Anda di halaman 1dari 3

PRESIDENSI G20: WUJUDKAN HILIRISASI INDUSTRI, BANGUN FONDASI INDONESIA MAJU

“Hilirisasi adalah gerbang emas untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045” -Joko Widodo

Tahun 2022, Indonesia memegang Presidensi Group of 20 (G20), forum kerja sama yang
merepresentasikan lebih dari 80% perekonomian dunia. Event ini menjadi kesempatan bagi
Indonesia untuk mengangkat isu-isu yang dapat memberikan dukungan bagi pemulihan dan
perkembangan ekonomi Indonesia di masa depan yang mana salah satunya adalah hilirisasi industri,
strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang kita miliki agar kedepannya komoditas
yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku, tetapi berupa barang setengah jadi atau barang jadi
(Kementerian Investasi 2022). Salah satu wujud keseriusan pemerintah dalam menerapkan hal ini
adalah melalui kebijakan larangan ekspor nikel mentah atau bijih nikel yang berlaku per 1 Januari
2020 melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 11 tahun 2019.

Menurut Presiden Joko Widodo, pada tahun 2021, melalui Hilirisasi Nikel nilai pendapatan
negara atas ekspor nikel meningkat dari US$ 1,1 Milyar menjadi US$ 20,9 Milyar (Dorimulu dan
Nurjoni 2022). Nikel merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan baterai mobil
listrik, produk yang mungkin belum belum banyak digunakan untuk saat ini, namun memiliki arah
perkembangan yang jelas karena sejalan dengan visi dunia untuk menciptakan gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia juga telah menunjukan keseriusan dalam shifting menuju
penggunaan mobil listrik salah satunya melalui perubahan tarif PPnBM atas kendaraan bermotor
yang menggunakan teknologi battery electric vehicles atau fuel cell electric vehicles menjadi 15%
dengan Dasar Pengenaan Pajak 0% melalui PP Nomor 74 tahun 2021. Dengan pertumbuhan pangsa
pasar mobil listrik global di tahun 2021 yang naik sekitar 2 kali lipat dari tahun sebelumnya (Rizaty
2022), masa depan ekonomi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil bahan baku baterai
mobil listrik terbesar di dunia terlihat sangat cerah dan ini hanyalah salah satu dari beberapa
rencana hilirisasi industri yang direncanakan Pemerintah Indonesia.

Peta rencana ekonomi pemerintah Indonesia melalui hilirisasi industri nampak solid, namun
tantangan muncul ketika Uni Eropa selaku salah satu tujuan ekspor bijih nikel yang juga merupakan
anggota G20 mengajukan gugatan ke World Trade Organization (WTO) sebagai organisasi
internasional yang mengatur perdagangan antar negara karena dianggap mengganggu rantai
perdagangan dan produksi stainless steel di Eropa dan melanggar Article XI:1 dari The General
Agreement on Tariffs and Trade (GATT) 1994 yang mengatakan bahwa tidak ada larangan atau
pembatasan kecuali bea, pajak, dan biaya lainnya yang dapat diinstitusikan berkaitan dengan ekspor
oleh pihak-pihak yang berkontrak.

“Tidak semua negara ingin Indonesia menjadi negara yang maju lewat hilirisasi” -Bahlil Lahadila

Sejarah ditulis oleh sang pemenang, begitupun aturan-aturan yang mengatur bagaimana
dunia ini berjalan. Mereka yang berkuasa akan berusaha semaksimal mungkin untuk
mempertahankan kekuasaan mereka. Presidensi G20 merupakan kesempatan. Kesempatan untuk
menunjukan bahwa negara berkembang juga berhak maju. Kesempatan untuk memberikan kesan
pada dunia bahwa Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya berhak untuk menjalankan
ekonomi mereka berdasarkan regulasi yang memang diperlukan, yang mungkin sudah tidak
diperlukan oleh negara-negara maju yang telah terlebih dahulu memaksimalkan ekonomi mereka
dengan segala cara di masa lalu, dan Indonesia berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut.
Di tengah upaya pemerintah menghadapi tantangan untuk melakukan hilirisasi industri
dalam negeri, Presidensi G20 Indonesia membawa angin segar. Sebagaimana disebutkan dalam
laman Bank Indonesia, melalui Presidensi G20, Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan
pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian
Indonesia, dan dalam orkestrasi ini, Indonesia berhasil mendorong ‘lagu’ hilirisasi industri untuk
dimainkan. Dalam Pertemuan tingkat Menteri G20 di bidang perdagangan, investasi, dan industri
yang berlangsung 22-23 September 2022, setelah melewati berbagai perdebatan, hilirisasi industri
telah disepakati yang berarti negara anggota G20 sepakat barang-barang mentah harus diolah
terlebih dahulu menjadi produk jadi atau setengah jadi sebelum diperdagangkan (Indraini 2022).

