0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan2 halaman
1. Peramalan kebutuhan bijih bauksit untuk memenuhi kebutuhan aluminium nasional menggunakan model ARDL dan VAR menunjukkan kebutuhan bijih bauksit diperkirakan mencapai 18,6 juta ton selama 2020-2025.
2. Analisis rantai industri tembaga di Indonesia dengan pendekatan sistem dinamis memperkirakan nilai tambah total sepanjang rantai industri tembaga mencapai USD70,4 miliar selama 2020-2030 jika smelter dan ref
1. Peramalan kebutuhan bijih bauksit untuk memenuhi kebutuhan aluminium nasional menggunakan model ARDL dan VAR menunjukkan kebutuhan bijih bauksit diperkirakan mencapai 18,6 juta ton selama 2020-2025.
2. Analisis rantai industri tembaga di Indonesia dengan pendekatan sistem dinamis memperkirakan nilai tambah total sepanjang rantai industri tembaga mencapai USD70,4 miliar selama 2020-2030 jika smelter dan ref
1. Peramalan kebutuhan bijih bauksit untuk memenuhi kebutuhan aluminium nasional menggunakan model ARDL dan VAR menunjukkan kebutuhan bijih bauksit diperkirakan mencapai 18,6 juta ton selama 2020-2025.
2. Analisis rantai industri tembaga di Indonesia dengan pendekatan sistem dinamis memperkirakan nilai tambah total sepanjang rantai industri tembaga mencapai USD70,4 miliar selama 2020-2030 jika smelter dan ref
tahunnya, perlu dilakukan estimasi ketersediaan Peramalan Kebutuhan Konsumsi bijih bauksit untuk mendukung peningkatan Bijih Bauksit Untuk Kebutuhan Aluminium, kebutuhan aluminium. Hasil dari penelitian Memenuhi Kebutuhan Bauksit, PDB Indonesia, menujukkan kebutuhan aluminium meningkat dari Aluminium Nasional Kebutuhan Harga 1 2020 tahun ke tahun dan berperngaruh terhadap ARDL, VAR Menggunakan Model Aluminium, Aluminium, kebutuhan bijih bauksit. Model ARDL yang ARDL dan VAR ARDL, Populasi dipakai menunjukkan hasil peramalan kebutuhan VAR. aluminium dengan nilai MAPE 3,16%. Kebutuhan Indonesia (Tahun (Alfi Hasna) 1986-2019). bijih bauksit diperkirakan mencapai 18.616.342 ton selama periode 2020-2025. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengembangkan model sistem dinamis rantai industri tembaga, mengembangkan simulasi skenario untuk Cadangan, meningkatkan kapasitas industri-antara tembaga, produksi dan mengestimasi nilai tambah ekonomi yang dapat konsentrat dan diperoleh jika industri logam berbasis tembaga katoda tembaga, sudah dibangun di Indonesia. Hasil dari penelitian Sistem Harga jual dan Analisis Rantai Industri ini yaitu selama periode simulasi 2020-2030, Dinamis, biaya produksi Tembaga di Indonesia diperoleh total nilai tambah sepanjang rantai Tembaga, tembaga dengan Pendekatan Sistem industri tembaga sebanyak USD 70.422.840.000, 2 2021 Rantai Industri Sistem Dinamis Ekspor dan impor Dinamis. jika smelter dan refinery selesai dibangun di tahun Tembaga, produk berbasis 2023 untuk memproses semua konsentrat dalam Peningkatan tembaga (Atika Rahmawati) negeri. Namun, jika pembangunan tidak selesai Nilai Tambah. hingga 2030, maka ekspor konsentrat akan masih Populasi dilakukan. Hal ini mengakibatkan Indonesia Indonesia dan kehilangan nilai tambah sebanyak USD pertumbuhannya 6.681.520.000. Selain itu, Indonesia kehilangan PDB nasional dan nilai tambah sebanyak USD 8.707.930.000, jika pertumbuhannya. smelter dan refinery serta industri-antara tidak dikembangkan di dalam negeri. 3 The Role of Bauxite 2016 Bauxite Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisis Input-Output Tabel IO 2005 Added Value Input-Output dampak pengembangan nilai tambah bauksit (IO) Analysis 175x175 sectors Development in Analysis terhadap perekonomian Indonesia menggunakan Aggregated and Indonesian Economy : Added Value analisis input-output. Hasil penelitian menunjukkan added with Input-Output Analysis Linkages bahwa sektor kilang alumina memiliki keterkaitan alumina refineries Multipliers ke belakang yang tinggi dan keterkaitan ke depan as a new sector yang rendah. Selain itu, pengganda sektor kilang alumina umumnya menunjukkan nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan sektor lain terutama pengganda pendapatan dan kesempatan kerja. Hasil analisis dampak menunjukkan bahwa skenario 3 (F. Firmansyah and C. into 26 x 26 (semua bijih bauksit diproses di dalam negeri) Drebenstedt) sectors memberikan total output terbesar, sedangkan skenario 1 (semua bijih bauksit diekspor) memberikan yang terkecil. Temuan mengkonfirmasi perlunya pengembangan nilai tambah bauksit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat Cadangan model sistem dinamis terpadu untuk siklus Produksi dari aluminium global dan untuk menghasilkan harga tambang aluminium di dalam model dari fundamental pasar Pasokan dan deskripsi proses pembentukan harga dan untuk aluminium ke Aluminium for the future : memasukkan mekanisme pasar dan efek dinamis masyarakat Modelling the global pada penawaran dan permintaan, selain itu tujuan Laju pemakaian production, market supply, Aluminium lain ialah karena harus dapat mengatasi apa yang aluminium Systems demand, price and long Mining terjadi dalam sistem siklus aluminium global ketika Harga pasar global Dynamics term development of the Systems cadangan menipis atau kosong, dan penambangan 4 2015 Modelling global reserves dynamics berkurang. Hasil dari penelitian ini yaitu kelanjutan Hubbert’s Reserves produksi aluminium di masa depan dapat dibatasi Model (Harald U. Sverdrupa, Price oleh akses ke energi. Sementara produksi primer Kristin Vala Ragnarsdottir , aluminium dapat mencapai puncaknya dalam Deniz Kocac ) beberapa dekade mendatang, pasokan ke masyarakat tidak akan mencapai puncaknya sebelum akhir abad ini, karena daur ulang dari stok di masyarakat. Model menunjukkan bahwa tingkat pasokan akan turun ke tingkat 2014 sekitar 2250, atau 230 tahun ke depan.