Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Indonesia Sebagai Negara
Maritim.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengenalan Ilmu Prekanan (PIPK). Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang sangat luas.
Hal ini merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk
dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, termasuk nelayan dan keluarganya.
Sebagian besar kegiatan perikanan di Indonesia tidak memiliki dasar teori maupun ilmu
pengetahuan yang benar tentang dunia perikanan. Untuk mengajarkan para pembudidaya dan
nelayan tentang dunia perikanan maka dibutuhkan proses penyuluhan yang baik. Dengan
adanya penyuluhan maka masyarakat perikanan dapat mendapatkan keuntungan yang
maksimal dari pekerjaan mereka yang berhubungan dengan dunia perikanan.
Dalam kegiatan usaha perikanan, terlibat tiga unsur utama yaitu komoditas perikanan,
lingkungan dan manusia sebagai pengelolanya. Upaya meningkatkan pendapatan rumah
tangga nelayan dapat dilakukan melalui perbaikan pengelolaan proses produksi dan pasca
panen perikanan tangkap maupun budidaya, penerapan teknologi yang tepat, memperbaiki
keadaan lingkungan, serta sangat penting untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan
sumber daya manusianya.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Indonesia masih layak disebut sebagai negara agraris ?
2. Bagaimana perbandingan antara luas daratan dan luas perairan di Indonesia?
3. Apa sebutan yang layak diberikan untuk negara Indonesia dilihat dari letak
geografisnya ?

3.TUJUAN
1. Untuk mengetahui apakah Indonesia masih layak isebut sebagai negara agraris.
2. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara luas daratan dan luas perairan di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui mengapa Indonesia seharusnya disebut negara maritim.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Indonesia sebagai Negara Agraris
Indonesia disebut Negara agraris karena memiliki luas lahan yang luas dan keaneka
ragaman hayati yang sangat beragam. Hal ini sangat memungkinkan menjadikan Negara
Indonesia sebagai Negara agraris terbesar di Dunia. Di Negara agraris seperti Indonesia,
pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Selain itu ada
peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan. Indonesia dikenal sebagai negara
agraris karena sebagian besar penduduknya mempunyai pencaharian sebagai petani.
Ironisnya, negeri ini kini harus mengimpor sejumlah komoditas pangan untuk memenuhi
kebutuhan rakyatnya.

Kemajuan pertanian di Indonesia tidak terlepas dari peran para petani yang memiliki
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai yaitu tiada lain adalah para pemuda yang
memiliki semangat serta cita-cita dalam mengembangkan sector pertanian yang sangat
potensial ini. Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam proses revitalisasi sector pertanian dan
agribisnis yang akhir-akhir ini mengalami penurunan. Pertanian seringkali dipandang sebelah
mata oleh kalangan menengah ke atas, petani dianggap pekerjaan yang kotor dan identik
dengan kemiskinan. Jika di kelola dengan baik dan dengan manajemen yang baik pula maka
bukan tidak mungkin pertanian adalah satu-satunya penopang perekonomian rakyat yang
mampu meningkatkan kesejahteraan, dan bukan tidak mungkin petani-petani akan memakai
dasi dan sejajar dengan pengusaha- pengusaha di sektor non pertanian. Sektor pertanian yang
sedemikian pentingnya yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan pangan nasional kini mulai
kurang diminati. Oleh karea itu pemudalah yang bertanggung jawab untuk menggerakan
kembali sector ini supaya menjadi andalan dalam peningkatan perekonomian maupun
peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan
sejahtera.
2. Indonesia sebagai Negara Maritim
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah
Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2 Dua pertiga wilayah Indonesia merupakan
perairan atau wilayah laut. Luas wilayah perairan di Indonesia mencapai 3.287.010 km2
Adapun wilayah daratan hanya 1.906.240 km2. Wilayah laut teritorial merupakan laut yang
masuk ke dalam wilayah hukum Negara Indonesia. Berdasarkan Territoriale Zee en
Maritieme Kringen Ordonante tahun 1939, wilayah teritorial Laut Indonesia ditetakkan
sejauh 3 mil diukur dari garis luar pantai.

