Anda di halaman 1dari 21

Dampak Positif G20 Bagi Perekonomian Indonesia

Oleh : Agus Eliyo Saputra / 21103060026


Perbandingan Madzhab
Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta

Abstrak

Keanggotaan Indonesia di G20 membantu Indonesia meningkatkan


kepercayaan investor asing, meningkatkan akses ke pasar internasional, berpartisipasi
dalam forum internasional yang menentukan kebijakan ekonomi dunia, meningkatkan
kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain di G20, dan meningkatkan prestise
Indonesia di dunia internasional. Ini dapat membantu Indonesia meningkatkan
investasi asing, meningkatkan ekspor dan pendapatan perdagangan, mempromosikan
kepentingan nasionalnya, dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

A. PENDAHULUAN

G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara
utama dan Uni Eropa (EU). G20 dibentuk atas inisiasi dari G7 1, G20 bersama-sama
merangkul negara maju juga negara berkembang untuk Bersama-sama mengatasi
krisis, utamanya di Kawasan Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Adapun tujuan dari G20
adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan
inklusif.

Pada awalnya G20 merupakan pertemuan Menteri keuangan dan Gubernur Bank
Sentral. Akan tetapi sejak 2008 G20 mengundang dan menghadirkan kepala Negara
dalam KTT dan pada 2010 dibentuklah pembahasan disektor pembangunan. Adapun
beberapa jenis pertemuan G20, yaitu:

1. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)


2. Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi
1
G7 adalah sebuah grup yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania
Raya, dan Amerika Serikat. G7, https://id.wikipedia.org/wiki/G7 (diakses pada 08 Desember
2022, Pukul 22.35).
3. Kelompok Kerja / Working Groups

Penetapan Indonesia sebagai Presiden G20 dilakukan saat KTT G20 ke-15 di Riyadh,
Arab Saudi pada 22 November 2020. "Serah terima Presidensi G20 dari Italia kepada
Indonesia dilaksanakan pada KTT G20 atau G20 Leader Summit di Roma, Italia, pada
tanggal 30-31 Oktober tahun 2021," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny
G. Plate dalam Keterangan Pers Bersama mengenai Presidensi Indonesia di G20
Tahun 2022, di Jakarta, Selasa (14/09/2021), seperti dikutip dari situs Kominfo.
Untuk pertama kalinya, Indonesia memegang presidensi G20, forum kerja sama 20
Ekonomi utama Dunia. Adapun periode Presidensi Indonesia berlangsung satu tahun,
mulai 31 Oktober 2021 hingga 30 November 2022. Serah terima keketuaan dilakukan
oleh PM Mario Draghi (Presidensi Italia) kepada Presiden Joko Widodo pada KTT
G20 di Roma, Italia, Bertepatan pada tanggal 31 Oktober 2021.
G20 merupakan forum yang focus pada koordinasi kebijakan di bidang
ekonomi dan pembangunan. Secara umum G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi
dan politik dunia dengan anggotanya yang meliputi 80% PDB dunia, 75% ekspor
global, dan 60% populasi global. Yang terdiri dari 19 negara dan 1 kawasan. Bagi
Indonesia forum ini merupakan arena bergengsi tinggi di mana Indonesia dapat
mencapai kepentingan kepentingan nasionalnya. Keanggotaan Indonesia dalam G-20
telah membuka berbagai peluang baru untuk ikut mempengaruhi proses dan
perkembangan dunia internasional. Indonesia kini berupaya untuk menjadi juru bicara
negara-negara ASEAN dan sekaligus memposisikan diri sebagai wakil para negara
berkembang di dalam kelompok G20. Ditetapkannya Indonesia sebagai anggota tetap
dari forum G20 berdasarkan dengan beberapa hal penting, beberapa diantaranya
adalah perannya dalam menginisiasi pembentukan ASEAN. Pembentukan ASEAN
yang mencakup sebagai jembatan dalam mewadahi persoalan-persoalan ekonomi
kawasan. Pengalaman yang telah dimiliki oleh Indonesia tersebut memberikan
peluang baginya untuk di ikutsertakan dalam klub ekonomi eksklusif ini. Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang di dunia harus mampu menangani
ketidakpastian ekonomi global dengan baik agar dapat terus tumbuh dan berkembang.
Ini penting agar Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan dalam
forum-forum ekonomi internasional dan menjadi bagian dari proses reformasi
birokrasi di lembaga-lembaga ekonomi dunia.
B. PEMBAHASAN
1. Sejarah Terbentuknya G20
_ G20 adalah forum internasional yang terdiri dari 20 negara maju dan
berkembang, yang bertujuan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang kuat,
berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. G20 didirikan pada tahun 1999, dengan tujuan
utama untuk mengatasi krisis ekonomi di wilayah Asia, Rusia, dan Amerika Latin.
Awalnya, G20 hanya terdiri dari pertemuan mentri keuangan dan gubernur bank
sentral. Namun, sejak tahun 2010, G20 juga menghadirkan kepala negara pada
konferensi tingkat tinggi. Selain itu, pembahasan di sektor pembangunan juga telah
dibentuk dalam G20. G20 merupakan forum penting bagi negara-negara anggotanya
untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam menangani masalah ekonomi global,
termasuk perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
_ Berdirinya G20 tidak terlepas dari kekecewaan masyarakat Internasinal bahwa
G7 gagal menemukan solusi atas permasalahan ekonomi global yang dihadapi saat
itu. Pandangan yang muncul saat itu adalah penting bagi negara-negara
berpenghasilan menengah dan negara-negara dengan pengaruh ekonomi sistemik
untuk berpartisipasi negosiasi untuk mencari solusi atas masalah ekonomi global. G20
adalah kelompok informal yang terdiri atas 19 negara dan Uni Eropa, Anggota G20
terdiri dari :
1) Afrika Selatan Amerika Serikat
2) Arab Saudi
3) Argentina
4) Australia
5) Brazil
6) India
7) Indonesia
8) Inggris
9) Italia
10) Jepang
11) Jerman
12) Kanada
13) Meksiko
14) Republik Korea
15) Rusia
16) Tiongkok
17) Turki
18) Uni Eropa.

