Anda di halaman 1dari 4

HILIRISASI NIKEL: INVESTASI STRATEGIS JANGKA PANJANG DAN MASA

DEPAN KENDARAAN BERBASIS LISTRIK MENUJU INDONESIA MAJU


Rivara Dewi
ALSA Local Chapter Universitas Brawijaya

Pendahuluan
Industri serta komoditas pertambangan, bagaimanapun kontroversialnya, terus saja
berhasil mencari peluang dalam pasar komoditas internasional dengan permintaan pasar yang
tinggi. Tidak heran, pertambangan menjadi sektor andalan pemerintah negara-negara sebagai
faktor penunjang ekonomi nasional. Tidak terkecuali Indonesia. Setidaknya sejak tahun 2013,
mata publik mulai tertuju pada polemik hilirisasi mineral, setahun setelah proses pengolahan
mineral amanat Undang-undang No 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba)
diberlakukan. Salah satu komoditas yang menjadi target dari UU tersebut adalah nikel. Nikel
dianggap sebagai komoditas strategis utama Indonesia dengan sumber daya bijih nikelnya
sebesar 11.887 juta ton (tereka 5.094 juta ton, terunjuk 5.094 juta ton, terukur 2.626 ton,
hipotetik 228 juta ton) dan cadangan bijih sebesar 4.346 juta ton (terbukti 3.360 juta ton dan
terkira 986 juta ton)1. Sekitar 32,7% cadangan nikel dunia ada di Indonesia 2. Sebagai antisipasi,
pemerintah melahirkan program peningkatan nilai tambah nikel dan daya tahan ekonomi melalui
pelarangan ekspor nikel serta hilirisasi nikel. Dalam agenda ini, pemerintah nampaknya bersikap
tegas dan optimis karena prospek yang cukup menjanjikan seperti derasnya aliran investasi
sekaligus upaya menormalisasi listrik sebagai basis kendaraan masyarakat Indonesia. Menarik
kemudian untuk ditelisik bagaimana dampak hilirisasi nikel dan pola pikir apa yang perlu
diinternalisasi pemerintah Indonesia untuk menghadapi amanat regulasi yang diembannya.

1 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2020, October 14). Hilirisasi Nikel Ciptakan Nilai Tambah
dan Daya Tahan Ekonomi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Retrieved February 17, 2021, from
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/hilirisasi-nikel-ciptakan-nilai-tambah-dan-daya-
tahan-ekonomi#:~:text=Berdasarkan%20pemetaan%20Badan%20Geologi%20pada,dan%20terikira
%20986%20juta%20ton).
2Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan & Pemurnian Indonesia. (2021, January 11). Dampak Positif
Larangan Ekspor Nikel Baru Terasa Tahun Depan. Retrieved February 17, 2021, from
https://www.ap3i.or.id/News/News-Update/Dampak-Positif-Larangan-Ekspor-Nikel-Baru-Terasa-Tahun-
Depan.html#:~:text=Indonesia%20merupakan%20negara%20dengan%20cadangan,bijih%20nikel
%2012%2C4%20persen.
Isu Utama
Wacana hilirisasi nikel oleh pemerintah Indonesia sebetulnya sudah lama diinisiasi.
Pemerintah Indonesia sempat menunjukan sikap inkonsisten dalam menerapkan kebijakan dan
berpotensi menguntungkan pihak tertentu saja. Bukti hal tersebut terlihat dari regulasi yang
dihasilkan sejak tahun 2012. Permen ESDM No 7 Tahun 2012 memuat pelarangan ekspor
mineral mentah tanpa pengecualian (totally export ban). Kemudian sebagian regulasi dicabut
dengan terbitnya Permen ESDM No 11 Tahun 2012 yang membuka kembali keran ekspor
dengan syarat (conditional export). Lalu, Pemerintah mengeluarkan Permen ESDM No 20 Tahun
2013 untuk mengganti regulasi sebelumnya yang memuat pelarangan ekspor bersyarat
(conditional export ban). Pada akhirnya pemerintah resmi melarang export mineral mentah
dengan keluarnya PP No 1 Tahun 2014 dan Permen ESDM No 1 Tahun 2014. Tidak hanya itu,
inkonsistensi pemerintah pun terlihat dari ketentuan kadar mineral ekspor. Jika demikian,
bagaimana investor dapat mempercayakan modalnya untuk ditanam di Indonesia seperti yang
pemerintah dambakan?
Untungnya, langkah-langkah tersebut kemudian semakin diperjelas ketika Kementerian
ESDM pada tanggal 30 April 2018 mengeluarkan Permen ESDM No. 25 Tahun 2018 yang
mengatur tentang ekspor ore nikel dengan kadar lebih kecil dari 1,7% dengan larangan ekspor
diberlakukan mulai tanggal 11 Januari 2022. Namun, Pemerintah kemudian mengeluarkan lagi
Permen ESDM No. 11 Tahun 2019 sebagai perubahan yang bertujuan untuk mempercepat
larangan ekspor nikel menjadi tanggal 31 Desember 2019. Di sisi lain, industri mobil listrik
amat bergantung terhadap komoditas nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai mobil listrik.
Program tersebut kemudian tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang
Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle)
untuk Transportasi Jalan. Motivasi dibalik dukungan percepatan program KBL Berbasis Baterai
melalui Perpres 55/2019 ini dikeluarkan dengan menimbang sebagai bentuk upaya dalam
peningkatan efisiensi, ketahanan, dan konservasi energi sektor transportasi. Di sisi lain,
mewujudkan lingkungan dan kualitas udara yang bersih.
Menurut Izzaty & Suhartono (2019), saat ini pemerintah sedang bekerja sama dengan
perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai, dalam mengembangkan nikel menjadi baterai mobil
listrik. Hyundai sendiri dikabarkan siap menanamkan investasi sebesar USD 1,5 miliar.
Indonesia memperoleh keuntungan karena bisa bersinergi dalam mengembangkan mobil listrik
yang ramah lingkungan serta membuka pasar ekspor Indonesia 3. Dorongan untuk mempercepat
industri mobil listrik diperkirakan akan mengakibatkan kenaikan permintaan nikel untuk
kebutuhan domestik hingga tahun 2025. Sejalan dengan itu, Wirabrata (2019) mengemukakan
bahwa yang menjadi dasar komitmen pemerintah untuk melakukan peralihan kendaraan
konvensional ke KBL disebabkan oleh teknologi baru atas energi transportasi demi
mengantisipasi proyeksi demand bahan bakar minyak yang semakin besar. Implikasi utama dari
peralihan massal transportasi jalan raya ke mobil listrik yakni terjadinya peningkatan kebutuhan
energi listrik dalam skala masif.