Ketetapan tersebut sangat merugikan negara Indonesia. Oleh karena laut menjadi
penghubung pulau-pulau yang tersebar di wilayah Indonesia. Wilayah laut teritorial yang
ditetapkan hanya sejauh 3 mil diukur dari pantai, banyak wilayah laut bebas di perairan
Indonesia. Akibatnya, kapal dari negara lain bebas keluar masuk perairan Indonesia. Mereka
juga mengambil sumber daya alam yang terdapat di laut. UNCLOS (United Nations
Conference of the Law Of Sea) atau Konferensi Hukum Laut Internasional yang
diselenggarakan pertama kali pada tahun 1958 di Geneva. Deklarasi Juanda kemudian
diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960.

Pada Konferensi Hukum Laut Internasional, tahun 1982, di Jamaika, wilayah perairan
Indonesia mendapat pengakuan dari dunia internasional. Dengan demikian, wilayah perairan
Indonesia meliputi Wilayah Laut Teritorial, Zona Ekonomi Eksekutif (ZEE), dan Batas
Landas, Kontinen.

a. Wilayah Laut Teritorial.

Wilayah laut teritorial Indonesia ditetapkan sejauh 12 mil diukur dari garis pantai terluar.
Apabila laut yang lebarnya kurang dari 24 mil dikuasai oleh dua negara maka penentuan
wilayah laut teritorial tiap-tiap negara dilakukan dengan cara menarik garis yang sama
jauhnya dari garis pantai terluar.

b. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif yaitu perairan laut yang diukur dari garis pantai terluar sejauh 200
mil ke arah laut lepas. Apabila Zona Ekonomi Eksklusif suatu negara berhimpitan dengan
Zona Ekonomi Eksklusif negara lain maka penetapan melalui perundingan dua negara. Di
dalam zona ini, bangsa Indonesia mempunyai hak untuk memanfaatkan dan mengolah segala
sumber daya alam yang terkandung di dalam

c. Batas Landas Kontinen

Batas landas kontinen adalah garis batas yang merupakan kelanjutan dari benua yang
diukur dari garis dasar laut ke arah laut lepas hingga kedalaman 200 meter di bawah
permukaan air laut. Sumber daya alam yang terkandung di dalam Landas Kontinen Indonesia
merupakan kekayaan Indonesia. Pemerintah Indonesia berhak untuk memanfaatkan sumber
daya alam tersebut.

Indonesia memiliki luas 5,8 juta km2 dengan panjang garis pantai 95.181 km. Jika dipetakan
di belahan bumi lain, luas wilayah nusantara setara jarak antara Irak hingga Inggris (Timur-
Barat) atau Jerman hingga Aljazair (Utara-Selatan). Adapun 2/3 wilayah Indonesia adalah
laut. Letaknya yang seksi, ditopang potensi sumber daya alam yang berlimpah, membuat
negara lain tergoda untuk bisa memanfaatkan kekayaan alam yang besar ini.

