Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

A. Rock Mass Rating (RMR)


RMR merupakan kalsifikasi geomekanika yang dikemabangkan oleh
Bienawski pada tahun 1972-1973. Klasifikasi ini digunakan menggunakan
paramter-parameter yang telah ditentukan sebagai analisis pada aplikasi untuk
mengetahui keadaan dan lokasi pada tambang untuk batuan kuat, terowongan,
tambang batubara , kestabilan lereng, serta kestabilan pondasi.
Metode RMR menggunakan data-data yang berasal dari data lubang bor,
ataupun pemetaan struktur pada tambang bawah tanah. Dari RMR ini memiliki
tujuan dalam penggunaanya yaitu untuk mengklasifikasi kan kualitas massa
batuandengan permukaan, sebaga panduan metode penggalian serta memberi
rekomendasi pertambangan sebagai pendukung. Selain itu metode ini juga dapat
mengetahui resiko rekayasa potensi yang meungkin akan terjadi selama
kontruksi berlangsung sehingga metode ini pun akan memberi solusi atau
tepatnya untuk mengendalikan dan mencegah resiko yang akan terjadi.

Sumber : Anonim, 2013


Foto 1
Underground Mining

Dalam pengklasifikasian massa batuan dengan metode RMR, Bienawski


menggunakan 5 parameter sebagai acuannya, yang dimana parameter tersebut
memiliki nilai-nilai yang kemudian akan dijumlahkan sebagai nilai RMR total.
Berikut 5 paramter yang diguanakn ialah :
Uniaxial Compressive Strenght (UCS)
Pengujian ucs merupakan pengujian terhadap massabatuan yang
bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik batuan dengan cara memberi tekanan
dari satu arah arah atau dari arah uniaxial dengan tekanan secara kontinyu. UCS
merupakan pengujian yang dilakukan di laboratorium, adapun pengujian yang
memiliki prinsip sama dan dapat digunakan langsung dilapangan ialah pengujian
point load.
Tabel 1
Kekuatan Material Batuan Utuh (Bienawski,1989)

Sumber : Bayu, 2014

Rock Quality Designation (RQD)


RQD merupakan pernsentase panjang core secara utuh yang memiliki
panjang lebih dari 10 cm dari totola core run yang ada.
Tabel 2
Klasifikasi RQD (Bienawski,1989)

Sumber : Bayu, 2014

Jarak antar kekar (Spacing of Discontinuities)


Jarak antar kekar merupakan keadda kekar yang memiliki jarak tegak
lurus antara dua kekar yang berurutan sepanjang garis pengukuran yang dibuat.
Tabel 3
Klasifikasi Jarak Antar Kekar (Bienawski,1989)

Sumber : Bayu, 2014

Kondisi kekar ( Condtion of Discontinuities)


Kondisi kekar memilikikarkaterisitik yang berbeda-beda, dan dibagi
menjadi 5 karaterisitik, ialah :

a. Kemenerusan (persistance)

b. Jarak antar permukaan kekar (separation)


c. Kekasaran kekar (roughness)

d. Material pengisi (infilling)

e. Tingkat pelapukan (weathering)


Tabel 4
Klasifikasi Kondisi Kekar (Bienawski,1989)

Sumber : Bayu, 2014

Kondisi air tanah (Ground Water Condition)


Kondisi air tanah akan mempengaruhi kekuatan masaa batuan. Adapun
paramter nya ialah sebagai berikut :
Tabel 5
Klasifikasi Kondisi Air Tanah (Bienawski,1989)

Sumber : Bayu, 2014

B. Analisis Longsoran
1. Definisi Longsoran
Longsoran merupakan suatu pergerakan tanah atau berpindahnya tanah
atau bergersrnya suatu masaa tanah dari daerah yang memiliki energi potensial
tinggi ke daerah yang energi potensialnya rendah. Longsoran juga terjadi apabila
gaya pendoroong lebih mendominasi daripada gaya penahannya pada suatu
lereng. Adapun ciri-ciri atau tanda apalbila lereng akan mengalami longsor, ialah :
Adanya retakan dilereng yang sejajar
Pepohonan pada lereng terlihat agak miring
Adanya mata air baru secaratiba-tiba
Tebing dalam keadaan rapuh dan adanya kerikil yang berjatuhan.

