Anda di halaman 1dari 29

G20: GLOBALISASI EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DISUSUN OLEH:

Indah Lestari Br. Silalahi (190906008)

Adawiyah Siregar (190906034)

Laura Angelina R. Datubara (190906052)

Hema Simangunsong (190906092)

DOSEN PENGAMPU:

Fredick Broven Ekayanta, S.IP., M.I.P.

MATA KULIAH:

Globalisasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

MEDAN

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I .........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................7
TEORI DAN KONSEP...............................................................................................................................7
2.1 Teori Globalisasi...............................................................................................................................7
2.2 Konsep Pertumbuhan Ekonomi.........................................................................................................9
BAB III......................................................................................................................................................11
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................11
3.1 Sejarah Perkembangan G20.............................................................................................................11
3.1.1 Alur dan Pertemuan G20..........................................................................................................12
3.2 Tata Kelola Ekonomi Global...........................................................................................................14
3.3 Peran G20 Dalam Perekonomian Global.........................................................................................17
3.4 Presidensi G20 Di Indonesia............................................................................................................20
3.4.1 Tema Presidensi G20 Indonesia................................................................................................21
3.4.2 3 Isu Prioritas Pembahasan Pada Presidensi G20......................................................................21
3.4.3 Agenda Prioritas Jalur Keuangan Dalam Presidensi G20 Di Indonesia....................................22
3.4.4 Peran Aktif Indonesia di G20....................................................................................................23
3.4.5 Dampak G20 Bagi Perekonomian Indonesia............................................................................23
3.4.6 Manfaat Indonesia Sebagai Presidensi G20..............................................................................24
BAB IV.....................................................................................................................................................25
PENUTUP.................................................................................................................................................25
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi merupakan fenomena global yang telah melanda seluruh dunia. Draher
(2006) mengemukakan bahwa globalisasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Globalisasi akan membuat lalu lintas sumber daya antar negara meningkat.
Berpindahnya komoditas labor intensif dari negara maju ke negara berkembang akan
meningkatkan perekonomian. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Friedman (dalam Krugman,
1991) bahwa perpindahan sumber daya antar negara secara tidak lansung akan meningkatkan
perekonomian negara. Globalisasi yang merupakan proses mendunia telah menyebarkan suatu
rantai kebiasaan ataupun inovasi untuk membuka kesempatan agar dunia menjadi lebih baik
dalam aspek yang luas. Tidak dapat dihindari jika kemudian perekonomian dunia menjadi aspek
yan tersentuh pula oleh globalisasi. Salah satu dampak dari globalisasi perekonomian adalah
masuknya produk luar negeri ke dalam pasar domestik. Dengan adanya kesempatan pada produk
domestik untuk masuk ke pasar internasional menjadi lebih lebar dan kompetitif (Budhianto,
2012).

Ricardian menjelaskan model globalisasi dan pertumbuhan ekonomi, dimana negara akan
mengekspor barang dengan produksi yang relatif lebih efisien, dan mengimpor barang yang
kurang efisien bila di produksi sendiri. Globalisasi politik juga akan berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi. Partisipasi negara dalam organisasi internasional juga berpengaruh
terhadap perekonomian negara. Viner melalui teori custom unions menjelaskan bahwa partisipasi
negara dalam organisasi internasional memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
negara. Custom unions memudahkan negara dalam perdagangan, mengurangi hambatan
perdagangan dan menyelaraskan kebijakan perdagangan, mendayagunakan seluruh sumber daya
di negara-negara anggotanya. 1

1
Panji Sudono Bekti, Pengaruh Globalisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan
Pendapatan Di ASEAN, Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya, 2019, tersedia di
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6044
Dewasa ini, ekonomi global menjadi perbincangan yang tidak pernah usai. Karenanya,
pemerintah setiap negara di dunia ini tidak ada habisnya melakukan banyak strategi untuk
memajukan ekonomi nasional mereka. Meskipun banyak dari masyarakatnya yang lebih prihatin
dengan penyelesaian isu-isu ekonomi nasional, tetap perlu dipahami juga bahwa isu-isu
perekonomian global juga perlu penanganan yang tepat. Isu perekonomian global pernah dibahas
oleh Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia dalam situs daringnya pada bulan April 2019,
dimana ekonomi global yang dibahas ditargetkan untuk terus meningkat secara merata, namun
tidak mencapai hasil yang memuaskan. Pertumbuhan ekonomi global kian melemah, hal ini
tercatat berdasarkan IMF’s World Economic Outlook. 2Ekonomi global yang diharapkan dapat
terus meningkat justru mengalami keterlambatan untuk maju. Semua ini tentu saja menjadi isu
yang penting, karena ketika ekonomi global melemah, akan berpengaruh pada ekonomi nasional
baik itu di negara maju ataupun negara berkembang.

Maka untuk menindaklanjuti permasalahan isu ekonomi global ini, sebenarnya telah
dibentuk forum diskusi sejak tahun 1999, forum ini ialah G20. Yang awalnya forum ini dibentuk
untuk menjawab krisis moneter pada tahun 1998 dengan menggabungkan negara berkembang
dan negara maju. Forum ini dibentuk dengan harapan agar pendapatan merata, sehingga solusi
yang dikeluarkan tidak hanya menguntungkan negara-negara maju tetapi untuk menguntungkan
semua pihak. Maka terbentuklah forum ini dengan sebutan G20 yang tak lain adalah sebagai
bentuk kerja sama internasional dengan tujuan memajukan ekonomi dunia secara bersama-sama.
G20 terdiri atas dua puluh negara, yakni Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia,
Afrika Selata, Brazil, Inggris, Tiongkok, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan,
Meksiko, Turki, Prancis, Rusia, Uni Eropa, India, dan Indonesia.

Group of Twenty (G20) merupakan salah satu dari the premier forum for international
economic coorporation. G20 merupakan sebuah forum ekonomi dunia yang memiliki posisi
strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global,
dan setidaknya 85% perekonomian dunia. Berbagai pertemuan G20 mengedepankan dialog
untuk membangun komitmen politik para pemimpin perekonomian utama di dunia dalam
menyelesaikan berbagai tantangan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian
global. Yakni antara lain; isu keuangan, perdagangan, infrastruktur dan investasi, energi,
Alvela Salsabiah Putri, G20: Mediator Kemajuan Ekonomi Indonesia, Jurnal Hubungan Internasional,
2

XIII, No. 1, Januari-Juni 2020, tersedia di https://www.e-journal.unair.ac.id/JHI/article/view/16863

2
keenagakerjaan, pemberantasan korupsi, pembangunan, pertanian, dan teknologi, inovasi, serta
ekonomi digital. G20 ini pada awalnya merupakan pertemuan menteri keuangan dan gubernur
Bank Sentral. Namun sejak tahun 2008, G20 menghadirkan kepala negara dalam KTT dan pada
2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itulah G20 ini terdiri atas
jalur keuangan (finance track) dan jalur sherpa (sherpa track). Sherpa diambil dari istilah untuk
pemandu di Nepal, yang menggambarkan bagaimana para sherpa G20 membuka jalan menuju
KTT. 3

Belum lama ini dunia dihadapkan dengan penyebaran virus COVID19 yang telah
menjadi pandemi global sejak bulan Maret tahun 2020 lalu. Mayoritas negara yang terjangkit
virus COVID19 di seluruh dunia mengambil kebijakan darurat sebagai upaya untuk mencegah
peningkatan angka penularan dan kematian warga negaranya. Social & physical distancing,
lockdown & shutdown atau karantina/penutupan wilayah menjadi kebijakan yang hampir
diterapkan oleh semua negara dalam menghadapi pandemi tersebut.Kebijakan darurat yang
diterapkan ini menghasilkan resesi ekonomi menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindarkan.
Dalam Global Economic Prospects June 2020, Bank Dunia memperkirakan penyusutan ekonomi
global pada tahun 2020 mencapai angka 5,2%. Angka ini merupakan resesi paling parah sejak
Perang Dunia Kedua, dengan angka penurunan terbesar sejak tahun 1870.4IMF dalam World
Economic Outlook June 2020, menyebutkan pertumbuhan global diproyeksikan sebesar –4,9%
pada tahun 2020. Dijelaskan bahwa pandemi COVID19 memiliki dampak yang lebih negatif
pada aktivitas pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan, sehingga pemulihan
diproyeksikan akan lebih bertahap dari perkiraan sebelumnya.

