BAB I
PENDAHULUAN
bulan yang sejuk. Pada individu yang aktif secara fisik, dapat terjadi
sepanjang tahun.1,4
Malassezia berubah dari bentuk blastospora menjadi bentuk mycelial
dengan pengaruh dari faktor-faktor predisposisi. Asam dikarboksilat (tyrosinase
inhibitor) yang dibentuk dengan oksidasi enzimatik asam lemak pada lipid
permukaan kulit menghambat secara kompetitif tyrosinase yang diperlukan untuk
pembentukan pigmen melanosit di melanosit epidermal dan oleh karenanya
menyebabkan hipomelanosis. Pada makulae hiperpigmentasi, organisme
Malassezia menginduksi pembesaran melanosome yang dibuat oleh melanosit di
lapisan basal epidermis.1,4
Lesi pityriasis versicolor dapat terjadi selama berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun. Biasanya tidak ada gejala kulit yang dirasakan pasien.
Terkadang disertai pruritus ringan. Individu dengan PV biasanya datang karena
masalah kosmetik adanya bercak pigmentasi. Lesi kulit berupa makulae berbatas
tegas, berbentuk bulat atau oval, bervariasi dalam ukuran. Skuama dapat muncul
dengan cara menggosok lesi secara perlahan. Lesi yang telah diterapi lebih
sedikit skuamanya. Pada kulit putih, lesi berwarna coklat muda. Pada kulit
berwarna, lesi berwarna putih. Pada kulit gelap, lesi kulit berupa makulae coklat
tua. Distribusi lesi bisa di tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, axillae,
lipatan paha, paha, genitalia. Lesi di wajah, leher, dan/atau kepala terjadi pada
pasien yang menggunakan glukokortikoid krim/salep atau topikal.1,4
Pemeriksaan penunjang untuk pityriasis versicolor adalah dengan
pemeriksaan mikroskopik pada preparat skuama dengan KOH, lampu Wood, dan
dermatopatologi. Pemeriksaan mikroskopik dapat menunjukkan hifa berfilamen
dan bentuk jamur globus, yang disebut spaghetti and meatballs. Pemeriksaan
lampu Wood menunjukkan skuama berfluoresensi kuning keemasan.
Hiperkeratosis bervariasi, hiperplasia psoriasiform, inflamasi kronis dengan
dilatasi pembuluh darah bisa tampak dengan dermatopatologi. Diagnosis
pityriasis versicolor ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, dan dikonfirmasi
dengan penemuan preparasi KOH yang positif.1,5
Pityriasis versicolor dapat menetap selama bertahun-tahun bila
faktor predisposisinya tetap ada. Depigmentasi terjadi selama
berbulan-bulan setelah infeksi dieradikasi.4
3
BAB II
LAPORAN KASUS
3 tahun yang lalu mendapat pengobatan salep (tidak tahu namanya) dan
pasien tidak kontrol lagi. Untuk keluhan yang sekarang, sebelum ke RSSA,
pasien mengoleskan kalpanax pada ruam dan mengoleskan kayu putih ketika
terasa gatal.
2.2.6 Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai guru jurusan mesin di SMK dan sering di
luar untuk mengajar (setelah mengajar siang hari di sekolah, pasien
berkeliling ke tempat bimbingan belajar yang lain untuk mengajar).
Thorax
Inspeksi Umum : bentuk dada kesan normal, simetris, tidak ada retraksi, tidak
ada deformitas
Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra.
Perkusi : Batas jantung kanan = sternal line dekstra
Batas jantung kiri = sesuai ictus
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, gallop (-), murmur (-)
7
Paru:
Inspeksi : gerakan dinding dada kanan-kiri saat bernafas simetris, retraksi
dinding dada (-)
Palpasi : gerakan dinding dada kanan-kiri saat bernafas simetris, stem
fremitus D = S.
