Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah keadaan konsentrasi Hb (hemoglobin) hematokrit dan

hitungan eritrosit di bawah normal (Prawirohardjo, 2014). Menurut Dewoto

dan Wardini (2007) Anemia dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe)

defesiensi vitamin B12, Kekurangan Asa Folat, Defisiensi Riboflavin yang

dapat menyebabkan normokromik normositik (pure red-cell aplasia) dan

defisiensi Piridoksin (vitamin B6). Anemia merupakan dampak dari kondisi

yang tidak tampak atau tersembunyi yang bersifat fatal bagi yang

mengalaminya, dan merupakan masalah kesehatan umum yang terjadi

hampir di seluruh belahan dunia baik bagi negara kaya maupun negara

miskin dan sedang berkembang (wahyuni, 2010). Anemia pada kehamilan

dapat didefinisikan sebagai kadar Ht, Konsentrasi Hb, atau hitungan eritrosit

di bawah batas normal atau suatu kondisi peningkatan kebutuhan oksigen

sehingga memicu peningkatan produksi eritroprotein yang mengakibatkan

menambahnya volume plasma dan sel darah merah (eritrosit) meningkat

(Prawirohardjo, 2014)

Data WHO tahun 2013 mencatat bahwa defisiensi zat besi adalah

paling banyak dari kekurangan nutrisi yang dialami wanita hamil, dan lebih

dari 2 milyar wanita hamil di seluruh dunia mengalaminya pada tahun 2001,

daerah Afrika adalah daerah yang memiliki jumlah anemia paling tinggi

yaitu satu pertiga dari anak usia sekolah (67,6%) dan 1/2 wanita hamil
2

(57,1%) dan wanita tidak hamil (47,5%). Pada tahun 2008 WHO

menyatakan bahwa satu dari empat penduduk dunia mederita anemia, di

mana wanita hamil dan anak usia sekolah memiliki resiko paling tinggi

(wahyuni, 2010).

Menurut Keputusan menteri Kesehatan RI No. 736a/XI/1989

dikatakan tidak menderita anemia jika, jumlah Hb laki-laki dewasa > 13

g/dl, pada perempuan >12g/dl, anak-anak >11g/dl, dan pada wanita hamil

>11g/dl. Seseorang dikatakan anemia apabila jumlah Hb nya kurang dari

nilai baku tersebut. Masalah yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia

adalah masalah relatif tingginya prevalensi anemia ibu hamil dan sebagian

penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk membentuk

hemoglobin, sehingga yang ditimbulkan adalah anemia kekurangan besi.

(Riskesdas, 2013).

Selama kehamilan wanita membutuhkan zat besi dan asam folat untuk

perkembangan janinnya. Ada khawatiran jika ibu mengalami kekurangan

dari zat gizi ini, akan mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan

janinnya secara adekuat (Viteri, 2009). Secara umum anemia yang terjadi

pada ibu hamil diperkirakan setengahnya disebabkan oleh kekurangan zat

besi, kemudian penyebab lain adalah defesiensi asam folat, vitamin B12,

defesiensi vitamin A, inflamasi kronik, infeksi parasit dan kelainan

herediter. Pada wanita hamil dikatakan anemia jika pada trimester pertama

dan trimester ketiga kehamilan lebih rendah dari 110g/L dan trimester kedua

dari kehamilan biasanya menurun hingga 5g/L. Untuk mengatasi anemia


3

yang terjadi pada ibu hamil dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat besi

30-60mg dan asam folat 400g (0,4mg) per hari selama kehamilan dan

dianjurkan mulai awal kehamilan. (WHO, 2012).

Pada kekurangan asam folat akan meningkatkan resiko kecacatan dari

otak dan sum-sum tulang belakang yang dalam istilah kedokteran disebut

sebagai anencepaly dan sfina bividia. Kedua jenis kecacatan ini oleh

masyarakat dianggap sangat mengerikan dan akan menjadi beban

msyarakat. Kecacatan tersebut disebabkan karena tidak menutupnya tuba

neuralis (neural tuba defect =NTD) (Viteri & Rosas, 2009). Sedangkan pada

kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau

hambatan pada pertumbuhan baik pada sel tubuh maupun sel otak pada

janin. Pada ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya,

bayi berat badan rendah (BBLR), perdarahan sebelum dan sesudah

melahirkan, dan pada anemia berat yang ditimbulkan dapat menyebabkan

kematian ibu dan bayi.

Menurut Survey Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan

target MDGs pada tahun 2016 diharapkan AKI mengalami penurunan

sampai 102/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI 2013). Dinas Kesehatan

Provinsi Lampung mencatat kejadian anemia pada ibu hamil pada tahun

2013 cukup tinggi yaitu berkisar 176.705 (56,39%) dari 313.381 ibu hamil.