Secara keseluruhan, hal tersebut akan membuat PDB 2021 sekitar 6,5poin persentase
lebih rendah daripada dalam proyeksi pra-COVID-19 pada Januari 2020. Angka proyeksi
tersebut akan berdampak langsung terhadap tingkat kemiskinan warga negara di dunia, baik
negara maju maupun negara berkembang. Rumah tangga yang berpenghasilan rendah akan
mengalami penurunan kesejahteraan akut. Resiko dan ancaman besar terhadap keamanan
manusia telah mendorong negara untuk mendominasi dan melindungi warga

3
Bank Indonesia, Presidensi G20 Indonesia 2022, tersedia di https://www.bi.go.id/id/g20/default.aspx
4
World Bank. 2020. COVID-19 to Plunge Global Economy into Worst Recession since World War II
[Press Release]. June 8. https://www.worldbank.org/en/news/pressrelease/2020/06/08/covid-19-to-
plunge-globaleconomy-into-worst-recession-since-world-war-ii.

3
negaranya.Langkah-langkah yang diambiloleh negara adalah respon dari kontrak sosial, yang
mana titik kulminasi tertinggi adalah ketika warga memberikan haknya untuk diatur oleh
negara.Sehingga, upaya negara dalam memitigasi pandemi perlu diimplementasikan mulai dari
entitas terkecil dari elemen masyarakat, hingga level internasional.

Group of Twenty (G20), merupakan kelompok negara yang komposisi keanggotaannya


dilihat sebagai suatu keseimbangan antara efisiensi dan keterwakilan.IMF mengkategorikan
keanggotaan negara anggota G20 ke dalam 4 kategori. Yakni; Advanced surplus
countries(Jerman, Jepang, Korea Selatan), Advanced deficit countries:(Australia, Kanada,
Prancis, Italia, Inggris, AS, plus negara area Euro (kecuali Jerman), Emerging surplus countries:
(Argentina, Tiongkok, Indonesia), Emerging deficit countries: (Brasil, India, Meksico, Afrika
Selatan, Turki, dan negara UE non-Euro), Major oil exporters: (Rusia dan Arab Saudi).
5
Berdasarkan sejarah pembentukannya, forum Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral
G20, dibentuk oleh forum Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G7, sebagai dialog
informal dalam kerangka sistem institusional Bretton Woods (IMF, WTO, World Bank) pada
tahun 1999. Kemudian, sejak G20 terbentuk di level KTT, terjadi peningkatan pembentukan
forum menteri, grup/panel ahli (expert groups), entitas subsummit yang serupa. Hal tersebut
menandai evolusi bertahap dari sistem G20 yang lebih luas.

Kelompok Riset G20, University of Toronto menyebutkan bahwa sejak KTT G20
pertama diadakan hingga saat ini, terdapat 23 isu yang telah dibahas, 194 komitmen yang nyata
dan terukur, dan tingkat kepatuhan rata-rata sebesar 71%. Sehingga, KTT G20 merupakan forum
yang mampu meningkatkan taraf kehidupan jutaan orang atas kemampuannya menghasilkan
kebijakan, hukum, dan peraturan internasional. Pada masa pasca krisis ekonomi tahun 2008,
Inggris mengadakan KTT Khusus G20 pada tahun 2009, yang menghasilkan kesepakatan
suntikan bantuan keuangan senilai $ 1,1 triliun ke dalam ekonomi global. Sejauh ini, G20 telah
membuat kemajuan penting dalam membentuk kembali tata kelola keuangan global yaitu dengan
menerapkan kebijakan makroprudensial, pengaturan yang lebih ketat, meningkatkan kapasitas
pinjaman IMF, dan giat mengumpulkan informasi tentang sistem shadow banking6. Seiring

5
IMF. 2020a. World Economic Outlook Update, June 2020. Washington, D.C.: IMF.
6
Wiwiek Rukmi Dwi Astuti, Kerjasama G20 Dalam Pemulihan Ekonomi Global Dari COVID19,Andalas
Journal of International Studies, 2020, tersedia di DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.2.131-148.2020

4
dengan keberhasilan yang telah dicapai G20, KTT G20 telah menjadi sarana untuk membangun
kepercayaan dan empati dalam hubungan internasional.

Bagaimanapun, G20 merupakan forum kerja sama internasional yang bersifat informal,
tidak terinstitusionalisasi dan tidak memiliki mekanisme akuntabilitas. Analisis ketidakefektifan
kerja sama G20 sering muncul seiring dengan konsistensi penyelenggaraan KTT dan kokohnya
pondasi keanggotaan dalam G20. Jadi, tulisan ini akan menganalisis bagaimana G20 berperan
sebagai forum ekonomi global dalam menangani masalah pertumbuhan ekonomi global itu
sendiri, khususnya menghadapi pandemi COVID-19, melalui kerja sama untuk mempercepat
pemulihan ekonomi global. Sebab, keberadaan G20 ini senantiasa di dukung oleh organisasi
multilateral yang ada dalam sistem internasional. Maka tak heran setelah tiga kali KTT, G20
langsung mendeklarasikan dirinya sebagai forum utama bagi kerja sama ekonomi dan pertemuan
para pemimpin dunia. Hebatnya, pernyataan tersebut diterima dengan baik (tanpa
protes/penolakan) oleh PBB, Bank Dunia, WTO, IMF, FSB, OECD, dan ILO yang turut hadir
dalam KTT tersebut. Tentu dari bukti nyatanya lebih lanjut, pasca krisis ekonomi 2008, G20
secara efisien telah menciptakan pemahaman bersama bahwa semua negara perlu meredam krisis
melalui program stimulus nasional untuk meningkatkan permintaan pasar agar resesi dapat
ditangkal. 7

Dunia saat ini kembali berada pada masa krisis multidimensional akibat pandemi
COVID19. Disinilah G20 berperan sebagai kumpulan ekonomi utama dunia yang memiliki
kapasitas untuk mendorong pemulihan. Untuk pertama kalinya, Indonesia memegang Presidensi
Group of Twenty (G20). Sebagai Presidensi G20, Indonesia mengusung semangat pulih bersama
dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”.8 Tema ini dipilih dengan menimbang
keadaan dunia yang masih dalam tekanan akibat pandemi COVID19. Untuk pulih dari
keterpurukan, memerlukan suatu upaya bersama dan inklusif, dalam mencari jalan keluar atau
solusi pemulihan dunia. Dalam mencapai target tersebut, Presidensi Indonesia akan fokus pada
tiga sektor prioritasyang dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat untuk berkelanjutan,
diantaranya yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, serta transisi
7
Ibid, hlm.3
8
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Indonesia Usung Semangat Pulih Bersama Dalam
Presidensi G20 Tahun 2022, Beranda Kemenlu RI, 2022, tersedia di
https://kemlu.go.id/portal/id/read/3288/berita/indonesia-usung-semangat-pulih-bersama-dalam-
presidensi-g20-tahun-2022

5
energi. Nantinya, periode Presidensi Indonesia ini akan berlangsung selama satu tahun, mulai
dari 01 Desember 2021 hingga 30 November 2022.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang makalah di atas maka dapat dapat dirumuskan permasalahan
dalam makalah ini : Bagaimana Peran G20 Sebagai Forum Ekonomi Global Dalam Menangani
Masalah Pertumbuhan Ekonomi Global?

