Anda di halaman 1dari 5

Waktu A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3
1x24 jam - - - - - - - + -
2x24 jam + - + + - + + + -
Data Pengamatan

1. Uji Pendugaan

Keterangan :
- : negative
+ : positif
Nilai MPN Coliform = 0,03 (1x 24 jam)
0,35 (2 x 24 jam)
2. Uji Kepastian
Pengenceran Hasil Koloni
10-1 (-) 595
10-2 (-) 541
10-3 (-) 430
Keterangan : E. coli : 0
3. Uji Penegasan
A B C
1 2 3 1 2 3 1 2 3
- - - - - - - - -

Keterangan : Nilai MPN coliform vekal <0,03

Sumber Nilai MPN Coliform Nilai MPN C. Vekal


Air kemasan merk Club 35 sel / ml < 0,03
E. coli 0

1. Nilai MPN Coliform = 0, 35 x 1/10-2 = 0,35 / 10-2 = 35


2. Nilai MPN Coliform Vekal < 3

Analisis Data
Pada pengamatan uji kualitas air berdasarkan nilai MPN Coliform pada air kemasan merk
Club. Kami memilih sampel air kemasan bermerk Club karena produk ini telah beredar luas dan
sering dikonsumsi oleh masyarakat. Kami mengambil contoh sampel air Club karena kami ingin
mengetahui dan memastikan dengan cara ilmiah apakah produk tersebut sudah memenuhi SNI
dan BPOM.
Kami melakukan 3 tahap pengujian yaitu uji pendugaan, uji kepastian dan uji penegasan.
Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih
dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis
bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes
kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji
kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif
dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-
berspora (Fardiaz,1989).
Pada pengujian pendugaan, kami menggunakan media cair kaldu laktosa. Dalam
pengambilan sampel data kami melakukan mengenceran mulai dari 10 -1, 10-2 dan 10-3 pada setiap
botol A, B dan C. Pengenceran tersebut dilakukan untuk mengetahui banyaknya mikroba yang
menghasilkan gas pada setiap pengeceran tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan pada 1x24
jam, tabung A dan tabung B dengan pengenceran 10 -1, 10-2 dan 10-3 menghasilkan data bahwa
tidak ada gelembung gas pada tabung Durham, namun pada tabung C dengan pengenceran 10 -2
ditemukan adanya gelembung gas pada tabung Durham. Setelah sampai 1x24 jam berikutnya,
hampir semua pada tabung A, B, maupun C terdapat gelembung udara. Pada tabung A
pengenceran 10-1 dan 10-3 terdapat gelembung udara, pada tabung B pengenceran 10 -1 dan 10-3
terdapat gelembung udara, dan pada tabung C pada pengenceran 10 -1 dan 10-2 terdapat
gelembung udara. Adanya gelembung udara menunjukkan bahwa ada bakteri yang dapat
memfermentasi kaldu laktosa, untuk mengetahui apakah bakteri tersebut benar bakteri coliform
atau bukan dilakukan uji kepastian dengan menggunakan medium selektif diferensial.
Pada uji penegasan kami juga menggunakan sampel Aqua serta melakukan pengenceran
mulai dari 10-1, 10-2 dan 10-3 pada setiap botol A, B dan C. Tetapi pada uji ini, kami
menggunakan media yang berbeda, yaitu media cair BGLB yang telah dimasukkan tabung
Durham. Hasil sampel yang telah mengalami pengenceran baik pada tabung A, B dan C
diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 450C. Berdasarkan pengamatan yang kami peroleh baik
pada botol A, B dan C dengan pengenceran 10 -1, 10-2 dan 10-3 menghasilkan data yang negative
yang bearti tidak ditemukan mikroba penghasil gas yang tumbuh pada tabung dan tahan terhadap
suhu tinggi (450C). Dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pada sampel air aqua tidak
ditemukan kelompok bakteri coliform fekal.
Pada uji penguat kami menggunakan sampel air Aqua dengan pengerceran yang sama
yaitu 10-1, 10-2 dan 10-3 serta menggunakan media EMB. Sampel tersebut diinkubasi selama 1x
24 jam suhu 370C. Berdasarkan hasil pengamatan pada pengenceran 10-1dan 10-3 tidak ditemukan
kilau metalik yang menunjukkan adanya koloni bakteri E. coli, sedangkan pada pengerceran 10-2
kami menemukan 1 koloni bakteri terlihat kilau metalik yang menunjukkan adanya koloni
bakteri E. coli. Hal ini dapat ditemukannya bakteri tersebut kemungkinkan ketika memasukkan
sampel pengenceran tersebut ada bakteri yang masuk dikarenakan kami kurang aseptic dalam
pengambilannya. Kemudian kami menentukan nilai MPN coliform berdasarkan table MPN pada
lampiran. Nilai MPN ditentukan berdasarkan jumlah tabung yang positif dari perlakuan dan
dihitung dengan rumus:
x 10

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa:


