Anda di halaman 1dari 12

CASE REPORT SESSION

Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel

Instalasi Rawat Jalan

PRESENTAN
dr. Sri Agustin Nurhasanah

PENDAMPING
Dr. Hj. Sopi Sopiawati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD 45 KABUPATEN KUNINGA
2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : TN. B
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Manggarai, Lebak Wangi
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Tgl masuk : 11 Januari 2016 (via Poli Bedah)
Tgl pemeriksa : 12 Januari 2016 (R. Bougenville)

AUTOANAMNESIS
Keluhan Utama:
Benjolan pada lipat paha sebelah kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke poliklinik bedah RSUD 45 Kuningan dengan keluhan
terdapat benjolan di lipat paha sebelah kanan. Keluhan dirasakan sejak kurang
lebih 4 bulan yang lalu. Benjolan pertama kali dirasakan saat pasien batuk.
Benjolan dirasakan hilang timbul. Benjolan biasanya muncul saat pasien berdiri,
mengejan, batuk, dan saat bekerja. Benjolan dapat menghilang saat pasien
berbaring. Benjolan teraba kenyal sebesar telur ayam. Benjolan tidak terasa sakit,
berwarna kemerahan, atapun terasa tegang.
Pasien tidak mengeluhkan adanya panas badan, perubahan dalam BAB, BAB
berdarah, ataupun keluhan keluar benjolan dari dubur. BAK tidak ada keluhan.
Pasien tidak mengeluhkan adanya perut kembung, rasa begah, mual, ataupun
muntah. Nafsu makan pasien baik. Riwayat penurunan berat badan disangkal.
Riwayat adanya keluhan batuk lama disangkal. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit gula ataupun darah tinggi. Riwayat penurunan berat badan dalam
waktu singkat disangkal. Riwayat operasi sebelumnya disangkal.
Pasien baru pertama kali mengalami keluhan ini. Tidak ada anggota
keluarga yang mengalami keluhan serupa. Keluhan belum pernah diobati
sebelumnya. Pasien sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dan mengaku
sering mengangkat benda-benda berat.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : Sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Berat badan : 63 kg
Tinggi badan : 168 cm
BMI : 22.32 (ideal)
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu : 36,5 oC
Pernafasan : 20 x/menit

Status Generalisata
Kepala : normocephal, simetris
Bentuk : tidak ada kelainan bentuk
Mata : letak simetris, conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik -/-
Hidung : PCH -/-
Telinga: Dalam batas normal
Mulut : Mukosa lembab, pucat (-)

Leher :
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
JVP : Tidak meningkat
KGB : Tidak teraba pembesaran

Thoraks : simetris, bentuk kanan = kiri


Pulmo :
Inspeksi : bentuk normal, simetris, retraksi intercostal -/-
Palpasi : bentuk simetris
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronchi -/-, wheezing -/-
Cor : S1 dan S2 murni reguler, murmur - , gallop-

Abdomen :
Inspeksi : cembung
Auskultasi : Bising usus (+), normal
Palpasi : lembut, turgor kembali cepat, massa (-). NT (-). Hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen. PS (-),PP(-), ruang traube
kosong
Ekstremitas :
Ekstremitas atas : akral dingin, CRT < 2 detik
Ekstremitas bawah: akral dingin, CRT < 2 detik

Status Lokalis :

Inspeksi : Terdapat benjolan di bawah ligamentum inguinale,


diameter 8 cm x 5 cm, permukaan rata, warna sesuai warna kulit, tidak
kemerahan, tidak terdapat tanda-tanda pembengkakan.

Palpasi : Tidak teraba hangat, konsistensi kenyal, batas atas tidak


jelas, dapat dimasukkan, transluminasi (-), nyeri tekan(-), finger test didapatkan
benjolan dapat diraba dengan ujung jari, ball ping pong fenomena (-), undulasi (-).

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 14,6 g/dl 12-16


Leukosit 7.24 10^3/ul 4,5-11.0

Hematokrit 41,6 % 35-47

Trombosit 310 Ribu/ul 150-450


Waktu Perdarahan 200 menit/deti100-300
k
Waktu Pembekuan 400 menit/deti200-600
k
Laju Endap Darah 5 Mm/jam <15

GDS 95 Mg/dL <100

Hepatitis marker (HBsAg) Negatif negatif

SGOT 18 U/L <37

SGPT 27 U/L <45

Ureum darah 26 Mg/dL 19-44


Kreatinin darah 0.98 Mg/dL <1.2

Natrium 139 Mmol/L 135-145

Kalium 4.0 Mmol/L 3,5-5,1

clorida 105 Mmol/L 95-110

Usulan Pemeriksaan :
Foto Thorax

Diagnosis Kerja :
Hernia inguinalis lateralis dextra reponibel

Follow Up
Tanggal 11 Januar1 2017 12 Januari 2017

Jam 10.00 (Poliklinik) 07.00


S Kontrol benjolan pada lipat pahaBenjolan masih hilang timbul, tidak terdapat
kanan nyeri, panas badan, ataupun gangguan buang air
besar. Pasien dalam keadaan puasa untuk
persiapan operasi.

O Kesadaran: Cm Kesadaran: Cm
TD: 120/80 mmHg R: TD: 110/70 mmHg
20x/menit N: 80
HR: 80 x/menit S: 36 R: 20
Terdapat massa berbentuk S: 36,4
lonjong berukuran 8cmx4cm,
tidak tampak tanda-tanda
peradangan, , kenyal, mobile,
dapat dimasukkan, finger test +.
A Hernia inguonalis lateralis Hernia inguonalis lateralis dextra reponibel
dextra reponibel
P Poliklinik Bedah Ruangan
- Pro operasi - IVFD RL 20 tpm
Hernioraphy atas - Observasi KU + TTV
indikasi HIL dextra
reponibel
- IVFD RL 20 tpm
- Cek Lab
Ruangan
- Observasi KU +
TTV
- Pasien dipuasakan 8
jam untuk persiapan
operasi.

