Anda di halaman 1dari 6

Hilirisasi Nikel dan Dampak Sosial Masyarakat

(Ichsanu Balya Nur Qosim *, Baihaqi A. Khatim)

Email: *( ichsanu.balya.nur@mail.ugm.ac.id)

Seperti yang selama ini kita ketahui, Indonesia adalah negara yang
menyimpan potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa, termasuk sumber
daya alam berupa mineral ekonomis seperti Nikel. Menurut USGS (2020) dan
Badan Geologi Kementerian ESDM (2019), Indonesia menyumbang 52% dari
cadangan nikel dunia, yaitu sebesar 139.419.000 ton. 

Gambar 1. Total cadangan nikel di Indonesia (Kementerian ESDM, 2020)

Begitu pula dengan total produksi nikel di Indonesia. Pada tahun 2019,
produksi nikel di Indonesia adalah sebesar 800.000 ton (USGS, 2020). Nilai ini
mengungguli negara-negara lain seperti Filipina, Russia, dan Kaledonia Baru. 

1
Gambar 2. Perbandingan produksi nikel Indonesia dengan dunia (ESDM, 2020)

Dengan besarnya potensi sumber daya nikel yang ada di Indonesia,


menjadikan hilirisasi nikel akan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi
negara Indonesia kedepannya. Hilirisasi nikel akan memberikan keuntungan yang
lebih besar untuk diekspor dibandingkan apabila mengekspor bijih nikel ke luar
negeri. Dalam UU Minerba, bahkan ekspor bijih tambang tidak diizinkan lagi.
Hilirisasi nikel juga menjadi semakin menjanjikan apabila melihat semakin
meningkatnya penjualan mobil listrik dari tahun ke tahun. Produk hilirisasi nikel
berupa senyawa nikel sulfat menjadi bahan baku (nickel-based ion lithium
battery). Menurut riset yang dilakukan oleh Markets, penjualan mobil listrik pada
tahun 2019 adalah sebesar 3 juta unit dan diproyeksikan akan meningkat sebesar
27 juta unit pada tahun 2030.
Lalu, apa dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat dengan adanya
hilirisasi nikel ke depannya?

Meningkatnya Lapangan Kerja Hingga Persegeran Sosio-Ekonomi


Masyarakat
Menurut Ika (2017), kebijakan hilirisasi mineral merupakan salah satu alat
fiskal untuk menciptakan nilai tambah mineral, meningkatkan penerimaan negara,
mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan
mensejahterakan rakyat Indonesia yang adil dan merata. Hal inilah yang
mendorong pemerintah Indonesia untuk menggalakkan hilirasi mineral khususnya
nikel, agar dapat kita kelola menjadi bahan yang memilliki nilai lebih dibanding
dengan menjual bahan mentahnya saja.
Industri pertambangan di Indonesia, khususnya nikel umumnya bergerak
di hulu (upstream) dimana kegiatan tersebut berupa eksplorasi dan pertambangan
yang akan menghasilkan konsentrat. Masih sedikit industri pertambangan yang
berani masuk bagian hilir (downstream) karena untuk memurnikan mineral hingga
menghasilkan produk untuk retail memerlukan modal yang sangat besar juga. Apa
bila industri pertambangan ini dapat bertransformasi tidak hanya bergerak dihulu
saja, namun hingga ke hilir, tentunya akan membuka kesempatan atau lapangan
kerja yang lebih banyak juga.

 
Value Chain Dalam Kegiatan Pertambangan Mineral (Victor Rudenno, 2004,
dimodifikasi  oleh Ika, 2017)
Ido (2020), dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Perbandingan
Indeks Sosial Ekonomi Masyarakat Lingkar dan Non Lingkar Usaha
Pertambangan Nikel menunjukkan adanya korelasi antara adanya industri
pertambangan dengan peningkatan indeks kesempatan kerja, indeks pendidikan,

2
dan indeks kesehatan pada masyarakat lingkar tambang memiliki skor lebih tinggi
dibandingkan dengan masyarakat yang non lingkar tambang. Kemudian Nuraeni
(2018), dalam penelitiannya mengenai dampak perkembangan pertambangan
nikel terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di Morowali menunjukkan
adanya tren peningkatan kesejahteraan masyarakat Kebupaten Morowali yang
cukup signifikan bila dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus
meningkat dari tahun 2011-2016. Hal tersebut merupakan satu contoh dampak
positif pada hulu pertambangan, belum hilir pertambangan nikel tersebut.
Namun, selain semakin banyaknya tercipta lapangan kerja terdapat
masalah lain yaitu terjadinya pergesaran pola sosial-ekonomi masyarakat. Ika
(2018), menjelaskan Struktur perekonomian sebagian masyarakat di Kabupaten
Morowali telah bergeser dari sektor pertanian, Kehutanan dan Perikanan ke sektor
industri khususnya industri pertambangan dan penggalian nikel. Kemudian hal
tersebut jugalah yang mendorong perubahan gaya hidup dan budaya masyarakat
setempat, akibat pergeseran dari masyarakat berbasis pertanian ke masyarakat
yang berbasis industri menyebabkan gaya hidup konsumtif sehingga pengeluran
konsusmsi rumah terus meningkat.