Sementara itu pravelensi kejadian anemia berdasarkan data Dinas Kesehatan

Lampung Tengah pada tahun 2013 tercatat kejadian anemia sebanyak 5.655
4

(24,6%) dari 22.921 ibu hamil. Pravelensi tersebut meningkat sebesar 5-

11% dari tahun sebelumnya, yang disebabkan karena sebelum wanita

mengalami kehamilan mereka telah jatuh ke dalam keadaan anemia

(Sofiana, 2014). Wahyuni (2010) menyebutkan tanda-tanda anemia antara

lain adalah kulit pucat, rasa lemah, nafas pendek, kuku mudah pecah,

kurang selera makan, dan sakit kepala sebelah depan, namun terkadang

tidak ada keluhan bila pasien mengalami anemia ringan.

Dalam menurunkan angka kejadian anemia defesiensi Fe pada ibu

hamil dilaksanakan melalui ante natal care (ANC) dengan mendistribusikan

tablet Fe. Pemerikasaan darah dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan, yaitu trimester II dan trimester III dengan pertimbangan bahwa

sebagian besar ibu hamil mengalami kebutuhan zat besi yang meningkat

maka dilakukan pemberian tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil di puskesmas

(Sofiana, 2014).

Pada penelitan yang dilakukan oleh Sejati dkk (2008) terhadap 5

orang di Desa Sokaraja Kabupaten Banyumas didapatkan hasil bahwa faktor

pengetahuan ibu tentang tablet Fe dan dukungan keluarga sebagai faktor

penguat memegang peranan penting dalam kepatuhan mengonsumsi tablet

Fe.Dengan demikian keluarga adalah salah satu faktor yang sangat

berpengaruh dalam menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil.

Dukungan keluarga merupakan dukungan emosional yang berasal dari

teman, anggota keluarga, bahkan pemberi asuhan keperawatan kesehatan

yang membantu individu ketika masalah muncul (Videbeck, 2008).


5

Beberapa penelitian mengatakan bahwa orang yang mempunyai dukungan

sosial dapat membantu menurunkan tingkat stres dan mengurangi kesakitan,

mempunyai pengaruh positif dalam mengatasi dan beradaptasi pada masalah

yang dihadapinya. Dan individu yang mempunyai dukungan emosional dan

fungsional terbukti lebih sehat daripada individu yang tidak mendapatkan

dukungan (Vanerhost & McLaren ,2005 dalam Videbeck, 2011).

Berdasarkan hasil Pra survei yang dilakukan selama satu minggu

pada bulan April tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa

Kabupaten Pringsewuterhadap 10 orang ibu hamil, didapatkan 5 orang (50

%) ibu hamil yang memilki pengetahuan rendah tentang tablet Fe dan Asam

folat. Dari beberapa ibu hamil tersebut sebanyak 6 orang (60%) mengatakan

tidak mendapatkan dukungan dari keluarga. Sehingga ibu hamil yang

memiliki kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dan asam folat secara rutin

masih rendah. Dan dari hasil wawancara bebas terhadap lima orang ibu

hamil yang memeriksakan diri ke bidan Desa Margodadi mengatakan hanya

mendapatkan dukungan terhadap pemeriksaan kehamilan dari keluarga

terutama suami, hanya dua orang dari lima orang tersebut yang didukung

suami untuk meminum tablet Fe dan asam folat.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai hubungan antara dukungan keluarga terhadap

kepatuhan konsumsi tablet Fe dan Asam folat di desa.


6

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan

dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi

tablet Fe dan Asam Folat di wilayah Kerja Puskesmas Margodadi Lampung

Tengah tahun 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujunan umum penelitian ini adalah diketahui hubungan dukungan

keluarga terhadap kepatuhan ibu hamil di wilyah kerja puskesmas

margodadi Kabupaten Pringsewutahun 2016

2. Tujuan Khusus

a. Diketahu dukungan keluarga pada ibu hamil untuk mengkonsumsi

tablet Fe di wilyah kerja Puskesmas Margodadi Kabupaten

Pringsewutahun 2016.

b. Diketahui kepatuhan ibu hamil dalam memberikan konsumsi tablet

Fe di wilyah kerja Puskesmas Margodadi Kabupaten Pringsewu

tahun 2016.

c. Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu

hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe di wilyah kerja puskesmas

Margodadi Kabupaten Pringsewu tahun 2016.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu menambah khasanah ilmu

pengetahuan tentang dukungan keluarga dalam mengkonsumsi tablet Fe

dan asam folat pada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Margodadi Pringseweu

Sebagai masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan dalam rangka

meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dalam pemberian

tablet Fe dan asam folat.

b. Bagi Stikes Aisyah Pringsewu

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat menambah kepustakaan dan

menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa Stikes Aisyah Pringsewu.

E. Runag Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional . subjek penelitian ini adalah ibu hamil yang

berada di wilayah kerja puskesmas Margodadi, Objek penelitian ini adalah

hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe. Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas

Margodadi Kabupaten Pringsewu, Waktu penelitian dilakukan pada bulan

Agustus tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai