Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS RANTAI INDUSTRI NIKEL UNTUK BATERAI

KENDARAAN LISTRIK DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN


SISTEM DINAMIS

PROPOSAL TESIS

Oleh
SOVI MAILADINIYA
NIM: 22120002
(Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2023
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Salah satu sumber
daya alam yang dimiliki Indonesia adalah nikel. Pada tahun 2022 Indonesia
memiliki total sumber daya dan total cadangan logam nikel berjumlah sebesar 17,3
miliar ton dan 5 miliar ton (PSDMBP, 2022). Cadangan dan sumber daya nikel
Indonesia tersebar di beberapa provinsi yaitu Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara. Pada tahun 2022 Indonesia memproduksi
nikel sebesar 1,6 juta ton dari total produksi nikel global (USGS, 2022).

Produksi nikel yang tinggi berpotensi untuk meningkatkan pendapatan negara.


Namun, kontribusi produksi nikel terhadap perekonomian negara belum maksimal
karena pengelolaan sumber daya nikel belum optimal. Hal ini disebabkan karena
bijih nikel tidak diolah sebelum diekspor. Oleh karena itu, Indonesia menerbitkan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 sebagai perubahan dari Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang
menyebutkan bahwa pemegang izin usaha pertambangan wajib melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri sebelum diekspor.
Larangan ekspor nikel kadar rendah juga diterbitkan melalui Peraturan Menteri
ESDM Nomor 11 Tahun 2019. Bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah nikel
yang ditambang dengan mendorong pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
Kebijakan ini diharapkan dapat mengembangkan industri pengolahan nikel,
menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kontribusi sektor pertambangan
pada perekonomian nasional.

Pemerintah berhasil mendorong perusahaan pertambangan nikel di Indonesia


membangun fasilitas peleburan dan pemurnian (smelter). Pembangunan smelter
bertujuan, untuk mengolah komoditas nikel serta membawa kemajuan bagi
hilirisasi bijih nikel. Saat ini permintaan nikel masih di dominasi oleh pengolahan
dan pemurnian menggunakan teknologi pirometalurgi yang menghasilkan nikel
matte, feronikel, NPI, dari nikel saprolite yang digunakan sebagai bahan baku

1
stainless steel dan alloy. Sedangkan potensi nikel limonite yang diolah dengan
teknologi hidrometalurgi belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan optimal (Grand
Strategy, Minerba, 2021). Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (2021) terdapat 27 perusahaan dengan teknologi pirometalurgi dan 2
perusahaan dengan teknologi hidrometalurgi yang telah beroperasi.

Nikel limonite adalah nikel kadar rendah (Ni<1.5%) yang diolah menggunakan
teknologi hidrometalurgi dengan teknik HPAL untuk menghasilan produk Mixed
Hydroxide Precipitate (MHP). Produk ini kemudian dapat diolah lebih lanjut
menjadi nikel sulfat yang merupakan bahan baku utama dalam produksi katoda
baterai kendaraan listrik. Pada tahun 2021 PT Halmahera Persada Lygend, anak
usaha dari Harita Group, telah memproduksi MHP dengan kapasitas produksi 365
ribu ton per tahun, namun produk MHP hasil smelter tersebut diekspor seluruhnya
keluar negeri. (CNBC Indonesia, 2021). Kondisi ini disebabkan oleh belum adanya
industri antara (intermediate industry) yang mengolah produk tersebut, sementara
Indonesia masih melakukan impor barang setengah jadi yang mengandung nikel,
terutama baterai kendaraan listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai tambah
yang diperoleh Indonesia belum optimal. Situasi ini tidak sejalan dengan tujuan
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mengoptimalkan nilai tambah, ketersediaan bahan baku industri dalam negeri,
penyerapan tenaga kerja serta peningkatan penerimaan negara. Oleh karena itu,
diperlukan upaya pengembangan industri yang dapat memanfaatkan produk MHP
hasil dari smelter hidrometalurgi dalam industri baterai kendaraan listrik

Sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung program hilirisasi nikel,


Presiden mengesahkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang bertujuan
untuk mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
di Indonesia. Kebijakan ini dirancang untuk memicu pertumbuhan industri
kendaraan listrik di Indonesia, khususnya yang menggunakan baterai berbahan
baku nikel. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan
nilai tambah nikel serta mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik di
Indonesia.

