Anda di halaman 1dari 30

PENGERTIAN

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan
aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana
individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000)
Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
1. Oksigen Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan
akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
2. Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat
3. Nutrisi Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang
dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko
infeksi dan keracunan makanan.

Kenyamanan
Nyeri
1. Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul bilamana jaringan
mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut.
a. Nyeri Akut Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan
adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak,
durasinya singkat kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan
non keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih
c. Mual Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan
epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak
menimbulkan muntah.
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN
1. Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot,
dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi
terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan
penglihatan
4. Keadaan Imunits Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh
kurang sehingga mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau
tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan
keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat
menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan
dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko
terhadap penyakit tertentu.
10.Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok
usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11.Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara
bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12.Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai

FISIOLOGI NYERI
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses
rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri.
Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi melewati
saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan neoron-neuron pemancar yang
naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur
saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula
spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau
meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah
pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri
oleh saraf.
MUAL
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan dan
epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran
cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung
dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi
dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa
inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya
salivasi, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat, da takikardia.
KLASIFIKASI NYERI
nyeri berdasarkan kualitasnya
nyeri yang menyayat
nyeri yang menusuk
nyeri berdasarkan tempatnya
nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh
nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam
nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral
nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer
nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain
nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena pengalaman masa lalu
nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus
nyeri berdasarkan serangannya
nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan
nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan nyeri
Menurut sifatnya
nyeri timbul sewaktu-waktu
nyeri yang menetap
nyeri yang kumat-kumatan
Nyeri menurut rasa
nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk
nyeri difus: nyeri normal yang bisa dirasakan
Nyeri menurut kegawatan
nyeri ringan
nyeri sedang
nyeri berat

A. Kosep Dasar
1. Defenisi
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus
dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan
sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh
manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh
sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
(Pedoman Nasional Perawat, Dukungan Dan Pengobatan Bagi ODHA, Jakarta,
2003, hal 1)
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah
satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih
tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit atau sel T-4 atau disebut juga
sel CD 4.
(100 Pertanyaan Seputar HIV / AIDS Yang Perlu Anda Ketahui, Medan, 2006, hal 1)

2. Etiologi

Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human


immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase
yaitu :

A. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.


Tidak ada gejala.
B. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu
likes illness.

C. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak
ada.

D. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat


malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.

E. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria
maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :

Lelaki homoseksual atau biseks. 5. Bayi dari ibu/bapak


terinfeksi.
Orang yang ketagian obat intravena
Partner seks dari penderita AIDS
Penerima darah atau produk darah (transfusi).

3. Anatomi fisiologi

HIV berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya
sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel
darah merah) dan kasarnya "spherical"
4. Patofisiologi
HIV masuk ke dalam tubuh manusia

Menginfeksi sel yang mempunyai molekul CO4
(Limfosit T4, Monosit, Sel dendrit, Sel Langerhans)

Mengikat molekul CO4

Memiliki sel target dan memproduksi virus

Sel limfosit T4 hancur

Imunitas tubuh menurun

Infeksi opurtinistik



Sist pernafasan Sist Pencernaan Sist. Integumen Sist Neurologis

Peradangan pd Infeksi jamur Peristaltik Peradangan kulit Infeksi ssp
Jaringan paru
Peradangan mulut Diare kronis Timbul lesi/
Sesak, demam bercak putih

Peningkatan
Sulit menelan Cairan output kesadaran, kejang
Tdk efektif Mual Gatal, nyeri Nyeri kepala
Ggn pertukaran Bibir kering Bersisik
gas Intake kurang Turgor kulit MK: perubahan
suhu MK: Ggn rasa proses pikir
MK: Ggn pemenu MK: kekurang nyaman
Han nutrisi an vol cairan
Ggn eliminasi
BAB, diare
5. Manifestasi Klinis
Menurut WHO:
1) Gejala mayor
Penurunan BB 10%
Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
Diare kronis
Tuberkulosis

2) Gejala minor
Koordinasi orofaringeal
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Kelemahan tubuh
Berkeringat malam
Hilang nafsu makan
Infeksi kulit generalisata
Limfodenopati
Herpes zoster
Infeksi herpes simplek kronis
Pneumonia
Sarkoma kaposi

