TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg. Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah menjadi naik dan
2. Epidemiologi
memberikan gejala berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak,
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung.
Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada
80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,115 milyar kasus
di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan
3. Patofisiologi
Tekanan darah diatur oleh interaksi komplek antara ginjal, central nervous
system (CNS) dan peripheral nervous system (PNS), dan vascular endothelium di
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer, sehingga
semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan
sebagai berikut :
Selain curah jantung dan tahanan perifer, tekanan darah juga dipengaruhi
oleh tekanan atrium kanan. Pada tahap awal hipertensi essensial, curah jantung
jantung dan peningkatan tahanan perifer. Karena peningkatan tahanan perifer pada
hipertensi essensial terjadi secara bertahap dalam waktu yang lama, sedangkan
proses autoregulasi berlangsung dalam waktu yang cepat, maka diduga ada faktor
juga dengan kelainan struktural yang mengenai pembuluh darah dan jantung. Pada
sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut akibat
gangguan sirkulasi, dan mempertahankan tekanan darah dalam jangka waktu yang
yang bereaksi segera. Contohnya, baroreseptor yang terletak pada sinus karotis
dan arkus aorta, yang bertugas mendeteksi perubahan tekanan darah. Pergeseran
cairan kapiler antara sirkulasi dan interstisial, sistem hormon (angiotensin atau
yang beraksi dengan angiotensinogen (plasma protein yang diproduksi oleh hati)
darah. 23
pembuluh darah perifer yang mengakibatkan kekakuan pembuluh darah. Hal ini
sering disertai dengan penyempitan pembuluh darah dan pembesaran plak yang
dapat menghambat aliran darah, sehingga kerja jantung untuk memompa darah
4. Klasifikasi
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut Joint National Committee (JNC) 7.11
5. Manifestasi klinis
(dizzy), dan pusing. Hipertensi vascular akan menimbulkan rasa cepat lelah, sesak
nafas, sakit dada, bengkak kedua kaki dan perut. Gangguan vascular lainnya
Pada hipertensi, tekanan darah yang naik secara drastis dapat merusak
fibrin (protein berwarna agak putih) di dalam pembuluh darah, edema lokal, dan
pembuluh darah).8
6. Faktor risiko
pada individu atau masyarakat untuk terjangkitnya suatu penyakit atau terjadinya
status kesehatan tertentu. Faktor risiko yang dapat berpengaruh pada kejadian
hipertensi ada faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat
diubah.14
1) Umur
tahun dan serangan darah tinggi baru muncul sekitar usia 40 walaupun dapat
Bertambahnya umur maka risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga
prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%
dengan kematian sekitar di atas 65 tahun. Pada usia lanjut hipertensi ditemukan
hanya berupa kenaikan tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang lebih tepat
dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun (dengan meningkatnya
curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun
(dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur 30-
50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60
tahun.21
2) Jenis kelamin
laki-laki lebih tinggi sedikit dibandingkan wanita, antara usia 45 tahun sampai 55
tahun tekanan antara laki-laki dan wanita relatif sama, dan selepas usia tersebut
tekanan darah wanita meningkat jauh daripada laki-laki. Hal ini kemungkinan
wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormone estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara
3) Keturunan (genetik)
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.29 Pada 70-80 kasus
hipertensi esensial didapatkan juga riwayat hipertensi pada orang tua mereka.