Sejak zaman kerajaan-kerajaan jauh sebelum Indonesia merdeka, semangat maritim


sudah menggelora di bumi pertiwi tercinta ini, bahkan beberapa kerajaan zaman itu mampu
menguasai lautan dengan armada perang dan dagang yang besar. Namun semangat maritim
tersebut menjadi luntur tatkala Indonesia mengalami penjajahan oleh pemerintah kolonial
belanda. Pola hidup dan orientasi bangsa dibelokkan dari orientasi maritime ke orientasi
agraris (darat). Memasuki zaman kemerdekaan, berbagai upayapun telah dilakukan oleh para
pendahulu bangsa ini untuk kembali menggelorakan semangat maritim bangsa Indonesia.
Sebagai negara merdeka, Indonesia mulai berupaya mendapatkan pengakuan dunia sebagai
Negara Kepulauan.
Namun upaya ini tidaklah mudah karena dibutuhkan kemampuan diplomasi serta
pemahaman tentang hukum laut dan hukum internasional yang baik. Akhirnya pada tanggal
13 Desember 1957 terbitlah Pengumuman Pemerintah tentang Perairan Indonesia yang
dikenal dengan Deklarasi Djuanda yang mendeklarasikan Wawasan Nusantara yang
bertujuan untuk menyatukan nusantara dalam suatu kekuatan hukum untuk menghindari
disitegrasi bangsa Indonesia. Meski secara de yure sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945, sudah ditetapkan bahwa Indonesia yang diproklamasikan adalah Ex
Nederlands Indie (Hindia Belanda), sebuah negara yang terdiri dari gugusan pulau yang kini
dikenal dengan Negara Kepulauan. Pelurusan sejarah dan persamaan persepsi harus dibangun
bahwa Deklarasi Djuanda 1957 bukan awal dari deklarasi Indonesia sebagai Negara
Kepulauan namun merupakan penyesuaian terhadap Proklamasi 17 Agustus 1945.

3. Kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia


Pengakuan Internasional bahwa Indonesia merupakan Negara Kepulauan akhirnya
tercapai dalam UNCLOS 1982. UNCLOS 1982 memberikan kewenangan dan memperluas
wilayah laut Indonesia dengan segala ketatapan yang mengikutinya. Perluasan wilayah
Indonesia dalam UNCLOS 1982 tidak hanya wilayah laut teteapi juga wilayah udara. Selain
itu juga terjadi perluasan hak-hak berdaulat atas kekayaan alam di ZEE serta landas kontinen
serta Indonesia juga masih memiliki hak atas pengelolaan natural reseources di laut bebas dan
di dasar samudera. Kesemuanya ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat kaya.
Dekalarasi DJuanda 1957 yang menegaskan konsepsi Wawasan Nusantara memberikan kita
anugerah yang luar biasa baik itu laut, darat maupun udara. Sementara UNCLOS 1982
menempatkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan dengan potensi ekonomi maritim sangat
besar. Sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas
5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km persegi dan wilayah Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17.840 pulau di
Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181 km.
Dengan cakupan yang demikian besar dan luas, tentu saja laut Indonesia mengandung
keanekaragaman suberdaya alam laut yang potensial, baik hayati dan non-hayati yang
tentunya memberikan nilai yang luar biasa pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu
karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber
energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi, mineral langka dan juga media transportasi
antar pulau yang sangat ekonomis. Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua
samudra dimana paling tidak 70 persen angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur
Tengah dan Asia Selatan ke wilayah Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita.
Permasalahan yang muncul kemudian adalah sejauh mana bangsa ini memanfaatkan peluang
yang begitu fantastis itu. Pada zaman pemerintahan Ir. Soekarno sebagai presiden selalu
terkumandang semangat maritim, namun dalam implementasi kebijakan pembangunan
khusus dibidang laut sepertinya tidak serius, namun paling tidak sudah ada upaya
menggelorakana semangat maritim. Salah satu statement Ir. Sukarno pada National Maritime
Convention (NMC) 1963 adalah Untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara
kuat, negara makmur, negara damai yang merupakan national building bagi negara Indonesia.
Maka negara dapat menjadi kuat jika dapat menguasai lautan. Untuk menguasai lautan kita
harus menguasai armada yang seimbang.
Kondisi hilangnya orientasi pembangunan maritim bangsa Indonesia semakin jauh
tatkala memasuki era Orde Baru, kebijakan pembangunan nasional lebih diarahkan ke
pembangunan berbasis daratan (land based oriented development) yang dikenal dengan
agraris, bahakan dengan bangga indonesia didelaksikan sebagai negara agraris penghasil
produk rempah-rempah dan produksi pertanian yang spektakuler. Kebijakan Orde Baru ini
sejalan dengan perlakuan pemerintah kolonial Belanda saat menjajah bangsa Indonesia.
Pada era kolonial, orientasi dan semangat maritim bangsa Indonesia dibelokkan dari
orientasi maritime ke orientasi daratan untuk mengahasilkan komoditas perdagangan rempah-
rempah yang merupakan primadona dan menguntungkan pihak penjajah. Menjadi pertanyaan
mendasar, mengapa era Orde Baru melakukan kesalahan fatal dalam menentukan arah
kebijakan pembangunan nasional. Jawaban dari pertanyaan tersebut sangat sulit terjawab
hingga kini. Kekonyolan tersebut terus berlanjut tatkala memasuki era Reformasi, dimana
orientasi kebijakan pembangunan nasional semakin tidak jelas.
Beberapa elemen bangsa yang memahami betul potensi terbesar Indonesia sebagai
Negara Kepulauan terus berjuang untuk menggelorakan semangat untuk menjadikan
Indonesia sebagai Negara Maritim. Sebagai catatan, bahwa pengertian Negara Kepulauan dan
Negara Maritim sangatlah jauh berbeda. Negara Kepulauan adalan ciri sebuah negara yang
secara geografis terdiri atas banyak pulau yang terikan dalam suatu kesatuan negara.
Sedangkan Negara Maritim adalah sebuah negara yang menguasai semua kekuatan strategis
di lautan yang didukung oleh kekuatan maritim baik itu aramada peradagangan, armada
perang, Industri maritim serta kebijakan pembangunan negara yang berbasis maritim.
4. Peluang Indonesia menjadi Negara Maritin
Jika mencermati istilah tentang Negara Maritim, maka saat ini Indonesia belum bisa
dikatagorikan sebagai Negara Maritim tapi masih sebatas Negara Kepulauan. Namun jika ada
kesepahaman dan ada komitmen para pemimpin bangsa ini untuk menjadikan Indonesia
sebagai Negara Maritim yang besar dan kuat serta disegani dunia Internasional, peluangnya
sangatlah besar. Modal dasar sebagai Negara Kepulauan dengan posisi strategis serta