Manifestasi klinis
Angiomatosis
Kandidiosis orofaringeal
Kandidiasis vulvovaginal
Displasisa leher rahim
Herpes zoster
Purpura idiopatik trombositopenik
Kandidiasis esophagus

Manifestasi Klinis
Stadiu Skala Aktivitas Gambaran Klinis
m
I Asimptomatic, aktivitas normal
a. Asimptomatic
b. Limfodenopati generalisata
II Simptomatic, aktivitas normal
a. BB menurun < 10%
b. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti: dermatitis,
pruigo, ulkus oral, seboroik, onikomikosis yang rekuren
dan kheilitis angularis
c. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
d. Infeksi saluran afas bagian atas seperti: sinusitis
bakteriaslis
III Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang
dari 50%
a. BB > 10%
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Kandidiasi orofaringeal
e. Oral hairy leukoplakia
TB Paru dalam tahun terakhir
g. Infeksi bacterial yang berat seperti: pneumonia dan
piomiositish
IV Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur
lebih dari 50%
a. HIV wasting syndrome seperti: yang didefenisikan oleh
CDC
b. Pneumonia pneumocytis carinii
c. Toksoplasmosis otak
d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
e. Retinitis virus sitomegalo
Kriptokokosis extra pulmonal
g. Herpes simplex mukokutan > 1 bulan
h. Leukoensepalopati multifokal progresif
Mikosis disminata seperti histoplasmosis
Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru
k. Mikobakteriasis atipikal diseminata
Septisemia salmonelosis nontifoid
m. Tuberkulosis di luar paru
n. Limfoma
o. Sarkoma kaposi

6. Pemeriksaan Diagnostik

1.Tes untuk diagnosa infeksi HIV :


-. ELISA
-. Western blot
-. P24 antigen test
-. Kultur HIV
2.Tes untuk deteksi gangguan system imun.
-. Hematokrit.
-. LED
-. CD4 limfosit
-. Rasio CD4/CD limfosit
-. Serum mikroglobulin B2
-. Hemoglobulin

7. Komplikasi
a. Oral Lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan
berat badan, keletihan dan cacat.

b. Neurologik

- kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency


Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan
motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.

- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,


ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala,
malaise, demam, paralise, total / parsial.

-. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik


endokarditis.

- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci


Virus (HIV)

c. Gastrointestinal

- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan
sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.

- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik.
Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal
dan siare.

d. Respirasi

Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,


pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.

e. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis,
reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa
terbakar,infeksi skunder dan sepsis.

f. Sensorik

- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

- Pendengaran : otitis eksternal aku


7. Penatalaksanaan
Respon biologis / aspek fisik
a. Universal precaution
1) Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3) Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4) Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat kedokteran
yang dipakai
5) Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan aman

b. Peran perawat dalam pemberian ARV


Tujuan terapi ARV:
1) Menghentikan replikasi HIV
2) Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi opurtunistik
3) Memperbaiki kualitas hidup
4) Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
c. Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi tambahan
bertujuan untuk beban HIV AIDS tidak bertambah akibat defisiensi vitamin dan
mineral
d. Aktivitas dan istirahat
Respon adaptif psikologis
1) Pikiran positif tentang dirinya
2) Mengontrol diri sendiri
3) Rasionalisasi
4) Teknik perilaku
Respon sosial
1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan informatif
Respon spiritual
1) Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan
2) Padai mengambil hikmah
3) Kestabilan hati
Resiko epidemiologis infeksi HIV sistomatik
1) Perilaku beresiko epidemiologis
i. Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa
menggunakan kondom
ii. Pecandu narkotik suntikan
iii. Hubungan seksual yang tidak aman
1. Memiliki banyak mitra seksual
2. Mitra seksual yang diketahui pasien HIV / AIDS
3. Mitra seksual di daerah dengan prevalensi HIV / AIDS yang tinggi
4. Homoseksual
ii. Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan seperti: panti pijat, diskotik,
karaoke atau tempat prostitusi terselubung
iii. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual (IMS)
iv. Riwayat menerima transfusi darah berulang
v. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat yang tidak
steril

BAB II
Asuhan Keperawatan
Dasar data pengkajian pasien

Aktivitas / istirahat
Gejala:
a. Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi
kelelahan / malaise
b. Perubahan pola tidur

Tanda:
Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernapasan
Sirkulasi
Gejala:
Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera
(jarang terjadi)

Tanda:
Takikardia, perubahan TD postural
Menurunnya volume nadi perifer
Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler

Integritas ego
Gejala:
Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga,
hubungan dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa
bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi

Tanda:
Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama

Eliminasi
Gejala:
Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram
abdominal
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi

Tanda:
Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah
Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal
Lesi atau abses rectal, personal
Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urin

Makanan / cairan
Gejala:
Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot
Turgor kulit buruk
Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
Higiene
Gejala:
Tidak dapat menyelesaikan aktivitas

Tanda:
Memperlihatkan penampila yang kurang rapi
Kekurangan dalam banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri

Neurosensori
Gejala:
Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental
Kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu
mengingat dan konsentrasi menurun
Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling
awal)

Tanda:
Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa,
konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor / respon
melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat

Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit

Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari
adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada

Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)

Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi
vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak;
berkeringat malam

Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis,
perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis:
leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan

Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan
pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak
terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus
pada wanita yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas
vagina)

Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas

Interaksi sosial
Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat,
teman, pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan / kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat
AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana

Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis:
seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan
alkohol

Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem imunologis


HIV / AIDS adalah:
1) Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang berlebihan,
diare berat
3) Resiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola nafas b/d ketidakseimbangan muscular
4) Resiko tinggi terhadap perubahan faktor pembekuan b/d penurunan absorpsi
Vitamin K
5) Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan untuk
mencerna d/d penurunan berat badan
6) Nyeri kronik b/d inflamasi d/d keluhan nyeri
7) Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi d/d lesi kulit
8) Perubahan membran mukosa oral b/d defisit imunologi d/d candidiasis
9) Kelelahan b/d perubahan produksi energi metabolisme d/d kekurangan energi
10) Perubahan proses pikir b/d hipoksemia d/d perubahan lapang perhatian
11) Ansietas b/d ancaman pada konsep pribadi d/d peningkatan tegangan
12) Isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan d/d perasaan ditolak
13) Ketidakberdayaan b/d perubahan pada bentuk tubuh d/d bergantung pada orang
lain untuk perawatan
14) Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d tidak mengenal sumber informasi d/d
permintaan informasi

3. Perencanaan
Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
1 Mengidentifikasi
/ Cuci tangan sebelum Mengurangi resiko
ikut serta dalam dan sesudah seluruh terkontaminasi
perilaku yang kontak perawatan silang
megurangi resiko dilakukan
infeksi mencapai instruksikan pasien /
masa orang terdekat untuk
penyembuhan mencuci tangan
luka / lesi tidak sesuai indikasi
demam dan Berikan lingkungan
bebas dari yang bersih dan Mengurangi
pengeluaran / berventilasi baik patogen pada
sekresi purulen periksa pengunjung / sistem imun dan
dan tanda-tanda staf terhadap tanda mengurangi
lain dari kondisi infeksi dan kemungkinan
infeksi mempertahankan pasien mengalami
kewaspadaan sesuai infeksi nosokomial
indikasi
Diskusikan tingkat Meningkatkan kerja
dan rasional isolasi sama dengan cara
pencegahan dan hidup dan berusaha
mempertahankan mengurangi rasa
kesehatan pribadi terisolasi
Memberikan
informasi dasar
Pantau tanda-tanda awitan /
vital termasuk suhu peningkatan suhu
secara berulang-
ulang dari demam
yang terjadi untuk
menunjukkan
bahwa tubuh
bereaksi pada
proses infeksi yang
baru dimana obat
tidak lagi dapat
secara efektif
mengontrol infeksi
yang tidak dapat
disembuhkan
Kandidiasis oral,
herpes, CMV dan
crytocolus adalah
penyakit yang
Bersihkan kulit / umum terjadi dan
membran mukosa memberikan efek
oral terdapat bercak pada membran kulit
putih / lesi Identifikasi /
perawatan awal
dari infeksi
sekunder dapat
mencegah
Periksa adanya luka / terjadinya sepsis
lokasi alat Mengontrol mikro
infasif,perhatikan organisme pada
tanda-tanda inflamasi permukaan keras
/ infeksi lokal
Bersihkan percikan
cairan tubuh / darah
dengan larutan
pemutih 1 : 10
2 Mempertahankan Pantau tanda-tanda Indikator dari
hidrasi dibuktikan vital termasuk CVP, volume cairan
oleh membran bila terpasang, catata sirkulasi
mukosa lembab, hipertensi termasuk
turgor kulit baik, perubahan postural
haluaran urine Kaji turgor kulit,
adekuat secara membran mukosa
pribadi dan rasa haus
Pantau pemasukan Indikator tidak
oral dan masukan langsung dari
cairan sedikitnya status cairan
2500 ml / hari Mempertahankan
keseimbangan
cairan, mengurangi
rasa haus, dan
melembabakan
membran mukosa
3 Mempertahankan Tinggikan kepala Meningkatkan
pola pernapasan tempat tidur fungsi pernafasan
efektif membran usahakan pasien yang optimal dan
mukosa tidak untuk berbalik, batuk, mengurangi
mengalami sesak menarik nafas sesuai aspirasi / infeksi
nafas / sianosis kebutuhan yang ditimbulkan
dengan bunyi karena atelektasis
nafas dan sinar x Nyeri dada pleuritis
bagian dada Selidiki tentang dapat
yang bersih / keluhan nyeri dada menggambarkan
meningkat dan adanya pnemonia
AGD dalam batas non spesifik / efusi
normal pasien pleura berkenaan
dengan keganasan
Menurunkan
konsumsi O2