Pengenceran 10-1 = 0 x =0
Pengenceran 10-2 = 1 x = 103
Pengenceran 10-3 = 0 x =0
Sehingga dapat diadapatkan nilai MPN yaitu .
Berdasarkan nilai MPN ketiga uji tersebut jika dicocokkan dengan BPOM menunjukkan
bahwa air minuman sampel yang kami bawa kurang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat
umum karena hanya mengandung sedikit bakteri yang berbahaya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa air mineral merk Aqua layak untuk diminum. Namun, dimungkinkan pula karena
kesalahan praktikan yang kurang memperhatikan teknik aseptic, sehingga bakteri mudah masuk
ke dalam air tersebut pada saat praktikum atau pengamatan.Corporate Affairs Director PT Tirta
Bahagia, produsen air minum Club, Andreas Tikno mengatakan, hasil uji kandungan mikroba
yang dilakukan YLKI untuk merk "Club" adalah 4,700 koloni/ml, sedangkan ketentuan yang
ditetapkan standar SNI 01-3553-2006 adalah 100,000 koloni/ml. "Ini berarti bahwa hasil uji
DISKUSI
1. Bandingkan nilai MPN dari beberapa sampel air minum, kemudian jelaskan kualitas biologi
air minum itu dengan memperhatikan jarak antara sumur dengan septic tank serta sifat tanah
sebagai data pendukung!

Jawab : Nilai MPN air Club kelompok kami berdasarkan uji MPN Coliform vekal pada tahap
penegasan adalah <0,03 yang berarti tidak terdapat bakteri coliform vekal / E. coli , namun
bakteri coliform lainnya tetap ada yakni sebesar 35 sel per 100 (nilai MPNnya 0,35) mm
berdasarkan hasil uji tahap pendugaan, kemudian nilai MPN air merk Hexagon pada tahap
penegasan adalah sebesar <0,03 yang berarti tidak mengandung bakteri E. coli , namun bakteri
coliform lainnya sebesar 1100 sel bakteri per 100 mm (nilai MPNnya 11) yang diperoleh dari
tahap pendugaan. Kualitas air minum merk Club lebih baik daripada air Hexagon, dikarenakan
jumlah bakteri coliform yang terkandung pada air Club lebih sedikit daripada air Hexagon.
Perbedaan jumlah bakteri coliform dapat disebabkan oleh letak sumber air yang digunakan. Club
memperoleh airnya dari sumber mata air yang terletak di daerah Pandaan sedangkan air hexagon
adalah air sumur yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah warga.

Daerah Pandaan merupakan daerah yang keadaan geografisnya relative bagus, karena
daerah ini terletak pada dataran tinggi, dan sebagian besar masih belum padat penduduk dan
banyak ditemui sumber air bersih. Kondisi yang demikian membuat air dari Pandaan, terutama
yang digunakan oleh Club, bebas dari pencemaran sehingga bebas dari E. coli. Sedangkan
Hexagon mengolah air yang berasal dari sumur menjadi air layak minum. Kami belum
mengetahui sumur yang digunakan sebagai sumber air itu sumur buatan atau sumur alami yang
terbentuk dari pergeseran lempeng bumi. Namun informasi yang kami dapatkan sumur ini
terletak dekat dengan rumah warga. Walaupun dekat rumah warga, berdasarkan uji MPN
coliform, air ini tidak mengandung bakteri E. coli. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa jarak
sumur sumber air Hexagon dengan septic tank warga sekitar 10 meter atau bahkan lebih.

Mengapa sumur diperkirakan memiliki jarak dengan rumah warga 10 meter bahkan
lebih? Karena bakteri Coli patogen (bersifat anaerob) biasanya mempunyai usia harapan hidup
selama tiga hari. Sedangkan kecepatan aliran air dalam tanah berkisar tiga meter per hari (rata-
rata kecepatan aliran air dalam tanah di Pulau Jawa tiga meter/hari), sehingga jarak ideal antara
tangki septic dengan sumur sejauh tiga meter per hari dikali tiga hari yang menghasilkan
sembilan meter. Dari hasil perhitungan, jarak tempuh bakteri E. coli selama tiga hari hanya
sembilan meter. Adapun angka 10 meter diperoleh dari 9 meter ditambah satu meter sebagai
jarak pengaman. (http://biodottel.com)

2. Mengapa digunakan medium Mac Conkey Agar?

Jawab :
Pada praktikum untuk menguji keberadaan beakteri E. coli kali ini menggunakan media
selektif yaitu MCA pada tahap terakhir pengujian atau tahap penegasan. Media selektif (selective
medium) /media penghambat adalah media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat
selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat mengisolasi mikroba
tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar tertentu, dapat mencegah
pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi bakteri gram negatif. Sedangkan alasan
mengapa menggunakan Media Mac Conkey Agar adalah karena media selektif ini digunakan
khusus untuk isolasi dan identifikasi bakteri gram negatif terutama bakteri yang berasal dari tinja
dan urin. MacConkey Agar mengandung laktosa, crystal violet dan neutral red bile salt, sehingga
media ini berwarna merah. MCA berfungsi untuk membedakan bakteri yang memfermentasi
laktosa (warna koloni merah muda) dengan yang non-fermentasi (tidak berwarna). Crystal violet
dan neutral red bile salt akan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif namun tidak
mengganggu pertumbuhan bakteri gram negative. Laktosa yang ada pada media merupakan satu-
satunya sumber karbohidrat sehingga bakteri E. coli memfermentasi laktosa sebagai sumber
energy. Fermentasi laktosa ini menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorpsi
neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata. Koloni lain (S. aureus; P. aeruginosa
dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak mampu memfermentasi laktosa.
Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Enterobacter ;Proteus; Salmonella;
Shigella, Aerobacter; Enterococcus.

Anda mungkin juga menyukai