kekayaan sumberdaya alam yang begitu melimpah memberikan peluang yang sangat besar
bagi Indonesia untuk merealisasikan Kodrat Tuhan untuk menjadikan Indonesia sebagai
bangsa yang besar dan paling strategis di dunia. Selain itu juga bisa lebih dimaksimalkan
pencapaian cita-cita bangsa Indonesia menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Indonesia merupakan negara maritim atau kepulauan terbesar didunia, antara pulau satu
dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut, tapi bukanlah menjadi penghalang bagi setiap
suku bangsa di Indonesia untuk saling berhubungan dengan suku-suku di pulau lainnya.
Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau telah berkembang dengan
menggunakan berbagai macam tipe perahu tradisional, nenek moyang kita menjadi pelaut-
pelaut handal yang menjelajahi untuk mengadakan kontak dan interaksi dengan pihak luar.
Bahkan, yang lebih mengejutkan lagi, pelayaran yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia
(Nusantara) pada zaman bahari telah sampai ke Mandagaskar. Bukti dari berita itu sendiri
adalah berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu tipe jukung yang sama yang digunakan
oleh orang-orang Kalimantan untuk berlayar Fantastis. Pada zaman bahari telah menjadi
Trade Mark bahwa Indonesia merupakan negara maritim. Indonesia merupakan negara
maritim yang mempunyai banyak pulau, luasnya laut menjadi modal utama untuk
membangun bangsa ini. Indonesia adalah Negara kepulauan, Indonesia adalah Nusantara,
Indonesia adalah Negara Maritim dan Indonesia adalah Bangsa Bahari,Berjiwa Bahari
serta Nenek Moyangku Orang Pelaut bukan hanya merupakan slogan belaka,
Laut dijadikan ladang mata pencaharian, laut juga dijadikan sebagai tempat
menggalang kekuatan, mempunyai armada laut yang kuat berarti bisa mempertahankan
kerajaan dari serangan luar. Memang, laut dalam hal ini menjadi suatu yang sangat penting
sejak zaman dahulu sampai zaman sekarang. Dengan mengoptimalkan potensi laut
menjadikan bangsa Indonesia maju karena Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar
untuk mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi
pertumbuham dan perkembangan perekonomian Indonesia atau perdaganagan pada
khususnya.
Melihat bagaimana kejayaan masa lampau diperoleh karena mengoptimalkan potensi laut
sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian dan ketahanan politik suatu negara, maka
menjadi suatu hal yang wajar bila sekarang ini Indonesia harus lebih mengembangkan laut
demi tercapianya tujuan nasional. Indonesia menyandang predikat Negara Maritim atau
negara kepulauan.
Konsekwensi sifat maritim itu sendiri lebih mengarah pada terwujudnya aktifitas
pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat ini bahwa Indonesia sebagai negara
kepulauan dalam membangun perekonomian akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas
pelayaran. Pentingnya pelayaran bagi Indonesia tentunya disebabkan oleh keadaan
geografisnya, posisi Indonesia yang strategis berada dalam jalur persilangan dunia, membuat
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan laut. Laut akan
memberikan manfaat yang sangat vital bagi pertumbuham dan perkembangan perekonomian
Indonesia atau perdaganagan pada khususnya. Indonesia merupakan Negara maritim
terbesar di dunia. Hampir 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari laut dan sisanya adalah pulau.
Indonesia menyandang predikat Negara Maritim atau negara kepulauan, Konsekwensi sifat
maritim itu sendiri lebih mengarah pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah
Indonesia. Dalam kalimat ini bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dalam membangun
perekonomian akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran. Pentingnya pelayaran bagi
Indonesia tentunya disebabkan oleh keadaan geografisnya, posisi Indonesia yang strategis
berada dalam jalur persilangan dunia, membuat Indonesia mempunyai potensi yang sangat
besar untuk mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi
pertumbuham dan perkembangan perekonomian Indonesia atau perdaganagan pada
khususnya. Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau dan juga
lautan yang luas. Dalam mengolah dan membangun sumberdaya maritim di Indonesia
diperlukan adanya kearifan lokal.
Dikarenakan budaya indonesia sebagai budaya kemaritiman, maka pembangunan yang
dilaksanakan di indonesia haruslah berparadigma kemaritiman, dimana maritim menjadi
pusat pembangunan bangsa. Hal ini dapat diwujudkan melalui pembangunan berkelanjutan
kemaritiman yang dirancang oleh pemerintahan seperti; penangkapan ikan alami; pelestarian
daerah pesisir, pengolahan energi alam di bawah laut menggunakan AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan), dan penangkaran/ pelestarian biota laut yang dianggap
punah, dan membangun pariwisata bahari.