6
BAB II
TEORI DAN KONSEP

2.1 Teori Globalisasi


Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang memiliki pengaruh terhadap
munculnya berbagai kemungkinan perubahan dunia. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan
berbagai hambatan yang membuat dunia semakin terbuka dan saling membutuhkan antara satu
sama lain. Dapat dikatakan bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia
Tanpa Batas" yang saat ini telah menjadi realita dan berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan budaya yang akhirnya membawa perubahan baru.

Globalisasi juga sering diartikan sebagai internasionalisasi karena keduanya memiliki


banyak persamaan dari segi karakteristik, sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Beberapa pihak mendefinisikan globalisasi sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
berkurangnya kekuatan, peran dan batas-batas suatu negara. Dalam arti yang luas, globalisasi
mengacu kepada seluruh kegiatan masyarakat dunia. Bahkan, globalisasi dapat juga didefinisikan
sebagai intensifikasi hubungan sosial di seluruh dunia yang menghubungkan daerah-daerah
terpencil dengan berbagai cara, dimana kejadian-kejadian lokal terbentuk oleh peristiwa-
peristiwa yang terjadi di tempat lain dan sebaliknya. Adapun definisi globalisasi menurut para
ahli.

Waters mendefinisikan globalisasi dari sudut pandang yang berbeda. Dia mengatakan
bahwa globalisasi merupakan sebuah proses sosial, dimana batas geografis tidak penting
terhadap kondisi sosial budaya, yang akhirnya menjelma ke dalam kesadaran seseorang. Definisi
ini hampir sama dengan apa yang dimaksudkan oleh Giddens. Dimana, globalisasi adalah adanya
saling ketergantungan antara satu bangsa dengan bangsa lain, antara satu manusia dengan
manusia lain melalui perdagangan, perjalanaan, pariwisata, budaya, informasi, dan interaksi yang
luas sehingga batas-batas negara menjadi semakin sempit, Globalisasi memiliki dimensi
ekonomi, politik, teknologi dan budaya. Lebih lanjut Giddens mengungkapkan bahwa globalisasi
terutama sekali dipengaruhi oleh perkembangan sistem komunikasi yang dimulai akhir tahun
1960-an. Pengertian globalisasi seperti ini juga telah disampaikan oleh beberapa ahli yang
mengatakan bahwa globalisasi adalah proses individu, kelompok, masyarakat dan negara yang

7
saling berinteraksi, terkait, tergantung, dan saling mempengaruhi antara satu sama lain, yang
melintasi batas negara.9

Tomlinson mendefinisikan globalisasi sebagai suatu penyusutan jarak yang ditempuh


dan pengurangan waktu yang diambil dalam menjalankan berbagai aktifitas sehari-hari, baik
secara fisik (seperti perjalanan melalui udara) atau secara perwakilan (seperti penghataran
informasi dan gambar menggunakan media elektronik), untuk menyebrangi mereka. Globalisasi
dapat juga didefenisikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan kegiatan ekonomi lintas
batas nasional dan regional. Ini diperlihatkan melalui pergerakan barang, informasi, jasa, modal
dan tenaga kerja melalui perdagangan dan investasi.

Scholte melihat beberapa defenisi yang dimaksudkan dengan globalisasi, antaranya


adalah : Internasionalisasi. Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya aktivitas hubungan
internasional. Walaupun masing-masing negara masih mempertahankan identitasnya, namun
menjadi semakin tergantung antara satu sama lain. Liberalisasi. Globalisasi juga diartikan
sebagai semakin berkurangnya batas-batas sebuah negara. Misalnya, masalah harga
ekspor/impor, lalu lintas devisa dan migrasi. Universalisasi. Semakin luasnya penyebaran
material dan immaterial ke seluruh dunia, hal ini juga diartikan sebagai globalisasi. Pengalaman
di satu tempat dapat menjadi pengalaman di seluruh dunia.

Westernisasi. Westernisasi merupakan satu bentuk dari universalisasi, dimana makin


luasnya penyebaran budaya dan cara berfikir sehingga berpengaruh secara global. Hubungan
transplanetari dan suprateritorialiti. Definisi yang kelima ini sedikit berbeda dengan keempat
definisi sebelumnya. Keempat definisi sebelumnya mengidentifikasi bahwa masing-masing
negara masih mempertahankan status ontologinya, namun pada definisi yang kelima ini
menyatakan bahwa dunia global mempunyai ontologinya sendiri, bukan sekedar gabungan dari
berbagai negara.

Salah satu alasan mengapa globalisasi menjadi suatu ide yang populer adalah
kebangkitan komunikasi global, terutama internet, yang membuat orang merasa bahwa hubungan
di seluruh dunia telah mengalir lebih kuat, cepat dan lebih demokratis. Setelah berakhirnya
perang dingin, terlihat bahwa dunia bipolar telah berubah menjadi lebih menyatu, baik melalui
9
L.Azkia.2019.Globalisasi sebagai proses social dalamteori-teori social.JurnalIlmiahKependidikan. Vol. 8 No. 1.
Januari – Juni. Hal 15.

8
homogenisasi budaya atau penyebaran kapitalisme. Orang menjadi lebih sadar bahwa masalah
global, seperti perubahan iklim, aliran uang, ketidakstabilan adalah lebih bebas dan jelas.

2.2 Konsep Pertumbuhan Ekonomi


Pemikir tahun 1950-an dan awal 1960-an memahami konsep pertumbuhan ekonomi
sebagai serangkaian tahapan proses pembangunan yang harus dilalui oleh semua negara.10Prof.
Simon Kuznets, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas jangka
panjang dari suatu negara untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduk negara
tersebut.11Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.
Output merupakan hasi akhir dari suatu proses produksi. Untuk memperhatikan kenaikan output
tersebut maka perlu menganalisis dari sisi output total (Produk Domestik Bruto (PDB)) dan
jumlah penduduk.12
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang biasanya digunakan untuk
mengukur keberhasilan pembangunan dalam suatu perekonomian. Semakin meningkatnya
pertumbuhan ekonomi suatu negara maka akan berbanding lurusdengan peningkatan
perkembangan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu, kestabilan politik, kebijakan ekonomi pemerintah, kekayaan alam, dan jumlah dan
kemampuan tenaga kerja.13Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi terdapat beberapa cara yang
dapat digunakan antara lain:
1. Dari sisi permintaan (demand) pertumbuhan dihitung lewat komponen-komponen makro
ekonomi berupa konsumsi, investasi, dan ekspor-impor. Dari sisi penawaran (supply)
pertumbuhan dihitung lewat nilai tambah pada setiap sektor produksi nasional.
2. Secara konvensional, pertumbuhan ekonomi diukur melalui perhitungan peningkatanPDB.
PDB merupakan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi suatu negara pada
periode tertentu.

