TIMIKA, KOMPAS.com Tim ahli geologi PT Freeport Indonesia menampik kegiatan penambangan aktif
dengan serangkaian peledakan dan pengeboran batuan menjadi penyebab runtuhnya atap terowongan Big
Gossan. Runtuhnya atap terowongan, Selasa (14/5/2013), mengakibatkan 28 orang tewas dan 10 orang lain
terluka. Air hujan yang bereaksi dengan batuan gamping dan termineralisasi disebut sebagai dugaan awal
penyebab runtuhnya terowongan ini.
Analisis sementara
dari para ahli geologi
penyebab
runtuhnya
atap terowongan
Big Gossan
adalah akibat
menurunnya daya
dukung atau kohesivitas batuan. Penurunan kohesivitas diduga disebabkan oleh pelapukan kimiawi akibat air
hujan dan udara yang meresap melalui struktur rekahan alami. Wahyu mengatakan, air hujan pada dasarnya
bersifat mendekati asam, dengan indikator pH sekitar 5. Dengan tingkat keasaman tersebut, menurut dia, air
hujan akan mudah bereaksi dengan batuan gamping yang banyak terdapat di Papua, termasuk di lokasi
tambang. Air hujan juga gampang bereaksi dengan zona termineralisasi seperti sulfida tembaga. Kedua hal itu
memungkinkan terjadinya reaksi kimia yang berujung pelapukan batuan.