0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
G20 merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang membahas isu-isu ekonomi global. Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022 dengan tema "Recover Together, Recover Stronger" untuk membahas pemulihan ekonomi global pasca pandemi, termasuk arsitektur kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Walaupun prospek pemulihan ekonomi Indonesia dinilai optimis, perlu waspada terhadap risiko global seperti geopolitik dan harga
Deskripsi Asli:
Judul Asli
MENULIS ARTIKEL POPULER_LAURA KARTIKA PUSPA_C1G021032
G20 merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang membahas isu-isu ekonomi global. Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022 dengan tema "Recover Together, Recover Stronger" untuk membahas pemulihan ekonomi global pasca pandemi, termasuk arsitektur kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Walaupun prospek pemulihan ekonomi Indonesia dinilai optimis, perlu waspada terhadap risiko global seperti geopolitik dan harga
G20 merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang membahas isu-isu ekonomi global. Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022 dengan tema "Recover Together, Recover Stronger" untuk membahas pemulihan ekonomi global pasca pandemi, termasuk arsitektur kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Walaupun prospek pemulihan ekonomi Indonesia dinilai optimis, perlu waspada terhadap risiko global seperti geopolitik dan harga
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Jalan Prof. Dr. Hr. Bunyamin 708, Purwokerto 53122. Telp. (0281) 637970, Faks. (0281) 640268 Laman : http://feb unsoed.ac.id@unsoed.ac.id, Surel: bapendik.feb@unsoed.ac.id
TUGAS BAHASA INDONESIA
MENULIS ARTIKEL POPULER
NAMA : Laura Kartika Puspa
NIM : C1G021032 Dosen : Widya Putri Ryolita,S.S.M.A
TITIK PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA DI TEGAH AWAN
KETIDAKPASTIAN Laura Kartika Puspa C1G021032
G20 merupakan kepanjangan dari Group of Twenty yang merupakan forum
kerja sama multilateral dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa yang membahas tentang ekonomi internasional. Kata G20 sendiri diambil dari keberadaan 60% populasi manusia di Bumi, 75% perdagangan global, serta 80% dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Adapun negara yang tergabung dalam organisasi ini yaitu, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki dan juga Uni Eropa. G20 terbentuk pada tahun 1999 atas inisiatif dari kelompok G7 sebagai upaya penyelesaian atas munculnya kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi atas permasalahan perekonomian global yang dihadapi saat itu. Forum ini terbentuk untuk menganggapai beberapa isu yang berkaitan dengan krisis ekonomi dunia.Sehingga, inisiatif tersebut kini berkembang bahwa G20 adalah wadah dalam mencari solusi dan merangkul negara di Asia, Rusia, dan Amerika. Pada akhirnya, G20 mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Seperti yang kalian ketahui, Indonesia diamanahi sebagai tuan rumah acara ekonomi G20 2022. Indonesia sebagai tuan rumah G20 mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Forum G20 akan dihadiri oleh pemimpin negara, menteri keuangan serta gubernur bank sentral setiap negara untuk sejumlah isu perekonomian yang ada. Terutama terkait pertumbuhan ekonomi setelah masa krisis COVID-19 usai. Dalam konferensi yang diselenggarakan pada akhir 2022 ini, topik utama yang akan didiskusikan ialah : 1. Arsitektur kesehatan global yang berkaitan dengan penggalangan dana global, ketahanan dan standar kesehatan global yang harmonis 2. Transformasi ekonomi & digital yang akan mencakup desain ulang tata kelola ekonomi global dengan teknologi digital 3. Transisi energi di mana G20 akan mendorong terbentuknya sistem energi global yang lebih bersih dan transisi yang adil Dilansir dari laman https://indonesiabaik.id/infografis/berapa-jumlah- delegasi-yang-akan-hadir-pada-g20-indonesia, selama Indonesia menjadi tuan rumah G20 2022 kemungkinan terdapat kurang lebih 150 pertemuan yang diadakan di 19 kota yang ada di seluruh Indonesia dan dihadiri oleh kurang lebih 20.988 delegasi.Sedangkan khusus untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 pada November mendatang, setidaknya terdapat 39 negara dan organisasi internasional yang akan hadir serta akan diwakili oleh 429 delegasi dari anggota G20 dan tamu undangan.
Dalam mendukung G20 Presidency, CNBC mengadakan konferensi tentang
strategi dan tantangan pemulihan ekonomi nasional 2022 pada Senin, 23 Mei 2022 secara live melalui channel Youtube Sekretariat Presiden. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa ia optimis terhadap prospek pemulihan dan percepatan pertumbuha ekonomi Indonesia pada tahun 2021 hingga 2022. Walaupun begitu, beliau mengingatkan untuk tetap waspada terhadap perkembangan pandemi COVID-19 dan dinamika global. Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh hingga 5,2% ditopang terjaganya inflasi hingga kondisi makro ekonomi yang masih tangguh. Optimisme pemulihan ekonomi Indonesia dapat tercermin dari analisis lembaga penelitian dan asosiasi perdagangan nasional, sebesar 4,3% dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), 5,1%–5,4% dari Institute of Economic and Social Research ( LPEM UI), dan 4%-5% dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Masing-masing sepakat bahwa kinerja ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan melebihi perkiraan pertumbuhan PDB 3% pada tahun 2021. Optimisme tersebut juga disampaikan oleh Airlangga Hartanto selaku Menteri Koordinator Ekonomi Republik Indonesia. Beliau menyampaikan, “Prospek pemulihan dan percepatan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dan 2022 sangat terbuka, terutama apabila didukung oleh pengendalian pandemi COVID19 secara konsisten.” Beliau juga menambahkan, kepercayaan ini muncul dari dunia usaha, masyarakat dan investor. Sektor tersebut perlu dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kegiatan usaha, investasi dan upaya penciptaan lapangan kerja. Namun, perlu diwaspadai dinamika global yang akan menimbulkan kemungkinan risiko di akhir tahun 2021 hingga 2022, contohnya isu – isu di AS, China dan Eropa serta beberapa risiko lain seperti pandemi COVID 19, climate change dan geopolitik. Contohnya perang yang terjadi diantara Rusia dan Ukraina. Adapun dampak yang akan begitu terasa dari perselisihan tersebut ialah, 1. Penurunan Nilai Tukar Rupiah, jika perselisihan ini terjadi berlarut – larut maka orang – orang akan mencari tempat yang aman untuk menginvestasikan assetnya. Dengan begitu, investasi yang akan mereka pilih adalah investasi berupa emas dan dollar AS. 2. Penurunan Pasar Modal, dalam situasi global tersebut, pasar modal otomatis akan menurun sesuai trend depresiasi nilai tukar rupiah. 3. Menurunnya Ekspor, jika Indonesia tidak dapat melakukan ekspor ke Rusia maka Indonesia akan kehilangan pendapatan sebesar 170 juta dollar AS dari hasil ekspor karet, lemak hewan, dan juga kakao. 4. Naiknya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa harga minyak telah meroket. Pada setiap peningkatan 1 dollar per barel akan memberi beban APBN sebanyak Rp 2,5 trilliun, untuk minyak tanah sekitar Rp 50 milliar, sedangkan untuk LPG sebesar Rp 1,5 trilliun.
Dengan berbagai kondisi diatas, Indonesia harus berhati – hati dalam
mengambil keputusan di tengah kondisi yang tidak stabil ini. Walaupun presentase kemungkinan untuk bangkit tergolong tinggi, kewaspadaan dalam hal – hal yang tak terduga perlu ditingkatkan karena banyak resiko yang harus dikontrol seperti efisien belanja negara dan penguatan produksi sektor riil. Indonesia juga harus meningkatkan kapabilitas pengetahuan dan sumber daya manusia agar tidak hanya bergerak pada ekspor barang mentah dan primer, melainkan juga lebih fokus menata diri di era industri 4.0 yang lebih modern ini.
Pendekatan sederhana terhadap krisis ekonomi di Yunani: Sebuah perjalanan untuk menemukan krisis ekonomi Yunani yang dimulai pada tahun 2008 dan menggemparkan dunia. Penyebab dan implikasinya