10
Michael P. Todaro, Economic Development in the Third World, New York: Longman, 1989, hal.63, tersedia di:
https://en.ids1lib.vip/book/5409109/55b2af.
11
Ibid., hal. 121.
12
PheniChalid, TeoriPertumbuhan, Modul, hal. 13-14, tersedia di: https://scholar.google.co.id/citations?
user=ocS8ahEAAAAJ&hl=id.
13
Ade YuliantiRahayu, AnalisisHubunganPertumbuhan Ekonomi, PerdaganganInternasional, dan Foreign Direct
Investment di Indonesia (Periode 1990: Q1-2010: Q4), tesis, Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, hal. 10, tersedia
di: https://fdokumen.com/document/universitas-indonesia-analisis-hubungan-pertumbuhan-
libuiacidfilefiledigital20313731-t31258-analisis.html.

9
3. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi regional, maka digunakan data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
sistem perekonomian di suatu daerah dalam periode tertentu.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perkembangan G20


Pembentukan Group of Twenty (G20) tidak terlepas dari kekecewaan komunitas
internasional terhadap G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan
Prancis) yang saat itu gagal dalam mencari solusi terhadap permasalahan perekonomian global
yang dihadapi. Saat itu, pandangan yang mengemuka ialah sangat penting bagi negara-negara
berpendapatan menengah serta yang memiliki pengaruh ekonmi secara sistemik untuk
diikutsertakan dalam perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global. 14
Pada
tahun 1999, atas saran dari para menteri keuangan G7, para menteri keuangan dan gubernur
Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan tingkat menteri keuangan yang
dilaksanakan secara rutin pada musim gugur. Lalu presiden Amerika Serikat saat itu, George W.
Bush mengundang para pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 pertama untuk
melakukan koordinasi respon global terhadap dampak krisis keuangan yang saat itu tengah
terjadi di Amerika Serikat, pertemuan tersebut berlangsung pada 14-15 November 2008.

Selanjutnya pada tanggal 1-2 April 2009, para pemimpin negara G20 melakukan
pertemuan lanjutan. Dimana, saat itu London sebagai tuan rmah (presidensi) KTT G20 kedua
dibawah koordinasi perdana menteri Inggris Gordon Brown. Pertemuan demi pertemuan terus
berlanjut, yakni pada KTT G20 ketiga dilaksanakan di Pittsburg pada 24-25 September 2009,
dibawah koordinasi presiden Amerika Serikat Barack Obama. Lalu, KTT G20 keempat diadakan
di Toranto pada 26-27 Juni 2010 dibawah kooedinasi perdana menteri Kanada, Stephen Harper.
Ditahun yang sama, presidn Korea Selatan Lee Myung-Bak memimpin KKT Seoul pada 11-12
November 2010. Kemudian KTT G20 berturut-turut diadakan di Los Cabas, Mexico (2011), St.
Petersburg Rusia (2013), Brisbane, Australia (2014), Antalya, Turki (2015), Hangzhou, RRT
(2016), Hamburg Jerman (2017), Buenos Aires, Argentina (2018), Osaka Japan (2019), Arab
Saudi (2020), Italia (2021), Indonesia (2022).

G20 adalah forum kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni
Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, serta negara berkembang

Sherpa G20 Indonesia, Sejarah Singkat G20, 2022, tersedia di


14

https://sherpag20indonesia.ekon.go.id/sejarah-singkat-g20

11
hingga maju. G20 dibentuk pada 1999 atas inisiasi negara-negara anggota G7. G20 merangkul
negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis yang berdampak global.
Forum ini menjadi bagian penting dunia karena merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk
dunia, 75% perdagangan dunia, dan 80% PDB dunia. G20 tidak memiliki pemimpin atau ketua
tetap. Fungsi presidensi dipegang salah satu anggota selama satu tahun. Karena forum ini tidak
memiliki sektretariat yang tetap, maka dari itu koordinasi untuk menjaga kesinambungan
dipegang oleh Troika yang terdiri dari negara presidensi berjalan, neara presidensi sebelumnya,
dan negara presidensi berikutnya. 15
Troika berasal dari bahasa Rusia yang artinya serangkai.
Anggota G20 saat ini terdiri dari Indonesia (presidensi saat ini), Italia (presidensi sebelumnya),
dan India (kandidat presidensi berikutnya).

3.1.1 Alur dan Pertemuan G20


A. Isu Pembahasan Dalam G20
Forum G20 membahas dua pilar pembahasan yaitu finance track dan sherpa track.

 Finance Track
Finance track merupakan jalur pembahasan dalam forum G20 yang berfokus pada isu
keuangan. Isu tersebut antara lain : Kebijakan fiskal, moneter dan rill, investasi infrastruktur,
regulasi keuangan, inklusi keuangan, serta perpajakan internasional. Dimana setiap pertemuan
finance track ini akan dihadiri oleh menteri keuangan hingga gubernur Bank Sentral dari masing-
masing negara anggota.

 Sherpa Track
Sherpa track adalah jalur pembahasan dalam forum G20 pada bidang-bidang yang lebih
luas di luar isu keuangan. Isu-isu tersebut antara lain : anti korupsi, ekonomi digital, lapangan
kerja, pertanian, pendidikan, urusan luar negeri, budaya, kesehatan, pembangunan, lingkungan,
pariwisata, energi berkelanjutan, perdagangan, ivestasi, dan industri, serta pemberdayaan
perempuan.16 Nama Sherpa berasal dari istilah untuk pemandu di Nepal, yang menggambarkan
bagaimana para sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit). Pembahasan dalam sherpa
15
G20pedia-Informasi Presidensi G20 Indonesia 2022, tersedia di https://research.ui.ac.id/research/wp-
content/uploads/2022/02/G20pedia.pdf
16
Adminisator Indonesia.go.id, Membumikan Presidensi G20 Indonesia Dengan G20pedia, 2022, tersedia
di https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3913/membumikan-presidensi-g20-indonesia-dengan-
g20pedia

12
track ini lebih luas dan lebih dalam serta mendetail. Pertemuan-pertemuan dalam jalur ini
dihadiri oleh delegasi-delegasi dari masing-masing negara anggota dalam tiga jenis pertemuan:
pertemuan working group, engagement group, hingga pertemuan tingkat menteri.

Sebelum dibahas pada tingkat menteri, isu-isu tersebut akan dibahas secara rinci dan
teknis pada tingkat working groups terlebih dahulu agar optimal dan komprehensif. Rangkaian
pertemuan G20 dalam setiap presidensi biasanya terdiri dari 3-4 pertemuan tingkat perwakilan,
3-4 pertemuan tingkat menteri dan diakhiri dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang
dihadiri oleh kepala negara anggota G20. Masing-masing jalur diatas berjalan secara paralel.
Dimulai dari tingkat teknis (WG), kemudian dieskalasi ke tingkat deputi untuk mendapat konsep
kesepakatan (komunikasi) dan menyusutkan isu-siu untuk dibahas di tingkat menteri 17. Dengan
siklus tersebut, pada akhirnya G20 akan menyepakati kesepakatan final atas aksi kebijakan yang
diambil atas isu-isu prioritas pada KTT sebagai penghujung rangkaian kegiatan.

B. Jenis Pertemuan Dalam G20


Dalam forum G20, terdapat berapa jenis agenda pertemuan, beberapa diantaranya ialah :

1. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit

KTT ini sebagai puncak dari proses pertemuan G20, KTT merupakan rapat tingkat kepala
negara/kepala pemerintahan.

