TINJAUAN PUSTAKA
Secara harafiah, pestisida berarti pembunuh hama (pest: hama dan cide:
tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida, yang dimaksud dengan
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk beberapa tujuan yaitu memberantas atau mencegah hama dan
1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan
binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang
dianggap hama; kecuali virus, bakteri, atau jasad renk lain yang terdapat
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk
tidak persisten, aman bagi lingkungan fisik dan biota, relatif aman bagi pemakai,
sasaran disebut bahan aktif. Produk jadi yang merupakan campuran fisik antara
bahan aktif dan bahan tambahan yang tidak aktif dinamakan formulasi. Formulasi
harus digunakan, berapa dosis atau takaran yang harus digunakan, berapa
frekuensi dan interval penggunaan, serta terhadap jasad sasaran apa pestisida
dengan formulasi tersebut dapat digunakan secara efektif. Selain itu, formulasi
1. Formulasi Padat
beberapa mikron) dengan aktivitas bahan aktif relatif tinggi (50 – 80%), yang
disemprotkan.
aktif rendah (sekitar 2%). Ukuran butiran bervariasi antara 0,7 – 1 mm.
e. Soluble Granule (SG), mirip dengan WDG yang juga harus diencerkan dalam
air dan digunakan dengan cara disemprotkan bedanya, jika dicampur dengan
f. Tepung hembus, merupakan sediaan siap pakai (tidak perlu dicampur dengan
2. Formulasi Cair
konsentrat ini jika dicampur dengan air akan membentuk emulsi (butiran
benda cair yang melayang dalam media cair lainnya). Bersama formulasi WP,
ini.
EC, tetapi karena menggunakan sistem solvent berbasis air maka konsentrat
disemprotkan.
c. Aquaeous Solution (AS), merupakan pekatan yang bisa dilarutkan dalam air.
memiliki kelarutan tinggi dalam air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk
d. Soluble Liquid (SL), merupakan pekatan cair. Jika dicampur air, pekatan cair
ini akan membentuk larutan. Pestisida ini juga digunakan dengan cara
disemprotkan.
dengan volume ultra rendah digunakan butiran semprot yang sangat halus.
berikut :
menunjukkan jumlah gram atau mililiter (ml) bahan aktif untuk setiap liter
c. Jika produk tersebut mengandung lebih dari satu macam bahan aktif maka
1. Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti
2. Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti
3. Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung.
4. Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang
6. Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan
7. Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat
atau larva.
9. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema
hidup di akar).
10. Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk
membunuh telur.
11. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat.
1. Toksisitas Pestisida
adalah racun pembunuh atau penghambat proses yang berlangsung pada sistem
bagi manusia dan lingkungan hidup. Daya racun terhadap organisme tertentu
dinyatakan dalam nilai LD50 (Lethal Dose atau takaran yang mematikan). LD50
50% dari populasi jenis binatang yang digunakan untuk pengujian, biasanya
dinyatakan sebagai berat bahan racun dalam milligram, perkilogram berat satu
ekor binatang uji. Jadi semakin besar daya racunnya semakin besar dosis
pemakainya.
2. Kategori Toksisitas
Label pestisida memuat kata-kata simbol yang tertulis dengan huruf tebal
a. Kategori I
dengan gambar tulang bersilang dimuat pada label bagi semua jenis pestisida
yang sangat beracun. Semua jenis pestisida yang tergolong dalam jenis ini
badan.
b. Kategori II
50 oral yang akut mempunyai kisaran antara 50-500 mg perkg berat badan.
c. Kategori III
semua pestisida yang daya racunnya rendah dengan LD50 akut melalui mulut
2003):
ini adalah senyawa yang tidak reaktif, memiliki sifat yang tahan atau persisten
baik dalam tubuh maupun lingkungan dan memiliki kelarutan yang sangat tinggi
dibagi dalam beberapa bagian yaitu diklorodifenil etan (DDT, DDD, portan,
organoklorin merupakan racun saraf. DDT disintesis oleh Othmar Zeidler pada
tahun 1873, namun efeknya baru ditemukan oleh Paul Muller pada tahun 1939.
