INDONESIA
PAPER
diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Bisnis
Agroindustri dan Perkebunan
Oleh :
Kelompok 4 (TEP A)
a. Tanman Holtikultura
Produksi komoditas utama hortikultura selama kurun waktu 2010 2014
menunjukkan pola yang berfluktuatif. Hal ini terjadi tidak hanya pada komoditas
sayuran, tetapi juga pada kelompok komoditas buah dan florikultura. Selama
periode tahun 2010-2014, laju pertumbuhan produksi tertinggi adalah pada
komoditas mangga yaitu sebesar 21,95 %/tahun, disusul manggis, krisan dan
temulawak masing-masing sebesar 13,82 %, 12,26 % dan 11,00 %. Sebaliknya
laju pertumbuhan produksi terkecil yaitu pada cabe merah, kentang dan jeruk
yang pertumbuhannya di bawah 4,13 %/tahun. Komoditas utama hortikultura
yang mengalami peningkatan produktivitas yang tinggi diantaranya krisan, salak,
dan cabe rawit. Namun demikian ada juga komoditi hortikultura yang mengalami
penurunan produktivitas seperti mangga, jeruk, manggis dan temulawak
(Permentan . 2015:21).
b. Produksi Perkebunan
Pola pertumbuhan produksi komoditas perkebunan unggulan nasional
selama periode 2010-2014 bervariasi. Terdapat 12 komoditas yang menunjukkan
pola positif, yaitu tembakau, kelapa sawit, kapas, cengkeh, karet, tebu, lada, kopi,
nilam, kakao dan kelapa. Sedangkan tiga komoditas lainnya, yaitu jarak pagar, teh
dan jambu mete karena berbagai kendala menunjukkan pola pertumbuhan
produksi negatif dengan laju penurunan rata-rata sekitar -1,18 sampai -12,14
%/tahun. Kemiri sunan tidak mengalami kinerja produksi yang menggembirakan
karena sampai dengan tahun 2013 capaian produksi sangat rendah.
Meningkatnya produksi pada beberapa komoditas perkebunan antara lain
disebabkan oleh adanya harga yang menarik, jaminan harga dan kepastian pasar
sehingga mendorong petani memelihara tanamannya dengan baik. Selain itu
peningkatan produksi dipengaruhi oleh meningkatnya luas areal tanam,
penggunaan bibit/ benih bervarietas unggul, adanya intervensi pemerintah melalui
kegiatan rehabilitasi, perluasan areal, pemberdayaan petani, penilaian Blok
Penghasil Tinggi (BPT), pemeliharaan kebun induk, fasilitasi bibit/benih unggul,
penanganan pascapanen, Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)
dan pengendalian OrganismePengganggu Tanaman (OPT) (Permentan . 2015:24).
2.5.2 Aspek Teknologi
2.7 Visi Pengembangan Pertanian Indonesia Pada Masa yang Akan Datang
BAB 3. KESIMPULAN