Bahan pangan berdasarkan umur simpannya bahan pangan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu bahan pangan yang mudah rusak (perishable), bahan pangan semi perishable, dan bahan pangan non-perishable. Untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan maka dilakukan pengawetan. Pengawetan bahan pangan dapat dilakukan dengan berbagi cara yang umumnya bekerja atas dasar mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme guna memperpanjang daya simpan suatu bahan pangan. Salah satu metode pengawetan bahan pangan tersebut yaitu dengan pengawetan suhu rendah atau pendinginan (Cooling). Pengawetan bahan pangan pada suhu rendah dapat memperlambat reaksi metabolisme. Selain itu dapat juga mencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab kerusakan atau kebusukan bahan pangan. Pendinginan merupakan salah satu cara pengawetan yang tertua. Pendinginan dapat mengawetkan bahan pangan sampai beberapa hari atau minggu tergantung pada bahan yang digunakan. Pendinginan hanya dapat mempertahankan mutu suatu bahan tetapi tidak dapat menambah mutu bahan tersebut. mutu hasil pendinginan sangat dipengaruhi oleh mutu bahan pada saat proses awal pendinginan. Sampai sekarang pendinginan merupakan satu-satunya cara ekonomis untuk penyimpanan jangka panjang bagi buah dan sayuran segar. Asas dasar penyimpanan dingin adalah penghambatan respirasi oleh suhu tersebut (Pantastico, l997 dalam http://www.academia.edu). Perubahan yang terjadi selama penyimpanan yaitu penurunan kesegaran dan kepadatan, warna oksidasi lemak dan melunaknya jaringan- jaringan serta rasa pada bahan pangan (Winarno, l982 dalam http://www.academia.edu). Penyimpanan bahan makanan pada suhu rendah tidak hanya mengurangi laju respirasi, tapi juga menghambat pertumbuhan kebanyakan mikroorganisme penyebab kebusukan. Pendinginan tidak dapat meningkatkan kualitas bahkan dalam kondisi optimum perlakuan ini hanya dapat mempertahankan kualitas dalam batas waktu tertentu. Pendinginan juga dapat menghambat proses metabolisme mikroorganisme dan reaksi- reaksi enzimmatis serta reaksi-reaksi kimia lainya pada bahan. Karena pendinginan sifatnya hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut dimungkinkan dapat aktif kembali apabila bahan tersebut dikeluarkan dari tempat pendinginan.Untuk itu pada mata kuliah Teknologi Pangan ini akan mempraktikan pengaruh suhu rendah pada sampel nabati dan hewani untuk diketahui mutu oranoleptik dan mutu selama pendinginan dalam kurun waktu tertentu.
1.2 Tujuan Untuk mengetahui pengaruh proses pendinginan terhadap stabilitas warna, aroma, rasa, bobot, dan tingkat kekerasan pada bahan nabati dan hewani.
Puspita, Fika. 2014. Laporan Pembekuan dan Pendinginan (Prinsip Teknik
Pangan). dalam www.academia.edu, diakses pada tanggal 15 Maret 2017
Widodo, Agung. 2013. Laporan Praktikum Dasar Teknologi Pengolahan
(Cooling). dalam http://agungwidodo95.blogspot.co.id/2013/11/laporan- pendinginan.html, diakses pada tanggal 15 Maret 2017