sonor sonor
sonor sonor
sonor sonor
Perkusi : kanan | kiri :
Auskultasi : suara napas : laju pernapasan 20x/menit, reguler
vesikuler vesikuler
vesikuler vesikuler
vesikuler vesikuler
2.6 Diagnosis
Pityriasis versicolor
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Medikamentosa
2.7.1.1 Oral
Ketoconazole tablet 1 x 200 mg per oral selama 4 minggu
2.7.1.2 Topikal
Topisel solution (selenium sulfide 25%) digunakan 20 menit sebelum
mandi
2.7.3 Edukasi
Menghindari kelembaban yang berlebihan dengan cara segera mengganti
pakaian bila berkeringat
Menghindari penggunaan pakaian yang ketat atau tidak menyerap
keringat
Menghentikan penggunaan bedak, bobok, dan obat luar lainnya
2.8 Follow Up
Setelah pemberian medikamentosa pasien tetap juga tidak sembuh maka
dapat segera kembali dan kontrol setelah 2 minggu pengobatan
2.9 Prognosis
quo ad vitam : ad bonam
quo ad sanam : ad bonam
quo ad fungsionam : ad bonam
quo ad kosmetikum : ad bonam
9
BAB III
PEMBAHASAN
Karena organisme ini cepat berkolonisasi pada manusia selama pubertas saat
lipid kulit meningkat dan Pytriasis versicolor bermanifestasi di area-area kaya
sebum (misalnya, dada, punggung), variasi individu dalam hal lipid permukaan
kulit diduga berperan penting dalam patogenesis penyakit. Meskipun demikian,
dalam suatu studi pasien dengan PV dan subyek kontrol tidak menunjukkan
perbedaan kuantitatif dan kualitatif pada lipid permukaan kulit. Lipid permukaan
kulit signifikan untuk keberadaan M. furfur yang normal pada kulit manusia, tetapi
kemungkinan lipid berperan kecil dalam patogenesis Pytriasis versicolor. 4
Pasien ini mendapatkan terapi ketoconazole oral 1 x 200 mg dan topisel
(selenium sulfida) topikal yang dioleskan 20 menit sebelum mandi. Pasien juga
diberikan edukasi untuk menghindari faktor-faktor predisposisi timbulnya
pityriasis versicolor, dengan menghindari kelembaban berlebihan.
Pasien harus diberi informasi bahwa pityriasis versicolor disebabkan oleh
jamur yang normalnya ada di permukaan kulit sehingga tidak menular. Kondisi ini
tidak meninggalkan jaringan parut yang permanen atau perubahan pigmentasi,
dan perubahan warna kulit membaik dalam waktu 1-2 bulan setelah terapi
dimulai. Pityriasis versicolor dapat diterapi dengan sukses dengan berbagai
agen. Agen topikal efektif meliputi selenium sulfida, sodium sulfasetamid,
siklopiroksolamin, serta antifungi azole dan allilamin. Berbagai regimen dapat
digunakan. Selenium sulfida lotion dioleskan pada area kulit yang terpengaruh
setiap hari selama 2 minggu; setiap kali setelah dioleskan, dibiarkan selama 10
menit sebelum dicuci/mandi. Pemberian per minggu agen-agen topikal selama
beberapa bulan ke depan dapat membantu mencegah rekurensi.4,5
Terapi oral juga efektif untuk pityriasis versicolor dan seringkali lebih
dipilihpada pasien karena lebih mudah dan tidak memakan waktu. Terapi oral
dapat diberikan bersama regimen topikal. Ketoconazole, fluconazole, dan
itraconazole merupakan agen oral pilihan pertama. Berbagai regimen dosis telah
digunakan. Dengan ketoconazole, diberikan dosis 200 mg per hari selama 10
hari dan sebagai dosis tunggal 400 mg, keduanya memiliki hasil yang sama.
Fluconazole diberikan dalam dosis 150 sampai 300 mg setiap minggu selama 2-
4 minggu. Itraconazole biasanya diberikan pada 200 mg per hari selama 7 hari.
Pramiconazole dan sertaconazole juga telah digunakan dalam terapi pityriasis
versicolor. 4
12
BAB IV
RINGKASAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolf, Klaus, Lowell A.G., Stephen I.L., Barbara A.G, Amy S.P., and David
J.L. 2008. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine, seventh edition.
USA: Mc Graw Hill.
2. Oakley, Amanda. 2010. Pitytiasis Versicolor.
http://www.dermnetnz.org/fungal/pityriasis-versicolor.html Diakses tanggal
4 Juni 2014.
3. Gosh, Sudip Kumar, Sunil K.D., Indranil S., Jayasree N.B., Arghyaprasun
G., and Aloke K.R. 2008. Pityriasis versicolor: A Clinicomycological and
Epidemiological Study from A Tertiary Care Hospital. Indian J Dermatol
2008:53(4):182-5.
4. Burkhart, Craig G. and Lorie G. 2010. Tinea Versicolor.
http://emedicine.medscape.com/article/1091575-overview Diakses
tanggal 4 Juni 2014.
5. Richardson, Malcolm D. and David W.W. 1994. Fungal Infection
Diagnosis and Management. London: Blackwell Scientific Publication.
6. Crespo, V. Crespo-Erchiga, and E. Gmez-Moyano. 2008. Controversies
In Dermatology:Pityriasis Versicolor and the Yeasts of Genus Malassezia.
Actas Dermosifiliogr. 2008;99:764-71
7. Hawranek, Thomas. 2002. Cutaneous Mycology. In Fungal
Allergy and
Pathogenicity. Basel: S. Karger AG.