Oleh karena efikasinya yang sangat baik, DDT menjadi sangat terkenal di bidang
pertanian dan kesehatan masyarakat. DDT sempat dijuluki the wonder chemical,
bahan kimia ajaib yang menyelamatkan ribuan hektar tanaman dari serangan
hama serangga. DDT juga menyelamatkan jutaan orang dari penyakit malaria dan
dengan takaran relatif sedikit, spectrum pengendaliannya luas, tidak persisten dan
memiliki efek melumpuhkan yang lebih baik. Senyawa ini kemudian digunakan
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) pada tahun 1974.
kesemutan pada kulit), eksitasi saraf, tremor, konvulsi, paralisis dan kematian
(Raini, 2007).
Perang Dunia II, dalam usaha menemukan senjata kimia untuk tujuan perang.
organofosfat pertama telah disintesis pada 1944, struktu dasar organofosfat baru
yang menguntungkan. Cara kerja golongan ini selektif, tidak persisten dalam
tanah, dan tidak menyebabkan resistensi pada serangga. Bekerja sebagai racun
kontak, racun perut, dan juga racun pernafasan. Dengan takaran yang rendah
sudah memberikan efek yang memuaskan, selain kerjanya cepat dan mudah
terurai.
esters atau phosphoris acid esters. Golongan organofosfat struktur kimia dan cara
kerjanya berhubungan erat dengan gas syaraf. Pestisida yang termasuk dalam
aphids, thrips, larva Lepidoptera (termasuk ulat tanah), penggorok daun dan
wereng. LD50 (tikus) sekitar 1.030 – 1.147 mg/kg; LD50 dermal (kelinci) >
sekitar 37,1 mg/kg; LD50 dermal (kelinci) 24,4 mg/kg tidak menyebabkan
sistemik serta bekerja sebagai racun kontak dan racun perut dengan efek
residu yang panjang. LD50 (tikus) sekitar 10 mg/kg; LD50 dermal (tikus) 31 –
108 mg/kg.
serta bekerja sebagai racun kontak, racun lambung, dan inhalasi. LD50 oral
(tikus) sebesar 135 – 163 mg/kg; LD50 dermal (tikus) > 2.000 mg/kg berat
badan.
untuk mengendalikan serangga hama dari ordo Diptera. LD50 oral (tikus) 16 –
pestisida non-sistemik yang bekerja sebagai racun kontak, racun perut, dan
ini bersifat non-sistemik, bekerja sebagai racun kontak, racun perut, dan racun
rumah tangga. LD50 (tikus) sekitar 50 mg/kg; LD50 dermal (tikus) 90 mg/kg.
yang dalam proses metabolisme serangga akan diubah menjadi senyawa lain
racun kontak dan racun lambung, serta memiliki efek sebagai racun inhalasi.
mengendalikan vektor penyakit. LD50 oral (tikus) 1.375 – 2.800 mg/lg; LD50
i. Paration, ditemukan pada tahun 1946 dan merupakan pestisida pertama yang
sistemik, serta bekerja sebagai racun kontak, racun lambung, dan racun
LD50 (tikus) sekitar 358 mg/kg; LD50 dermal (kelinci) 472 mg/kg.
berspektrum luas yang bekerja sebagai racun kontak dan racun perut.
pestisida baru dari kelompok kimia yang baru pula. Kedua pestisida tersebut
adalah dimetan dan pirolan dari kelompok karbamat. Dengan demikian, era
(Djojosumarto, 2008).
Pestisida dari golongan karbamat adalah racun saraf yang bekerja dengan
a. Aldikarb, merupakan pestisida sistemik yang cepat diserap oleh akar dan
paling toksik, dengan LD50 (tikus) sekitar 0,93 mg/kg; LD50 dermal (kelinci)
> 20 mg/kg.
kontak dan racun perut serta diaplikasikan terutama sebagai pestisida tanah.
LD50 (tikus) 205,4 (jantan) – 222,6 (betina) mg/kg; LD50 dermal (kelinci) >
2.000 mg/kg.
bertindak sebagai racun perut dan racun kontak dengan sedikit sifat
tumbuh dan sifat ini digunakan untuk menjarangkan buah pada apel. LD50
(tikus) sekitar 500 (b) – 850 (j) mg/kg; LD50 dermal (tikus) > 4.000 mg/kg.
sebagai racun kontak. Nama resmi pestisida ini adalah fenobukarb, tetapi di
Indonesia lebih dikenal dengan BPMC yang merupakan singkatan dari nama
digunakan sebagai racun kontak dan racun perut. LD50 (tikus) sebesar 20
hewan. LD50 (tikus) sekitar 50 mg/kg; LD50 dermal (tikus) > 5.000 mg/kg.
1. Formulasi Pestisida
(Rustia, 2010):
Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad
pengganggu tertentu.
2. Menyimpan Pestisida
(Sartono, 2002):
Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap
Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga
atau ternak.
Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak
terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air
kemanjuran pestisida.
disediakan air dan sabun detergen, pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah
3. Menggunakan Pestisida
pestisida
tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut
tercium
kecuali dianjurkan
hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran
pestisida
tipe keracunan yaitu keracunan langsung (akut) dan keracunan jangka panjang
(kronis).
1. Efek Akut
langsung. Beberapa gejala keracunan akut adalah sakit kepala, mual, sakit dada,
pandangan kabur. Efek akut dapat dibagi dua yaitu efek local dan efek sistemik.
terkena kontak langsung dengan pestisida. Efek akut lokal biasanya berupa iritasi,
seperti rasa kering, kemerahan dan gatal-gatal di mata, hidung, tenggorokan dan
kulit; mata berair dan batuk atau berupa masalah-masalah kulit, seperti
kemerahan, gatal-gatal, kudis. Gejala yang umum dari keracunan pestisida adalah
bila kuku berubah warna menjadi hitam atau biru, pada kasus yang serius kuku
Efek sistemik muncul bila pestisida masuk ke dalam tubuh manusia dan
bagian dari tubuh dan mempengaruhi mata, jantung, paru-paru, perut, hati,
lambung, otot, usus, otak dan syaraf. Gejala-gejala keracunan dan berapa cepat
bekerjanya tergantung pada jenis bahan kimia, waktu dan kadar racun dalam
pestisida tersebut.
2. Efek Kronis
untuk muncul atau berkembang. Efek kronis dapat dibagi dalam beberapa sistem:
a. Sistem Saraf
otak dan syaraf. Bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi sistem syaraf disebut
neurotoksin. Beberapa gejala dari penyakit pada otak yang disebabkan oleh
b. Hati
kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali dirusak oleh pestisida. Hal ini
c. Sistem Pencernaan
Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan
sengaja atau tidak) efeknya sangat buruk pada perut dan tubuh secara umum.
Reaksi alergi adalah gangguan sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini
adalah reaksi yang diberikan tubuh kita terhadap bahan-bahan asing. Pestisida
berbeda untuk derajat penggunaan pestisida yang berbeda pula. Beberapa jenis
dengan cara yang lebih berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan
kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh kita
menjadi lebih mudah terkena infeksi atau jika telah terjadi infeksi penyakit ini
menjadi lebih serius dan makin sulit untuk disembuhkan (Sutikno, 2002).
e. Keseimbangan Hormon
produksi hormon dalam tubuh. Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh
organ-organ seperti otak, tiroid, paratiroid, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium
sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita.
