Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG


Komunikasi informasi dan edukasi merupakan hal yang sering dipersoalkan pasien
dan keluarga menjadi sumber ketidakpuasan pasien. Kurangnya informasi dan komunikasi
bukan hanya sekedar menimbulkan ketidakpuasan pasien saja, tetapi kurangnya
komunikasi baik antar dokter dengan pasien maupun dokter dengan dokter atau petugas
kesehatan lain sering berakibat timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam analisis
root causes of sentinel events yang dilaporkan oleh the Joint Commision selama periode
1995 sampai dengan 2004, yang diperoleh dari 2.966 kejadian adverse event, disimpulkan
bahwa faktor komunikasi merupakan penyebab terbesar (68%) yang mendasari terjadinya
adverse events.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang Profesor di beberapa rumah sakit
besar dan ternama di Indonesia tentang kepuasan pelayanan yang ada di beberapa rumah
sakit tersebut para pasien dan keluarga sebagian besar mereka sangat puas tentang
pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut dan ketika pasien dan keluarga ditanya tentang
informasi dan edukasi tentang kesehatan yang didapat ketika perawatan di rumah sakit
maka mereka sangat tidak puas tentang informasi yang diberikan oleh petugas Rumah
Sakit.
Tunturan akreditasi JCI bahwa pelayanan kesehatan harus berfokus pada
pasien dalam hal ini akan memberikan pendidikan berupa informasi dan edukasi tentang
kebutuhan pasien saat dirawat /pindah ke rumah sakit lain /ketika pasien pulang dirumah
sakit dengan tujuan pasien dan keluarga mampu merawat diri dan keluarganya yang
disebut self management, suatu kondisi dimana pasien dapat mengelola dirinya sendiri.

1
I.2. TUJUAN
I.2.1. Tujuan Umum :
Sebagai panduan petugas pemberi pelayanan Rumah Sakit RK.Charitas dalam
memberikan informasi dan edukasi dengan tekhnik komunikasi yang efektif dalam
memberikan pelayanan yang ada di Rumah Sakit.

I.2.2. Tujuan Khusus :


1. Setiap petugas mampu memberikan informasi dan edukasi pasien dan keluarga
secara efektif
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi pasien dan keluarganya
3. Meningkankan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta mengurangi resiko
medico-legal
4. Menjalin hubungan yang baik antar provider ( pemberi layanan) pasien dan
keluarganya
5. Mendukung layanan medis yang bersifat integrative
6. Memenuhi persyaratan standar akreditasi Versi 2012: pendidikan pasien dan
keluarga

I.3. MANFAAT
1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan di Rumah Sakit
2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada petugas pemberi layanan
3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.
4. Meningkatkan kepercayaan diri petugas dalam memberikan pelayanan di Rumah
Sakit

2
BAB II
INFORMASI DAN EDUKASI

II.3. DEFINISI
Edukasi
adalah suatu proses kegiatan yang terukur untuk mendorong terjadinya perubahan
pengetahuan, wawasan, sikap, dan perilaku seseorang dengan sasaran mengenai suatu
kegiatan secara wajar, sehingga seseorang bersedia dan dapat melaksanakandan tanggung
jawab atas keberhasilan dan atau kegagalannya.

II.6. SIFAT KOMUNIKASI


II.6.2. Komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi):
Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman Pelayanan,
Pedoman Fisioterapi)
Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan qualitas
hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat Pedoman Pelayanan, Pedoman Gizi,
Pedoman Fisioterapi, Pedoman Farmasi).
Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan
nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit).

II.7. HAMBATAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


II.7.1. Pesan tidak jelas dan menimbulkan tafsiran/persepsi lain.
II.7.2. Cara penyampaian tidak tepat atau tidak disukasi komunikan.
II.7.3. Komunikator dan komunikan tidak siap melakukan komunikasi.
II.7.4. Hubungan antara komunikator dengan komunikan tidak baik.
II.7.5. Berbicara terlalu lambat dan terlalu cepat (lisan) atau kalimat terlalu kompleks dan
naskahnya panjang (tertulis).

3
II.7.6. Terlalu sering muncul gumaman (intruding sound) dalam berbicara,
seperti emmm, eeee, oooo, dsb. Gumaman akan menimbulkan persepsi, pembicara
tidak menguasai materi pembicaraan. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).

BAB III
TATA LAKSANA EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA

III.1. APA ITU EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA ?


