Tanggal (Kasus) : 10 Juni 2014 Presenter : dr. Okki Masitah Syahfitri Nasution
Obyektif Presentasi :
Deskripsi : Perempuan,53 tahun, mengeluh badan terasa lemas, pandangan berkunang-kunang dan mengantuk, kemudian tidak
dapat bangun, sulit diajak berbicara, menggigil dan berkeringat banyak.
Tujuan : Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Hipoglikemia.
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
1
Data pasien : Nama: Ny.S Nomor Registrasi : -
4
mg/dl (3 mmol/L). Lebih lanjut diketahui bahwa kadar glukosa darah 55mg/dl (3 mmol/L) yang terjadi berulang kali dapat merusak
mekanisme proteksi endogen terhadap hipoglikemia yang lebih berat. Selain itu, hipoglikemia juga dapat ditegakkan berdasarkan trias
whipple, yaitu: KGD < 55 mg/dl, didapatkan tanda-tanda hipoglikemia dan gejala menghilang dengan pemberian glukosa
Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2006) pedoman tatalaksana hipoglikemiaa adalah sebagai berikut:
Glukosa diarahkan pada kadar glukosa puasa yaitu 120 mg/dl.
Bila diperlukan pemberian glukosa cepat (Intravena) bisa diberikan satu flakon (25 cc) dextrosa 40% (10 gr dextrosa)
untuk meningkatkan kadar glukosa kurang lebih 25-50 mg/dL.
Adapun terapi medika mentosa hipoglikemia yang dapat diberikan adalah:
a. Glukosa Oral.
b. Glukosa Intravena.
c. Glukagon (SC/IM).
d. Thiamine 100 mg (SC/IM) pada pasien alkoholisme.
5
Hipertensi krisis merupakan salah satu kegawatan dibidang kardiovaskular yang sering dijumpai di instalasi gawat darurat.
Hipertensi krisis ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara akut dan sering berhubungan dengan gejala sistemik yang merupakan
konsekuensi dari peningkatan darah tersebut. Ini merupakan komplikasi yang sering dari penderita dengan hipertensi dan menyebabkan
penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.
Hipertensi urgensi (mendesak), yaitu peningkatan tekanan darah seperti pada hipertensi emergensi namun tanpa disertai kerusakan
organ target. Pada keadaan ini tekanan darah harus segera diturunkan dalam 24 jam dengan memberikan obat obatan anti hipertensi oral.
Faktor penyebab hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi masih belum dipahami. Peningkatan tekanan darah secara cepat disertai
peningkatan resistensi vaskular dipercaya menjadi penyebab. Peningkatan tekanan darah yang mendadak ini akan menyebabkan jejas
endotel dan nekrosis fibrinoid arteriol kemudian berdampak pada kerusakan vaskular, deposisi platelet, fibrin dan kerusakan fungsi
autoregulasi.
Manajenem penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi urgensi tidak membutukan obat-obatan parenteral. Pemberian
obat-obatan oral aksi cepat akan memberi manfaat untuk menurunkan tekanan darah dalam 24 jam awal (Mean Arterial Pressure (MAP)
dapat diturunkan tidak lebih dari 25%). Pada fase awal goal standar penurunan tekanan darah dapat diturunkan sampai 160/110 mmHg.
Penggunaan obat-obatan anti-hipertensi parenteral maupun oral bukan tanpa resiko dalam menurunkan tekanan darah. Pemberian loading
dose obat oral antihipertensi dapat menimbulkan efek akumulasi dan pasien akan mengalami hipotensi saat pulang ke rumah. Optimalisasi
penggunaan kombinasi obat oral merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan hipertensi urgensi. Obat-obat yang dapat digunakan:
a. Captopril :
a. Dosis awal 25 mg 50 100 mg 90 120 menit kemudian.
b. Nicardipine :
a. iv: 0.5 6 mcg/kg/min, Oral: 30 mg/ 8 jam
c. Labetalol:
6
a. Dosis awal; 20 mg 20-80 mg selang 10 mnt sampai target tercapai.
b. Dosis awal; 20 mg infus kontinyu 1-2 mg/mnt sampai target tercapai.
d. Clonidin (2-adrenergic receptor agonist)
a. Dosis awal: 0,1 0,2 mg 0,05 0,1 setiap jam sampai target tercapai. Dosis maksimal: 0,7 mg.
e. Nifedipine (CCB):
a. SL, buccal, oral.
b. Tidak dianjurkan oleh FDA
Plan
Diagnosis : Penuruan kesadaran ec hipoglikemia dan hipertensi urgensi. Penyebab keadaan ini adalah penggunaan OHO dengan
asupan makanan kurang dan pengunaan obat hipertensi yang tidak teratur. Upaya diagnosis sudah cukup optimal.
Pengobatan : Prinsip pengobatan pada hipoglikemia adalah glukosa diarahkan pada kadar glukosa puasa yaitu 120 mg/dl, bila
diperlukan pemberian glukosa cepat (Intravena) bisa diberikan satu flakon (25 cc) dextrosa 40% (10 gr dextrosa) untuk
meningkatkan kadar glukosa kurang lebih 25-50 mg/dL. Manajenem penurunan tekanan darah pada pasien dengan
hipertensi urgensi tidak membutukan obat-obatan parenteral. Pemberian obat-obatan oral aksi cepat akan memberi
manfaat untuk menurunkan tekanan darah dalam 24 jam awal (Mean Arterial Pressure (MAP) dapat diturunkan tidak
lebih dari 25%).
Medikamentosa : D40% 2 Flacon IV, Perdipine 0,5mcg/kgbb dalam syringe pump, Irvask 150 mg 1x1, Concor 2,5mg
1x1, dan Diet DM 1500 kkal.
Pendidikan :Pendidikan dilakukan kepada pasien dan keluarganya serta diberikan penjelasan mengenai DM dan hipertensi dan
terapinya untuk mencegah hipoglikemia berulang.
Konsultasi : Pasien diminta agar kontrol rutin untuk melihat perjalanan penyakit dan kemajuan terapi.
7
Samarinda , 29 September 2014
Dokter Internsip Dokter Pembimbing