2. Ministerial & Deputies Meetings

Merupakan pertemuan tingkat menteri dan deputi. Diadakan di masing-masing area fokus
utama forum. Misalnya, pada finance track, ministrial meetings dihadiri oleh menteri keuangan
dan gubernur bank sentral, yang disebut Finance Ministers and Central Bank Governors
Meetings (FMCBG). Sementara pertemuan para deputi disebut Finance and Central Bank
Deputies Meetings (FCBD).

3. Working Groups Meetings

Merupakan pertemuan kelompok kerja yang membahas isu prioritas sektor yang
ditempuh oleh kelompok kerja. Pertemuan ini beranggotakan para ahli dari negara anggota G20.

17
Kementrian Keuangan RI Tentang G20, tersedia di https://www.kemenkeu.go.id/g20

13
Dimana working groups ini menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G20 yang
lebih luas, kemudian dimasukkan kedalam segmen kementrian dan akhirnya KTT.

4. Engagement Groups Meetings

Merupakan pertemuan forum dialog yang menjadi bagian dari G20, yang membahas isu
tertentu secara khusus, diantaranya : Bussiness 20 (B20), Think 20 (T20), Women 20 (W20),
Youth 20 (Y20), Labour 20 (L20), Urban 20 (U20), Civil 20 (C20), Science 20 (S20), Parliament
20 (P20), dan Suprame Audit Institution 20 (SAI 20).

3.2 Tata Kelola Ekonomi Global


(Dimulai sejak pandemi-sekarang 2020-2022)

Keberadaan IMF dan G20 merupakan bentuk nyata dari kerjasama internasional yang
sangat memengaruhi pembentukan dan perkembangan tatanan ekonomi dunia (global economic
order). Bantuan keuangan IMF untuk mengatasi krisis finansial, telah mengintervensi kedaulatan
ekonomi di negara-negara berkembang. Sementara, G20 telah memperhitungkan kekuatan
ekonomi negara-negara pasar berkembang (emerging markets), dalam pembahasan ini
ditekankan pada negara-negara pasar berkembang Asia (Asian Emerging Market Economies).
Posisi tawar dari negara-negara ekonomi pasar berkembang Asia di dalam G20 memiliki
pengaruh dalam menjaga stabilitas perekonomian dunia.

Di masa depan, keterlibatan negara-negara ekonomi pasar berkembang Asia dalam


kerjasama regional dan G20 akan menjadi penting dalam kaitannya dengan reformasi tata kelola
ekonomi dunia (global economic governance), khususnya dalam rangka reformasi pembentukan
keputusan dan pembuatan norma hukum ekonomi internasional, dan medefinisikan-ulang konsep
kedaulatan ekonomi dalam rangka mencegah dan mengatasi fenomena krisis finansial demi
kemaslahatan seluruh masyarakat internasional.

Berbagai badan keuangan dunia memperkirakan pandemi Covid-19 akan menyebabkan


kontraksi perekonomian dunia sebesar -2,0% sampai 2,8% pada 2020, dari sebelumnya tumbuh
sebesar rata-rata 2,9% pada2019. Pada saat yang sama, pandemi Covid-19 diperkirakan juga
akan mengurangi arus perdagangan dan investasi global hingga 30%, serta menambah volatilitas
pasar keuangan dunia hingga 215%. Berkurang drastisnya berbagai aktivitas perekonomian

14
global pada gilirannya diperkirakan akan mengakibatkan tidak kurang 195 juta orang akan
mengalami kehilangan pekerjaan dan antara 420 sampai 580 juta orang jatuh pada jurang
kemiskinan.18

Pandemi COVID-19 bukan hanya hasil dari globalisasi. Ini juga, pada gilirannya,
memiliki efek luar biasa tentang globalisasi dalam aspek terpentingnya, yaitu aspek ekonomi.
Banyak dari efek tersebut sudah disaksikan pada saat ini, dan kemungkinan akan berlanjut pada
jangka pendek, setidaknya selama periode memerangi pandemi. Namun, ini jangka panjang efek
pada globalisasi jauh lebih kontroversial. Banyak yang berpendapat bahwa pecahnya COVID-19
akhir dari ekonomi global.Pandemi COVID-19 berdampakpada kebijakan politik ekonomi
global. Pandemi telah mengambil korban di setiap aspek produksi dan permintaan global. Saham
Wall Street pasar jatuh untuk memicu pemutus sirkuit empat kali berturut-turut dalam dua
minggu pada pertengahan hingga akhir Maret dan pasar modal mengalami krisis likuiditas yang
serius. Meskipun pandemi COVID-19 merupakan masalah medis, pada titik ini sudah memiliki
dampak negatif nyata pada ekonomi lebih dari 190 negara di seluruh dunia. Karena itu, jelaslah
bahwa dunia berada pada bahaya krisis ekonomi baru. Sampai sekarang, para ekonom biasanya
mempelajari dampak dari krisis ekonomi pada sistem kesehatan umum, daripopulasi dan
penularan penyakit menular.19

Pada periode 2013-2019, agenda G-20 fokus pada reformasi tata kelola ekonomi dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan
inklusif.Menghadapi krisis global akibat pandemi Covid-19, presidensi G-20 Arab Saudi (2020)
dan Italia (2021) fokus pada penanganan pandemi. Melalui spirit multilateralisme, G-20 mampu
mengoordinasikan kebijakan-kebijakan penanganan Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi. G-
20 dengan sangat sistematis melakukan ini serta memonitor implementasinya melalui rencana
aksi G-20 yang terus diperbarui secara berkala.

G-20 mempromosikan vaksin sebagai global public good dan memastikan semua negara
dapat mengakses vaksin secara adil, merata, dan terjangkau. Melalui The Access to Covid-19
Tools (ACT) Accelerator (ACT-A), G-20 mendorong kolaborasi dalam pengembangan,

18
M,I.Modjo. 2020.MemetakanJalanPenguatanEkonomiPascaPandemi. The Indonesian Journal of Development
Planning Volume IV No. 2 – Jun. Hal 104.
19
F.Kusno.2020. Global political economy crisis impact of pandemic covid-19.Anterior Jurnal, Volume 19 Issue 2,
June 2020, Page 114 – 118.

15
produksi, dan akses terhadap vaksin serta peralatan tes dan terapi.Adapun COVAX adalah pilar
vaksin dari ACT-A yang dipimpin bersama oleh Gavi, CEPI, dan WHO dalam rangka akselerasi
pengembangan dan produksi vaksin serta mendukung akses terhadap vaksin bagi semua negara.
Melalui COVAX, pada 2021 dan 2022 akan didistribusikan 1,8 miliar dosis vaksin bersubsidi
penuh bagi negara berpendapatan rendah.Mengingat pandemi Covid-19 sebagai krisis kesehatan
yang telah menyebabkan terjadinya krisis ekonomi global, G-20 juga mengoordinasikan
kebijakan ekonomi negara-negara sehingga kebijakan ekonomi negara-negara terkoordinasi dan
harmonis.20Negara-negara G-20 melakukan langkah-langkah luar biasa dalam merespons
pandemi, baik dari sisi fiskal, moneter, maupun sektor keuangan.

