Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan
aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana
individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000)
Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
1. Oksigen Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan
akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
2. Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat
3. Nutrisi Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang
dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko
infeksi dan keracunan makanan.
Kenyamanan
Nyeri
1. Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul bilamana jaringan
mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut.
a. Nyeri Akut Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan
adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak,
durasinya singkat kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan
non keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih
c. Mual Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan
epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak
menimbulkan muntah.
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN
1. Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot,
dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi
terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan
penglihatan
4. Keadaan Imunits Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh
kurang sehingga mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau
tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan
keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat
menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan
dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko
terhadap penyakit tertentu.
10.Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok
usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11.Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara
bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12.Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai
FISIOLOGI NYERI
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses
rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri.
Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi melewati
saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan neoron-neuron pemancar yang
naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur
saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula
spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau
meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah
pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri
oleh saraf.
MUAL
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan dan
epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran
cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung
dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi
dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa
inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya
salivasi, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat, da takikardia.
KLASIFIKASI NYERI
nyeri berdasarkan kualitasnya
nyeri yang menyayat
nyeri yang menusuk
nyeri berdasarkan tempatnya
nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh
nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam
nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral
nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer
nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain
nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena pengalaman masa lalu
nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus
nyeri berdasarkan serangannya
nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan
nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan nyeri
Menurut sifatnya
nyeri timbul sewaktu-waktu
nyeri yang menetap
nyeri yang kumat-kumatan
Nyeri menurut rasa
nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk
nyeri difus: nyeri normal yang bisa dirasakan
Nyeri menurut kegawatan
nyeri ringan
nyeri sedang
nyeri berat
A. Kosep Dasar
1. Defenisi
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus
dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan
sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh
manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh
sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
(Pedoman Nasional Perawat, Dukungan Dan Pengobatan Bagi ODHA, Jakarta,
2003, hal 1)
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah
satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih
tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit atau sel T-4 atau disebut juga
sel CD 4.
(100 Pertanyaan Seputar HIV / AIDS Yang Perlu Anda Ketahui, Medan, 2006, hal 1)
2. Etiologi
C. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak
ada.
E. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria
maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
3. Anatomi fisiologi
HIV berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya
sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel
darah merah) dan kasarnya "spherical"
4. Patofisiologi
HIV masuk ke dalam tubuh manusia
Menginfeksi sel yang mempunyai molekul CO4
(Limfosit T4, Monosit, Sel dendrit, Sel Langerhans)
Mengikat molekul CO4
Memiliki sel target dan memproduksi virus
Sel limfosit T4 hancur
Imunitas tubuh menurun
Infeksi opurtinistik
Sist pernafasan Sist Pencernaan Sist. Integumen Sist Neurologis
Peradangan pd Infeksi jamur Peristaltik Peradangan kulit Infeksi ssp
Jaringan paru
Peradangan mulut Diare kronis Timbul lesi/
Sesak, demam bercak putih
Peningkatan
Sulit menelan Cairan output kesadaran, kejang
Tdk efektif Mual Gatal, nyeri Nyeri kepala
Ggn pertukaran Bibir kering Bersisik
gas Intake kurang Turgor kulit MK: perubahan
suhu MK: Ggn rasa proses pikir
MK: Ggn pemenu MK: kekurang nyaman
Han nutrisi an vol cairan
Ggn eliminasi
BAB, diare
5. Manifestasi Klinis
Menurut WHO:
1) Gejala mayor
Penurunan BB 10%
Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
Diare kronis
Tuberkulosis
2) Gejala minor
Koordinasi orofaringeal
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Kelemahan tubuh
Berkeringat malam
Hilang nafsu makan
Infeksi kulit generalisata
Limfodenopati
Herpes zoster
Infeksi herpes simplek kronis
Pneumonia
Sarkoma kaposi
Manifestasi klinis
Angiomatosis
Kandidiosis orofaringeal
Kandidiasis vulvovaginal
Displasisa leher rahim
Herpes zoster
Purpura idiopatik trombositopenik
Kandidiasis esophagus
Manifestasi Klinis
Stadiu Skala Aktivitas Gambaran Klinis
m
I Asimptomatic, aktivitas normal
a. Asimptomatic
b. Limfodenopati generalisata
II Simptomatic, aktivitas normal
a. BB menurun < 10%
b. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti: dermatitis,
pruigo, ulkus oral, seboroik, onikomikosis yang rekuren
dan kheilitis angularis
c. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
d. Infeksi saluran afas bagian atas seperti: sinusitis
bakteriaslis
III Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang
dari 50%
a. BB > 10%
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Kandidiasi orofaringeal
e. Oral hairy leukoplakia
TB Paru dalam tahun terakhir
g. Infeksi bacterial yang berat seperti: pneumonia dan
piomiositish
IV Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur
lebih dari 50%
a. HIV wasting syndrome seperti: yang didefenisikan oleh
CDC
b. Pneumonia pneumocytis carinii
c. Toksoplasmosis otak
d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
e. Retinitis virus sitomegalo
Kriptokokosis extra pulmonal
g. Herpes simplex mukokutan > 1 bulan
h. Leukoensepalopati multifokal progresif
Mikosis disminata seperti histoplasmosis
Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru
k. Mikobakteriasis atipikal diseminata
Septisemia salmonelosis nontifoid
m. Tuberkulosis di luar paru
n. Limfoma
o. Sarkoma kaposi
6. Pemeriksaan Diagnostik
7. Komplikasi
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan
berat badan, keletihan dan cacat.
b. Neurologik
c. Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan
sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik.
Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal
dan siare.
d. Respirasi
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis,
reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa
terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
f. Sensorik
BAB II
Asuhan Keperawatan
Dasar data pengkajian pasien
Aktivitas / istirahat
Gejala:
a. Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi
kelelahan / malaise
b. Perubahan pola tidur
Tanda:
Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernapasan
Sirkulasi
Gejala:
Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera
(jarang terjadi)
Tanda:
Takikardia, perubahan TD postural
Menurunnya volume nadi perifer
Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
Integritas ego
Gejala:
Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga,
hubungan dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa
bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi
Tanda:
Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama
Eliminasi
Gejala:
Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram
abdominal
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda:
Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah
Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal
Lesi atau abses rectal, personal
Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urin
Makanan / cairan
Gejala:
Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot
Turgor kulit buruk
Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
Higiene
Gejala:
Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
Tanda:
Memperlihatkan penampila yang kurang rapi
Kekurangan dalam banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri
Neurosensori
Gejala:
Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental
Kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu
mengingat dan konsentrasi menurun
Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling
awal)
Tanda:
Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa,
konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor / respon
melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat
Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari
adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada
Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi
vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak;
berkeringat malam
Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis,
perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis:
leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan
Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan
pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak
terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus
pada wanita yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas
vagina)
Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
Interaksi sosial
Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat,
teman, pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan / kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat
AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana
Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis:
seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan
alkohol
3. Perencanaan
Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
1 Mengidentifikasi
/ Cuci tangan sebelum Mengurangi resiko
ikut serta dalam dan sesudah seluruh terkontaminasi
perilaku yang kontak perawatan silang
megurangi resiko dilakukan
infeksi mencapai instruksikan pasien /
masa orang terdekat untuk
penyembuhan mencuci tangan
luka / lesi tidak sesuai indikasi
demam dan Berikan lingkungan
bebas dari yang bersih dan Mengurangi
pengeluaran / berventilasi baik patogen pada
sekresi purulen periksa pengunjung / sistem imun dan
dan tanda-tanda staf terhadap tanda mengurangi
lain dari kondisi infeksi dan kemungkinan
infeksi mempertahankan pasien mengalami
kewaspadaan sesuai infeksi nosokomial
indikasi
Diskusikan tingkat Meningkatkan kerja
dan rasional isolasi sama dengan cara
pencegahan dan hidup dan berusaha
mempertahankan mengurangi rasa
kesehatan pribadi terisolasi
Memberikan
informasi dasar
Pantau tanda-tanda awitan /
vital termasuk suhu peningkatan suhu
secara berulang-
ulang dari demam
yang terjadi untuk
menunjukkan
bahwa tubuh
bereaksi pada
proses infeksi yang
baru dimana obat
tidak lagi dapat
secara efektif
mengontrol infeksi
yang tidak dapat
disembuhkan
Kandidiasis oral,
herpes, CMV dan
crytocolus adalah
penyakit yang
Bersihkan kulit / umum terjadi dan
membran mukosa memberikan efek
oral terdapat bercak pada membran kulit
putih / lesi Identifikasi /
perawatan awal
dari infeksi
sekunder dapat
mencegah
Periksa adanya luka / terjadinya sepsis
lokasi alat Mengontrol mikro
infasif,perhatikan organisme pada
tanda-tanda inflamasi permukaan keras
/ infeksi lokal
Bersihkan percikan
cairan tubuh / darah
dengan larutan
pemutih 1 : 10
2 Mempertahankan Pantau tanda-tanda Indikator dari