2
Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan nikel di Indonesia adalah
perkembangan indsutri kendaraan listrik. Dalam sepuluh tahun terakhir terjadi
peningkatan yang signifikan dalam transisi dari bahan bakar fosil ke kendaraan
listrik, yang menyebabkan peningkatan permintaan terhadap nikel. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Fraser et al. (2021) permintaan nikel untuk
kendaraan listrik diperkirakan akan meningkat secara global dari 92 ribu ton pada
tahun 2020 menjadi 2,6 juta ton pada tahun 2040. Hal ini sejalan dengan penelitian
Karabelli et al. (2020) menyatakan bahwa permintaan global akan mendorong
produksi baterai mencapai sekitar 1725 GWh pada tahun 2030, dengan nikel
menjadi bahan baku utama dalam baterai lithium-ion. Mereka juga memperkirakan
bahwa permintaan nikel untuk baterai akan meningkat menjadi 34% dari total
produksi pertambangan saat ini pada tahun 2030. Dengan memiliki cadangan dan
produksi nikel terbesar di dunia, Indonesia mendapat peluang untuk menjadi pusat
industri baterai dan kendaraan listrik dunia dengan syarat bisa memanfaatkan nikel
hingga menjadi produk akhir berupa baterai.

Chintia (2018) telah melakukan penelitian yang mengkaji secara khusus rantai
industri nikel dengan berfokus pada produk akhir stainless steel. Namun, terdapat
potensi besar untuk mengembangkan rantai industri nikel dengan memanfaatkan
nikel kadar rendah sebagai bahan baku dalam industri baterai kendaraan listrik.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melanjutkan dan mengembangkan
penelitian sebelumnya dengan berfokus pada pemanfaatan nikel kadar rendah
dalam industri baterai kendaraan listrik. Dengan menggunakan pendekatan sistem
dinamis, penelitian ini akan menggambarkan struktur dari rantai industri nikel dan
mengidentifikasi hubungan kausal antara elemen-elemennya.

I.2 Rumusan Masalah


Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri baterai berbasis
nikel sebagai komponen utama baterai kendaraan listrik. Namun, pengelolaan nikel
di Indonesia belum optimal. Sebagai contoh, nikel limonite yang menjadi bahan
penting baku baterai kendaraan listrik, belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh

3
Indonesia. Selain itu, hasil pengolahan nikel limonite dari teknik HPAL oleh
teknologi hidrometalurgi menjadi produk MHP masih diekspor sementara
Indonesia masih melakukan impor barang setengah jadi yang mengandung nikel,
terutama baterai kendaraan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah yang
diperoleh Indonesia dari rantai industri nikel belum optimal. Oleh karena itu,
diperlukan suatu model analisis yang dapat menggambarkan sistem rantai industri
nikel untuk baterai kendaraan listrik di Indonesia dan menemukan skenario yang
optimal untuk mengoptimalkan nilai tambah yang diperoleh Indonesia.

I.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan model sistem dinamis yang dapat menggambarkan
kondisi rantai industri nikel untuk baterai kendaraan listrik di Indonesia.
2. Untuk mengembangkan simulasi skenario yang tepat untuk
mengoptimalkan industri nikel dalam negeri dalam konteks pengembangan
industri baterai kendaraan listrik.
3. Untuk mengestimasi nilai tambah ekonomi yang dapat diperoleh jika
industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel sudah dibangun di
Indonesia.