Tanggal 13 January 2017

Jam 06.00 WIB


S Pasien mengeluh sakit pada luka bekas operasi di lipat paha
kanan. Panas badan (-), buang angin (+), BAB (+) lancar, BAK
lancar, pasien sudah makan dan minum.
O Kesadaran: Cm
TD: 110/70 mmHg R: 21
HR: 82 x/menit T: 36,2
BU (+) normal
Terdapat luka bekas operasi yang tertutup perban dengan ukuran
12cmx5cm di lipat paha kanan, nyeri (+), tanda-tanda
peradangan (-)
A Post Op Day-1 Hernioraphy dextra atas indikasi HIL Dextra
reponible.
P Ruangan
- IVFD RL 20 tpm
- Cefuroxim 2x1 gr vial
- Ketorolac 2x10 mg amp
- Ranitidin 2x50 mg amp
- Observasi KU + TTV, jika stabil, pasien boleh
pulang

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam

- Klasifikasi hernia inguinalis :

Lateralis : Hernia yang melalui annulus inguinalis abdominalis dan


mengikuti jalannya spermatic cord di kanalis inguinalis dan dapat melalui
anulus inguinalis subcutan sampai di scrotum. Dapat terjadi karena
kegagalan penutupan anulus inguinalis interna.

Medialis : Hernia yang berjalan melalui dinding inguinal belakang, medial


dari vasa epigastrica inferior ke daerah yang dibatasi trigonum hasselbach.
- Klasifikasi Hernia berdasarkan letaknya :

Hernia reponibel : Hernia dapat masuk kembali, operasi bersifat


elektif.

Hernia ireponbel : Hernia yang tidak dapat masuk kembali, operasi


bersifat elektif.

Hernia inkarserata : Terdapat tanda-tanda obstruksi (kembung, muntah,


bising usus meningkat), membutuhkan operasi cito.

Hernia strangulata : Hernia yang terasa nyeri, terdapat nekrosis,


membutuhkan operasi cito.
- Etiologi dan faktor risiko Hernia inguinalis lateralis

Kanalis inguinalis adalah kanal atau saluran yang normal. Pada fetus,
bulan ke delapan kehamilan normalnya terjadi descensus testiculorum. Penurunan
testis yang sebelumnya terdapat di rongga retroperitoneal, dekat ginjal, akan
masuk ke dalam scrotum sehingga terjadi penonjolan peritonium. Pada umumnya,
setelah bayi lahir telah mengalami obliterasi sehingga rongga perut tidak dapat
melalui kanal tersebut. Obliterasi biasanya terjadi di annulus inguinalis internus,
lalu hilang dan hanya berupa tali. Tetapi pada beberapa kasus sering belum
menutup sehingga terjadi hernia.

Pada usia dewasa, seeorang lebih produktif dan memilikki aktivitas yang
tinggi. Sehingga penyebab terseringnya adalah karena banyak mengangkat beban
berat, kegemukan, pola makan yang rendah serat sehingga sering mengejan saat
defekasi. Batuk dengan frekuensi yang sering juda dapat menjadi salah satu
penyebab dari hernia.

- Penegakan diagnosis

Penegakan diagnosis di titik beratkan pada anamnesis dan


pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Pada inspeksi dapat
ditemukan massa di regio inguinalis dengan batas atas yang tidak tegas.
Pada palpasi dapat dilakukan beberapa cara untuk memastikan letak dari
hernia.

Finger test

Menggunakan jari ke-2 dan ke-5. Jari dimasukkan melalui skrotum


melalui annulus eksternus ke kanal inguinal. Kemudian penderita diminta
untuk batuk. Jika impuls terdapat di ujung jari maka yang terjadi adalah
hernia inguinalis lateralis, sedangkan jika impuls di samping jadi maka
yang terjadi adalah hernia inguinalis medialis.

Ziemen test

Pasien diminta untuk berbaring, kemudian diminta untuk batuk, letakan


jari ke-2, 3, dan 4 di lipat paha pasien. Jika impuls terasa pada jari ke-2
maka yang terjadi adalah hernia inguinalis lateralis, jika impuls pada jari
ke-3 maka yang terjadi adalah hernia inguinalis medialis, dan jika impuls
pada jari ke-4 maka yang terjadi adalah hernia femoralis.

Thumb test

Anulus internus ditekan dengan ibu jari, pasien diminta untuk mengejan.
Bila keluar benjolan artinya pasien mengalami hernia inguinalis medialis,
jika tidak keluar benjolan berarti hernia inguinalis lateralis.

- Penatalaksanaan Hernia

1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada reposisi dan pemakaian penyangga


untuk mempertahankan isi hrnia yang telah di reposisi dengan
menggunakan tangan.

2. Operasi

Indikasi operasi pada hernia :

Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak karena risiko komplikasi yang


besar terutama inkarserata, strangulasi, dan risiko infeksi.

Pada orang dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada
keadaan inkarserata dan strangulasi. Operasi elektif angka kematiannya
lebih rendah daripada operasi cito.
Operasi

Herniotomy : Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai dengan


lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan dapat
dilakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tingginya lalu
dipotong. Herniotomy biasanya dilakukan pada pasien anak-anak.

Herniorrhaphy : Dilakukan perawatan terhadap kantung hernia dan isinya.


Dilakukan penguatan dinding belakang kanalis inguinalis.
Daftar Pustaka

1. Brunicardi, F.C, et al. 2006. Schwartzs manual of surgery. United States


of America: The McGraw-Hill Companies.
2. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai