Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Bisnis


Agroindustri dan Perkebunan

Oleh :
Kelompok 4 (TEP A)

Fathan Edi Purwanto 141710201007


Feri Ardani 141710201008
Ega Daniati 141710201045
Yoga Rezqi Saputra 141710201080

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara penghasil kakao ketiga terbesar di dunia
setelah Ivory Coast dan Ghana dengan produksi tahunan mencapai 700.000 ton
(Wahyudi dan Misnawi, 2007). Melimpahnya produksi kakao tersebut
menyebabkan banyak dilakukannya pengembangan dalam penanganan kakao.
Penanganan kakao, mulai dari tanaman hingga buah kakao beserta prosesnya
sangat menentukan mutu dan kualitas produk.
Produksi kakao yang melimpah perlu diimbangi dengan perluasan pasar
yang dinamis dan bernilai tambah. Selama ini, dari produksi biji kakao nasional,
hanya 20% yang diolah dan dipasarkan dalam bentuk olahan, padahal nilai
tambah terbesar diperoleh dari produk hilirnya, yang meliputi produk setengah
jadi dan produk jadi.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) adalah lembaga non
profit yang melakukan penelitian dan pengembangan komoditas kakao secara
nasional. PPKKI menggunakan bahan baku buah kakao dan biji kakao baik dari
kebun PPKKI maupun berbagai produsen lain di Jawa Timur. Dengan adanya P
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) diharapkan mampu
meningkatkan produskai kakao di Indonesia.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Tujuan yang diharapkan adalah mengetahui pengelolaan managemen
perkebunan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) dari penyediaan
bahan baku , produksi, pemasaran, dan pengolahan limbah.

1.2.2 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan paper ini adalah mengetahui
mangemen perkebunan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Perkebunan
Renteng, Jenggawah , Kabupaten Jember

BAB 2. TINJAUN PUSTAKA


2.1 Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan


baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan
perekayasaan industri. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan
industri, yakni kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar,
kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil. Sedangkan cabang industri
merupakan bagian suatu kelompok industri yang mempunyai ciri umum sama
dalam proses produksi (Peraturan Pemerintah, 1984).

Menurut Sayuti dan Wiyanti (2013), Dalam hal ini sektor industri
pengolahan dibagi menjadi empat kelompok industri berdasarkan jumlah tenaga
kerja yaitu:
1. Industri besar, memililiki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang;
2. Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang;
3. Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang;
4. Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.

2.2 Agroindustri

Menurut Soekartawi (2000:10) agroindustri adalah pengolahan hasil


pertanian, dan karena itu agroindustri merupakan bagian dari enam subsistem
agribisnis yang disepakati selama ini yaitu subsistem penyediaan sarana produksi
dan peralatan, usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri), pemasaran sarana dan
pembinaan.
Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk
pertanian, suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan
jumlah minimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan adalah disebut
agroindustri. Arti yang kedua adalah bahwa agroindustri itu diartikan sebagai
suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian,
tetapi sebelum tahapan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.
Agroindustri dapat dikatakan sebagai agroindustri apabila mempunyai 4
syarat:
1. bahan baku utamanya hasil pertania;
2. menggunakan teknologi untuk menambah nilai jual;
3. menghasilkan produksi baru dari proses transpormasi
4. sektor pertanian
Ruang lingkup kegiatan agroindustri mencakup kegiatan pasca panen,
industri pengolahan makanan dan minuman, industri biofarma, industri bioenergi,
industri pengolahan hasil ikutan (by-product) serta industry agrowisata.

2.3 Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar dari


manajemen, yang merupakan awal dari tiap fungsi Manajemen
lainnya, yaitu organizing, actuating dan controlling. Perencanaan
diperlukan agar resiko yang akan ditanggung di masa depan
relatif kecil. Perencanaan adalah masalah memilih, artinya
memilih tujuan dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif,
perencanaan pun tidak ada. Jadi perencanaan adalah kumpulan
dari beberapa keputusan.

Menurut Maito (2017), Tujuan dari perencanaan adalah :


1 Untuk memberikan arah dan tujuan bagi perusahaan;
2 Dapat ditentukan suatu pedoman sebagai standar/ukuran untuk mengurangi
ketidakpastian serta perubahaan di masa mendatang;
3 Dengan perencanaan dapat diukur berhasil tidaknya suatu pekerjaan sehingga
akan mempermudah pengawasan;
4 Membantu memperkirakan peluang di masa mendatang;
5 Dengan perencanaan akan timbul efisiensi sehingga pengeluaran biaya dapat
ditekan.
Menurut Maito (2017), Suatu perencanaan yang baik tentunya harus
dirumuskan. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan
yang harus dipenuhi, yaitu realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan
omprehensif.

2.4 Kajian Pemasaran

Menurut Kurniati (2012), Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok


yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup untuk berkembang, danmendapatkan laba. Pemasaran juga
merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu
kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika perusahaan
tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau menginginkan
konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko dalam Kruniati (2012),


Mendefinisikan konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran tersebut dapat dicapai
dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen harus
menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang tepat sesuai
dengan keadaan konsumen sasarannya.

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan


dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada
penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut
serta menentukan harga, mengadakan pelayanan dan distribusi yang efektif untuk
memberitahu, mendorong serta melayani pasar.

Menurut Radiosunu dalam Kurniati (2012), Strategi pemasaran didasarkan


atas lima konsep strategi berikut, segmentasi pasar, market positioning, targeting,
Marketing mix strategy, dan iming strategy.
2.5 Kajian Amdal (Kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Menurut Peraturan Pemerintah (2012), Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek
yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya.

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan. AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak
positif dan negative dari suatu rencana kegiatan atau proyek, yang diapakai
pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan atau proyek layak atau
tidak layak lingkungan (Peraturan Pemerintah, 2012).

Kajian dampak positif dan negative tersebut biasanya disusun dengan


mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosialekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat. Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak
lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang
timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian
juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih besar
daripada dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut
dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak
layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.

Pada dasarnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah


keseluruhan proses yang meliputi penyusunan berturut-turut sebagaimana diatur
dalam PP nomor 27 tahun 2012 , bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen
AMDAL yang terdiri dari 5 (lima) dokumen, yaitu:
1 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(KAANDAL);
2 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL);
3 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL);
4 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL);
5 Dokumen Ringkasan Eksekutif

2.6 Kelayakan Usaha

Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat (benefit) yang dapat


diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek, disebut dengan studi
kelayak bisnis. studi kelayakan digunakan untuk bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah meneriman atau menolak dari suatu gagasan
usaha/proyek yang direncanakan (Mujiningsih.29: 2013). Faktor-faktor yang
perlu dinilai dalam menyusun studi kelayakan bisnis adalah menyangkut dengan
beberapa aspek antara lain:
a) Aspek Marketing
b) Aspek Teknis Produksi
c) Aspek Produksi
d) Aspek Manajemen, dan
e) Aspek Lingkungan.

BAB 3. HASIL KUNJUNGAN LAPANG


3.1 Sejarah Berdirinya Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia

Kunjungan lapang dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2017 di


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jln. PB.Sudirman No. 90 Jember Jawa Timur
Indonesia.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) didirikan pada
tanggal 1 Januari 1911dengan nama pada waktu itu Besoekisch Proefstation.
Setelah mengalami beberapa kali perubahan baik nama maupun pengelola, saat ini
secara fungsional PPKKI berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia, sedangkan secara structural
dikelola oleh Lembaga Riset Perkebunan Asosiasi-Penelitian Perkebunan
Indonesia (LRPI-APPI).
Sejak didirikan pada tahun 1911, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia berkantor di Jl. PB. Sudirman No 90 Jember, namun mulai tahun 1977
seluruh kegiatan/operasional dipindahkan ke kantor baru yang berlokasi di Jl.
Perkebunan Renteng,Jenggawah (Jember) yang berjarak 20 km kea rah barat
daya kota Jember.