Berikan periode
istirahat yang cukup
diantara waktu
aktivitas pertahankan
lingkungan yang
tenang
4 Menunjukkan Lakukan pemeriksaan Mempercepat
homosatis yang darah pada cairan deteksi adanya
ditunjukkan tubuh untuk perdarahan /
dengan tidak mengetahui adanya penentuan awal
adanya darah pada urine, dari therapi
perdarahan feses dan cairan mungkin dapat
mukosa dan muntah mencegah
bebas dari Pantau perubahan perdarahan kritis
ekimosis tanda-tanda vital dan Timbulnya
warna kulit perdarahan /
hemoragi dapat
menunjukkan
kegagalan
Pantau perubahan sirkulasi / syok
tingkat kesadaran Perubahan dapat
dan gangguan menunjukkan
penglihatan adanya perdarahan
otak
5 Mempertahankan Kaji kemampuan Lesi mulut,
BB atau untuk mengunyah, tenggorokan, dan
memperlihatkan merasakan dan esofagus dapat
peningkatan BB menelan menyebabkan
yang mengacu dispagia,
pada tujuan yang penurunan
diinginkan kemampuan pasien
untuk mengolah
makanan dan
mengurangi
keinginan untuk
makan
Indikator kebutuhan
Timbang BB sesuai nutrisi / pemasukan
kebutuhan, evaluasi yang adekuat
BB dalam hal adanya
BB yang tidak sesuai.
Gunakan
serangkaian
pengukuran BB dan
antropometrik Lambung yang
Jadwalkan obat- penuh akan
obatan diantara mengurangi nafsu
makan dan batasi makan dan
pemasukan cairan pemasukan
dengan makanan, makanan
kecuali jika cairan
memiliki nilai gizi Mempermudah
Dorong pasien untuk proses menelan
duduk pada waktu dan mengurangi
makan resiko aspirasi
Mengidentifikasi
Catat pemasukan kebutuhan
kalori terhadap suplemen
atau alternatif
metode pemberian
makanan
6 Keluhan Kaji keluhan yeri, Mengindikasikan
hilangnya / perhatikan lokasi, kebutuhan untuk
terkontrolnya intensitas (skala 1 intervensi dan juga
rasa sakit 10), frekuensi dan tanda-tanda
waktu menandai perkembangan /
gejala non verbal resolusi komplikasi
Dorong Dapat mengurangi
pengungkapan ansietas dan rasa
perasaan takut, sehingga
mengurangi
persepsi akan
intensitas rasa sakit
Meningkatkan
relaksasi /
menurunka
Lakukan tindakan tegangan otot
pariatif mis:
pengubahan posisi,
masase, rentang
gerak pada sendi Infeksi diketahui
yang sakit sebagai penyebab
Berikan kompres rasa sakit dan
hangat / lembab pada abses steril
sisi infeksi pentamidin
/ IV selama 20 menit
setelah pemberian
7 Menunjukkan Kaji kulit setiap hari, Menentukan garis
tingkah laku / catat warna, turgor, dasar dimana
teknik untuk sirkulasi dan sensasi. perubahan pada
mencegah Gambarkan lesi dan status dapat
kerusakan kulit / amati perubahan dibandingkan dan
meningkatkan melakukan
kesembuhan intervensi yang
Pertahankan sprei tepat
bersih, kering dan Friksi kulit
tidak berkerut disebabkan oleh
kain yang berkerut
dan basah yang
menyebabkan
iritasi dan potensial
terhadap infeksi
Dapat mengurangi
Tutupi luka tekan kontaminasi
yang terbuka dengan bakteri,
pembalut yang steril meningkatkan
atau barrier produktif proses
penyembuhan
8 Menunjukkan Kaji membran mukosa Edema, lesi,
membran / catat seluruh lesi membran mukosa
mukosa utuh, oral. Perhatikan oral dan tenggorok
berwarna merah keluhan nyeri, kering
jambu, basah bengkak, sulit menyebabkan rasa
dan bebas dari mengunyah / sakit dan sulit
inflamasi / menelan mengunyah /
ulserasi Berikan perawatan menelan
oral setiap hari dan Mengurangi rasa
setelah makan, tidak nyaman,
gunakan sikat gigi meningkatkan rasa
halus, pasta sisi non sehat dan
abrasif, obat pencuci mencegah
mulut non alkohol pembentukan asam
dan pelembab bibir yang dikaitkan
dengan partikel
Cuci lesi mukosa oral makanan yang
dengan tertinggal
menggunakan Mengurangi
hidrogen peroksida / penyebaran lesi
salin atau larutan dan krustasi dari
soda kue kandidiasis dan
Anjurkan permen meningkatkan
karet / permen tidak kenyamanan
mengandung gula Merangsang saliva
untuk menetralkan
asam dan
melindungi
Dorong pasien untuk membran mukosa
tidak merokok Rokok akan
mengeringkan dan
mengiritasi
membran mukosa