Edukasi pasien adalah pengetahuan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga selama
proses asuhan maupun setelah pasien dipulangkan ke pelayanan kesehatan lain atau
ke rumah dengan harapan pasien / keluarga dapat merubah perilaku dan menagemen
sakitnya secara mandiri..
Pengedukasi harus memiliki keterampilan dan bertanggung jawab terhadap pasien.
Pasien perlu mengetahui kapan, bagaimana dan mengapa mereka perlu membuat
perubahan pola hidup.
Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan dengan
kondisi kesehatannya sesuai dengan kebutuhannya.

III.2. SIAPA YANG MEMBERIKAN EDUKASI

4
Yang memberikan edukasi pasien dan keluarga adalah semua petugas yang memberikan
pelayanan yang ada di Rumah Sakit kepada pasien dan keluarga sesuai dengan
kompetensinya masing-masing

III.3. PROSES EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA


III.3.1. Asesmen Kebutuhan Edukasi pasien dan keluarga
Asesmen adalah : suatu penilian yang komprehensif dan melibatkan anggota
tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan, yang mana hasil keputusannya
dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan pasien sebagai
dasar untuk menyusun suatu rancangan pendidikan pasien dan keluarga.

Tahap asesmen pasien:


Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien
& keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM):
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
c. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: depresi, senang dan marah)
d. Keterbatasan fisik dan kognitif.
e. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.

Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.


Setelah melalui tahap asesmen pasien, ditemukan :
a. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan
keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
c. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien marah
atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan
menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi,
pasien bisa menghubungi medical information.
Tujuan pengkajian :

5
a. Untuk menyaring dan mengidentifikasi kebutuhan pasien, kekhwatiran dan
pilihan.
b. Untuk merancang kebutuhan pendidikan pasien
c. Untuk membuat keputusan tentang perencaanaan edukasi pasien.
d. Untuk memonitor dan mengevaluasi kefektifan program.

III.3.2. Perencanaan Edukasi Pasien dan Keluarga


Perencanaan adalah suatu langkah yang diambil setelah memperoleh assesmen
kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga dengan benar dan merencanakan
tindakan edukasi yang membantu pasien/keluarga untuk membuat perubahan pola
hidup.
Perencanaan yang efektif
a. Perencanaan yang efektif dapat dilakukan dengan membangun sistem
jembatan antara kebutuhan pasien dan kekhawatiran pasien :
b. Untuk suatu rencana yang efektif, kita harus menemukan cara untuk
membangun jembatan antara kebutuhan dan kekhawatiran pasien.
c. Jembatan yang anda bangun akan dibentuk dengan apa yang anda pelajari
selama asesmen.

Jembatan kebutuhn dan kekhawatiran

Kekhawatira Jembata Kekhawatir


n Pasien n an Pasien

Contoh sederhana cara untuk menjembatani antara kebutuhan dan kekhawatiran pasien

Kebutuhan pasien Kekhawatiran Jembatan


pasien
Pasien harus berolah Olahraga akan Dengan berolah raga, akan membuat otot
raga membuat saya anda semakin kuat yang mengurangi rasa
bertambah sakit sakit. Mari kita cari tahu suatu latihan
yang cocok untukmu.

6
Jantung pasien Saya tidak akan makan Makan yang rendah kolesterol enak juga.
seharusnya rendah semua makanan Ini resep yang bagus. Dan anda juga dapat
kolesterol kesukaan saya memanjakan diri anda sesekali.
Kemoterapi harus Rambutku akan rontok Kemoterapi membunuh sell yang
dilakukan gampang tumbuh, seperti rambut dan
kanker. Sementara itu mari kita cari
topi,serban atau wig.
Pasien sebaiknya tidak Bila pasien tidak Memberikan edukasi mengenai
beraktivitas (bed rest) beraktivitas di luar pencegahan pasien jatuh kepada pasien
tempat tidur maka badan dan keluarga
terasa sakit
Pasien bisa beristirahat Bila pasien - Memberikan edukasi mengenai
mengkonsumsi obat kegunaan dan efek samping obat
maka akan - Memberikan edukasi mengenai
ketergantungan pencegahan pasien jatuh kepada pasien
dan keluarga
III.3.3. Pelaksanaan Edukasi
Pelaksanaan edukasi pasien dilakukan berdasarkan assesmen dan perencanaan
yang telah dibuat.
Metode pelaksanaan disesuaikan dengan kemampuan pasien secara fisik dan
kognitif.
Dalam pelaksanaan edukasi pasien sering didapatkan hambatan / tantangan dari
pasien itu sendiri yang mengalami tekanan fisik dan psikis serta dari keluarga dan
lingkungan.
Contoh hambatan / rintangan yang mungkin kita temukan :