_ G20 adalah forum internasional yang terdiri dari 20 negara maju dan negara
berkembang serta Uni Eropa. G20 didirikan pada tahun 1999 sebagai forum untuk
membahas masalah keuangan dan ekonomi global. Pada tahun 2008, G20 diangkat
menjadi forum utama untuk mengkoordinasikan respon global terhadap krisis
keuangan yang sedang terjadi di AS. Sejak saat itu, G20 telah menjadi forum yang
penting bagi negara-negara anggotanya untuk bekerja sama dalam menangani
masalah ekonomi global.

_ G20 memiliki beberapa tujuan utama dalam menangani masalah ekonomi dan
keuangan global. Pertama, G20 bertujuan untuk meningkatkan stabilitas keuangan
global dengan cara meningkatkan koordinasi dan kerja sama antarnegara dalam
mengelola risiko keuangan dan meningkatkan transparansi di sektor keuangan.
Kedua, G20 bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan
cara meningkatkan akses terhadap sumber daya ekonomi bagi semua orang,
meningkatkan kesempatan kerja, dan meningkatkan daya saing ekonomi negara-
negara anggotanya. Ketiga, G20 bertujuan untuk meningkatkan koordinasi
internasional dalam menangani masalah ekonomi dan keuangan global dengan cara
mengembangkan kebijakan yang terkoordinasi dan terpadu, serta meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola masalah ekonomi dan keuangan
global. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, G20 mengadakan pertemuan tahunan
di tingkat kepala negara dan tingkat menteri keuangan. Pertemuan G20 di tingkat
kepala negara biasanya diadakan setiap tahun di salah satu negara anggota yang
bertindak sebagai tuan rumah. Pertemuan ini merupakan forum utama bagi para
kepala negara untuk membahas masalah ekonomi dan keuangan global yang terkait
dengan kebijakan ekonomi, keuangan, perdagangan, dan investasi. Pertemuan di
tingkat menteri keuangan biasanya diadakan setiap musim gugur di salah satu negara
anggota yang bertindak sebagai tuan rumah. Krisis keuangan global yang terjadi pada
tahun 2007 merupakan salah satu krisis keuangan terbesar yang pernah terjadi dalam
sejarah modern. Krisis ini dimulai di Amerika Serikat dengan runtuhnya pasar hipotek
subprime, yang kemudian tersebar ke seluruh dunia melalui mekanisme keuangan
internasional. Krisis ini menyebabkan banyak bank dan perusahaan keuangan di
seluruh dunia mengalami kebangkrutan, dan menyebabkan penurunan harga saham
dan properti di seluruh dunia. Krisis keuangan global ini menunjukkan pentingnya
koordinasi internasional dalam menangani masalah keuangan dan menunjukkan
kelemahan dari sistem keuangan global yang tidak teratur. Untuk menghindari
terjadinya krisis keuangan global di masa depan, diperlukan regulasi yang lebih ketat
terhadap sektor keuangan dan koordinasi yang lebih baik antara berbagai negara.
Krisis keuangan global terjadi karena kurangnya koordinasi internasional yang
responsif dan regulasi sektor keuangan yang tidak bertanggung jawab dalam
merespon krisis yang terjadi. Krisis keuangan global berdampak pada penurunan
sektor keuangan bagi negara maju dan berdampak pada sektor riil, sedangkan negara
berkembang menderita di bidang perdagangan dan investasi asing. Dari peristiwa itu,
maka terbentuklah konsep G20 Summit For G20 Leaders Metting atau Heads of State
di Washington. Pada tanggal 15 November 2008.2 Anggota G20 mulai
mengkoordinasikan aksi Bersama melalui proses asesmen yang mengidentifikasi
tujuan Bersama untuk ekonomi Global, kebijakan yang di perlukan untuk mencapai
tujuan ini disana untuk membuat kemajuan menuju tujuan Bersama ini. Pada waktu
kepresidenan bergilir yang bertepatan di Cina pada tahun 2016, para anggota G20
merumuskan agenda untuk memperdalam struktural, yang mengidentifikasi Sembilan
bidang prioritas untuk pembangunan struktural, termasuk upaya untuk mendorong
pertumbuhan dan pembangunan inklusif. Namun reformasi stuktural ini merupakan
pendorong penting untuk pertumbuhan dalam jangka menengah dan Panjang. fokus
utama G20 yaitu, pertumbuhan PDB(Produk Domestik Bruto) per kapita di negara-
negara G20 lebih rendah di bandingkan sebelum krisis keuangan global.

