Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Geomekanika Pada
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam
Bandung. Tahun akademik 2017 / 2018
Disusun Oleh :
Dewi Luckyta Kusuma Negara (10070115086)
Kelas B
No Objek pengamatan
Pengamatan
. Batu andesit Spesimen
1. Berat container kosong 10 gr 9,5 gr
Perhitungan
Berdasarkan rumus yang digunakan maka data hasil percobaan yang
didapat langsung diolah dengan rumus tersebut, nerikut perhitungannya :
1. Bobot Isi Asli (Natural Density)
74 gr Spesimen =
Batu = 75,2 gr - 21 gr
37,2 gr
= 1,36 gr/ml
40,3 gr - 9,5 gr
= 1, 2 gr/ml
/1 /1
= 1,319 gr/ml = 1,10 gr/ml
5. True spesific Gravity
71,5 gr 8. Spesimen =
6. Batu = 71,5 gr - 21 gr
33,9 gr
/1 33,9 gr - 9,5 gr /1
7. = 1,4185 gr/ml
9. = 1,389 gr/ml
10. Kadar Air Asli (Natural Water Content)
11. Batu = 13. Spesimen =
0,0682 0,2077
1 - 0,0682 1 - 0,2077
64.
68. 69,57
2 65. Saturated Mass (Ww) 66. 75,2 gr 67. 40,3 gr
gr
69.
70. Submerged Mass 73. 33,4/21
3 71. 21 gr 72. 9,5 gr
(Ws) ,06 gr
74.
4 75. Dry Mass (Wo) 76. 71,5 gr 77. 33,9 gr 78. 65,4 gr
79.
81. 1,36 82. 1,2 83. 1,36/1,
5 80. Natural Density (pn)
gr/ml gr/ml 82 gr
84.
85. Saturated Density 86. 1,38 87. 1,3 88. 1,43/1,
6
(ps) gr/ml gr/ml 92 gr
89.
91. 1,32 92. 1,1 93. 1,35/1,
7 90. Dry Density (pd)
gr/ml gr/ml 81 gr
94.
95. Natural Content 97. 18,87
8 96. 3,5 % 98. 0,92 %
Water (W) %
99.
100.Satrurated Degree 101.67,56 102.51,56
9 103.6,38 %
(S) % %
104.
107.20,77 108.8,6/11,
1 105.Porosity (n) 106.6,82 %
% 34%
109.
113. 0,09/0,
1 110. Void Ratio (e) 111. 0,07 112. 0,26
13
114.
Analisa
115. Pada praktikum sifat fisik hari Selasa tanggal 1 Maret 2017
didapatkan data - data hasil percobaan dan hasil perhitungan. Data hasil
percobaan berupa massa masing masing penelitian. Pada sampel batuandeit,
massa asli batuan dengan massa jenuh nya berbeda yakni 74 gr dan 75,2 gr. Hal
ini terjadi karena komposisi batuan saat asli dengan jenuh sedikit berbeda. Yang
membedakan ialah dari kandungan air serta udara dalam batuan tersebut.
Massa asli batuan, diimana komposisi batuan nya ialah material batuan, udara
dan air. Sedangkan saat penjenuhan udara yang ada pada batuan hilang dan ori
pori seluruh bagian batuan terisi oleh air. Itu mengapa batuandesit menjadi lebih
berat dengan aslinya. Sama dengan batu gamping maupun spesimen. Yang
membedakan ialah kenaikan dari massa tiap sampelnya. Pada spesimen,
kenaikan massa nya lebih besar dibandingkan dengan batuandesit yakni dari
37,2 gr ke 40,3 gr. Hal ini terjadi karena spesimen merupakan core buatan
manusia yang memiliki kekerasan, kekompakkan serta sifat fisik yang berbeda
dengan batuan beku. Spesimen ini lebih rapuh dibandingkan dengan batuandesit
yang materialnya berupa mineral sehingga pori- porinya lebih banyak dari
batuandesit. Hal tersebut juga sama hal nya dengan batugamping. Batugamping
mengalami kenaikan massa setelah penjenuhan, dari 66gr mencapai 69,57gr.
