Anda di halaman 1dari 3

3.1. 2.

Setting Tektonik

Setting Lempeng Tektonik Papua telah diulas oleh beberapa ahli geologi
seperti Dow dkk (1985), Smith (1990) dan Mark Closs (1990) dapat dijadikan
sebagai kerangka dalam menerangkan posisi dan sejarah tektonik. Konfigurasi
Tektonik Pulau Papua pada saat ini berada pada bagian tepi utara Lempeng
Australia, yang berkembang akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia
yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat. Dua
lempeng utama ini mempunyai sejarah evolusi yang diidentifikasi yeng berkaitan
erat dengan perkembangan sari proses magmatik dan pembentukan busur gunung
api yang berasoisasi dengan mineralisasi emas phorpir dan emas epithermal.

Menurut Smith (1990), perkembangan Tektonik Pulau Papua dapat


dipaparkan sebagai berikut: Periode Oligosen sampai Pertengahan Miosen (35 5 JT)
Pada bagian belakang busur Lempeng kontienental Australia terjadi pemekaran
yang mengontrol proses sedimentasi dari Kelompok Batugamping New Guinea
selama Oligosen Awal Miosen dan pergerakan lempeng ke arah utara berlangsung
cepat dan menerus. Pada bagian tepi utara Lempeng Samudera Solomon terjadi
aktivitas penunjaman, membentuk perkembangan Busur Melanesia pada bagian
dasar kerak samudera selama periode 44 24 Juta Tahun yang (JT). Kejadian ini
seiring kedudukannya dengan komplek intrusi yang terjadi pada Oligosen Awal
Miosen seperti yang terjadi di Kepatusan Bacan, Komplek Porphir West Delta Kali
Sute di Kepala Burung Papua. Selanjutnya pada Pertengahan Miosen terjadi
pembentukan ophiolit pada bagian tepi selatan Lempeng Samudera Solomon dan
pada bagian utara dan Timur Laut Lempeng Australia. Kejadian ini membentuk
Sabuk Ofiolit Papua dan pada bagian kepala Burung Papau diekspresikan oleh
adanya Formasi Tamrau. Pada Akhir Miosen terjadi aktivitas penunjaman pada
Lempeng Samudera Solomon ke arah utara, membentuk Busur Melanesia dan ke
arah selatan masuk ke lempeng Australia membentuk busur Kontinen Calc Alkali
Moon Utawa dan busur Maramuni di New Guinea. Periode Miosen Akhir Plistosen
(15 2 JTL) Mulai dari Miosen Tengah bagian tepi utara Lempeng Australia di New
Guinea sangat dipengerahui oleh karakteristik penunjaman dari Lempeng Solomon.
Pelelehan sebagian ini mengakibatkan pembentukan Busur Maramuni dan Moon-
Utawa yang diperkirakan *berusia 18 7 Juta Tahun.

Busur Vulkanik Moon ini merupakan tempat terjadinya prospek emas sulfida
ephitermal dan logam dasar seperti di daerah Apha dan Unigolf, sedangkan
Maramuni di utara, Lempeng Samudera Solomon menunjam terus di bawah Busur
Melanesia mengakibatkan adanya penciutan ukuran selama Miosen Akhir. Pada 10
juta tahun yang lalu, pergerakan lempeng Australia terus berlanjut dan
pengrusakan pada Lempeng Samudra Solomon terus berlangsung mengakibatkan
tumbukan di perbatasan bagian utara dengan Busur Melanesia. Busur tersebut
terdiri dari gundukan tebal busur kepulauan Gunung Api dan sedimen depan busur
membentuk bagian Landasan Sayap Miosen seperti yang diekspresikan oleh
Gunung Api Mandi di Blok Tosem dan Gunung Api Batanta dan Blok Arfak.
Kemiringan tumbukan ini mengakibatkan kenampakan berbentuk sutur antara
Busur Melanesia dan bagian tepi utara Lempeng Australia yang diduduki oleh Busur
Gunung Api Mandi dan Arfak terus berlangsung terus hingga 10 juta tahun yang lalu
dan merupakan akhir dan penunjaman dan perkembangan dari busur Moon
Utawa.