Jenis-jenis pertemuan KTT G20


 Jenis pertemuan KTT (Summit)
pertemuan ini merupakan puncak dari proses pertemuan G20,
pertemuan Kepala Negara. KTT G20 adalah pertemuan para kepala negara atau
pemerintahan negara-negara anggota, dan biasanya diadakan setahun sekali.
KTT G20 merupakan kesempatan bagi para pemimpin untuk membahas
masalah ekonomi dan keuangan global, serta mengoordinasikan kebijakan dan

2
Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhammad Fathun, “Diplomasi Ekonomi Indonesia
Di Dalam Rezim Ekonomi G20 pada Masa Pemerintahan Joko Widodo”, Journal of
International Studies, Vol 5, No 1, November, 2020, hlm 48.
mengambil tindakan kolektif untuk mengatasi tantangan global. KTT G20 juga
merupakan forum penting untuk mengatasi isu-isu terkait pembangunan
berkelanjutan, termasuk perubahan iklim, ketahanan energi, dan ketahanan
pangan. Selama KTT G20, para pemimpin juga terlibat dalam diskusi dengan
pemangku kepentingan lainnya, seperti organisasi masyarakat sipil dan sektor
swasta, untuk meminta masukan dan kerja sama mereka dalam isu-isu utama.
 Pertemuan tingkat mentri dan deputi
diselenggarakan di masing-masing area fokus utama forum. Di
bidang keuangan, rapat dihadiri oleh Menteri keuangan dan gubernur
Bank Sentral. Sedangkan konferensi perwakilan disebut Konferensi
Perwakilan Fiskal dan Bank Sentral. Selain KTT tahunan, para menteri
keuangan G20 dan gubernur bank sentral juga bertemu secara rutin untuk
membahas masalah ekonomi dan mengoordinasikan respons kebijakan.
G20 juga memiliki berbagai kelompok kerja dan komite yang berfokus
pada isu-isu spesifik, seperti regulasi keuangan, perdagangan, dan
pembangunan. Pertemuan Menteri Tingkat dan Deputi G20 mengacu pada
pertemuan menteri dan wakil menteri G20, yang biasanya terjadi
menjelang pertemuan puncak tahunan. Pertemuan-pertemuan ini
memberikan kesempatan bagi para menteri dan wakil menteri untuk
membahas dan mengoordinasikan posisi mereka dalam isu-isu ekonomi
dan keuangan utama sebelum KTT.
 Kelompok kerja / Working Groups
kelompok kerja, yang terdiri dari para ahli dari negara-negara
G20, membahas isu-isu spesifik terkait dengan agenda G20 yang lebih
luas, yang kemudian dimasukkan ke dalam bagian kementrian dan
akhirnya kedalam KTT.3 G20 memiliki berbagai kelompok kerja dan
komite yang berfokus pada isu-isu spesifik dan bidang yang menjadi
perhatian dalam ekonomi global. Kelompok kerja dan komite ini terdiri
dari perwakilan negara-negara anggota G20, dan tujuannya adalah untuk
memberikan analisis ahli, saran, dan rekomendasi tentang masalah
kebijakan yang terkait dengan bidang fokus mereka.

3
Bank Indonesia, “Sejarah Pendirian G20”, Jakarta 10350, diakses pada tanggal 13
Desember2022, pukul 20:14. Dari https://www.bi.go.id/G20/Default.aspx#sejarah-pendirian
Beberapa contoh kelompok kerja dan komite G20 meliputi:
1) Dewan Stabilitas Keuangan G20 (FSB), yang bekerja untuk mempromosikan
stabilitas keuangan internasional dengan mengoordinasikan pengembangan dan
implementasi kebijakan regulasi dan pengawasan.
2) Kelompok Kerja Perdagangan dan Investasi G20, yang berfokus pada masalah
perdagangan dan investasi serta mempromosikan perdagangan dan investasi
global yang terbuka dan transparan.
3) Kelompok Kerja Pembangunan G20, yang berfokus pada isu-isu
pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi global yang inklusif
dan berkelanjutan.
4) Kelompok Kerja Keberlanjutan Energi G20, yang berfokus pada
keberlanjutan energi dan mempromosikan transisi ke sistem energi rendah
karbon, tangguh, dan aman.
5) Gugus Tugas Ekonomi Digital G20, yang berfokus pada isu ekonomi digital
dan mendorong pengembangan ekonomi digital yang terbuka, inovatif, dan
inklusif.

Kelompok kerja dan komite memainkan peran kunci dalam proses


pembuatan kebijakan G20, karena mereka memberikan analisis dan
rekomendasi ahli tentang isu-isu spesifik yang diperhitungkan oleh para
pemimpin G20 saat membuat keputusan.