Hambatan / Perilaku Pelaksanaan


Rintangan
Penolakan, Pasien merasa terganggu, Beritahukan kepada pasien anda
amarah, gelisah tidak tertarik, kurang bahwa perasaan seperti itu normal,
atau depresi bersahabat dan tidak yakin siapapun dapat khawatir.
ada masalah. Gunakan kesempatan untuk
mengasses ulang untuk kekhawatiran

7
yang baru.

Sakit fisik Pasien tidak mampu Fokus pada pengelolaan rasa nyeri
berkonsentrasi pasien anda sebelum menerapkan
rencana
Sakit akut Semua energi pasien Memusatkan perhatian pada rasa
difokuskan pada takut dan kecemasan pasien anda
pengkopian penyakit. dahulu, lalu fokus pada
Pasien mengalami kesulitan pengembangan skil baru.
untuk belajar.

Proses Pasien mengalami kesulitan Cobalah memberi suatu materi yang


pembelajaran untuk mengerti materi berpariasi dan luas termasuk cara
tidak mampu pendidikan disajikan. pelaksanaannya

Cara mengatasi hambatan yang mungkin terjadi :


1. Bila terdapat pasien yang akan di edukasi : tuna rungu/tuna netra/tuna
wicara/tidak bisa membaca, maka komunikasi dapat dibantu melalui media
cetak (spt : leaflet, booklet, modul),Verbal, Multimedia dan kombinasi. Juga
dapat dilakukan kepada saudara sekandung / saudara yang tinggal serumah /
orang yang membantu proses penyembuhan pasien.
2. Bila ditemukan hambatan emosional pasien (pasien depresi/marah/tidak mau
di edukasi) maka komunikasi yang efektif pada saat edukasi adalah memberikan
materi edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet/booklet. Apabila pasien
tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi medis dan para medis

III.3.4. Evaluasi
Evaluasi edukasi pasien dilakukan dalam bentuk Verifikasi.

8
Verifikasi adalah suatu proses untuk mengukur tingkat pemahaman pasien setelah
mendapatkan edukasi sehingga pasien mampu melaksanakan dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari hari.
Tahap cara Verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan :
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali
eduksi yang telah diberikan.Pertanyaannya adalah: Dari materi edukasi yang
telah disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya
dengan pertanyaan yang sama: Dari materi edukasi yang telah disampaikan,
kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan
dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar
pasien setelah pasien tenang.

III.3.5. Dokumntasi
Merupakan catatan keseluaruhan edukasi pasien mulai dari Assesment,
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
Pencatatan ini akan di simpan menjadi Medical record pasien
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
formulir edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter
dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan
keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar. Dengan
diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan
dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien,serta pasien mengikuti semua arahan dari
rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
III.4. MANFAAT

9
BAB IV
DOKUMENTASI KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI
IV.1. DASAR KEBIJAKAN
1. Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit Versi 2012
2. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan
tekhnik KIE (Komunikasi,Informasi dan Edukasi)
3. Standar Rumah Sakit Internasional JCI ( Joint Commission International) BAB 1
layanan fokus pada pasien Standar 7 tentang pendidikan pasien dan keluarga
IV.2. KEBIJAKAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
IV.2.1. Kebijakan Umum Rumah Sakit
Pelayanan rumah sakit di seluruh unit kerja harus selalu berfokus pada pasien
(patient centeredness) dengan melaksanakan akses pelayanan dan kontinuitas,

10
memenuhi hak pasien dan keluarga serta memberikan edukasi kepada pasien,
keluarga dan masyarakat
IV.2.2. Kebijakan PKRS Tentang Pendidikan Pasien dan Keluarga
1. Pasien yang masuk ke Rumah Sakit harus dikaji kebutuhan pendidikannya,
kemudian pasien dan keluarga diberi pendidikan sesuai kebutuhannya.
2. Dokter ruangan/ DPJP harus memberikan informasi medis dan edukasi
secara kolaboratif kepada pasien dan keluarga berdasarkan Clinical
pathway
3. Dalam memberikan pendidikan pasien dan keluarga, tim PKRS
bekerjasama dengan:
Dokter spesialis
Dokter umum
Perawat
Bidan
Apoteker
Ahli gizi
Laboratorium
Radiologi
Rehabilitasi Medis
Psikologi
Pastoral Care
Administrasi
Costumer service
4. Tim PKRS mengkoordinir disetiap bagian tentang pembuatan bahan materi
kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga
5. Metode /cara pemberian pendidikan pasien dan keluarga dijelaskan secara :
Verbal
Praktek
Audiovisual
Demonstrasi
Diskusi
Ceramah
Seminar
6. Materi pemberian pendidikan pasien dan keluarga meliputi :
Leaflet
Modul