Kenaikan massa sampel ini lebih besar dibandingkan spesimen dan batuandesit
karena batugamping ini lebih banyak mengandung rongga dari sampel lainnya
serta kemmpuan batu ini yang suka dengan air yang artinya lebih banyak
menyerap air sehingga massa jenuhnya lebh besar dari massa aslinya. Seperti
pada gambar dibawah, penjenuhan air pada sampel tersebut bertahap dari , ,
hingga full penuh. Hal ini dilakukan agar mengisi pori-pori batuan dengan air dan
menghilangkan kadar udara dari pori-pori batuan secara bertahap agar
seluruhnya terisi dengan air. Tujuan dari penjenuhan ini ialah untuk mengetahui
seberapa besar tingkat penyarangan batuan terhadap air. Didapatkan persen
porositas batuandesit 6,82%, spesimen 20,7% dan batugamping 11,34%. dari
data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa antar ketiga sampel tersebut
memiliki tingkat penyarangan terhadap air yang berbeda beda serta tingkat
kerapatan porinya juga berbeda-beda, semakin besar persen porositas maka
semakin rapat porinya dan tingkat penyarangan airnya semakin besar.
Berdasarkan data tersebut tingkat penyarangan terhadap air dari tinggi ke
rendah ialah spesimen, batugaming dan batuandesit
116.
117. Gambar 1
118. Proses Penjenuhan Sampel
119.
120. Bukti bahwa batuan dan spesimen tersebut memiliki kandungan
air atau tidak ialah data massa kering dari ketiga sampel tersebut saat sudah
dioven. Kandungan air bawaan maupun yang ada dari hasil percobaan pada
batuan dan sampel hilang saat pemanggangan. Maka dari itu, perbandingan
massa antara massa asli dan massa kering dapat dilihat perbedaannya dari
perbedaan ini juga dapat diketahui berapa kandungan air dalam batuan tersebut.
Perbedaan yakni massa asli dan kering batu andesit, spesimen dan batugamping
ialah dari 74 gr ke 71,5 gr, dari 37,2 gr ke 33,9 gr dan dari 66 gr ke 65,4 gr.
121. Selain itu kehilangan massa dari massa asli dengan massa kering
ialah dari ketahanan atau resisttensi dari sampel tersebut. Pada dasarnya
ketahanan atau resistensi antara batuandesit, batugaming dan spesimen
berbeda sebab unsur-unsur penyusun dari masing-masing sampel berbeda.
Batuandesit terdiri dari minerak yang terkristalisasi, batugamping terdiri dari
material kalsium dan karbonatan yang mengalami kristalisasi, sedangkan
spesimen merupakan sampel yang terbuat dari semen dan campuran agregat.
Dari komposisi tersebut dapat dilihat bahwa antara komposisi yang terktristalisasi
atau proses alami akan berbeda hasil nya dengan hasil tangan manusia dari segi
kekompakkan dan ketahannannya. Imbasnya sampel yang mengalamai
pengujian ini akan terlihat perbedaan ketahanan, ada yang mudah rapuh serta
menyerap air aa yang tidak seperti batuandesit yang kekompakkannya masive,
resistensi tinggi dan kemampuan menyerap airnya rendah dibandingkan dengan
spesimen maupun batugamping.
122.
123. B. Uji Kuat tekan Uniaksial (UCS)
124. Setelah dilakukan percobaan kuat tekan uniaksial terhadap
sampel beton, dan mortar didapatkan data berupa perubahan diameter sampel
(dimensi) secara xial maupun lateral. Berikut tabelnya :
125. Tabel 3
126. Dial Gauge Reading
127.
128. 129. 130. 131. Dial Gauge
N Time Lo Reading (mm)
( 135. 136. Diam
m Axi eteral
i 141. 142.
a
n
Right Left
u l
t
e
143.
145.
1 144.0 146.0 147.0 148.0
0
151.
149. 150.0.
25 152.0 153.0 154.0
2 5
155. 157.
3 156.1 50 158.0 159.0 160.0
161. 163.
162.1. 164.-
4 75 165.5 166.0
5 2
167. 169.
170.-
5 168.2 10 171.6 172.0
2
173. 175.
174.2. 176.-
6 12 177.8 178.0
5 1
179. 181.
7 180.3 15 182.2 183.9 184.1
185. 187.
186.3. 189.1
8 17 188.4 190.2
5 0
191. 193.
195.1
9 192.4 20 194.7 196.3
2
197. 199.