Dengan kesepakatan tersebut, pun jika Indonesia kalah dalam gugatan Uni Eropa di WTO,
kerugian yang mungkin diderita setimpal karena Indonesia sudah semakin siap menjalankan hilirisasi
industri dengan 21 fasilitas pemurnian mineral atau smelter yang telah beroperasi hingga akhir 2021
dan 53 smelter yang ditargetkan akan beroperasi pada 2023-2024 berdasarkan data dari
Kementerian ESDM (Pahlevi 2022). Ketersediaan infrastruktur dan dimulainya praktik hilirisasi juga
dapat menjadi pembelajaran bagi sektor-sektor lain di Indonesia agar dapat mengolah barang
mentah menjadi barang jadi/setengah jadi sehingga peningkatan nilai barang mentah yang akan
diperdagangkan dapat terlaksana tanpa memerlukan regulasi yang membatasi.

Keberhasilan Indonesia dalam memperjuangkan disepakatinya hilirisasi industri pada


Presidensi G20 tahun 2022 akan menjadi bahan bakar pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun
memenangkan gugatan Uni Eropa nampak sulit, pengorbanan yang dilakukan tidaklah sia-sia karena
Indonesia telah berhasil menunjukan perkembangan infrastruktur melalui pembangunan smelter-
smelter untuk pengusahaan pengolahan mineral di dalam negeri. Mobil listrik yang akan semakin
populer dan dibutuhkan juga diharapkan dapat menjadi salah satu penopang utama ekonomi
Indonesia di masa depan melalui hilirisasi nikel, serta menjadi blueprint untuk hilirisasi industri-
industri di sektor lain.
DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Laman Resmi Bank Indonesia. t.thn.


https://www.bi.go.id/id/g20/default.aspx#sejarah-pendirian (diakses 22 Oktober 2022).

Dorimulu, Primus, dan Nurjoni. Investor.id. 20 Januari 2022.


https://investor.id/business/279156/jokowi-hilirisasi-adalah-gerbang-emas-indonesia
(diakses Oktober 16, 2022).

Indraini, Aisa. Detik Finance. September 2022. https://finance.detik.com/industri/d-


6309009/negara-g20-sepakat-hilirisasi-industri-ri-bisa-menang-di-wto-soal-nikel (diakses 12
Oktober 2022).

Kementerian Investasi. Laman Resmi Kementerian Investasi. Januari 2022.


https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/pemerintah-genjot-investasi-untuk-
memperkuat-hilirisasi-
industri#:~:text=Mengenal%20Hilirisasi%20Industri&text=Hilirisasi%20merupakan%20suatu
%20strategi%20untuk,setengah%20jadi%20atau%20barang%20jadi (diakses 20 Oktober
2022).

Pahlevi, Reza. databoks. 24 Januari 2022.


https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/24/bertambah-2-total-ada-21-
smelter-di-indonesia-hingga-2021 (diakses 22 Oktober 2022).

Rizaty, Monavia Ayu. databoks. 17 Februari 2022.


https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/17/pangsa-pasar-mobil-listrik-naik-2-
kali-lipat-pada-
2021#:~:text=Pada%202021%2C%20pangsa%20pasar%20mobil,7%20juta%20unit%20pada%
202021. (diakses 23 Oktober 2022).

Anda mungkin juga menyukai