Sumber : Anonim, 2016


Gambar 1
Macam-macam Longsoran
2. Klasifikasi Longsoran
Berdasarkan dari proses terjadi nya longsor, longsoran batuan dibagi
menjadi 4 bagian, yaitu :
Longsoran Bidang
Longsoran ini terjadi pada sepanjang bidang luncur yang dianggap rata.
Adapun syarat-syarat terjadi longsoran bidang, ialah :
Bidang luncur memiliki arah yang sejajar dengan arah lereng (max. 20o)
Jejak pada bagian bawah bidang lemah menjadi bidangluncur dimuka
lereng.
Kemiringan bidang luncur > sudut geser dalam
Adanya bidang bebas pada kedua sisi longsor

Sumber : Anonim,2015.
Gambar 2
Longsoran Bidang
Longsoran Baji
Pada longsoran ini terdapat lebih dari satu bidang lemah yang saling
berpotongan, sudutnya antar bidang lemah harus lebih besar dari sudut geser
dalam, tetapi harus lebih kecil dari kemiringan lerengnya.

Sumber : Anonim,2015..
Gambar 3
Longsoran Baji
Longsoran Guling
Longsoran ini akan terjadi dengan syarat batuan pada lereng yang
memiliki arah kemirigan berlawan dengankemiringan bidang lemah.
Longsoran Busur
Longsoran ini paling sering terjadi, longsor ini terjadi pada material batuan
yang telah lapuk. Sehingga bila adanya pelaplukan batuan yang tinggi dan
adanya spasi kekar yang rapat akan terjadi longsoran busur.

Sumber : Anonim,2015.
Gambar 4
Longsoran Busur
KESIMPULAN

RMR merupakan kalsifikasi geomekanika yang dikemabangkan oleh


Bienawski pada tahun 1972-1973. Klasifikasi ini digunakan menggunakan
paramter-parameter yang telah ditentukan sebagai analisis pada aplikasi untuk
mengetahui keadaan dan lokasi pada tambang untuk batuan kuat, terowongan,
tambang batubara , kestabilan lereng, serta kestabilan pondasi.
Dalam pengklasifikasian massa batuan dengan metode RMR, Bienawski
menggunakan 5 parameter sebagai acuannya, yang dimana parameter tersebut
memiliki nilai-nilai yang kemudian akan dijumlahkan sebagai nilai RMR total.
Berikut 5 parameter yang diguanakn ialah :
Uniaxial Compressive Strenght (UCS)
Rock Quality Designation (RQD)
Jarak antar kekar (Spacing of Discontinuities)
Kondisi kekar ( Condtion of Discontinuities)
Kondisi air tanah (Ground Water Condition)
Longsoran merupakan suatu pergerakan tanah atau berpindahnya tanah
atau bergersrnya suatu masaa tanah dari daerah yang memiliki energi potensial
tinggi ke daerah yang energi potensialnya rendah. Longsoran juga terjadi apabila
gaya pendoroong lebih mendominasi daripada gaya penahannya pada suatu
lereng. Klasifikasi Longsoran dibagi menjadi 4 yaitu :
Longsoran Bidang
Longsoran Baji
Longsoran Guling
Longsoran Busur
DAFTAR PUSTAKA

1. Aulia, Rachman , ,2011. Longsoran.harizonaauliarahman.blogspot.com.


Diakses pada 11 Mei 2017 Pukul 08.17 WIB.
2. Astawa, Dr. Ir Made Rai & Kramadibrata, Dr. Ir. Suseno. 2005, Mekanika
Batuan. Bandung. ITB.
3.Totonafo, Bayu. 2014, Rock Mass Rating (RMR).
jendelapertambangan.blogspot.co.id/. Diakses pada 11 Mei 2017 Pukul
08.56 WIB.

Anda mungkin juga menyukai