Adanya faktor genetik pada keluaraga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
individu dengan orang tua menderita hipertensi daripada orang yang tidak
4) Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit hitam daripada
orang yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Namun, pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih
1) Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida dalam rokok
baik (HDL) dalam darah. Jika kadar HDL turun maka jumlah kolesterol dalam
darah yang akan diekskresikan melalui hati juga akan berkurang. Hal ini dapat
setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah detak
jantung 5-20 kali per menit. Rokok dapat meningkatkan risiko kerusakan
koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras. Pasien yang terkena hipertensi
essensial biasanya menghabiskan rokok lebih dari satu bungkus per hari dan telah
2) Kegemukan
Health USA, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa
Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita,
dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang
kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin
3) Stres
tekanan darah untuk jangka waktu yang singkat, reaksi tersebut lenyap kembali
seiring dengan menghilangnya penyebab stress tersebut. Hanya jika stress menjadi
4) Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga dapat menjaga tubuh tetap sehat, meningkatkan
lebih rendah untuk menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan
kolesterol tinggi. Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-
50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, latihan fisik antara 30-45 menit
sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi.22 Salah satu
bentuk latihan fisik adalah dengan berolahraga. Prinsip terpenting dalam olahraga
bagi orang yang menderita hipertensi adalah mulai dengan olahraga ringan yang
dapat berupa jalan kaki ataupun berlari-lari kecil. Program latihan fisik yang
berdasarkan rumus FIT. Pengukurannya didasarkan pada tiga hal yaitu frekuensi
(seberapa sering misalnya berapa hari dalam seminggu), intensitas (seberapa berat
latihan yang dilakukan apakah ringan, sedang, atau sangat aktif), dan time yaitu
bertambahnya usia. 10
lipoprotein (kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan
karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan
penyempitan sehingga tahanan aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik,
dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal,
subkutan dan didalam jaringan usus (omentum). Jaringan lemak subkutan didaerah
dinding perut bagian depan (obesitas sentral) sangat berbahaya daripada jaringan
lipoprotein sebagai alat angkut lipid yang bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke
sel-sel otot, dan lemak begitu juga pada trigliserida dalam aliran darah dipecah
menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein lipase yang berada
pada sel-sel endotel kapiler. Reseptor LDL oleh reseptor yang ada di dalam hati
akan mengeluarkan LDL dari sirkulasi. Pembentukan LDL oleh reseptor LDL ini
darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL, yaitu melalui jalur sel-sel
perusak yang dpat merusak LDL. Melalui jalur ini (scavenger pathway), molekul
LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah.
Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk pada dinding
pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan
ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium yang akhirnya berkembang menjadi
menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan aliran darah
dalam pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh
darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh
Serat dapat dibedakan atas serat kasar (crude fiber) dan serat makanan
(dietary fiber). Serat makanan adalah komponen makanan yang berasal dari
tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Serat makanan
total terdiri dari komponen serat makanan yang larut (misalnya: pektin, gum) dan
yang tidak dapat larut dalam air (misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin). Kadar
Serat bukanlah zat yang dapat diserap oleh usus. Namun peranannya sangat
penting karena pada penderita gizi lebih dapat mencegah atau mengurangi resiko
penyakit degeneratif. Serat larut lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol
bahwa kerusakan pembuluh darah bisa dicegah dengan mengkonsumsi serat. Serat
dengan jalan meningkatkan waktu transit bahan makanan melalui usus kecil.
Selain itu, konsumsi serat sayuran dan buah akan mempercepat rasa kenyang.
Dalam sebuah penelitian Harvard terhadap lebih dari 40.000 laki-laki, para
sekitar 40% risiko penyakit jantung koroner, dibandingkan dengan asupan rendah
serat. 8
8) Konsumsi alkohol
konsumsi alkohol, karena adanya bukti yang saling bertolak belakang antara
keuntungan dan resiko minum. Para pakar setuju bahwa mengkonsumsi alkohol
7. Diagnosis
Tekanan darah harus diukur secara akurat dan reliabel. Seseorang dikatakan
hipertensi jika angka pengukuran 140 mmHg sistolik dan atau 90 mmHg diastolik
atau lebih. Diagnosis hipertensi berdasarkan pada paling sedikit dua kali
pengukuran pada dua kesempatan yang berbeda, agar hasil pengukuran akurat dan
reliabel maka selama pengukuran pasien harus dikondisikan merasa nyaman dan
tenang. Pengukuran dilakukan setelah pasien dalam keadaan duduk atau berbaring
selama 5 menit.8
b. Evaluasi klinis
muncul tidak terlalu spesifik. Keluhan hipertensi antara lain sakit atau nyeri
kepala, tidak nyaman kepala, gelisah, mudah lelah, mudah marah, mudah
sakit di dada.8
B. Ikan Asin
1. Pengertian
Ikan sebagai salah satu bahan makanan yang mengandung protein tinggi
dan mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Ikan
masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami
proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui oleh semua
lapisan masyarakat untuk penghambatan kebusukan dari ikan. Salah satu cara
ikan yang diawetkan salah satunya adalah ikan asin. Ikan asin adalah bahan
makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan
banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya
membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan untuk jangka waktu berbulan-
bulan.