Karakteristik unik yang dimiliki oleh G-20 telah menjadikan platform kerja sama
internasional ini sarana yang efektif dalam memandu tata kelola ekonomi global. Pertama, G-20
memberikan fleksibilitas dan kelenturan dalam merespons berbagai perkembangan ekonomi
global karena sifatnya yang informal.Fleksibilitas yang dimiliki G-20 berbeda dengan lembaga
formal seperti PBB yang sangat terikat dengan formal treaty. Oleh sebab itu, G-20 menjadi
sangat adaptif dalam menyediakan kerangka pembahasan agenda tata kelola ekonomi global
yang solutif dan akomodatif berbasis konsensus.

Kedua, tingkat kepatuhan (compliance) yang tinggi dari anggota G-20 terhadap
komitmen yang dihasilkan. G-20 telah menghasilkan 457 komitmen tata kelola ekonomi global,
di mana pada setiap KTT dihasilkan 20-40 komitmen. Dengan menggunakan sampel 28
komitmen, Wang menemukan bahwa tingkat kepatuhan atas komitmen tata kelola global G-20
mencapai 80 persen. Angka 80 ini tentunya menunjukkan efektivitas agenda-agenda global G-
20.Ketiga, tingginya komitmen kepala negara/pemerintahan dalam membahas agenda tata kelola
ekonomi global. G-20 dipandang cukup efektif dalam merespons berbagai gejolak dan krisis
ekonomi global atau jadi crisis responder, seperti krisis keuangan global 2008 dan krisis
ekonomi akibat pandemi saat ini.

Lini masa peran G-20 yang semakin penting inilah yang menjadi pijakan bagi
signifikansi presidensi Indonesia di G-20. Keanggotaan Indonesia dalam G-20 merupakan salah
satu tonggak penting sejarah diplomasi Indonesia untuk terus berperan aktif dalam kerja sama
internasional, sejalan dengan amanat konstitusi.Presidensi Indonesia tahun depan akan
20
Sumianto.2021.G-20 dan Tata KelolaEkonomi Global.Kompas. 30 Oktober.Jakarta

16
meneguhkan posisi Indonesia sebagai salah satu emerging markets yang memiliki peran
strategis. Peran aktif dalam kerja sama internasional tak terlepas dari komitmen Indonesia
terhadap agenda-agenda global yang tentunya memiliki potensi dampak bagi kondisi domestik
Indonesia. Adapun Agenda presidensi Indonesia harus mampu menyelaraskan agenda global
dengan prioritas domestik sehingga dua tujuan sekaligus tercapai: peranan kepemimpinan dalam
agenda global dan optimalisasi manfaat dari presidensi bagi pembangunan dan reformasi
domestik, termasuk dalam mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

3.3 Peran G20 Dalam Perekonomian Global


Globalisasi ekonomi dan perdagangan internasional merupakan dua hal yang saling
berkaitan, hal tersebut dikarenakan globalisasi ekonomi membuka pintu bagi negara lain untuk
bekerjasama dalam bidang ekonomi baik itu dalam bentuk ekspor-impor, investasi asing, dsb.
Sejalan dengan isu-isu perekonomian global yang terjadi saat ini, G20 hadir sebagai solusi. G20
merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk mengelola suatu tata ekonomi
global.G20memiliki mandat globaluntuk memberi kontribusi bagi penguatan arsitektur keuangan
internasional dan memberi kesempatan bagi dialog tentang kebijakan-kebijakan nasional,
kerjasama internasional dan lembaga-lembaga keuangan internasional. Melalui dialog tersebut,
G20 diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan pembangunan global.G20 tidak hanya
memberi perhatian khusus dalam upaya pemenuhan harapan setiap anggota forum akan tetapi
bagaimana dapat memberi manfaat kepada seluruh anggotanya. 21Beberapa peran nyata yang
telah dilakukan lewat forum G20 diantaranya:
1. Penanganan Krisis Keuangan Global 2008
Sejak era globalisasi, peluang terjadinya krisis keuangan global semakin meningkathal
tersebut tentunya tidak lepas dari kemajuan teknologi dan informasi yang bisa menjadi salah
satu pemicu. Globalisasi yang saat ini telah menghapus batas-batas antar negara
memposisikan setiap negara terkait, sehingga krisis pada satu negara terutama negara yang
memiliki pengaruh besar dapat merambat ke negara lainnya hingga kemudian merambat
secara global. G20 pun dibentukdari latar belakang krisis keuangan, dimana pada tahun 1999
G20 dibentukuntuk meresponkrisis finansial Asia yang terjadi pada tahun 1998-1999.

Pustaka Fiskal, EvaluasiAkuntabilitas dan Efektivitas G20, Portal FiskalKemenkeu, (t.t), tersedia di:
21

http://portal.fiskal.kemenkeu.go.id/pustaka/index.php?p=research&id=2013101809223879862380.

17
Pada tahun 2008dunia dihadapkan dengan krisis keuangan global dimana G20
mengidentifikasinya bukan sebatas krisis sistem keuangan global saja akan tetapi krisis
ekonomi yang lebih luas. Pada saat itu, terjadi krisis output riil dan lapangan kerja global
yang membutuhkan penanganan kompresif dan lebih luas termasuk pada bidang-bidang
yang berada di luar portofolio para menteri keuangan dan gubernur bank sentral.22Salah satu
peran nyata G20 adalah atas dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global2008
tersebut dimana G20 mengelola tata ekonomi globaldengan menginisiasi paket stimulus
fiskal dan moneter yang terkoordinasi dalam skala yang sangat besar.23
2. Kebijakan Pajak
Pada tahun 2012, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting
(BEPS). BEPS merupakan istilah yang digunakan oleh negara anggota G8, G20 dan
Organisation for Economic Co-operation (OECD)untuk menjelaskan praktik usaha yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional (MNCs) untuk memindahkan
keuntungan usahanya melalui skema transfer pricing ke negara yang menerapkan tarif pajak
rendah/nol.24 Untuk mengatasi hal tersebut, G20 bekerjasama dengan OECD untuk
mengambil langkah konkrit terkait isu BEPS tersebut. G20 memacu OECD untuk
mendorong pertukaran informasi terkait pajak (transparansi pajak).Atas isu BEPS tersebut,
saat ini terdapat sebanyak 139 negara dan yurisdiksi telah bekerja sama untuk mengakhiri
penghindaran pajak.25

3. Kontribusi dalam Penanganan Pandemi Covid-19


Pada 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) secara resmi menetapkan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai global pandemic. Secara fisik dan psikis,
pandemi Covid-19 telah mengganggu lebih dari 8,9 milyar manusia di seluruh belahan

22
HerfanBrilianto, G20 dan PenangananKrisis Global 2008,Artikel Kemenkeu, (t.t.),hal. 1, tersedia di:
https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/berita-kajian/file/G20_dan_penanganan_krisis_global_2008.pdf.
23
Indonesiabaik.id dan KOMINFO, G20pedia-Informasi Presidensi G20 Indonesia 2022, DJIKP Kominfo, 2022,
hal. 13, tersedia di: https://indonesiabaik.id/ebook/g20pedia.
24
Nanang Zainal Arifin, BEPS DalamKerangkaKerja Sama G20 dan ImplementasinyaKepada Indonesia, PKPPIM,
BKF, 2014, hal. 2, https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/beps%20dalam%20kerangka%20kerja%20sama
%20g20%20dan%20implementasinya%20kepada%20indonesia.pdf.
25
Indonesiabaik.id dan KOMINFO, Loc. Cit.