11
Alat yang mendukung kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga

7. Rumah Sakit menggunakan materi dan proses Pendidikan Pasien dan


Keluarga meliputi topik topik sebagai berikut :
Penggunaan obat obatan yang di dapat pasien secara efektif dan aman
termasuk efek samping obat.
Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman
Potensi interaksi antara obat yang diresepkan dengan obat lainnya serta
makanan
Diet dan nutrisi
Manajemen nyeri
Teknik teknik rehabilitasi
8. Pendidikan pasien dibawah umur / gangguan kognitif diberikan melalui
keluarga yang bertanggung jawab terhadap pasien
9. Pada pasien yang menggunakan bahasa asing/ daerah maka akan
diupayakan translater sesuai dengan bahasa yang digunakan
10. Petugas pemberi pendidikan memiliki pengetahuan yang kompeten
tentang materi yang akan diberikan
11. Petugas harus menyediakan waktu khusus dalam memberikan pendidikan
kepada pasien dan keluarga
12. Petugas pemberi pendidikan memiliki kemampuan komunikasi yang baik
sesuai dengan panduan komunikasi efektif dalam pemberian informasi
dan edukasi
13. Rumah Sakit melalui PKRS mengidentifikasi dan menjalin kerjasama
dengan sumbersumber yang ada di komunitas yang mendukung proses
kesehatan berkelanjutan seperti :
Puskesmas, Balai Pengobatan
Praktek bidan / klinik Bidan
Dokter praktek
Rumah sakit /klinik kesehatan
14. Bila kondisi pasien mengindikasikan / terjadi hambatan pemberian
pendidikan pasien dirujuk ke bagian-bagian menjamin kontinuitas
pelayanan yang ada di rumah sakit .
15. Penanggungjawab edukasi secara lengkap pada pasien dan keluarga
adalah perawat ruangan ketika pasien hendak pulang
16. Hasil pengkajian dan pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga
didokumentasikan di Rekam Medis dalam formulir Pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan Pasien Dan Keluarga
17. Pemberian Pendidikan Pasien dan Keluarga dilakukan Verifikasi tingkat
pemahaman pendidikan yang telah diberikan.

12
18. Pasien yang memiliki kebutuhan berkelanjutan untuk dirumah / falisitas
kesehatan lainya maka pasien dilakukan perencanaan pulang (Discharge
Planning).
19. Pemberian informasi dan edukasi yang tidak termasuk dalam kebutuhan
edukasi atau surat pemberitahuan lainnya maka informasi dan edukasi
tetap diberikan dan didokumentasikan dalam formulir informasi dan
edukasi harian
20. Pasien rawat jalan yang ingin membutuhkan penjelasan lebih lanjut
tentang rencana diagnosis, kondisi penyakitnya maka informasi akan
diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian
informasi dan edukasi dan PPK (Panduan Praktik Klinis).

IV.3. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


1. Petugas pemberi informasi dan edukasi memastikan identitas pasien sesuai dengan
SPO Identifikasi Pasien.
2. Ciptakan suasana yang nyaman
Petugas pemberi informasi edukasi memperkenalkan diri kepada pasien yang akan
diberi informasi atau pendidikan.
a. Nama
b. Materi dan alat
c. Maksud dan tujuan
3. Petugas pemberi informasi dan edukasi memberikan penjelasan tentang materi
yang akan disampaikan melalui:
a. Lisan (diskusi, ceramah, seminar, demonstrasi) apabila pasien atau keluarga
tidak mengalami hambatan emosional dan fisik.
b. Tulisan (leaflet, modul, poster, banner) diberikan kepada:
Pasien dan atau keluarga sebagai pendukung materi yang telah disampaikan.
pasien atau keluarga yang mengalami hambatan emosional dan fisik.
c. Audio-visual (CD/DVD)
Pasien dan atau keluarga sebagai pendukung materi yang telah disampaikan.
pasien atau keluarga yang mengalami hambatan emosional dan fisik.
Disampaikan di lingkungan rumah sakit seperti di ruang tunggu, ruang
konsultasi dan melalui operator.