hidrasi dibuktikan vital termasuk CVP, volume cairan
oleh membran bila terpasang, catata sirkulasi
mukosa lembab, hipertensi termasuk
turgor kulit baik, perubahan postural
haluaran urine Kaji turgor kulit,
adekuat secara membran mukosa
pribadi dan rasa haus
Pantau pemasukan Indikator tidak
oral dan masukan langsung dari
cairan sedikitnya status cairan
2500 ml / hari Mempertahankan
keseimbangan
cairan, mengurangi
rasa haus, dan
melembabakan
membran mukosa
3 Mempertahankan Tinggikan kepala Meningkatkan
pola pernapasan tempat tidur fungsi pernafasan
efektif membran usahakan pasien yang optimal dan
mukosa tidak untuk berbalik, batuk, mengurangi
mengalami sesak menarik nafas sesuai aspirasi / infeksi
nafas / sianosis kebutuhan yang ditimbulkan
dengan bunyi karena atelektasis
nafas dan sinar x Nyeri dada pleuritis
bagian dada Selidiki tentang dapat
yang bersih / keluhan nyeri dada menggambarkan
meningkat dan adanya pnemonia
AGD dalam batas non spesifik / efusi
normal pasien pleura berkenaan
dengan keganasan
Menurunkan
konsumsi O2
Berikan periode
istirahat yang cukup
diantara waktu
aktivitas pertahankan
lingkungan yang
tenang
4 Menunjukkan Lakukan pemeriksaan Mempercepat
homosatis yang darah pada cairan deteksi adanya
ditunjukkan tubuh untuk perdarahan /
dengan tidak mengetahui adanya penentuan awal
adanya darah pada urine, dari therapi
perdarahan feses dan cairan mungkin dapat
mukosa dan muntah mencegah
bebas dari Pantau perubahan perdarahan kritis
ekimosis tanda-tanda vital dan Timbulnya
warna kulit perdarahan /
hemoragi dapat
menunjukkan
kegagalan
Pantau perubahan sirkulasi / syok
tingkat kesadaran Perubahan dapat
dan gangguan menunjukkan
penglihatan adanya perdarahan
otak
5 Mempertahankan Kaji kemampuan Lesi mulut,
BB atau untuk mengunyah, tenggorokan, dan
memperlihatkan merasakan dan esofagus dapat
peningkatan BB menelan menyebabkan
yang mengacu dispagia,
pada tujuan yang penurunan
diinginkan kemampuan pasien
untuk mengolah
makanan dan
mengurangi
keinginan untuk
makan
Indikator kebutuhan
Timbang BB sesuai nutrisi / pemasukan
kebutuhan, evaluasi yang adekuat
BB dalam hal adanya
BB yang tidak sesuai.
Gunakan
serangkaian
pengukuran BB dan
antropometrik Lambung yang
Jadwalkan obat- penuh akan
obatan diantara mengurangi nafsu
makan dan batasi makan dan
pemasukan cairan pemasukan
dengan makanan, makanan
kecuali jika cairan
memiliki nilai gizi Mempermudah
Dorong pasien untuk proses menelan
duduk pada waktu dan mengurangi
makan resiko aspirasi
Mengidentifikasi
Catat pemasukan kebutuhan
kalori terhadap suplemen
atau alternatif
metode pemberian
makanan
6 Keluhan Kaji keluhan yeri, Mengindikasikan
hilangnya / perhatikan lokasi, kebutuhan untuk
terkontrolnya intensitas (skala 1 intervensi dan juga
rasa sakit 10), frekuensi dan tanda-tanda
waktu menandai perkembangan /
gejala non verbal resolusi komplikasi
Dorong Dapat mengurangi
pengungkapan ansietas dan rasa
perasaan takut, sehingga
mengurangi
persepsi akan
intensitas rasa sakit
Meningkatkan
relaksasi /
menurunka
Lakukan tindakan tegangan otot
pariatif mis:
pengubahan posisi,
masase, rentang
gerak pada sendi Infeksi diketahui
yang sakit sebagai penyebab
Berikan kompres rasa sakit dan
hangat / lembab pada abses steril
sisi infeksi pentamidin
/ IV selama 20 menit
setelah pemberian
7 Menunjukkan Kaji kulit setiap hari, Menentukan garis
tingkah laku / catat warna, turgor, dasar dimana
teknik untuk sirkulasi dan sensasi. perubahan pada
mencegah Gambarkan lesi dan status dapat
kerusakan kulit / amati perubahan dibandingkan dan
meningkatkan melakukan
kesembuhan intervensi yang
Pertahankan sprei tepat
bersih, kering dan Friksi kulit
tidak berkerut disebabkan oleh
kain yang berkerut
dan basah yang
menyebabkan
iritasi dan potensial
terhadap infeksi
Dapat mengurangi
Tutupi luka tekan kontaminasi
yang terbuka dengan bakteri,
pembalut yang steril meningkatkan
atau barrier produktif proses
penyembuhan
8 Menunjukkan Kaji membran mukosa Edema, lesi,
membran / catat seluruh lesi membran mukosa
mukosa utuh, oral. Perhatikan oral dan tenggorok
berwarna merah keluhan nyeri, kering
jambu, basah bengkak, sulit menyebabkan rasa
dan bebas dari mengunyah / sakit dan sulit
inflamasi / menelan mengunyah /
ulserasi Berikan perawatan menelan
oral setiap hari dan Mengurangi rasa
setelah makan, tidak nyaman,
gunakan sikat gigi meningkatkan rasa
halus, pasta sisi non sehat dan
abrasif, obat pencuci mencegah
mulut non alkohol pembentukan asam
dan pelembab bibir yang dikaitkan
dengan partikel
Cuci lesi mukosa oral makanan yang
dengan tertinggal
menggunakan Mengurangi
hidrogen peroksida / penyebaran lesi
salin atau larutan dan krustasi dari
soda kue kandidiasis dan
Anjurkan permen meningkatkan
karet / permen tidak kenyamanan
mengandung gula Merangsang saliva
untuk menetralkan
asam dan
melindungi
Dorong pasien untuk membran mukosa
tidak merokok Rokok akan
mengeringkan dan
mengiritasi
membran mukosa
DAFTAR PUSTAKA