I.4 Batasan dan Asumsi Penelitian


Adapun batasan masalah yang digunakan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini tidak memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.
2. Kajian terhadap sistem rantai industri dilakukan dari sisi pasokan dan
permintaan. Mekanisme pembentukan harga nikel tidak dimodelkan dalam
penelitian ini karena hal tersebut terjadi di pasar global.
3. Peningkatan nilai tambah merupakan parameter dalam mengevaluasi
kinerja sistem. Nilai tambah berupa total keuntungan dari subsistem
pertambangan, smelter, dan industri baterai berbasis nikel.
4. Industri antara yang dibahas dalam penelitian ini adalah industri baterai
kendaraan listrik.

4
5. Industri lanjutan mobil listrik, dan industri daur ulang baterai tidak
dimodelkan lebih lanjut.

Adapun asumsi penelitian yang digunakan pada penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Produk smelter nikel yang menjadi fokus penelitian adalah MHP.
2. Produksi MHP hasil dari pabrik smelter menggambarkan produksi MHP
nasional
3. Kebutuhan nikel nasional diasumsikan dari kebutuhan nikel yang
diperlukan untuk industri baterai kendaraan listrik
4. Ekspor produk nikel hanya dilakukan jika produksi nikel dalam negeri
sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan domestik. Sebaliknya, impor
dilakukan jika produksi nikel dalam negeri belum mencukupi kebutuhan
domestik.
5. Pengembangan industri nikel dalam penelitian ini tidak mempertimbangkan
ketersediaan material lain selain nikel, sehingga fokus hanya pada nikel
sebagai bahan baku utama.
6. Pengembangan industri nikel dalam penelitian ini dilakukan semata-mata
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan tidak mempertimbangkan
permintaan dari luar negeri.
7. Penyelesaian pembangunan industri nikel tergantung pada tingkat investasi
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor penarik minat investasi. Namun, faktor-
faktor tersebut tidak diuraikan lebih dalam dalam penelitian ini.

I.5 Metodologi Penelitian


Gambar 1.1 merupakan diagram alir yang digunakan pada penelitian ini. Penelitian
ini disusuan berdasarkan diagram alir yang diawali dengan:
1. Pengumpulan Fakta dan Perumusan Masalah: Tahap awal penelitian ini
adalah mengumpulkan fakta-fakta terkait dengan rantai industri nikel untuk
baterai kendaraan listrik di Indonesia dan merumuskan masalah penelitian
yang akan diteliti.
2. Studi Literatur dan Pengumpulan Data: Dilakukan studi literatur untuk
memperoleh pemahaman mendalam mengenai rantai industri nikel,

5
termasuk proses pengolahan dan pemurnian nikel. Selain itu, dikumpulkan
juga data-data yang mendukung penelitian ini, seperti data produksi nikel,
data permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik, dan data lainnya yang
relevan.
3. Pembentukan Model Konseptual: Dalam tahap ini, dilakukan perancangan
model secara konseptual menggunakan diagram sebab-akibat (causal loop
diagram). Model ini akan menggambarkan hubungan kausal antara
variabel-variabel yang ada dalam rantai industri nikel, sehingga dapat
memahami perilaku dan interaksi antar variabel tersebut.
4. Pembentukan Persamaan dan Simulasi: Setiap unsur yang membentuk
struktur model akan diubah ke dalam bentuk persamaan-persamaan yang
dapat digunakan untuk simulasi. Persamaan-persamaan ini akan
memungkinkan untuk mensimulasikan perilaku dan dinamika sistem rantai
industri nikel.
5. Pengujian dan Validasi Model: Dilakukan pengujian terhadap model yang
telah dibentuk untuk memastikan kesesuaian antara hasil simulasi dengan
kondisi sistem nyata. Model akan diperiksa dan divalidasi menggunakan
data dan pemahaman yang ada mengenai rantai industri nikel.
6. Simulasi Skenario dan Analisis Hasil: Setelah model divalidasi, dilakukan
simulasi dengan menerapkan beberapa skenario yang telah ditentukan
sebelumnya. Hasil simulasi akan dibandingkan dengan model dasar untuk
melihat dampak dari skenario yang diuji. Analisis hasil simulasi akan
dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian dan mendapatkan insight
mengenai peningkatan nilai tambah nikel dalam industri baterai kendaraan
listrik di Indonesia.
7. Kesimpulan dan Rekomendasi: Berdasarkan hasil simulasi dan analisis,
kesimpulan akan diambil untuk menjawab tujuan penelitian ini.
Rekomendasi juga dapat diberikan untuk pengembangan industri nikel dan
industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