9 Melaporkan Kaji pola tidur dan Berbagai faktor


peningkatan catat perubahan dapat
energi dalam proses berpikir meningkatkan
/ perilaku kelelahan,
termasuk kurang
tidur, penyakit ssp,
tekanan emosi dan
efek samping obat-
obatan / kemoterapi
Periode istirahat
yang sering sangat
Rencanakan dibutuhkan dalam
perawatan untuk memperbaiki /
menyediakan fase menghemat energi.
istirahat. Atur aktivitas Perencanaan akan
pada waktu pasien membuat pasien
sagat berenergi. Ikut menjadi aktif pada
sertakan pasien / waktu dimana
orang terdekat pada tingkat energi lebih
penyusunan rencana tinggi, sehingga
dapat memperbaiki
perasaan sehat dan
kontrol diri
Mengusahakan
kontrol diri dan
perasaan berhasil,
mencegah
Tetapkan timbulnya perasaan
keberhasilan aktivitas frustasi akibat
yang realitas dengan kelelahan karena
pasien aktivitas berlebihan
10 Mempertahankan Kaji status mental dan Menetapkan tingkat
orientasi realita neurologis dengan fungsional pada
umum dan fungsi menggunakan alat waktu penerimaan
kognitif optimal yang sesuai. Catat dan
perubahan orientasi, mewaspadakan
respon terhadap perawat pada
rangsang, perubahan status
kemampuan untuk yang dapat
mencegah masalah, dihubungkan
ansietas, perubahan dengan infeksi /
pola tidur, halusinasi kemungkinan
dan ide paranoid penyakit ssp yang
makin buruk,
stressor
lingkungan,
tekanan fisiologis,
Pantau adanya tanda- efek samping terapi
tanda infeksi ssp, obat-obatan
mis: sakit kepala, Gejala ssp
kekakuan nukal, dihubungkan
muntah, demam dengan meningitis /
ensefalitis
diseminata
mungkin memiliki
jangkauan dari
perubahan
kepribadian yang
tidak kelihatan
sampai kekacauan
mental, peka
rangsangan,
mengantuk,
pingsan, kejang
Susun batasan pada dan demensia
perilaku mal adaptif / Memberikan waktu
menyiksa, hindari tidur, emngurangi
pilihan pertanyaan gejala kognitif dan
terbuka kurang tidur
Diskusikan
penyebab / harapan Mendapatkan
di masa depan dan informasi bahwa
perawatan jika A2T telah muncul
demensia telah untuk memperbaiki
terdiagnosa. kognisi dapat
Gunakan istilah yang memberikan
kongkret harapan dan
kontrol terhadap
kehilangan
11 Menyatakan Jamin pasien tentang Memberikan
kesadaran kerahasiaan dalam penentraman hati
tentang perasaan batasan situasi lebih lanjut dan
dan cara sehat tertentu kesempatan bagi
untuk pasien untuk
menghadapinya memecahkan
masalah pada
situasi yang
Berikan informasi diantisipasi
akurat dan konsiste Dapat mengurangi
mengenai prognosis, ansietas dan
hindari argumentasi ketidakmampuan
mengenai persepsi pasien untuk
pasien terhadap membuat
situasi tersebut keputusan / pilihan
berdasarkan realita
Membantu pasien
Berikan lingkungan untuk merasa
terbuka dimana diterima pada
pasien akan merasa kondisi sekarang
aman untuk tanpa perasaan
mendiskusikan dihakimi dan
perasaan atau meningkatkan
menahan diri untuk perasaan harga diri
berbicara dan kontrol
Menciptakan
Berikan informasi interaksi personal
yang dapat dipercaya yang lebih baik dan
dan konsisten, juga menurunkan
dukungan untuk ansietas dan rasa