5. Penangkapan Ikan di Indonesia


Globalisasi sebagai kekuatan kebudayaan dominan telah ikut menghilangkan konsensus
antara kelompok (suku), melalui berbagai mekanisme pasar yang menyertainya, yang
mengarah pada disintegrasi sosial, karena globalisasi menurut kepatuhan tertentu dari negara
dan masyarakat yang terlibat. Untuk itu perlu ditemukan kembali batas-batas perbedaan dan
kesamaan-kesamaan antar etnis. Dengan cara ini akan mungkin dipahami kembali aspek-
aspek yang dapat menghubungkan satu mozaik kebudayaan dengan yang lain, yang
memungkinkan dibangunnya suatu paradigma pembangunan alternatif yang berwawasan
kultural.Pada saat globalisasi menjadi ideologi dalam keseluruhan proses sosial di indonesia,
maka kebudayaan daerah tiada akan menemukan karakternya yang produktif jika tidak
dibebaskan dari kepentingan politik, negara dan pasar. Untuk menata ssistem sosial secara
lebih berkelanjutan, dibutuhkan pemahaman sifat dan ciri budaya lokal secara subyektif yang
bebas dari konstruksi yangdominatif.
Namun pada kenyataannya banyak penilitian yang mengungkapkan perilaku
pengankap ikan pada zaman modern lebih senang menangkap ikan menggunakan bom yang
digunakan oleh para nelayan memiliki efek destruktif pada kehidupan bawah laut, hal ini
disebabkan bom tersebut mengandung zat kimia yang dapat melumpuhkan biota-biota laut.
Dalam hal ini globalisasi turut andil dalam perilaku para nelayan pada zaman modern.
Nelayan dituntut menggunakan hal ini karena dipengaruhi oleh pola hidup mereka yang
sangat konsumtif, sehingga meninggalkan kebudayaan menangkap ikannya yang tradisional
untuk meraup untung lebih banyak. dengan mudahnya mendapat keuntungan besar melalui
penangkapan bom ikan mengakibatkan nelayan yang masih menggunakan cara-cara
tradisional merasakan adanya kesenjangan, sehingga mereka yang pada awalnnya
menggunakan cara tradisiional beralih untuk menggunakan bom ikan dalam proses
penangkapan ikan.
Sejarah mencatat bahwa kejayaan bahari bangsa Indonesia sudah lahir sebelum
kemerdekaan, hal ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah maupun
sejarah. Peneuman situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi
oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia
merupakan bangsa pelaut, selain itu ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara
Suku Aborigin di Australia dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah
melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan kapal-kapal yang laik
layar. Kerajaan Sriwijaya (683 M 1030 M) memiliki armada laut yang kuat, menguasai
jalur perdagangan laut dan memungut cukai atas penggunaan laut. Pengaruhnya meliputi
Asia Tenggara yang mana hal ini dikuatkan oleh catatan sejarah bahwa terdapat hubungan
yang erat dengan Kerajaan Campa yang terletak di antara Camboja dan Laos.
Sudah sepantasnya kita mengoptimalkan Unclos 1982 yang merupakan peluang terbesar
negara kepulauan, namun lemahnya perhatian dan keberpihakan pemerintah di laut maka
beberapa kerugian yang ditimbulkannya, seperti lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan pada
tahun 2002 dengan alasan ineffective occupation atau wilayah yang diterlantarkan. Posisi
strategis Indonesia setidaknya memberikan manfaat setidaknya dalam tiga aspek, yaitu; alur
laut kepulauan bagi pelayaran internasional (innocent passage, transit passage, dan
archipelagic sea lane passage) berdasarkan ketentuan IMO; luas laut territorial yang
dilaksanakan sejak Deklarasi Djuanda 1957 sampai dengan Unclos 1982 yang mempunyai
sumberdaya kelautan demikian melimpah; dan sumber devisa yang luar biasa jika dikelola
dengan baik. Minimnya keberpihakan kepada sektor bahari (maritime policy) salah satunya
menyebabkan masih semrawutnya penataan selat Malaka yang sejatinya menjadi sumber
devisa; hal lainnya adalah pelabuhan dalam negeri belum menjadi international hub port,
ZEE yang masih terlantar, penamaan dan pengembangan pulau-pulau kecil, terutama di
wilayah perbatasan negara tidak kunjung tuntas, illegal fishing, illegal drug traficking, illegal
people, dan semakin meningkatnya penyelundupan di perairan Indonesia.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara kepulauan; terdiri dari pulau-pulau dengan dikelilingi
oleh lautan yang luas. Terdiri dari sekitar 17.480 pulau, dengan luas daratan 2,1 juta km2,
luas perairan lautnya mencapai 7,9 juta km2 dan panjang pantainya mencapai 95.181 km.
Oleh karena itu Indonesia seharusnya dan sepantasnya disebut sebagai negara maritim bukan
negara agraris.