3.2 Lokasi Industri


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) berlokasi di Jl.
Perkebunan Renteng,Jenggawah (Jember) yang berjarak 20 km kearah barat
daya kota Jember.
3. 3 Penyediaan Bahan Baku

3. 4 Penggunaan Teknologi dalam Proses


Pengolahan hasil kopi dan coklat di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia (PPKKI) sudah menerapkan teknologi. Hal tersebut dibuktikan dengan
penggunaan mesin atau alat yang canggih pada setiap produksinya. Salah satunya
pada proses pengemasan.

3. 5 Diversifikasi Produk
Produk dari olahan dari kopi dan kakao yang ada di PUSLITKOKA
Renteng terbilang banyak produksi. Terdapat kurang lebih 11 produk olahan yaitu
minuman cokelat 3 in 1, permen cokelat bar, permen cokelat pralin, bubuk cokelat
murni, aneka kue, sabun dari lemak kakao, kopi instan mini kafein, kopi instan
ginseng, jahe, kopi tubruk dan kopi krim. Untuk harga memang terbilang mahal
bila dibandingkan dengan harga cokelat dipasaran. Harga untuk produk olahan
mulai dari Rp. 3. 000

Gambar 3. 1Variasi Produk PUSLITKOKA Jenggawah Jember.

3.6 Pengolahan Limbah

Gambar 3.2 Pengolahan limbah secara tertutup pada kebun


Pengolahan limbah yang ada di PUSLITKOKA sudah terbilang
terseruktur dan ramah lingkungan. Hal tersebut terbukti dengan adanya
pengolahan limbah secara tertutup untuk digunakan sebagai biogas dan pupuk
kompos. Biogas tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk kegiatan
produksi sedangkan kompos digunakan untuk pupuk pada tanaman kakao.

3.7 Nilai Tambah


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jenggawah memiliki nilai tambah. Di
tempat ini sedang dikembangkan sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Saranan
tersebut dibuka untuk umum setiap hari sabtu dan minggu. Para pengunjung
dapat dengan berwisata dengan menaiki kereta untuk berkeliling ke perkebunan,
melihat proses pembuatan produk olahan, berfoto, dan dapat meningmati olahan
secara langsung diempat tersebut. untuk mengunjunginya pengunjung hanya
membayar Rp.2000 sebagai uang parkir kendaran, kita dapat bersantai dengan
keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, P. A. 2012. Strategi Bauran Pemasaran Pada Kelompok Usaha


Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (Uppks) Di Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2011. Http://Eprints.Uny.Ac.Id/7732/3/Bab%202-
06408144012.Pdf [26 Februari 2017].

Maito, R. 2014. http://eprints.ung.ac.id/712/6/2013-2-87203-


211408249-bab2-11012014035656.pdf [26 Februari 2017].

Mujiningsih, M. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Dan Strategi Pengembangan


Industri Kecil Tempe Di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar.
Skripsi [26 Februari 2017].

Peraturan Pemerintah. 1984. Undang-Undang RI No.5 tahun 1984 tentang


perindustrian.http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/undang
-undang-nomor-5-tahun-1984-tentang-perindustrian.pdf [26 Februari
2017].
Peraturan Pemerintah. 2012. Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
lingkuangan
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan
pemerintah -nomor-27-tahun-2012-tentang-izin-
lingkungan.pdf. [26 februari 2017].

Sayuti, A. Dan Wiyanti, D. 2013. Tingkat Persaingan Usaha dan


Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Industri
Meubel Jati Ukir di Kota Bandar Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/954/8/BAB%20II.pdf [26 Februari
2017].

Anda mungkin juga menyukai