.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan terhadap 10% dari wilayah Bangladesh didapatkan
data 764 gigitan ular dengan 168 kematian dalam satu tahun. Di india didapatkan 200.000
gigitan pertahunya dengan 15.000 sampai 20.000 kematian pertahunya. Myanmar dilaporkan
didapatkan 14.000 pasien gigitan ular dengan 1000 kematian. (Hafidh,2009)
Kesakitan dan kematian gigitan ular cobra bergantung pada dosis dari jumlah racun yang
masuk ketubuh, gigitan ular cobra dapat menyebabkan kematian maupun cacat kronis pada
banyak populasi usia produktif terutama pada populasi dimana mereka terlibat aktif dalam
pekerjaan bidang pertanian dan perkebunan . Gigitan ular cobra dapat menjadi keadaan dan
mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan serius. Korban dapat mengalami reaksi yang
ekstrim terhadap racun (bisa ular dan hanya dalam hitungan menit saja, dapat menyebabkan
kematian). (Batch ,2007)
Salah satu penanganan yang direkomendasikan WHO adalah pemberian anti bisa ular
atau kalau dalam bahasa Inggrisnya antivenom. Anti bisa ular ini adalah serum yang
mengandung zat kebal terhadap bisa atau racun dari ular yang menggigit. Racun yang
ditawarkan dapat satu atau beberapa macam, tergantung pabrik pembuat anti bisa ular
tersebut. (Juniarti, 2011)
Namun permasalahan yang sering ditemukan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang bagaimana menangani gigitan ular cobra ,serta mahalnya harga Serum Anti Bisa Ular
(SABU) menjadi salah satu kendala penanganan darurat .Selain itu ,serum hanya diberikan
jika dalam kasus gigitan ular kobra terjadi kerusakan jaringan local dan hanya dapat
digunakan dalam satu kali injeksi .( Latief,2013)
Alternatif lain yang biasanya dilakukan adalah dengan pemanfaatan kekayaan alam
berupa tanaman obat-obatan, seperti halnya kenanga (Cananga odorata) . Bagian tanaman
ini yang paling terkenal adalah bunganya, banyak ditanam sebagai hiasan di halaman rumah,
sedangkan bagian batangnya sendiri secara umum belum banyak dimanfaatkan .( Rasyid, A,
2012)
Informasi tersebut menjadi pemicu dilaksanakannya sebuah penelitian demi menggali
informasi dari potensi batang tumbuhan kenanga (Cananga odorata) yang kemudian dapat
menjadi sumber informasi bagi generasi selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi berkaitan komponen senyawa metabolit sekunder batang kenanga
(Cananga odorata) serta potensi sebagai Serum Anti Bisa Ular (SABU), untuk kepentingan
inventarisasi tumbuhan herbal yang harus dijaga dan dilestarikan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak methanol
batang tumbuhan kenanga (Cananga odorata) beserta uji aktifitas anti koagulan darah.
(Suryawiria,2010)

Anda mungkin juga menyukai