18
dunia. Merespon hal tersebut negara-negara di dunia memberlakukan kebijakan darurat bagi
seluruh masyarakat demi mencegah penularan virus yang semakin luas. Kebijakan yang
ditetapkan di beberapa negara yaitu lockdown dan social distancing ternyata menggangggu
perputar roda ekonomi. Pembatasan-pembatasan yang dilakukan juga mengganggu kinerja
perdagangan global. Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak multi sektor termasuk
di dalamnya terjadi resesi ekonomi pada banyak negara. Berdasarkan data dari Kementrian
Keuangan, pada tahun 2020 dunia mengalami kontraksi minus 3,2% dari sisi pertumbuhan
ekonomi yang diakibatkan oleh pembatasan mobilitas karena pandemi. Di Indonesia, PDB
juga mengalami penurunan dari yang sebelumnya Rp 2.735 triliun pada tahun 2019 menjadi
Rp 2.590 triliun pada tahun 2020.
Dalam penanganan pandemi Covid-19, G20 berinisiatif melakukan penangguhan
pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, injeksi penanganan Covid-19
sebanyak >5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan/penghapusan bea dan pajak
impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-
obatan. G20 memberikan dukungan fiskal secara keseluruhan dengan fokus peningkatan
sistem kesehatan, perlindungan sosial, peningkatan lapangan kerja, dan mendukung dunia
usaha.
4. Isu lainnya
G20 turut berperan dalam penanganan isu internasional lainnya, termasuk itu
perdagangan, iklim, dan pembangunan. Dari segi iklim, pada 23 Maret 2022 negara-negara
anggota G20 melaksanakan pertemuan 1st Environment Deputies Meeting Climate
Sustainability Working Group (1st EDM-CSWG) dengan fokus pembahasan antara lain,
mendukung pemulihan berkelanjutan, mendukung perlindungan lingkungan hidup dan
pengendalian perubahan iklim dengan meningkatkanaksi berbasis darat dan laut, serta
peningkatan mobilisasi sumber daya untuk perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian
perubahan iklim. Ketiga isu prioritas tersebut dibahas melalui rangkaian diskusi yang
difasilitasi oleh Chair menggunakan pertanyaan pengarah dan memberi kesempatan pada
negara anggota untuk menanggapi. Mereka juga turut mendiskusikan elemen-elemen yang
akan dimasukkan ke dalam Komunike Bersama. Komunike Bersama merupakan salah satu
dokumen keluaran EDM-CSWG dan akan dibahas pada pertemuan tingkat menteri untuk

19
menghasilkan Ministerial Communique. Komunike berisikan isu-isu penting, harapan,
rencana, dan kesepakatan-kesepakatan negara G20 terhadap seluruh topik yang dibahas.26

3.4 Presidensi G20 Di Indonesia


Berbeda dari kebanyakan forum multilateral yang ada, G20 tidak memiliki sekretariat
tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap
tahun. Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia akan memegang presidensi
G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma (30-31 Oktober
2021). Secara resmi Presidensi G20 Indonesia dimulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan
serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada akhir tahun
2022. KTT G20 akan dilaksanakan di Bali. G20 Indonesia terdiri dari beragam pertemuan
(perkiraan sekitar 150 pertemuan) yang akan digelar di beberapa kota di Indonesia. Sekitar 19
kota selain Bali akan dilibatkan, seperti Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Batam - Bintan, Medan,
Yogyakarta, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang,
dan lainnya.

Presidensi G20 tahun 2022 merupakan yang pertama bagi Indonesia selama bergabung
menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada 1999. Saat itu, Indonesia
ada dalam tahap pemulihan setelah krisis ekonomi 1997-1998 dan dinilai sebagai emerging
economy yang mempunyai ukuran dan potensi ekonomi sangat besar di kawasan Asia. Indonesia
adalah satu-satunya anggota ASEAN dan G20 yang berperan penting dalam pemulihan
kesehatan dan perekonomian dunia. Indonesia menduduki peringkat 10 dalam daftar paritas daya
beli (Purchasing Power Parity) di antara anggota G20. Indonesia juga menjadi kekuatan pasar
baru (New Established Emerging Market) dengan PDB di atas US$ 1 Triliun.

3.4.1 Tema Presidensi G20 Indonesia

Indonesia dalam memimpin G20 dan sekaligus menjadi tuan rumah mengusung tema
‘Recover Together, Recover Stronger’. Ini merupakan suatu tema yang menggambarkan
solidaritas dari Indonesia terutama sebagai emerging country agar pemulihan ekonomi dunia
akibat dampak dari pandemi selama 2 tahun ini bisa berjalan bersama-sama. Indonesia mengajak

DirektoratJenderalPengendalianPerubahanIklim, Negara Anggota G20 Mendukung Agenda


26

PerubahanIklimPresidensi Indonesia, tersedia di: http://ditjenppi.menlhk.go.id/berita-ppi/4216-negara-negara-


anggota-g20-mendukung-agenda-perubahan-iklim-presidensi-indonesia.html.

20
seluruh negara di dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung untuk pulih bersama serta
tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

3.4.2 3 Isu Prioritas Pembahasan Pada Presidensi G20

Memahami tantangan dan perlunya tindakan kolektif, Indonesia akan fokus pada tiga pilar
utama pada Presidensi G20 2022 yaitu:

 Arsitektur kesehatan Global

Berkaca dari pandemi yang saat ini masih berlangsung, arsitektur kesehatan global akan
diperkuat. Tidak hanya untuk menanggulangi pandemi saat ini, namun juga untuk
mempersiapkan dunia agar dapat memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik
dalam menghadapi krisis kesehatan lain ke depannya.

 Transisi energi berkelanjutan

Guna memastikan masa depan yang berkelanjutan dan hijau dan menangani
perubahan iklim secara nyata, Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju
energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan
keterjangkauan.

 Transformasi digital dan ekonomi

Transformasi digital merupakan salah satu solusi utama dalam menggerakkan


perekonomian di kala pandemi, dan telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan
ekonomi yang baru. Untuk itu, Presidensi Indonesia akan berfokus kepada peningkatan
kemampuan digital (digital skills) dan literasi digital (digital literacy) guna memastikan
transformasi digital yang inklusif dan dinikmati seluruh negara.

3.4.3 Agenda Prioritas Jalur Keuangan Dalam Presidensi G20 Di Indonesia

 Exit Strategy to Support Recovery

21
Membahas bagaimana G20 melindungi negara-negara yang masih menuju
pemulihan ekonomi (terutama negara berkembang) dari efek limpahan (spillover) exit
policy yang diterapkan oleh negara yang lebih dahulu pulih ekonominya (umumnya
negara maju).

 Adressing Scarring Effect to Secure Future Growth

Mengatasi dampak berkepanjangan (scarring effect) krisis dengan meningkatkan


produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang, memperhatikan ketenagakerjan, rumah
tangga, sektor korporasi, dan sektor keuangan.

 Payment System in Digital Era

Standar pembayaran lintas batas negara  (CBP), serta prinsip-prinsip


pengembangan CBDC (General Principles for Developing CBDC).

 Sustainable Finance

Membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon,
dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut pandang makroekonomi dan
stabilitas keuangan

 Financial Inclusion: Digital Financial Inclusion & SME Finance

Memanfaatkan open banking untuk mendorong produktivitas dan mendukung


ekonomi dan keuangan inklusif  bagi underserved community yaitu wanita, pemuda, dan
UMKM, termasuk aspek lintas batas.

 International Taxation

Membahas perpajakan internasional, utamanya terkait dengan


implementasi Framework bersama OECD/G20 mengenai strategi perencanaan pajak yang
disebut Base Erotion and Profit Shifting (BEPS).