2. Dampak G20 bagi ekonomi Indonesia


Pertumbuhan hijau di G20 dan strategi Idonesia dalam mengembangkan
ekonomi. Pertumbuhan hijau di G20 merupakan salah satu agenda prioritas dari
kekuatan meksiko pada G20 tahun 2012. Rencana tersebut memiliki tujuan sebagai
upaya untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan baik untuk infrastruktur,
efisiensi energi, pembangunan berorientasi lingkungan, dan perjuangan menghadapi
perubahan iklim yang tentu secara garis besar akan sangat berpengaruh terhadap
ekonomi dunia termasuk Indonesia. Agenda pertumbuhan hijau di G20 diperkenalkan
pada tahun 2010 pada KTT seoul. Agenda pertumbuhan hijau tersebut diharapkan
dapat mempercepat pertumbuhan dan memperbanyak lapangan pekerjaan serta bisa
mengatasi masalah-masalah sosial dan lingkungan.
Dengan adanya pertumbuhan hijau diharapkan dapat mengekplorasi new
source of growth melalui beberapa kebijakan yang berorientasi pada inovasi-inovasi
baru dengan pemanfaatan teknologi maju, terutama di energi bersih dan inovasi yang
memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Hal tersebut bisa dijadikan
sebagai pendorong utama dalam penciptaan lapangan kerja dan kompetensi baru. Jika
banyak lapangan kerja otomatis mengurangi banyaknya pengangguran di Indonesia,
secara tidak langsung hal tersebut menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Aspirasi ini kembali didengungkan pada tahun 2011 dan meksiko menjadikan
pertumbuhan hijau sebagai salah satu agenda prioritas pada KTT Los Cabos, 2012.
Pertumbuhan hijau di G20 perlu dibarengi dengan komitmen politis
mengenai pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan berkelanjutan. Dalam hal ini
pembahasan mengenai pertumbuhan hijau dan penanganan perubahan iklim
disampaikan oleh sub kelompok kerja energi dan pertumbuhan pada kelompok kerja
energi dan komoditas pada track keuangan dan kelompok kerja pembangunan pada
track Sherpa.
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, pada
pertemuannya, tanggal 25-26 Februari 2012, di Mexico City, meminta OECD,
Bank Dunia dan lembaga terkait di PBB, untuk menyiapkan suatu laporan
yang menyajikan berbagai opsi bagi negara-negara G20 mengenai upaya
untuk memasukkan pertumbuhan hijau dan kebijakan pembangunan
berkelanjutan ke dalam agenda reformasi struktural. Opsi kebijakan yang
disiapkan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi dan tingkat pembangunan
tiap-tiap negara. Selanjutnya, para Menteri dan Gubernur tersebut juga berjanji
akan memberikan kontribusi pada persiapan laporan dan dengan sukarela
menginformasikan tindakan masing-masing negara untuk mengintegrasikan
pertumbuhan hijau dan pembangunan berkelanjutan ke dalam agenda
reformasi struktural. Laporan ini menyediakan seperangkat opsi/pilihan
kebijakan bagi negara-negara, yang dapat dimanfaatkan untuk merancang
suatu strategi pertumbuhan hijau, antara lain:
Kebijakan-kebijakan inovasi, dengan kemajuan teknologi yang harus kita
manfaatkan sebaik mungkin bisa menjadi pendorong utama dalam
pertumbuhan hijau dan pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks ini,
seperti penyabaran barang cepat, pencarian lapangan pasar yang cepat, jasa
dan tekonologi hijau seluruh dunia akan menjadi sangat penting. Oleh karena
itu kebijakan perdagangan dan investasi intenasional berperan penting dalam
upaya pembangunan ekonomi dunia.Kebijakan sosial yang lebih luas untuk
pemanfaatan sinergi dengan lebih baik dan meminimalkan trade off antara
tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan, termasuk mengkaji kebijakan yang
berlaku dipasar kerja yang dapat menfalisitasi menuju ekonomi yang lebih
hijau dan berkembang.
Sedangkan perspektif pertumbuhan hijau di Indonesia bukan lagi suatu
hal yang asing, strategi pembangunan di indonesia menggunakan empat pilar
pro-growth, pro-job, pro-poot, dan pro-environment. Hal ini memperjelas
mengenai tujuan ekonomi Indonesia yang tidak hanya mendorong
pertumbuhan akan tetapi juga menekankan pada kelestarian lingkungan dan
pengentasan kemiskinan yang melanda masyarakat. Untuk mencapai
pertumbuhan hijau ada beberapa hal yang harus diperhatikan misalnya seperti
kondisi dan daya dukung sumber daya luas lahan baik lahan pertanian,
perkebunan, kehutanan, dan kelautan serta kandungan sumber daya alam baik
yang tidak bisa diperbaharui maupun yang dapat diperbaharui.
Keadaan ekonomi pada tahun 2008 telah membuktikan kemampuan
ekonomi ramah lingkungan untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Krisis ekonomi yang kemudian disusul oleh inflasi dan kredit
macet perbankan menyebabkan beberapa negara memberikan stimulus fiscal
untuk membuka lapangan kerja. China dan korea adalah negara pertama yang
menjalankan pertumbuhan hijau.
Pemerintah Indonesia perlu melakukan beberapa hal yaitu peningkatan
akuntabilitas dan kualitas informasi mengenai peluang kerja dan keterampilan
mengenai pertumbuhan hijau. Selain hal tersebut yang perlu dilakukan
pemerintah yaitu peningkatan kualitas penyediaan keterampilan dalam dunia
Pendidikan. Penyiapan Pendidikan yang berkualitas tidak hanya berpengaruh
dalam memnfalisitasi pekerja agar mempercepat penyesuaian terhadap
perubahan pasar kerja, akan tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas bisnis
dalam mengadopsi dan penemuan-penemuan teknologi hijau baru yang sesuai
dengan keadaan sosial dan lingkungan sekarang. 4
G20 miliki dampak yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,
perekonomian Indonesia tetap mampu tumbuh diatas 5% selama 3 kuartal

4
Ramadhan Harisman, Pertumbuhan Hijau di G20 dan strategi Indonesia
fiskal.kemenkeu.go.id/files/berita-kajian.
secara berturut-turut di tengah tingginya ketidakpastian global akibat adanya
The Perfect Strom. Atas pencapaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai
negara dengan pertumbuhan yang relatif lebih baik dibandingkan negara lain.
Prospek perekonomian Indonesia juga terlihat lebih cerah, hal ini dapat dilihat
dari berbagai leading indicators yang berada di jalur ekspansif. Bila melihat
indikator yang ada, pemerintah optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,2% pada tahun 2022 dan 5,3% pada tahun 2023 mendatang akan
tercapai.
“Dalam jangka panjang, untuk mencapai pembangunan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan, grand strategy yang akan dilanjutkan di tahun
2023 adalah mendorong kembali reformasi struktural, salah satunya melalui
implementasi UU Cipta Kerja dan peraturan turunannya terutama terkait
dengan penyederhanaan dan kemudahan di dalam proses perizinan, dan
perluasan berbagai bidang usaha untuk investasi,” ungkap Sekretaris
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso secara
virtual dalam acara Inspirato Sharing Session Liputan6 dengan tema “Sherpa
track G20: Mampukah Percepat Pemulihan dan Transformasi Ekonomi
Indonesia”, Jumat (16/12/2022).
Melalui tema “Recovering Together, Recover Stronger” Indonesia
akan mengedepankan pentingnya Kerjasama dan kolaborasi dalam upaya
pemulihan agar tidak ada orang, negara, atau wilayah yang tertinggal.
Indonesia mendukung penggalangan kerja sama ekonomi multilateral,
membuka jalan bagi stabilitas dunia, dan memfasilitasi suasana yang kondusif
untuk pemulihan ekonomi dunia yang berkelanjutan terutama pada masa pasca
pandemi ini. Forum G20 memiliki dampak yang signifikan bagi pemulihan
ekonomi melalui tiga pendekatan utama yaitu penguatan kerja sama
multilateral, concrete deliverables sebagai aksi nyata, dan penetapan arah
untuk kebijakan ekonomi dan keuangan kedepan. Dalam hal penguatan
kerjasama multilateral, dengan adanya peningkatan tensi geopolitik,
menyebabkan kesulitan dalam menjaga dialog antarnegara. Untuk itu, forum
G20 diharapkan  dapat menjadi forum dialog yang dapat memfokuskan pada
upaya penyelesaian dampak krisis global dan akan menjadi referensi serta
solusi berbagai permasalahan yang dihadapi dunia. Sebagai tuan rumah G20
tahun ini, Indonesia telah memperkenalkan pendekatan baru yang disebut
"concrete deliverables" yang merujuk pada proyek, program, atau inisiatif
yang sedang dikerjakan bersama oleh negara-negara anggota G20. Hal ini
bertujuan untuk menjamin bahwa G20 tidak hanya terfokus pada diskusi
teoritis, tetapi juga menghasilkan hasil yang konkret dan nyata bagi
masyarakat global. Dokumen concrete deliverables ini akan dimasukkan
menjadi lampiran dari Leaders’ Declaration sebagai outcome dari
penyelenggaraan KTT G20.5
Selama pandemi covid-19 melanda Indonesia menjadi salah satu
negara yang menjadi sorotan dunia, Dikatakan bahwa indonesia mampu
malalui masa sulit covid-19 meski 6,1 juta kasus hingga saat ini. Indonesia
telah melakukan yang terbaik untuk mengatasi pandemi dan mempertahankan
stabilitas ekonomi. Namun, meskipun ekonomi Indonesia telah stabil selama
pandemi, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh negara ini.
Misalnya, tingkat pengangguran telah meningkat selama pandemi, terutama di
sektor pariwisata yang telah terdampak secara signifikan. Selain itu, masih ada
beberapa sektor lain yang terdampak oleh pandemi, seperti manufaktur dan
perdagangan. Sementara itu, penyelenggaraan G20 di Indonesia diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi Indonesia, terutama dalam hal promosi
ekonomi dan pariwisata. Penyelenggaraan G20 juga dapat membantu
Indonesia dalam meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara lain
di dunia, yang dapat meningkatkan investasi dan perdagangan. Namun,
penting untuk diingat bahwa penyelenggaraan G20 juga dapat menimbulkan
beberapa tantangan, seperti peningkatan biaya dan ketergantungan terhadap
sumber daya alam. Karena G20 bisa menjadi momentum atau ajang
menunjukan pariwisata dan produk-produk ekonomi domestik. Direncanakan
ribuan UMKM dipertemukan diacara ini, Pemerintah memproyeksikan
terjadinya peningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun serta
penambahan PDB nasional hingga Rp 7,4 triliun bila pertemuan-pertemuan
dalam G20 dilakukan secara fisik atau langsung6 . Peran G20 terhadap

5
Kementrian koordinator Bidang Perekonomian, Pemerintah Indonesia, “Miliki Dampak
Yang Signifikan Dalam Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Ungkap Peran Penting Presidensi
G20 Indonesia”, Jakarta Pusat 10710, diakses pada tanggal 16 Desember 2022, pada pukul:
15:53.Dari https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4664/miliki-dampak-yang-signifikan-
dalam-pemulihan-ekonomi-pemerintah-ungkap-peran-penting-presidensi-g20-indonesia
6
Jaringan Prima, “Indonesia Jadi Tuan Rumah G20, Apa Untungnya?”, Banten 15144,
Diakses pada tanggal 16 Desember 2022, pada pukul 16:38 dari
pembangunan ekonomi di Indonesia Menjadi anggota tetap dalam forum G20
membuka akses Indonesia dalam menstimulasi perekonomian dunia.
Berangkat dari pengalaman turun naik situasi ekonomi yang telah dilalui
Indonesia, tentunya akan membuat Negara ini menjadi lebih cermat dalam
merumuskan kerangka pemikiran bagi ekonomi dunia mealui forum G20.
Indonesia memiliki kepentingan yang lebih erat dalam mendorong koordinasi
kebijakan antara negara-negara keanggotaan G-20, guna menuju pemulihan
dan menjaga terciptanya sistem perekonomian global yang kuat,
berkelanjutan, dan seimbang7 . G20 yang akan saling berbagi tentang ide
model bisnis negara mereka. IDEA Hub menurut Presiden Jokowi akan
memiliki tiga sektor yaitu Sharing Economies, Workforce Digitalization, dan
Finansial Inclusion. Hal-hal seperti ini yang membantu anggota G20 untuk
terus mengembangkan pertumbuhan ekonomi negaranya. Tidak terkecuali
Indonesia meski pertumbuhan ekonomi Indonesia terhitung lambat karena
masih ada di angka 5,17%. Hal itu juga masih termasuk peningkatan walau
sebesar 0,10%. Pada sidang KTT terakhir juga Indonesia akan memperluas
bisnis dengan India melalui kerja sama ekonomi dan maritim dan membahas
ekspor-impor kelapa sawit dengan Perdana Menteri India. Di bidang maritim,
Jokowi juga membicarakan interaksi pengusaha Aceh dan Andaman-Nicobar
yang terus meningkat sehingga membuka kesempatan untuk Indonesia dalam
mengajak kerja sama India untuk pengembangan infrastruktur konektivitas di
Sabang. Selain kerja sama dengan India, Indonesia juga membahas kerja sama
industri dan investasi dengan Korea Selatan. Diketahui bahwa Indonesia dan
Korea Selatan memiliki kerjasama bilateral berupa aset yang akan
dirundingkan lebih lanjut dalam Indonesia-Korea Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IKCEPA). Setelah dengan Korea Selatan, Indonesia
juga membahas pengurangan defisit dagang dengan Tiongkok. Hal-hal ini
yang kemudian menjadi kesempatan besar untuk Indonesia dalam
meningkatkan kualitas ekonominya. Melalui pertemuan forum besar seperti