6
Gambar I.1 Diagram Alir Penelitian

7
I.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ackoff, R. L. (1994). System thinking and thinking systems. John Wiley & Sons.
CNBC Indonesia. (2023, Agustus 9). Harita Group siap produksi baterai kendaraan
listrik [Harita Group ready to produce electric vehicle batteries].
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210809103433-17-
271316/harita-group-
Fraser, J., Anderson, J., Lazuen, J., Lu, Y., Heathman, O., Brewster, N., Bedder, J.,
& Masson, O. (2021). Study on future demand and supply security of nickel
for electric vehicle batteries (Report EUR 30591 EN). Publications Office
of the European Union. https://doi.org/10.2760/706
Grand Strategy Minerba. (2021). Grand strategy minerba: Membangun Indonesia
sebagai produsen baterai kendaraan listrik. Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara.
https://jdih.esdm.go.id/peraturan/PP%20Nomor%2023%20Tahun%20201
0.pdf
Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11
Tahun 2019 tentang Ketentuan Ekspor Produk Hasil Pengolahan dan
Pemurnian Mineral.
https://jdih.esdm.go.id/peraturan/Permen%20ESDM%20Nomor%2011%2
0Tahun%202019.pdf
Indonesia. (2019). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019
tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
untuk Transportasi Jalan.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/133676/perpres-no-55-tahun-
2019
Indonesia. (2020). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/140029/uu-no-3-tahun-2020
Karabelli, A., et al. (2020). Tackling EV battery chemistry in view of raw material
supply shortfalls. Frontiers in Energy Research, 8.
https://doi.org/10.3389/fenrg.2020.00164
Karabelli, A., et al. (2020). The future of nickel: A closer look at nickel supply, use
and production trends. McKinsey & Company.
https://www.mckinsey.com/industries/metals-and-mining/our-insights/the-
future-of-nickel-a-closer-look-at-nickel-supply-use-and-production-trends
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral. (2022). Neraca sumber daya dan
cadangan mineral batubara dan panas bumi Indonesia.
https://psdm.esdm.go.id/assets/uploads/2021/03/Neraca-Sumber-Daya-
dan-Cadangan-Mineral-Batubara-dan-Panas-Bumi-Indonesia.pdf
Prahasta, E. (2018). Systems thinking & pemodelan dinamis. Informatika.
Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) (2022). Sumber
daya mineral Indonesia tahun 2022. Kementerian Energi Dan Sumber Daya
Mineral.

9
Sterman, J. D. (2000). Business dynamics – Systems thinking and modeling for a
complex world [1st ed.]. Irwin McGraw-Hill. Boston, MA.
Suryani, E., Hendrawan, R. A., & Rahmawati, U. E. (2020). Model dan simulasi
sistem dinamik [2nd ed.]. Deepublish. Yogyakarta, Indonesia.
U.S. Geological Survey (2022). Mineral commodity summaries 2022 (J. D. Dicken,
Ed.). U.S. Department of the Interior.
Valentina, C. (2018). Model dinamika sistem rantai industri di nikel di Indonesia
dalam rangka mengoptimalkan peningkatan nilai tambah [Tesis magister,
Institut Teknologi Bandung]. FTTM ITB.
https://digilib.itb.ac.id/index.php/gdl/view/52957

10

Anda mungkin juga menyukai