orang terdekat takut
12 Menunjukkan Tentukan persepsi Isolasi sebagian
peningkatan pasien tentang situasi dapat
perasaan harga mempengaruhi diri
diri saat pasien takut
penolakan / reaksi
Batasi / hindari orang lain
penggunaan masker, Mengurangi
baju dan sarung perasaan pasien
tangan jika akan isolasi fisik
memungkinkan mis: dan menciptakan
jika berbicara dengan hubungan sosial
pasien yang positif yang
dapat
meningkatkan rasa
Dorong kunjungan percaya diri
terbuka, hubungan Partisipasi orang
telepon dan aktivitas lain dapat
sosial dalam tingkat meningkatkan rasa
yang memungkinkan kebersamaan
Dorong adanya
hubungan yang aktif Membantu
dengan orang menetapkan
terdekat partisipasi pada
hubungan sosial
dapat mengurangi
kemungkinan
upaya bunuh diri
13 Menyatakan Kaji tingkat perasaan Menentukan status
perasaan dan tidak berdaya, mis: individual pasien
cara yang sehat ekspresi verbal / non dan mengusahakan
untuk verbal yang intervensi yang
berhubungan mengindikasikan sesuai pada waktu
dengan mereka kurang kontrol, efek pasien imobilisasi
daftar kurangnya karena perasaan
komunikasi depresi
Dorong peran aktif Memungkinkan
pada perencanaan peningkatan
aktivitas, menetapkan perasaan kontrol
keberhasilan harian, dan menghargai diri
yang realitas / dapat sendiri dan
dicapai dorong tanggung jawab
kontrol pasien dan
tanggung jawab
sebanyak mungkin,
identifikasi hal-hal
yang dapat dan tidak
dapat dikontrol
pasien
14 Mengungkapkan Tinjau ulang proses Memberikan
pemahamannya penyakit dan apa pengetahuan dasar
tentang kondisi / yang menjadi dimana pasien
proses dan harapan di masa dapat membuat
perawatan dari depan pilihan berdasarkan
penyakit tertentu informasi
Mengoreksi mitos
Tinjau ulang cara dan kesalahan
penularan penyakit konsepsi,
meningkatkan
keamanan bagi
pasien / orang lain
Memberikan pasien
kontrol mengurangi
resiko rasa malu
Berikan informasi dan meningkatkan
mengenai kenyamanan
penatalaksanaan
gejala yang
melengkapi aturan
medis, mis: pada Memberi
diare intermiten, kesempatan untuk
gunakan lomotil mengubah aturan
sebelum pergi untuk memenuhi
kegitan sosial kebutuhan
Tekankan perlunya perubahan /
melajutkan individual
perawatan kesehatan Memudahkan
dan evaluasi pemindahan dari
lingkungan
perawatan akut,
mendukung
Identifikasi sumber- pemulihan dengan
sumber komunitas, kemandirian
mis: rumah sakit /
pusat perawatan
tempat tinggal (bila
ada)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan republik Indonesia Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit


Meular Dan Penyehatan Lingkungan, Pedoman Nasional Terapi, 2004.
Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan
Departemen RI, Buku Pedoman Untuk Petugas Kesehatan Dan Petugas
Lainnya, Jakarta, 2003.
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta, 2000.
Suzanne C Smeltzer, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 2001.
Umar Zein, 100 Pertanyaan Seputar HIV / AIDS Yang Anda Ketahui, USU Press,
Medan, 2006.

Anda mungkin juga menyukai