https://www.jaringanprima.co.id/id/indonesia-jadi-tuan-rumah-g20-apa-untungnya
7
Yulia Puspitasari Gobel “PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA PASCA PANDEMI
COVID-19 DENGAN MENGKOMBINASIKAN MODEL FILANTROPI ISLAM DAN NDEAS
MODEL” Volume 3, November 2020, hal. 210.
G20, Indonesia mempunyai kesempatan untuk membuka banyak kerja sama
dengan negara lain secara langsung melalui pertemuan para pemimpin negara8.
Dari banyaknya agenda kegiatan G20 ini banyak membahas bagimana
pemulihan ekonomi dunia salah satunya yang dibahas adalah financial
inclusion yaitu pemanfaatan open banking yang bermaksud untuk mendukung
dan mendorong produktivitas ekonomi dan keuangan bagi underserved
community yaitu pemuda, wanita dan UMKM. Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) juga menjadi fokus utama Pemerintah dalam upaya
peningkatan inklusi keuangan. Hal ini dikarenakan UMKM masih mengalami
keterpurukan akibat pandemic Caovid-19 yang membuat perekonomian
Indonesia menurun, tingkat UMKM di Indonesia ini sangat besar dikarenakan
jumlah penduduk Indonesia yang banyak. Usaha pemerintah dalam
menigkatkan perekonomian melalui G20 ini sangat besar banyak program
akan dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan perekonomian: Pertama
mendorong UMKM untuk meningkatkan akses kredit, khususnya kredit
perbankan melalui KUR. Bagi UMKM yang belum dapat mengakses
pembiayaan formal, Pemerintah mengeluarkan program BPUM. Kedua,
pemerintah mendorong para pelaku usaha mikro untuk mendapatkan aspek
legalitas, seperti mendapatkan NIB dan merek-merek mereka, sehingga
membuat produknya bersandar dengan Sertifikat Produksi Pangan – Industri
Rumah Tangga (SPP-IRT), sertifikasi halal, izin edar dan berbagai izin
lainnya. Ketiga, pemerintah memfasilitasi perluasan pasar produk UMKM.
Pemerintah telah mengalokasikan 40 persen belanja pemerintah melalui
LKPP. Kedepannya, diharapkan e-catalog UMKM bisa bertambah sehingga
banyak UMKM yang bisa mengakses APBN kita melalui lelang yang ada di
LKPP. Keempat, Pemerintah melanjutkan promosi dan pemasaran produk
UMKM melalui berbagai acara pameran, Pusat Layanan Usaha Terpadu
(PLUT) di daerah9. Diharapkan dari banyaknya program yang dilakukan
8
Alvela Salsabilah Putri “ G20: Mediator untuk Kemajuan Ekonomi Indonesia “ Vol 13,
No.1, Januari - Juni 2020, hal 60- 61.
9
Santia, T., “Deretan Program Pemerintah Agar UMKM Bisa Ikut Sukseskan Presidensi
G20”, , diakses pada tanggal 16 Desember2022, pukul 16:50. Dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4895840/deretan-program-pemerintah-agar-umkm-
bisa-ikut-sukseskan-presidensi-g20
pemerintah ini mampu mendorong perekonomian Indonesia akibat dari masa
pandemic covid-19, dan diharapkan pula masyarakat atau pelaku UMKM saat
melaksanakan program yang disajikan oleh pemerintah melalui kegiatan G20
ini melakukan dengan semaksimal mungkin dengan nantinya program-
program ini akan terus berkelanjutan sehingga semakin meningkatnya
perekonomian Indonesia.
Berikut manfaat dari G20 yang diadakan di Indonesia:
 Manfaat Jangka Pendek

a) Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas


resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis. Presidensi G20 menjadi ajang
pembuktian Indonesia bahwa di tengah pandemi. Dunia internasional tetap
memiliki persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
Oleh karena itu, momentum presidensi yang hanya terjadi satu kali setiap
generasi (kurang lebih dua puluh tahun sekali) harus dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik
dari sisi aktivitas ekonomi, maupun kepercayaan masyarakat domestik dan
internasional.

b) Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 supaya


berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
Presidensi G20 Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia
di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari
perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia
dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat
Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota
G20.

c) Kesempatan menunjukkan kepemimpinan dan capaian Indonesia dalam


penanganan pandemi dan pemulihan kepercayaan ekonomi pasca pandemi di
dalam dan luar negeri.  Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan
(showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia,
dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi,
baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

d) Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi
para pelaku ekonomi dan keuangan. Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia
menjadi sarana memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia
kepada dunia Internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakan
ekonomi Indonesia, mempercepat, pemulihan ekonomi, dan akan dapat
berkontribusi dalam mengakselerasi Indonesia maju.