Kemburuan Sosial dan Permasalahan Dengan Ketenagakerjaan Asing

Sektor ketenagakerjaan asing sering kali terjadi konflik yang berujung


pada kecemburuan sosial pada masyarakat lokal. Kita ambil contoh kasus pada
masuknya ratusan tenaga asing dari China pada PT Virtue Dragon Nickel Industry
(PT VDNI) pada pertengahan tahun 2020. Dilansir kompas.com (2020, 16 Juni),
Indrayanto selaku Executive Affair Manager PT VDNI menjelaskan bahwa 500
Tenaga Kerja Asing (TKA) yang didatangkan dari China merupakan tenaga ahli.
Sebenarnya dengan datangnya TKA ini dapat memberikan keuntungan
dimana tenaga kerja lokal kita dapat belajar langsung atau transfer ilmu dari
pekerja yang memiliki skill tinggi tersebut sehingga tenaga lokal kita bisa
bersaing secara global juga. Namun, alih-alih terjadi hal tersebut, masih ada
masyarakat lokal setempat yang belum mendapat pekerjaan sehingga
menimbulkan kecemburuan sosial yang dapat berujung menjadi konflik. Selain
itu, menurut Lippmann (2017), aspek komunikasi dan budaya juga dapat
mendorong terjadi konflik, dimana hal tersebut dapat menjadikannya sebuah
stereotype, prasangka, serta ketidakpastian dan kecemasan terhadap budaya baru.
Adilal, dkk (2020), menjelaskan terjadinya kecemburuan sosial pada PT
VDNI tersebut didasari oleh Stereotype budaya negatif yang telah menjadi dasar
pemikiran masyarakat lokal untuk berinteraksi dengan pekerja China menjadi
pemicu terjadi nya konflik antara pekerja China dan masyarakat lokal. Selain itu
terdapat faktor lain, yaitu Adanya ketidak berimbangan gaji dan dominan pekerja
china yang memiliki jabatan di dalam perusahaan telah memicu hadirnya
kecemburuan sosial sehingga sering menjadi penyebab konflik.
Dari paparan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hilirisasi
nikel mempunyai dampak sosial dimasyarakat, baik yang bersifat positif maupun
sebaliknya. Dampak positif dari kegiatan hilirisasi tersebut adalah terciptanya
lapangan kerja dan perbaikan kondisi ekonomi masyarakat. Sedangkan damapk

3
negiatifnya adalah rawan terjadi pergeseran sosial-ekonomi masyarakat dan juga
kecemburuan sosial. Untuk mengatisipasi dampak negatif tersebut, penulis
memiliki opini sebagai berikut.
1. Perlunya adanya pembinaan masyarakat didaerah hilirisasi industri agar
masyarakat dapat terus produktf
2. Perlunya komunikasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku
usaha industri sehingga meminimalisir terjadinya konflik maupun
kecemburuan sosial
Selain itu, terdapat pekerjaan rumah kita bersama untuk turut serta dalam
pengembangan sumberdaya manusia. Dengan sumberdaya manusia yang unggul
kita siap menghadapi berbagai tantangan di era industri sekarang ini dan juga
tidak takut lagi bersaing hingga kancah global.

4
Daftar Pustaka

Aldilal., Unde, A.A., dan Fatimah, J.M. 2020. Prasangka Konflik Dan
Kecemburuan Sosial Antara Pekerja China Dan Masyarakat Lokal Di PT
Virtue Dragon Nikel Industri Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmu Komunikasi
(J-IKA) Vol. 7 No. 2, Hal 155-165

ESDM. 2020. Booklet Tambang Nikel 2020. URL:


https://www.esdm.go.id/en/booklet/booklet-tambang-nikel-2020

Ido, Irfan. 2020. Kajian Perbandingan Indeks Sosial Ekonomi Masyarakat


Lingkar Dan Non Lingkar Usaha Pertambangan Nikel. Journal Publicuho,
Vol. 3, No. 2, Hal 193-204

Ika, Syahrir. 2017. Kebijakan Hilirisasi Mineral: Reformasi Kebijakan untuk


Meningkatkan Penerimaan Negara. Kajian Ekonomi Keuangan Vol. 1 No.
1, Hal 42-65

Lippmann, W. 2017. Public opinion. In Public Opinion.


https://doi.org/10.4324/978131512 7736

Nuraeni, Yeni. 2018. Dampak Perkembangan Industri Pertambangan Nikel


Terhadap Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Setempat.
Prosiding Seminar Nasional Edusainstek FMIPA UNIMUS 2018, Hal 12-22

Pati, K. A. 2020. 500 TKA China Datang ke Sultra, PT VDNI: Gunakan Visa
Kerja, Mereka Tenaga Ahli. Kompas.com. URL:
https://regional.kompas.com/read/2020/06/19/12541331/500-tka-china-
datang-ke-sultra-pt-vdni-gunakan-visa-kerja-mereka-tenaga-ahli?page=all.
Diakses 19 Maret 2020

USGS, 2020. Nickel Data Sheet - Mineral Commodity Summaries 2020, Reston:
United States Geological Survey.

5
6

Anda mungkin juga menyukai