198.4. 200.1 201.1
1 22 202.4
5 0 3
203. 205.
206.1 207.1
1 204.5 25 208.4
3 5
209. 211.
210.5. 212.1 213.1
1 27 214.5
5 6 6
215. 217.
218.1 219.1
1 216.6 30 220.7
9 7
221. 223.
222.6. 224.2 225.1
1 32 226.7
5 2 8
233. 235.
234.7. 236.2 237.2 238.1
1 37
5 9 0 0
20
15
Diametral Strain
10 Axial Strain
0
-0.02 -0.01 -0.01 0 0.01 0.01
1381. Gambar 2
1382. Kurva Kelompok 1
1383.
1384.
2. Kurva Kelompok 2
1385.
20
18
16
14
12
10 Diametral Strain
8 Axial Strain
6
4
2
0
-0.01 -0.01 0 0.01 0.01 0.02
1386. Gambar 3
1387. Kurva Kelompok 2a
1388.
1389.
18
16
14
12
10
Diametral Strain
8
Axial Strain
6
4
2
0
-0.01 0 0.01 0.01 0.02
1390. Gambar 4
1391. Kurva Kelompok 2a
1392.
1393.
3. Kurva Kelompok 3
1394.
25
20
15
Diametral Strain
10 Axial Strain
0
-0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0 0.01 0.02
1395. Gambar 5
1396. Kurva Kelompok 3
1397.
Analisa
1398. Hasil percobaan diatas dapat dianalisakan bahwa batuan memiliki
kuat tekan masing masing. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil
pengujian kuat tekan terhadap sampel yang berbeda beda. Artinya perbedaan
kuat tekan ini dipengaruhi oleh sifat fisik masing masing sampel. Seperti pada
sampel 1, sampel ini dapat menerima tegangan sebesar 18,64 Mpa dengan
kempuan menahan beban maksimal 7500 kg, sedangkan sampel 2 hanya dapat
menerima tegangan sebesar16,38 Mpa dengan kemampuan menahan beban
maksimal 3750 kg, dari data tersebut dapat dianalisakan bahwa sampel yang
berbeda memiliki kemampuan yang berbeda beda. Hal tersebut dapat dibktikan
lagi dengan angka void ratio setiap sampel. Void ratio dari sampel 1 sampai 4
berturut turut yaitu 0, 2,18, 1,7 , 2,23 dengan beban maksimal yang dapat
diterima berturut turut berupa 7500kg, 3750kg, 4500kg dan 9500kg. Data
tersebut menunjukkan bahwa semakin besar angka beban yang ditahan batuan
maka angka void akan semakin besar, artinya semakin kuat batuannya maka
void ratio nya semakin besar. Semakin kuat batuan artinya semakin bagus
kualitas dari batuan yang diuji. Kualitas baik yang dimaksud berati batuan
memiliki sifat fisik dan komposisi kimia yang baik, seperti pada batuan beku yang
terdiri dari mineral mineral yang terkristalskan , dimana mineral mineral
penyusunnya itu memiliki tingkat kekerasan yang berbeda, berbeda dengan
batuan sedimen, atau spesimen yang diuji dimana penyusun batu sedimen
terdiri dari butiran butiran mineral yang terlapukkan sehingga kekerasannya
tidak sama dengan hasil yang terksristalisasi. Begitupun spesimen, dimana
sampel spesimen merupakan sampel yang dibuat oleh manusia bukan alami dari
alam dan terdiri dari material lepas yang dicampurkan sehingga kekompakkan
dan banyaknya pori dalam spesimen lebih banyak dari pada batuan sedimen
bahkan batuan beku.
1399.
1400. Gambar 6
1401. Pola Pecahan Sampel
1402.
1403. Perbedaaan sifat fisik dari sampel sampel yang
dilakukan uji UCS dapat dibuktikan pula dengan pola pola pecaha.
Dimana pola pecahan diatas menunjukkan bahwa biang lemah pada
batuan berbeda-beda sesuai kemampuan nya dan komposisi dari batuan
itu sendiri. Jika batuan lemah maka pola pecahannya membentuk retakan
yang banyak, sedangkan batuan yang kuat cenderung memiliki pecahan
yang relatif sedikit dan hanya dibagan tertentu saja.
1404.
1405.