2. Cara pengolahan
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
dengan cara menaburkan garam pada seluruh bagian ikan dan rongga perut.
penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan karena
perbedaan konsentrasi. Cairan itu dengan cepat dapat melarutkan kristal garam
cairan dari dalam tubuh ikan, partikel garam akan memasuki tubuh ikan. Lama
kelamaan kecepatan proses pertukaran garam dan cairan semakin lambat dengan
garam didalam tubuh ikan. Bahkan pertukarn garam dan cairan tersebut berhenti
cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein denaturasi serta
Pengawetan ikan asin dilakukan dengan cara mengurangi kadar air dalam
badan ikan sampai titik tertentu sehingga bakteri tidak dapat hidup dan
berkembang lagi. Pengawetan ikan dengan cara penggaraman terdiri dari dua
proses, yaitu proses penggaraman dan proses pengeringan. Adapun tujuan utama
dari penggaraman sama dengan tujuan pengawetan dan pengolahan lainnya, yaitu
untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Ikan yang mengalami
utama dalam proses penggaraman ikan. Garam juga merupakan bahan pembantu
konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, serta
dapat memantapkan bentuk dan rupa.24 Kandungan natrium dalam 50 gram ikan
asin dapat mencapai 200- 400 mg, sedangkan konsumsi ikan dan hasil olahannya
dianjurkan tidak lebih dari 85 gram per hari. Konsumsi natrium yang berlebih
terjadinya hipertensi.24
LANDASAN TEORI
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg.8 Penyakit hipertensi dapat memberi gejala yang
berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung
Mozaik, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol (umur, jenis kelamin, genetik dan
etnis) dan faktor yang dapat dikontrol (merokok, kegemukan, latihan fisik, pola
makan tinggi natrium, konsumsi tinggi lemak, konsumsi serat, dan tingkat
dua kali lebih besar terkena hipertensi dibandingkan dengan keluarga yang tidak
memiliki riwayat hipertensi.8 Begitu juga dengan pertambahan usia, semakin tua
seseorang maka tekanan darah juga akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
dinding arteri akan mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen
dan menjadi kaku.21 Kecenderungan untuk menderita hipertensi pada pria dan
wanita adalah sama besarnya, hanya saja wanita akan dilindungi oleh hormon
Etnis, obesitas, stress juga merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam
kejadian hipertensi.8
22
menyebabkan jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan lebih tinggi
masyarakat seperti ikan asin, nasi goreng, keju, mie instan, kornet, margarin,
sardenes, dan lain-lain.12 Pada makanan khas suku Dayak, banyak makanan yang
mengandung tinggi natrium. Salah satunya ikan asin yang merupakan bahan
makanan yang terbuat dari daging ikan dengan menambahkan banyak garam.
Manfaat penambahan garam pada ikan sebagai bahan pengawet agar ikan dapat
Makanan lain yang juga mengandung natrium seperti juhu singkah (makanan
berkuah dari umbut rotan), juhu kujang, kalumpe, dan sebagainya. Makanan khas
Kalimantan Tengah seperti ikan asin tersebut hampir dikonsumsi setiap hari oleh
teori adalah:
Faktor Risiko
Hipertensi
Tidak dapat Dapat
dimodifikasi dimodifikasi
Umur Obesitas
Kebiasaan Konsumsi
Ikan Asin
Konsentrasi natrium
Volume Ekstraselular
Volume Darah
Pompa jantung
Hipertensi
Lama
konsumsi
Kebiasaan Jumlah
Konsumsi Ikan Hipertensi
konsumsi
Asin
Frekuensi
konsumsi
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Populasi
2016.
2. Sampel
Sampel diambil secara accidental sampling, yaitu semua pasien yang datang
dalam penelitian.
26
C. Instrumen Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah kebiasaan konsumsi ikan asin pada penderita
hipertensi ditinjau dari lama, jumlah, dan frekuensi konsumsi ikan asin.
E. Definisi Operasional
1. Penderita hipertensi adalah pasien yang didiagnosis oleh dokter atau tenaga
darah tinggi (140 mmHg sistolik dan atau 90 mmHg diastolik) yang tercatat
dalam rekam medik dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
2. Kebiasaan mengkonsumsi ikan asin ditinjau dari aspek lama, jumlah, dan
a. < 1 tahun
b. 1-5 tahun
c. > 5 tahun
(ukuran 1 potong ikan asin gabus sebesar 3 jari), ikan asin lais 2 potong
(ukuran 1 potong ikan asin lais sebesar 4 jari), ikan asin tapah 1 potong
(ukuran 1 potong ikan asin tapah sebesar 3 jari), ikan asin teri 50 ekor,
b. Lebih: jika dalam sekali mengkonsumsi ikan asin gabus > 1 potong
(ukuran 1 potong ikan asin gabus sebesar 3 jari), ikan asin lais > 2 potong
(ukuran 1 potong ikan asin lais sebesar 4 jari), ikan asin tapah > 1 potong
(ukuran 1 potong ikan asin tapah sebesar 3 jari), ikan asin teri > 50 ekor,
a. Sering: jika ikan asin dikonsumsi setiap hari atau 4-6 kali/minggu
F. Prosedur Penelitian
Penyerahan surat izin kepada:
Meminta surat ijin penelitian ke UPKTI
Meminta surat ijin penelitian ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Barito Timur
Meminta surat ijin penelitian ke Puskesmas
Tamiang Layang
Tahap Persiapan
Mengambil data di Puskesmas Tamiang
Layang
yaitu data penderita hipertensi diperoleh dengan wawancara dan pengisian data
variabel yang diteliti akan dideskripsikan dengan tabel sitribusi frekuensi yang
A. Data Demografi
Barito Timur mempunyai luas 866.4 km2, terdiri dari 10 desa dan 1 kelurahan.
adalah sebanyak 7.779 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 7.280 jiwa.
jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di desa Harara yang berjumlah
167 jiwa. Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Dusun Timur khususnya
wilayah kerja Puskesmas Tamiang Layang terdiri dari tingkat TK hingga SMA,
B. Karakteristik Responden
tersebut dapat dilihat pada gambar 5.1, gambar 5.2, dan gambar 5.3.
31
Universitas Lambung Mangkurat
32
Usia
40-45 tahun
23% 19%
46-50 tahun
51-55 tahun
15%
56-60 tahun
21%
61-65 tahun
22%
dan 61-65 tahun yaitu masing-masing sebanyak 12 orang dan yang paling sedikit
berusia 46-50 tahun yaitu sebanyak 8 orang. Hal ini disebabkan karena pada saat
memasuki usia lanjut, terjadi perubahan struktur pada pembuluh darah besar,
sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah
darah.25
Jenis Kelamin
40 38
35
30
25
20
15
15
10
5
0
Laki-laki Perempuan
yang kebanyakan adalah perempuan, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh hormon
estrogen yang terdapat pada perempuan. Seiring dengan bertambahnya usia, maka
Pekerjaan
9%
26%
PNS
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
42%
Petani
23%
pekerjaan ibu rumah tangga dan pekerjaan yang paling sedikit adalah petani. Hal
ini disebabkan karena sebagian besar responden yang datang ke Puskesmas adalah
Ibu rumah tangga memiliki aktivitas yang cenderung lebih ringan dibandingkan
lama konsumsi dan frekuensi konsumsi ikan asin di wilayah Puskesmas Tamiang
Layang Kabupaten Barito Timur dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini.
Lama konsumsi
< 1 tahun
1-5 tahun
> 5 tahun
100%
Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa lama konsumsi ikan asin
pada seluruh responden adalah > 5 tahun. Menurut penelitian Sung konsumsi
makanan tinggi garam seperti ikan asin maka risiko kejadian hipertensi akan
meningkat.30
Jumlah konsumsi
19%
Cukup
Lebih
81%
Berdasarkan gambar 5.5 tentang jumlah konsumsi ikan asin, dapat diketahui
responden yang mengkonsumsi ikan asin dalam jumlah yang cukup. Sebaiknya,
konsumsi ikan asin dan hasil olahannya tidak lebih dari 85 gram per hari.24
Ukuran 85 gram setara dengan 1 potong ikan asin gabus sebesar 3 jari, 2 potong
ikan asin lais (1 potong ikan asin lais sebesar 4 jari), 1 potong ikan asin tapah
sebesar 3 jari, 50 ekor ikan asin teri, atau 10 ekor ikan asin sepat. Jika seseorang
mengkonsumsi garam lebih dari 85 gram per hari dengan frekuensi sering, risiko
Frekuensi konsumsi
19%
setiap hari atau 4-6
kali /minggu
2-3 kali/minggu
21%
60% <1 kali/minggu
bahwa lebih banyak responden yang mengkonsumsi ikan asin dengan frekuensi
sering. Risiko terjadinya hipertensi bagi orang yang mengkonsumsi garam yang
berlebihan 5-6 kali per hari lebih besar dibandingkan dengan orang yang
Konsumsi ikan asin dalam waktu yang lama, jumlah yang lebih, dan
frekuensi yang sering diduga akan meningkatkan kadar natrium didalam darah.