e) Secara langsung manfaat pada aspek ekonomi dapat dirasakan dari kunjungan
delegasi negara G20 yang dapat meningkatkan devisa negara, menggeliatnya
kembali sektor pariwisata, khususnya Bali, dan Indonesia pada umumnya yang
tertekan sangat dalam di era pandemi,  serta  meningkatkan konsumsi
domestik dengan optimalisasi peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),
peningkatan PDB, hingga penyerapan tenaga kerja.

f) Peningkatan stabilitas keuangan, G20 menyediakan forum bagi anggota untuk


berdiskusi tentang isu-isu keuangan yang terjadi di dunia, sehingga dapat
membantu Indonesia dalam menjaga stabilitas keuangan.

g) Penyelesaian perselisihan perdagangan, G20 juga menyediakan forum untuk


menyelesaikan perselisihan perdagangan antara anggota, sehingga dapat
mengurangi risiko terjadinya perang dagang yang merugikan Indonesia.

h) Meningkatkan akses kepada pasar global, G20 juga dapat membantu Indonesia
dalam meningkatkan akses kepada pasar global melalui berbagai kebijakan,
seperti menghapus hambatan perdagangan, meningkatkan keterbukaan
ekonomi, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perdagangan.

i) Mempromosikan kerja sama regional, G20 juga dapat mempromosikan kerja


sama regional antara Indonesia dengan anggota lainnya, yang dapat
meningkatkan kinerja ekonomi Indonesia di kawasan.
j) Mendorong pengembangan teknologi, G20 juga dapat mendorong
pengembangan teknologi di Indonesia melalui berbagai inisiatif, seperti
meningkatkan investasi di bidang teknologi dan menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi inovasi.

 Manfaat Jangka Menengah G20

a) Menunjukkan kemajuan Indonesia dalam reformasi struktural, dengan undang-


undang 2020 tentang penciptaan lapangan kerja dan pembentukan dana
kekayaan negara. Undang-Undang ini mengatur ketetapan yang sebelumnya
tumpang tindih menjadi lebih jelas, mereformasi izin usaha menjadi lebih
mudah, membentuk Indonesia Investment Authority untuk iklim investasi yang
lebih baik, dan merumuskan kembali Daftar Prioritas Investasi.

b) Mempromosikan sektor pariwisata Indonesia dan produk lokal ke dunia,


sehingga menghidupkan kembali perekonomian nasional.

c) Mengundang dukungan global dan memperkuat komitmen internasional


terhadap inisiatif Indonesia khususnya pembiayaan UKM.

d) Peningkatan visibilitas Indonesia, Keanggotaan Indonesia di G20


meningkatkan visibilitas Indonesia di tingkat internasional, sehingga
meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia.

e) Dukungan terhadap reformasi ekonomi, G20 memberikan dukungan terhadap


reformasi ekonomi Indonesia melalui berbagai kebijakan, seperti
meningkatkan akses kepada pasar global, meningkatkan stabilitas keuangan,
dan meningkatkan transparansi.

f) Akses terhadap sumber daya internasional, Keanggotaan Indonesia di G20


memberikan akses terhadap sumber daya internasional, termasuk teknologi,
pengetahuan, dan keahlian, yang dapat digunakan untuk meningkatkan
produktivitas dan kompetitifitas Indonesia.
g) Peluang kerja sama ekonomi, G20 menyediakan peluang kerja sama ekonomi
yang lebih luas bagi Indonesia dengan anggota lainnya, seperti pertukaran
barang dan jasa, investasi, dan perdagangan.

h) Kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan internasional, Keanggotaan


Indonesia di G20 memberikan kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan
internasional melalui partisipasi aktif dalam forum G20, sehingga dapat
memperkuat posisi Indonesia di tingkat internasional.

 Manfaat Jangka Panjang G20

a) Memperkuat pengakuan internasional atas posisi Indonesia sebagai salah satu


ekonomi dunia terbesar, dengan kemampuan mewakili negara berkembang
lainnya.

b) Menciptakan peluang untuk mendiskusikan isu-isu strategis: Keanggotaan


Indonesia di G20 memberikan peluang untuk ikut mendiskusikan isu-isu
strategis yang terkait dengan pembangunan ekonomi dan keuangan global,
seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan. Ini dapat
membantu Indonesia dalam mengembangkan kebijakan yang lebih efektif
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

c) Memperkuat hubungan ekonomi dan diplomasi dengan negara-negara anggota


G20, keanggotaan Indonesia di G20 dapat memperkuat hubungan ekonomi
dan diplomasi dengan negara-negara anggota lainnya, yang dapat membuka
peluang kerja sama ekonomi dan meningkatkan akses Indonesia terhadap
pasar global.

d) Mendorong reformasi struktural dan inovasi: Keanggotaan Indonesia di G20


dapat mendorong reformasi struktural dan inovasi di bidang ekonomi dan
keuangan Indonesia, yang dapat meningkatkan kinerja ekonomi dan
mengurangi risiko sistemik. Ini juga dapat membantu Indonesia dalam
mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

e) Menjadi wadah forum dialog dan kerja sama yang lebih luas: Keanggotaan
Indonesia di G20 dapat menciptakan forum dialog dan kerja sama yang lebih
luas dengan negara-negara anggota lainnya, yang dapat membantu Indonesia
dalam mempromosikan kebijakan dan pendapatnya di tingkat global.