Kesimpulan
Langkah pemerintah untuk keluar dari zona nyaman dan berupaya membuat investasi
jangka panjang dengan program hilirisasi nikel merupakan langkah yang tepat. Di samping
proyeksi ekonomi Indonesia yang sepertinya akan sangat berdaya bersamaan aliran investasi
deras di masa depan, pemerintah sebetulnya perlu berkaca lagi melihat sikap yang diambilnya
agar menghindari image inkonsisten dan labil. Meskipun nantinya Indonesia berhasil mengolah
nikel dan turunannya menjadi produk yang lebih bernilai tinggi, regulasi dan kebijakan yang
menjadi dasar harus terus ditegakkan. Regulasi dan kebijakan harus menjadi sumber kepastian
hukum bukan sebaliknya. Lebih dari pada itu, manfaat hilirisasi nikel harus bisa menguntungkan
seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya segelintir orang.

3 Laucereno, F. S. (2019, November 26). Akhirnya Hyundai Investasi Pabrik Mobil Listrik Rp 21T di Indonesia.
Retrieved February 17, 2021, from https://finance.detik.com/industri/d-4798865/akhirnya-hyundai-
investasi-pabrik-mobil-listrik-rp-21-t-di-ri
DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan & Pemurnian Indonesia. (2021, January 11). Dampak
Positif Larangan Ekspor Nikel Baru Terasa Tahun Depan. Retrieved February 17, 2021,
from https://www.ap3i.or.id/News/News-Update/Dampak-Positif-Larangan-Ekspor-Nikel-
Baru-Terasa-Tahun-Depan.html#:~:text=Indonesia%20merupakan%20negara%20dengan
%20cadangan,bijih%20nikel%2012%2C4%20persen.

Izzaty, & Suhartono. (2019, December). KEBIJAKAN PERCEPATAN LARANGAN EKSPOR


ORE NIKEL DAN UPAYA HILIRISASI NIKEL. Info Singkat, 9(23), 19-24.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2020, October 14). Hilirisasi Nikel Ciptakan
Nilai Tambah dan Daya Tahan Ekonomi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Retrieved February 17, 2021, from
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/hilirisasi-nikel-ciptakan-nilai-tambah-
dan-daya-tahan-ekonomi#:~:text=Berdasarkan%20pemetaan%20Badan%20Geologi
%20pada,dan%20terikira%20986%20juta%20ton

Laucereno, F. S. (2019, November 26). Akhirnya Hyundai Investasi Pabrik Mobil Listrik Rp 21T
di Indonesia. Retrieved February 17, 2021, from https://finance.detik.com/industri/d-
4798865/akhirnya-hyundai-investasi-pabrik-mobil-listrik-rp-21-t-di-ri

Wirabrata, A. (2019, Juli). Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik di Indonesia. Info
Singkat, 9(14), 19-24.

Anda mungkin juga menyukai