Hormon ini dapat menyebabkan ginjal mengabsorbsi kembali air dalam jumlah
yang besar dari cairan tubulus ginjal. Hal ini merupakan kompensasi untuk
ikan asin dalam waktu lebih dari 5 tahun, 81% responden mengkonsumsi ikan
asin dalam kategori lebih, dan 60% responden mengkonsumsi ikan asin setiap
hari atau 4-6 kali/minggu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ayu yang didapatkan sebesar 63,01% yang mengkonsumsi ikan
asin dengan kategori lebih dan sebesar 36,99% yang termasuk dalam kategori
cukup. Sebanyak 54,8% subjek penelitian yang memiliki tekanan darah tinggi,
17,8% yang mengalami pre hipertensi dan 27,4% dengan tekanan darah normal.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan jumlah konsumsi ikan asin
dengan tekanan darah pada laki-laki usia 45-59 tahun di Dusun Bulu Kelurahan
asupan garam tinggi (65,2%), dan pola kelompok kontrol (yang tidak hipertensi)
asupan garam terbanyak adalah asupan garam rendah (76,1%).10 Berdasarkan hasil
penelitian Syukraini Irza tahun 2009 diketahui bahwa adanya peningkatan tekanan
darah seiring dengan bertambahnya usia dan merupakan akibat dari tingginya
target yaitu sebanyak 100 responden. Penelitian ini hanya meneliti pada 53
responden. Selain itu, penelitian ini juga tidak dapat memastikan apakah kejadian
hipertensi yang dialami oleh responden disebabkan karena konsumsi ikan asin
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sebanyak 100% responden biasa mengkonsumsi ikan asin dalam waktu > 5
tahun.
2. Sebanyak 81% responden biasa mengkonsumsi ikan asin dalam jumlah yang
3. Sebanyak 60% responden biasa mengkonsumsi ikan asin setiap hari atau 4-6
kali/minggu.
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan lama
bahaya mengkonsumsi ikan asin dalam waktu yang lama, jumlah yang lebih
39
DAFTAR PUSTAKA
9. Stefhany, E. Hubungan pola makan, gaya hidup, dan indeks massa tubuh
dengan hipertensi pada pra lansia dan lansia di posbindu Lelurahan Depok
Jaya tahun 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
2012.
11. Chobanian AV. The seventh eport of the joint national commite on
prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure: the
JNC 7 report. JAMA. 2003;289(19): 2561-2572.
12. Lubis, HR. Sejarah hipertensi. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan; 2008.
15. Sutanto. Cegah dan Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarta: Andi; 2010.
16. Engberink. Inversa association between dairy intake and hypertension : The
Rotterdam Study. American Journal of Clinical Nutrition. 2009;89(2):1877-
83.
19. Sudoyono. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbit; 2009.
23. Yogiantoro M. Hipertensi esensial dalam buku ajar ilmu penyakit dalam
Jilid I Edisi IV. Jakarta : FKUI, 2006.
24. Sari AM. Hubungan konsumsi ikan asin dengan tekanan darah pada laki
laki usia 45-59 tahun di Dusun Bulu Kelurahan Kalongan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Jurnal Gizi dan Kesehatan. 2015;
7(14): 20-27.
28. Nurhamidi. Studi konversi satuan ukuran rumah tangga kedalam berat
(gram) pada beberapa jenis makanan tradisional hasil olahan Masyarakat
Banjar Di Banjarmasin. Jurnal Skala Kesehatan. 2015;5(2):4.
30. Ha, SK. Dietary salt intake and hypertension. Journal Electrolyte Blood
Press. 2014; 12(1): 7-18.