C. KESIMPULAN

G20 adalah forum 19 negara dan Uni Eropa yang mewakili sekitar dua
pertiga populasi dunia, 85% produk domestik bruto global, dan 75%
perdagangan global. Itu didirikan pada tahun 1999 oleh menteri keuangan dan
gubernur bank sentral negara-negara G7 sebagai tanggapan atas krisis
keuangan Asia dan runtuhnya rubel Rusia, yang berdampak negatif pada
ekonomi global. Tujuan utama G20 adalah untuk mendorong pertumbuhan
global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Awalnya, G20 hanya
menggelar pertemuan di tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral.
Namun, sejak krisis keuangan global tahun 2008, G20 juga menyertakan
kepala negara dan pemerintahan pada pertemuan puncak tahunannya, dan
telah memperluas fokusnya untuk memasukkan isu-isu pembangunan. G20
tidak memiliki sekretariat permanen, tetapi memiliki jabatan presiden bergilir
yang ditentukan oleh konsensus di puncak, dan dipegang oleh negara anggota
yang berbeda setiap tahun.

G20 (Group of Twenty) adalah forum kerja sama internasional di


bidang keuangan dan ekonomi. Indonesia telah menjadi anggota G20 sejak
pembentukan kelompok tersebut pada tahun 1999. Ada beberapa potensi
dampak positif dari keanggotaan Indonesia di G20 bagi negara:

a. Stabilitas ekonomi: Sebagai anggota G20, Indonesia memiliki kesempatan


untuk berpartisipasi dalam diskusi dan negosiasi kebijakan ekonomi global
yang dapat membantu mendorong stabilitas dan pertumbuhan di negara ini.

b. Pengaruh di Panggung Global: Menjadi anggota G20 memberi Indonesia


kursi di meja dengan ekonomi terbesar di dunia, yang memungkinkannya
untuk mempengaruhi keputusan yang mempengaruhi ekonomi global dan
mengadvokasi kepentingan ekonominya sendiri.
c. Akses ke keahlian dan pengetahuan: Sebagai anggota G20, Indonesia dapat
memperoleh manfaat dari keahlian dan pengetahuan negara-negara anggota
lainnya dan organisasi internasional, yang dapat membantu Indonesia
mengatasi tantangan dan peluang ekonomi.

d. Visibilitas yang meningkat: Keanggotaan Indonesia di G20 dapat


meningkatkan profil negara di panggung global, berpotensi menarik
investasi asing dan meningkatkan pengaruhnya dalam hubungan
internasional.

e. Kolaborasi dan kerjasama: G20 menyediakan forum bagi Indonesia untuk


berkolaborasi dan bekerja sama dengan negara anggota lainnya dalam isu-
isu ekonomi, yang dapat membantu mendorong pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi di negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

G7 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2022). Diakses pada


Desember 2022, Dari https://id.wikipedia.org/wiki/G7
Sejarah Singkat G20. (2022). Diakses 8 December 2022, Dari
https://sherpag20indonesia.ekon.go.id/public/sejarah-singkat-g20

Masa Depan Uang Digital di Indonesia Pasca KTT G 20. (2022). Diakses 18
Desember
2022,Darihttps://www.google.co.id/books/edition/Masa_Depan_Uang_Digital_di_Ind
onesia_Pas/_J2FEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pengaruh+g20+terhadap+ekonomi+indonesia&pg=PA8&printse
c=frontcover

Astuti Rukmi Dwi Wiwiek dan Fathun Muhammad Laode, “Diplomasi Ekonomi
Indonesia Di Dalam Rezim Ekonomi G20 pada Masa Pemerintahan Joko Widodo”,
Journal of International Studies, Vol 5, No 1, November, 2020, hal 48.

Bank Indonesia, “Sejarah Pendirian G20”, Jakarta 10350, diakses pada tanggal 13
Desember2022,. Dari https://www.bi.go.id/G20/Default.aspx#sejarah-pendirian

Harisman, Ramadhan, “Pertumbuhan Hijau di G20 dan strategi Indonesia”, Diakses


pada 18 Desember 2022, Dari, fiskal.kemenkeu.go.id/files/berita-kajian.

Kementrian koordinator Bidang Perekonomian, Pemerintah Indonesia, “Miliki


Dampak Yang Signifikan Dalam Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Ungkap Peran
Penting Presidensi G20 Indonesia”, Jakarta Pusat 10710, diakses pada tanggal 16
Desember 2022,.Dari https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4664/milikidampak-
yang-signifikan-dalam-pemulihan-ekonomi-pemerintah-ungkap-peran-penting-
presidensi-g20-indonesia

Jaringan Prima, “Indonesia Jadi Tuan Rumah G20, Apa Untungnya?”, Banten 15144,
Diakses pada tanggal 16 Desember 2022,dari
https://www.jaringanprima.co.id/id/indonesia-jadi-tuan-rumah-g20-apa-untungnya

Puspitasari, Gobel Yulia “PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA PASCA PANDEMI


COVID-19 DENGAN MENGKOMBINASIKAN MODEL FILANTROPI ISLAM DAN
NDEAS MODEL” Jurnal Tabarru’ Islamic Banking & Finance, Vol 3, November
2020, hal. 210.
Putri, Alvela Salsabilah “ G20: Mediator untuk Kemajuan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia “, Jurnal Hubungan Internasional, Vol 13, No.1, Januari - Juni 2020, hal
60- 61.

T, Santia,. (2022). “Deretan Program Pemerintah Agar UMKM Bisa Ikut Sukseskan
Presidensi G20”. Diakses pada 19 Desember 2022, Dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4895840/deretan-program-pemerintah-agar-
umkm-bisa-ikut-sukseskan-presidensi-g20

Masa Depan Uang Digital di Indonesia Pasca KTT G 20. (2022). Diakses 18
Desember2022,Darihttps://www.google.co.id/books/edition/Masa_Depan_Uang_Digi
tal_di_Indonesia_Pas/_J2FEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pengaruh+g20+terhadap+ekonomi+indonesia&pg=PA8&printse
c=frontcover

Anda mungkin juga menyukai