4. Petugas pemberi informsai dan edukasi memberikan kesempatan terhadap pasien


dan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.
5. Petugas pemberi informasi dan edukasi melakukan verifikasi bahwa pasien dan
keluarga telah menerima dan memahami pendidikan yang diberikan

13
6. Tenaga kesehatan memberikan formulir pelaksanaan edukasi untuk ditanda tangani
oleh pasien dan keluarga dan didokumentasikan di rekam medik.
7. Tenaga kesehatan memberikan nomor telpon yang dapat dihubungi jika sewaktu-
waktu diperlukan tentang penjelasan materi Edukasi dan dapat menghubungi
Medical Service Hot line 0711 353575 Ext 288/ Costomer service Rumah Sakit.
8. Tenaga kesehatan mengucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
9. Tenaga kesehatan membuat perencanaan berikutnya terkait pemberian pendidikan
dan bila perlu dirujuk ke sumber sumber yang tersedia di komunitas

IV.4. FORMULIR YANG DIGUNAKAN


1. Formulir pengkajian pendidikan pasien dan keluarga berada didalam pengkajian
umum pasien. (Terlampir)
2. Formulir Penilaian Kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga (Terlampir)
3. Formulir pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga (Terlampir)
4. Formulir Informasi dan edukasi harian (Terlampir)
5. Logbook evaluasi pendidikan pasien da keluarga (Terlampir)

IV.5. SASARAN MUTU YANG DITETAPKAN


1. Indikator : Pemberian pendidikan pasien dan
keluarga sesuai dengan kebutuhannya dalam formulir
pelaksanaan PPK
Deskripsi : Jumlah pengisian formulir pendidikan pasien dan keluarga di
ruang rawat inap
Formula : Jumlah formulir PPK terisi sesuai dengan kebutuhannya X 100%
Total jumlah formulir PPK pasien rawat ianap

Frekuensi Ukuran : 1 bulan sekali


Sumber Data : Formulir pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga

2. Indikator : Pemberian informasi dan edukasi oleh DPJP


Deskripsi : Jumlah pengisian formulir PPK oleh DPJP
Formula : Jumlah pengisian formulir PPK oleh DPJP X 100%

14
Total jumlah formulir PPK pasien rawat ianap

Frekuensi Ukuran : 1 bulan sekali


Sumber Data : Formulir pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga

IV.6. DOKUMENTASI
Pendokumentasian hasil pendidikan pasien dan keluarga berada dalam rekam medis
pasien mulai dari asesmen sampai evaluasi dan verifikasi pasien :
Nama pentugas yang mengkaji
Nama petugas pemberi pendidikan pasien dan keluarga
Tanggal pengkajian dan pelaksanaan
Media /metode yang digunakan
Hambatan
Cara mengatasi hambatan
Verifikasi

BAB V
PENUTUP

Komunikasi merupakan landasan bagi profesi multidisiplin ilmu dalam


memberikan pelayanan kepada masyarakat Rumah Sakit ( Petugas Rumah Sakit, Pasien,
Keluarga pasien, Pengunjung Rumah Sakit ). Proses komunikasi merupakan suatu
penyampaian pesan, ide, atau lambang kepada orang lain agar dapat mencapai persepsi yang
sama sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Tujuan berkomunikasi adalah
memudahakan dan melancarkan pencapaian tujuan. Unsur dasar komunikasi terdiri atas
komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan, ingkungan, dan
umpan balik.

15
Kemampuan petugas menerapkan proses pemberian pendidikan kepada pasien
dan keluarga melalui beberapa tahapan mulai pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan
keluarga, menilai kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga, melaksanakan edukasi, evaluasi
sampai verifikasi tingkat pemahaman pasien dan keluarga dengan tekhnik demikian maka
diharapan seluruh petugas pemberi layanan kepada pasien dan keluarga dapat melakukan
proses pemberian informasi dan edukasi secara efektif dan didukung dengan komunikasi
efektif.

LAMPIR
1. Formulir pengkajian pendidikan pasien dan keluarga
2. Formulir Penilaian Kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga
3. Formulir pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga
4. Formulir Informasi dan edukasi harian
5. Logbook evaluasi pendidikan pasien da keluarga

16

Anda mungkin juga menyukai