2. SARAN DAN SARAN


Menurut kami, masih banyak hal-hal di Indonesia yang perlu diperbaiki menyankut
pemahan mengenai bagaimana bentuk negara Indonesia untuk perubahan mengarah kepada
yang lebih baik.
Secara garis besar masih banyak yang dapat dipelajari dalam pembahasan ini dan
banyak pengetahuan yang dapat diambil sehingga paper ini dapat membantu pemahaman
masyarakat Indonesia terhadap negaranya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

SKusumoprojo, Wahyono Suroto. 2009. Indonesia Negara Maritim. Mizan Publika.


Indonesia.Jakarta
Pramono, Djoko. 2005. Budaya Bahari. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

Sachri, Agus.2007.Budidaya Visual Indonesia: Membaca Makna Perkembangan Gaya


Visual Karya Desain di Indonesia Abad Ke-20.Erlangga.Jakarta

Rahim, Kusnadi Ainur.2007.Jaminan Sosial Nelayan. PT LKiS Pelangi Aksara.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • PUSKESMAS kELILING
    PUSKESMAS kELILING
    Dokumen23 halaman
    PUSKESMAS kELILING
    NurTriiani
    100% (1)
  • Soal Psikotest - Logika Angka
    Soal Psikotest - Logika Angka
    Dokumen9 halaman
    Soal Psikotest - Logika Angka
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • 131000260
    131000260
    Dokumen149 halaman
    131000260
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • 45 Butir Pancasila
    45 Butir Pancasila
    Dokumen7 halaman
    45 Butir Pancasila
    Rhirhe Azreta
    Belum ada peringkat
  • Mahasti 2010
    Mahasti 2010
    Dokumen5 halaman
    Mahasti 2010
    istiistull
    Belum ada peringkat
  • Dpbaru
    Dpbaru
    Dokumen11 halaman
    Dpbaru
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • ISK Nia
    ISK Nia
    Dokumen14 halaman
    ISK Nia
    RoSmhina
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL Comang-1
    PROPOSAL Comang-1
    Dokumen13 halaman
    PROPOSAL Comang-1
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Macam Macam Met
    Macam Macam Met
    Dokumen5 halaman
    Macam Macam Met
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Faktor-Fakto
    Faktor-Fakto
    Dokumen21 halaman
    Faktor-Fakto
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Q
    Daftar Isi Q
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi Q
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi Diabetes
    Naskah Publikasi Diabetes
    Dokumen22 halaman
    Naskah Publikasi Diabetes
    karindhia29
    Belum ada peringkat
  • Materi LUKA BK
    Materi LUKA BK
    Dokumen10 halaman
    Materi LUKA BK
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Macam Macam Met
    Macam Macam Met
    Dokumen5 halaman
    Macam Macam Met
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Daftra Pustaka Gizi
    Daftra Pustaka Gizi
    Dokumen3 halaman
    Daftra Pustaka Gizi
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Standar Operasi
    Standar Operasi
    Dokumen4 halaman
    Standar Operasi
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Yeni
    Tugas Yeni
    Dokumen26 halaman
    Tugas Yeni
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Macam Macam Met
    Macam Macam Met
    Dokumen5 halaman
    Macam Macam Met
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Makalah k3
    Makalah k3
    Dokumen13 halaman
    Makalah k3
    bimagutem
    Belum ada peringkat
  • BAB II Jadi
    BAB II Jadi
    Dokumen28 halaman
    BAB II Jadi
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Q
    Daftar Isi Q
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi Q
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fix
    Makalah Fix
    Dokumen29 halaman
    Makalah Fix
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • NARASI
    NARASI
    Dokumen3 halaman
    NARASI
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas BHS
    Tugas BHS
    Dokumen3 halaman
    Tugas BHS
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas P.muha
    Tugas P.muha
    Dokumen28 halaman
    Tugas P.muha
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok 1. Revisi
    Tugas Kelompok 1. Revisi
    Dokumen22 halaman
    Tugas Kelompok 1. Revisi
    NurTriiani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fix
    Makalah Fix
    Dokumen29 halaman
    Makalah Fix
    NurTriiani
    Belum ada peringkat