22
3.4.4 Peran Aktif Indonesia di G20

Indonesia berperan aktif dalam beberapa inisiatif di forum G20, seperti:

 Global Expenditure Support Fund (GESF): dukungan terhadap negara berkembang untuk
mengamankan anggaran nasional dalam krisis likuiditas Global Infrastructure.
 Connectivity Alliance (GICA): mendukung konektivitas melalui kooperasi dan
pertukaran pengetahuan.
 Inclusive Digital Economy Accelerator (IDEA HUB): forum tempat berkumpulnya para
start-up unicorn di seluruh negara G20 untuk saling bertukar ide.

3.4.5 Dampak G20 Bagi Perekonomian Indonesia

 Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, gelaran G20 akan menciptakan
kontribusi US$ 533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun pada PDB Indonesia.
 Peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.
 Dari sisi pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut
gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara
hingga 1,8 juta – 3,6 juta dan juga 600 ribu – 700 ribu lapangan kerja baru ditopang
kinerja bagus sektor kuliner, fashion, dan kriya.
 Rangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan menyerap tenaga
kerja sekitar 33.000 orang.
 Menurut Menteri Koperasi dan UMK Teten Masduki, Presidensi G20 juga akan
mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80% investor global
berasal dari negaranegara G20.
 Momentum menunjukkan keberhasilan reformasi struktural, antara lain dengan UU
Cipta Kerja, untuk meningkatkan kepercayaan investor global.

3.4.6 Manfaat Indonesia Sebagai Presidensi G20

 Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi
ekonomi Indonesia terhadap krisis.

23
 Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia yang juga dapat merepresentasikan
negara berkembang lainnya.
 Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan
harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan
perekonomian Indonesia.
 Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan
berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
 Kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya
dalam pemulihan ekonomi global.
 Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para
pelaku ekonomi dan keuangan.
 Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia menjadi sarana memperkenalkan pariwisata dan
produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut
menggerakkan ekonomi Indonesia.

BAB IV
PENUTUP

24
4.1 Kesimpulan
G20 adalah forum diskusi besar yang bekerja sama dengan PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa) dan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) untuk membahas ekonomi global. G20
merupakan forum diskusi yang sangat tepat untuk membuka lebar jalan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi termasuk ekonomi nasional. G20 merupakan forum internasional yang
sangat strategis. Selain karena keanggotaannya terdiri dari kombinasi negara maju dan
berkembang, secara keseluruhan negara-negara G20 merupakan 66% populasi dunia yang
menguasai 85% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia
telah terbantu dengan adanya G20. Hal ini karena Indonesia dapat membuka kesempatan untuk
investasi luar negeri masuk ke Indonesia, serta membuat berbagai kerja sama bilateral dengan
negara anggota G20. Hal ini yang tentu saja akan memberikan keuntungan bagi ertumbuhan
ekonomi Indonesia. Maka dapat disimpulkan bahwa G20 merupakan wujud nyata dari
keterbukaan negara-negara anggotanya terhadap globalisasi. Sebab, G20 tidak hanya
berpengaruh besar terhadap ekonomi global tetapi juga terhadap ekonomi nasional negara-
negara anggotanya termasuk Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

25
Adminisator Indonesia.go.id, Membumikan Presidensi G20 Indonesia Dengan G20pedia, 2022,
tersedia di https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3913/membumikan-presidensi-g20-
indonesia-dengan-g20pedia.
Arifin, Nanang Zainal. 2014. BEPS Dalam Kerangka Kerja Sama G20 dan Implementasinya
Kepada Indonesia. PKPPIM. BKF. https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/beps
%20dalam%20kerangka%20kerja%20sama%20g20%20dan%20implementasinya
%20kepada%20indonesia.pdf.
Bekti Panji Sudono, Pengaruh Globalisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan
Pendapatan Di ASEAN, Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya, 2019, tersedia di
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6044.
Brilianto, Herfan Brilianto. (t.t.). G20 dan Penanganan Krisis Global 2008. Artikel Kemenkeu.
https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/berita-kajian/file/G20_dan_penanganan_krisis_global_20
08.pdf.
Chalid, Pheni. 2015. Teori Pertumbuhan. Modul. https://scholar.google.co.id/citations?
user=ocS8ahEAAAAJ&hl=id.
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Negara Anggota G20 Mendukung Agenda
Perubahan Iklim Presidensi Indonesia. http://ditjenppi.menlhk.go.id/berita-ppi/4216-negara-
negara-anggota-g20-mendukung-agenda-perubahan-iklim-presidensi-indonesia.html.
F.Kusno.2020. Global political economy crisis impact of pandemic covid-19. Anterior Jurnal,
Volume 19 Issue 2, June 2020, Page 114 – 118.
IMF. 2020a. World Economic Outlook Update, June 2020. Washington, D.C.: IMF.
Indonesiabaik.id dan KOMINFO. 2022.G20pedia-Informasi Presidensi G20 Indonesia 2022,
DJIKP Kominfo. https://indonesiabaik.id/ebook/g20pedia.
Kementrian Keuangan RI Tentang G20, tersedia di https://www.kemenkeu.go.id/g20.
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Indonesia Usung Semangat Pulih Bersama Dalam
Presidensi G20 Tahun 2022, Beranda Kemenlu RI, 2022, tersedia di
https://kemlu.go.id/portal/id/read/3288/berita/indonesia-usung-semangat-pulih-bersama-
dalam-presidensi-g20-tahun-2022.
L.Azkia.2019.Globalisasi sebagai proses social dalam teori-teori social. Jurnal Ilmiah
Kependidikan. Vol. 8 No. 1. Januari – Juni. Hal 15.

26
M, I.Modjo. 2020. Memetakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. The Indonesian
Journal of Development Planning Volume IV No. 2 – Jun. Hal 104.
Pustaka Fiskal. (t.t.). Evaluasi Akuntabilitas dan Efektivitas G20. Portal Fiskal Kemenkeu.
http://portal.fiskal.kemenkeu.go.id/pustaka/index.php?
p=research&id=2013101809223879862380.
Putri Alvela Salsabiah, G20: Mediator Kemajuan Ekonomi Indonesia, Jurnal Hubungan
Internasional, XIII, No. 1, Januari-Juni 2020, tersedia di
https://www.e-journal.unair.ac.id/JHI/article/view/16863.
Rahayu, Ade Yulianti Rahayu. 2012. Analisis Hubungan Pertumbuhan Ekonomi, Perdagangan
Internasional, dan Foreign Direct Investment di Indonesia (Periode 1990: Q1-2010: Q4).
Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta. https://fdokumen.com/document/universitas-
indonesia-analisis-hubungan-pertumbuhan-libuiacidfilefiledigital20313731-t31258-
analisis.html.
Sherpa G20 Indonesia, Sejarah Singkat G20, 2022, tersedia di
https://sherpag20indonesia.ekon.go.id/sejarah-singkat-g20.
Sumianto. 2021. G-20 dan Tata Kelola Ekonomi Global. Kompas. 30 Oktober. Jakarta.
Todaro, Michael P. 1989. Economic Development in the Third World. New York: Longman.
https://en.ids1lib.vip/book/5409109/55b2af.
Wiwiek Rukmi Dwi Astuti, Kerjasama G20 Dalam Pemulihan Ekonomi Global Dari
COVID19,Andalas Journal of International Studies, 2020, tersedia di DOI:
https://doi.org/10.25077/ajis.9.2.131-148.2020.

27

Anda mungkin juga menyukai