1. Melalui Kulit
Hal ini dapat terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung
pada kulit seperti pada saat petani memegang tanaman yang baru saja disemprot,
petani mencampur pestisida tanpa sarung tangan atau ketika anggota keluarga
mencuci pakaian yang telah terkena pestisida. Untuk petani atau pekerja lapangan,
cara keracunan yang paling sering terjadi adalah melalui kulit (Rachmawati,
2001).
Hal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot pestisida atau
pada orang-orang yang ada di dekat tempat penyemprotan. Perlu diingat bahwa
3. Melalui Mulut
Hal ini terjadi bila seseorang meminum pestisida secara sengaja ataupun
tidak seperti pada saat makan atau minum air yang telah tercemar, makan dengan
jaringan tubuh yang berperan untuk menjaga agar otot-otot, kelenjar-kelenjar dan
salah satu jenis neurotransmiter (zat kimia penghantar rangsangan saraf) yang
sel-sel saraf yang berdekatan atau pada sambungan neuromuscular (US EPA,
2004).
Ada dua tipe kolinesterase dalam darah yaitu dalam sel darah merah dan
plasma darah. Karena itu ada dua tipe tes kolinesterase. Karena kedua tes ini
memeriksa hal yang berbeda maka akan lebih baik jika keduanya dilakukan, tetapi
jika hanya dapat melakukan satu tes lebih baik melakukan tes kadar kolinesterase
yang ada dalam sel darah merah karena tes jenis ini dapat memberikan petunjuk
pada dokter perawatan yang paling efektif. Jika aktivitas kolinesterase jaringan
tubuh secara cepat sampai pada tingkat yang rendah akan berdampak pada
bergeraknya serat-serat otot secara sadar dengan gerakan halus maupun kasar.
lagi yang mengakibatkan aktivitas aktif dari enzim tersebut akan berkurang.
keracunan golongan organofosfat, tapi lebih mendadak dan tidak lama karena
cepat hilang, tetapi karena munculnya mendadak dan menghebat dengan cepat
maka dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapat pertolongan yang
1. Pencampuran Dosis
pada label. Dosis atau takaran yang melebihi aturan akan membahayakan
penyemprot itu sendiri. Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram
yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap
2. Waktu Penyemprotan
Waktu yang paling baik untuk penyemprotan pestisida adalah pada waktu
antara 08.00 – 11.00WIB atau sore hari pukul 15.00 - 18.00WIB (Raini, 2004).
3. Frekuensi Penyemprotan
4. Lama Penyemprotan
memperhatikan lama penyemprotan adalah maksimal 3-4 jam per hari dan setiap
5. Arah Angin
dilakukan melawan arah angin, petani akan lebih banyak terpapar saat
bahaya tertentu, baik yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan kerja
dari percikan, partikel melayang, gas, debu yang berasal dari pemaparan
pestisida.
pernafasan dari kontaminasi yang berbentuk gas, uap, maupun partikel zat
padat.
e) Alat pelindung tangan biasanya berbentuk sarung tangan yang terbuat dari
bahan yan kedap air serta tidak bereaksi dengan bahan kimia yang
f) Alat pelindung kaki biasanya berbentuk sepatu dengan bagian atas yang
panjang sampai dibawah lutut, terbuat dari bahan yang kedap air, tahan
Pada umunya kasus keracunan terjadi di kebun atau sawah yang tidak
pertama bagi keracunan pestisida perlu diketahui agar dapat mengambil tindakan
yang benar. Ada dua prinsip utama dalam memberikan pertolongan pertama pada
a. Pestisida Tertelan
pangkal tenggorokan penderita dengan jari yang bersih atau minum larutan
garam dapur satu sendok makan penuh per gelas air hangat. Pemuntahan
Berikan 3 sendok makan norit yang dilarutkan dalam segelas air. Ulangi
tubuh penolong
3. Jika bagian tubuh yang terkena pestisida sangat luas dan pertisida
pertolongan dokter
4. Jika mata masih terasa sakit, segera bawa ke dokter atau puskesmas.
1. Jauhi tempat kerja, lalu tidurkan korban di tempat berudara bersih dan
segar
kuantitas dan kualitas masih rendah, hal ini disebabkan antara lain tanah yang
keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang,
serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya
rendah. Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (> 700 m dpl),
dataran medium (200 m - 700 m dpl), dan dataran rendah (< 200 m dpl). Faktor
temperatur dapat mempengaruhi warna buah. Pada temperatur tinggi (> 32°C)
buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap
warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang umumnya merah merata.
tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran
rendah sampai daerah dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik,
sedikit mengandung pasir dan banyak mengandung humus serta pengairan yang
teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai dari panen (Natawigana,
2003).
a. Ulat Buah
Ulat ini menyerang tomat yang masih muda sehingga buah sudah tua tampak
berlubang–lubang dan biasanya busuk karena infeksi, ulat ini dapat diberantas
b. Nematoda
kulit buah tomat, dan telur tersebut akan menjadi larva yang menggerogoti buah
tomat dari dalam sehinga buah tersebut menjadi busuk dan rontok. Lalat buah
d. Kutu Putih
Kutu putih menyerang tomat dengan cara menghisap cairan daun. Hama ini juga
Biasanya menyerang buah tomat baik yang masih muda maupun yang sudah tua.
rata penyemprotan CaCl2 pada seluruh permukaan daun dengan frekuensi 5–7
f. Layu Furasium
Biasanya menyerang buah tomat baik yang masih muda di dataran tinggi yang
memiliki kelembaban tinggi dimusim hujan. Hal ini dapat dicegah dengan
g. Busuk Buah
1-3%, alcohol 50WP, Prekiur N, Prukit PR 10/56 WP, Ridomil dan Antracol
(Djojosumarto, 2005).
Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
nematode, gulma, virus, bakteri serta jasad renik yang dianggap hama; kecuali
virus, bakteri atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia;
Semua pestisida mempunyai bahaya potensial bagi kesehatan. Ada dua tipe
adalah enzim (suatu bentuk dari katalis biologik) di dalam jaringan tubuh yang
berperan untuk menjaga agar otot-otot, kelenjar-kelenjar dan sel-sel saraf bekerja
secara terorganisir dan harmonis. Jika aktivitas kolinesterase jaringan tubuh secara
cepat sampai pada tingkat yang rendah akan berdampak pada bergeraknya serat-
serat otot secara sadar dengan gerakan halus maupun kasar. Penurunan aktivitas
mengakibatkan aktivitas aktif dari enzim tersebut akan berkurang. Petani dapat
mengeluarkan air mata yang teriritasi serta mengalami gerakan otot yang lebih
keracunan golongan organofosfat, tapi lebih mendadak dan tidak lama karena
cepat hilang, tetapi karena munculnya mendadak dan menghebat dengan cepat
maka dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapat pertolongan yang
1 2 3 4
keracunan pestisida yang telah terpapar melalui udara pada saat menyemprot
kolinesterase:
1. Pencampuran Dosis
pada label. Dosis atau takaran yang melebihi aturan akan membahayakan
penyemprot itu sendiri. Pada saat pencampuran dosis sebaiknya menggunakan alat
2. Waktu Penyemprotan
Waktu yang paling baik untuk penyemprotan pestisida adalah pada waktu
4. Lama Penyemprotan
memperhatikan lama penyemprotan adalah maksimal 3-4 jam per hari dan setiap
5. Arah Angin
dilakukan melawan arah angin, petani akan lebih banyak terpapar saat
menyemprot.
6. Pemakaian APD
Pemakaian alat pelindung diri bertujuan untuk melindungi diri dari sumber
bahaya tertentu, baik yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan kerja.
Paparan Pestisida:
Pencampuran dosis
Waktu penyemprotan
Frekuensi Aktivitas
penyemprotan kolinesterase darah
Lama penyemprotan pada petani tomat
Arah angin
Pemakaian alat
pelindung diri