Kenampakan seperti jahitan ditafsirkan dari bentukan tertutup dari barat ke


timur mulai dari Sorong, Koor, Ransiki, Yapen, dan Ramu Zona Patahan Markam.
Pasca tumbukan gerakan mengiri searah kemiringan ditafsirkan terjadi sepanjang
Sorong, Yapen, Bintuni dan Zona Patahan Aiduna, membentuk kerangka tektonik di
daerah Kepala Burung. Hal ini diakibatkan oleh pergerakan mencukur dari kepala
tepi utara dari Lempeng Australia. Kejadian yang berasosiasi dengan tumbukan
busur Melanesia ini menggambarkan bahwa pada Akhir Miosen usia bagian barat
lebih muda dibanding dengan bagian timur. Intensitas perubahan ke arah
kemiringan tumbukan semakin bertambah ke arah timur. Akibat tumbukan tersebut
memberikan perubahan yang sangat signifikan di bagian cekungan paparan di
bagian selatan dan mengarahkan mekanisme perkembangan Jalur Sesar Naik
Papua.

Zona Selatan tumbukan yang berasosiasi dengan sesar serarah kemiringan


konvergensi antara pergerakan ke utara lempeng Australia dan pergerakan ke barat
lempeng Pasifik mengakibatkan terjadinya resultante NE-SW tekanan deformasi. Hal
itu mengakibatkan pergerakan evolusi tektonik Papua cenderung ke arah Utara
Barat sampai sekarang. Kejadian tektonik singkat yang penting adalah peristiwa
pengangkatan yang diakibatkan oleh tumbukan dari busur kepulauan Melanesia.
Hal ini digambatkan oleh irisan stratigrafi di bagian mulai dari batuan dasar yang
ditutupi suatu sekuen dari bagian sisi utara Lempeng Australia yang membentuk
Jalur Sesar Naik Papua. Bagian tepi utara dari jalur sesar naik ini dibatasi oleh
batuan metamorf dan teras ophilite yang menandai kejadian pada Miosen Awal.

Perbatasan bagian selatan dari sesar naik ini ditandai oleh adanya batuan
dasar Precambrian yang terpotong di sepanjang Jalur Sesar Naik. Jejak mineral
apatit memberikan gambaran bahwa terjadi peristiwa pengangkatan dan
peruntuhan secara cepat pada 4 3,5 juta tahun yang lalu (Weiland, 1993). Selama
Pliosen (7 1 juta tahun yang lalu) Jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe magma
I suatu tipe magma yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi
sumber mineralisasi Cu-Au yang bernilai ekonomi di Ersberg dan Ok Tedi. Selama
pliosen (3,5 2,5 JTL) intrusi pada zona tektonik dispersi di kepala burung terjadi
pada bagian pemekaran sepanjang batas graben.

Batas graben ini terbentuk sebagai respon dari peningkatan beban tektonik
di bagian tepi utara lempeng Australia yang diakibatkan oleh adanya pelenturan
dan pengangkatan dari bagian depan cekungan sedimen yang menutupi landasan
dari Blok Kemum. Menurut Smith (1990), Sebagai akibat benturan lempeng
Australia dan Pasifik adalah terjadinya penerobosan batuan beku dengan komposisi
sedang kedalam batuan sedimen diatasnya yang sebelumnya telah mengalami
patahan dan perlipatan. Hasil penerobosan itu selanjutnya mengubah batuan
sedimen dan mineralisasi dengan tembaga yang berasosiasi dengan emas dan
perak.

Tempat tempat konsentrasi cebakan logam yang berkadar tinggi


diperkiraakan terdapat pada lajur Pegunungan Tengah Papua mulai dari komplek
Tembagapura (Erstberg, Grasberg , DOM, Mata Kucing, dll), Setakwa, Mamoa, Wabu,
Komopa Dawagu, Mogo Mogo Obano, Katehawa, Haiura, Kemabu, Magoda,
Degedai, Gokodimi, Selatan Dabera, Tiom, Soba-Tagma, Kupai, Etna Paririm Ilaga.
Sementara di daerah Kepala Burung terdapat di Aisijur dan Kali Sute. Sementara itu
dengan adanya busur kepulauan gunungapi (Awewa Volkanik Group) yang terdiri
dari :Waigeo Island (F.Rumai) Batanta Islamd (F.Batanta), Utara Kepala Burung
(Mandi & Arfak Volc), Yapen Island (Yapen Volc), Wayland Overhrust (Topo Volc),
Memungkinkan terdapatnya logam, emas dalam bentuk nugget

(sumber : http://distamben.papua.go.id/pr011111.htm )

TAMBAHIN

Anda mungkin juga menyukai